Share

Bab 100

Rafasya berdiri di depan pintu kamar yang sudah tertutup rapat. Sambil meratapi nasibnya yang malang. Lucu sekali ya, selaku suami tapi tidak diizinkan untuk melihat istrinya memakai pakaian.

Kalau bukan karena ulahnya sendiri mungkin saat ini pria itu sudah sangat bahagia.

Biasa memeluk, mencium dan bahkan merasakan hangatnya gelora asmara. Bisa saling bermanja dan berbagai rasa.

Rafasya juga tidak perlu merasakan kepala atas dan kepala bawah yang terasa pusing dan berdenyut karena tidak mendapatkan haknya sebagai seorang suami.

Menyesal hanya kalimat itu yang menggambarkan perasaannya. Namun Apa yang hendak dikata nasi sudah jadi bubur.

"Galak amat sih." Rafasya masih tidak percaya bahwa istrinya yang sangat kalem, lemah lembut dan tidak pandai marah, kini menjelma menjadi wanita yang begitu sangat garang.

"Tapi sepertinya yang tadi bukan Cinta." Pria itu masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat tadi. Meskipun hanya galin mineral kosong yang jadi senjatanya, namun Ra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status