Share

Bab 97

Karin merasakan tubuhnya yang begitu amat lemas dan kepala yang seakan ingin pecah. Jangankan untuk beranjak dari atas tempat tidur, dengan posisi berbaring seperti ini saja dia sudah merasakan seisi kamar yang berputar.

Air mata wanita itu kembali menetes ketika mengingat apa yang dilihatnya di taman tadi. Masih terbayang jelas di pelupuk matanya ketika Rafasya bermesraan bersama dengan istrinya.

Mana janji setia?

Mana janji akan selalu bersama?

Mana janji yang akan menikahnya?

Karin menangis ketika mengingat perubahan sikap Rafasya. Mengapa semudah itu menggantikan posisi dengan wanita lain.

Marah, Karin begitu sangat marah dan ingin meluapkan kemarahannya. Namun tidak tahu kepada siapa. Apalagi kondisinya yang sangat lemah.

Karin mengambil vitamin yang diberikan dokter untuknya dan kemudian meminumnya. Wanita itu berharap kondisinya akan membaik setelah meminum vitamin dan juga obat untuk pereda rasa pusing dan mualnya.

"Aku ingin bertemu dengan Jake." Karin menjangkau ponsel m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status