Share

112. Bagian 18

Bintang memacu kudanya dengan sangat cepat. Jarak Istana Timur dan tempat kediaman Gubernur Al-Musta'sim memang cukup jauh, memakan waktu berhari-hari perjalanan bila menggunakan kuda. Tanpa mengenal lelahnya, Bintang terus memacu kudanya berlari seperti orang yang kesetanan.

“Sarah. Tunggu aku!” ucap Bintang terlihat begitu sangat cemas. Ini pertama kalinya kita melihat kecemasan yang begitu sangat didiri Bintang.

Dhuer!!

Sebuah guntur besar menggelegar dengan dahsyatnya, begitu kerasnya sampai-sampai Bintang harus menghentikan lari kudanya, sejenak Bintang menatap kearah langit, kening Bintang berkerut, heran.

“Aneh... Malam begini terang, bintang-bintangpun banyak bertaburan dan bulanpun masih bersinar terang, tapi kenapa ada guntur!” batin Bintang heran dengan kejadian tersebut.

Dhuer!! Dhuer!! Dhuer!! Dhuer!!

Kembali Bintang dikejutkan dengan guntur yang menggelegar secara beruntun. Dan entah kenapa perasaan Bint

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status