Share

Bab 102

Author: Liazta
last update Last Updated: 2024-01-09 16:40:03

Rafasya tidak tega melihat istrinya menangis seperti ini.

"Sayang jangan nangis lagi dong. "Rafasya membujuk istrinya.

Perkataan Rafasya tidak membuat tangis istrinya mereda. Bahkan suara tangis Cinta terdengar lebih keras lagi. Hal ini yang membuat pria itu semakin panik.

"Adek mau apa? Permen lolipop, coklat, eskrim, atau mau beli boneka?" Rafasya panik dan tidak tahu bagaimana cara membujuk istrinya.

Bukannya diam, justru tangis Cinta semakin keras saat mendengar perkataan suaminya. "Abang kirain Cinta anak kecil? "

"He... He... Maaf, sudah jangan nangis lagi." Ternyata membujuk istrinya yang sedang menangis bukanlah hal yang muda.

"Sayang, mama, papa, pergi ke sana untuk berobat. Adek jangan nangis gini, kasihan papa nanti malah kepikiran Adek terus. Padahal kondisi Papa harus stabil sebelum menjalankan proses operasi." Rafasya mengusap kepala istrinya.

Cinta baru menyadari apa yang dikatakan oleh Rafasya benar. Entah mengapa sulit sekali mengontrol emosinya. Seperti sekarang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 103

    "Abang, nanti berhenti di supermarket, Cinta mau beli es krim, permen, coklat juga." Cinta tersenyum sambil memandang wajah tampan suaminya. "Iya, di depan ada supermarket," jawab Rafasya yang tersenyum. Tadi istrinya merasa sok dewasa dan menolak tawaran yang diberikannya namun sekarang Cinta dengan sangat manja memintanya.Rafasya memberhentikan Mobilnya di depan supermarket. Pria itu memandang istrinya yang saat ini sedang tersenyum menatapnya."Abang Cinta tunggu di sini ya, beliin aja coklatnya yang banyak permen kemudian juga es krim." Cinta begitu sangat malas untuk keluar. Apalagi matanya sembab karena habis menangis. Jadi karena itu dia meminta Rafasya untuk membelikannya."Iya sayang tapi nggak boleh banyak-banyak nanti sakit gigi, apa mau? " tanya Rafasya. Pria itu berbicara dengan sangat lembut, seperti sedang berbicara dengan anak kecil. "Nggak mau." Cinta dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Abang beli sebentar ya." Rafasya turun dari dalam mobil. Sedangkan Cinta

    Last Updated : 2024-01-09
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 104

    Rafasya terbangun ketika mencium aroma wangi yang menggugah seleranya. Dilihatnya Cinta sudah tidak ada di sampingnya. Itu artinya istrinya itu sudah memasak di dapur. 3 bulan telah dilewati menjadi suami Cinta dan Rafasya menyesal karena melewatkan momen-momen berharga seperti saat ini. Meskipun matanya masih terasa berat namun Rafasya tetap turun dari atas tempat tidur dan langsung keluar dari kamar. Senyum mengembang di bibirnya ketika melihat istrinya yang sibuk dengan wajan. "Masak apa? wanginya enak. " Rafasya memeluk Cinta dari belakang dengan tangan melingkari atas perut istrinya. "Duduk di situ jangan gangguin." Cinta tidak nyaman dengan apa yang dilakukan oleh Rafasya. Jantungnya berdegup cepat dan juga merasa tegang serta salah tingkah. "Abang mau lihat Adek masak." Rafasya meletakkan dagunya di pundak istrinya. Bagaimana mungkin bisa berkonsentrasi jika ada benda keras yang mengganjal di bemper belakangnya. "Cinta nggak konsentrasi kalau abang ganggu."Cinta memutar

    Last Updated : 2024-01-12
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 105

    "Abang kenapa ikut turun?" Cinta mengurutkan keningnya ketika Rafasya ikut turun dengannya."Abang antarin sampai depan kelas." Rafasya tidak menghiraukan wajah istrinya yang terlihat kebingungan. Pria itu memegang tangan Cinta dan kemudian berjalan menuju ke ruang kuliah sang istri. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Yang pasti Rafasya ingin semua orang tahu bahwa Cinta itu istrinya.Cinta benar-benar kesal ketika suaminya menjadi pusat perhatian seluruh mahasiswi yang berpapasan jalan dengannya. Wajah tampan, tubuh tinggi dan tegap, mampu menghipnotis para kaum hawa. Hal ini yang menjadi penyebabnya. "Kenapa cemberut?" Rafasya tersenyum memandang istrinya. Meskipun tahu apa yang membuat Cinta manyun seperti ini, namun tetap saja dia berpura-pura bertanya. "Gak ada," Jawab Cinta dengan ketus. Ini untuk pertama kalinya Rafasya mengantarkannya ke kampus. Tentu saja Cinta merasa senang, bahagia dan bangga. Namun tatapan para gadis-gadis di kampusnya membuat Cinta ke

    Last Updated : 2024-01-13
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 106

    Karin menggila dan menghancurkan kaca depan toko tas ternama tersebut. Rasa malu seakan sudah hilang. Meskipun saat ini dia menjadi pusat perhatian semua orang namun Karin tidak peduli.Apa yang dilakukannya tentu saja membuat si pemilik toko terkejut. Begitu juga dengan karyawan toko yang menjerit histeris.Yang membuat mereka lebih tak percaya lagi, semua ini dilakukan oleh artis terkenal, Karlina Angelia. Karin sudah kehilangan akal Sehatnya. Dia juga sudah tidak tahu malu, seperti saat ini meskipun menjadi tontonan semua orang namun dia tidak peduli.Penyakit yang tidak ada obatnya, yaitu penyakit hati. Seperti yang saat ini diderita oleh Karin.Sebelum toko mereka hancur, karyawan toko langsung menghubungi petugas keamanan mall. "Apa yang Anda lakukan?" Tanya pria petugas keamanan mall. "Aku tidak ingin ada poster wanita itu di sini." Karin Berkata sambil memandang kaca yang sudah hancur. Namun Karin Belum puas karena poster Cinta tidak rusak sedikitpun.Dia sudah sangat lama

    Last Updated : 2024-01-15
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 107

    "Lagi lihat apa? "Rafasya memandang istrinya yang duduk di sebelahnya. Sejak tadi Cinta hanya fokus dengan layar ponselnya saja. Bahkan Rafasya merasa cemburu karena merasa tersaingi oleh telepon pintar milik Cinta. Cinta tersenyum dan menunjukkan layar ponselnya. Cinta yang baru saja menonton konten kuliner Masakan pandang, sampai ngeces ketika melihat seorang kreator makan daging rendang dan dendeng balado dengan lahap. Karena itu dia minta makan di restoran padang."Abang, kita makannya di restoran Padang aja ya. Cinta pengen makan dendeng balado sama daging rendang kayaknya enak sekali." Cinta tersenyum sambil sedikit memajukan bibirnya ke depan.Melihat gaya istrinya yang sok imut seperti ini sungguh membuat Rafasya gemes. "Iya boleh," jawab Rafasya yang tersenyum dan mencium bibir istrinya secepat kilat."Lagi bawa mobil, masih juga cium-cium orang." Cinta mengusap bibirnya. "Dihapus dicium lagi." Rafasya tersenyum dan kembali mencium bibir istrinya. Di jam makan siang sepe

    Last Updated : 2024-01-17
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 108

    Cinta masuk ke dalam ruang kerja suaminya. Rasa bahagia bergejolak di dihatinya ketika berada didalam ruangan kerja yang begitu sangat besar dengan dinding berwarna coklat. Hingga memberi kesan mewah dan juga elegan.Sudah beberapa kali Cinta datang ke perusahaan ini, namun dia hanya ke ruangan Papa mertuanya saja. Ketikan melihat pintu ruangan Rafasya, selalu membuat jantungnya berdebar. Terkadang dia berkhayal bisa masuk ke dalam ruangan ini. Entah mengapa cinta merasa takut ketika semua mimpi-mimpi yang selama ini hanya ada dalam angannya kini menjadi sebuah kenyataan."Kenapa diam aja?" Rafasya tersenyum sambil memegang tangan istrinya.Cinta sedikit menggelengkan kepalanya. "Cinta beberapa kali sih datang ke sini tapi ke ruangan papa. Ternyata Ruangan Abang sama ruangan Papa sama-sama besar ya.""Iya, di lantai 7 ini hanya ada ruangan papa dan Ruangan Abang," jelas Rafasya. "Oh, apa Abang nggak takut di ruangan sebesar ini sendiri?" tanya Cinta.Cinta merasa merinding ketika m

    Last Updated : 2024-01-19
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 109

    "Saya bisa menjelaskan semuanya Pak Rafasya." Jackaria mencoba untuk melakukan negosiasi.Walau bagaimanapun mereka bersahabat, rasanya tidak mungkin jika Rafasya tidak mau memberikan keringanan untuknya.Masalah hubungannya dengan Karin, rasanya wajar, karena Rafasya yang sudah menikah. Jadi Jack tidak menikung kekasih dari temannya sendiri. Sejauh ini hubungannya dengan Karin, hanya sebatas bersenang-senang saja. "Begitu banyak kecurangan yang Anda lakukan. Bukan hanya sekedar mencuri bahan material namun Anda juga memakan gaji pekerja. Apa Pak Jack tahu, Mereka bekerja di bawah panasnya sinar matahari. Material yang berat mereka angkat dengan mengeluarkan tenaga. Namun dengan teganya Pak Jack berbuat curang terhadap mereka. Bahkan Uang lembur untuk para pekerja pun tidak Pak Jack keluarkan. Padahal di laporan tertulis Uang lembur untuk pekerja. Lebih dari 100 pekerja Pak Jack berhentikan dengan alasan pekerjaan mereka yang dinilai lamban. Namun di laporan tetap terdata sekitar 220

    Last Updated : 2024-01-19
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 110

    Cinta keluar dari kelas dengan tersenyum. Dia berharap sang suami sudah menunggunya di depan kelas seperti biasa.Ada rasa kecewa ketika tidak melihat sosok pria yang teramat dia cintai. Namun Cinta mencoba untuk berpikir secara positif. Mungkin saja saat ini Rafasya sedang sibuk. Atau terjebak macet hingga belum datang menjemputnya."Tumben belum datang?" Cahaya memandang Cinta."Mungkin lagi sibuk," jawab Cinta. Cinta kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan melihat beberapa panggilan telepon tidak terjawab dan pesan masuk dari Rafasya. Cinta diam ketika membaca pesan dari suaminya. Rafasya meminta izin untuk berangkat ke Bali dan tidak bisa menjemputnya. Pria itu mengatakan akan ada sopir untuk mengantar jemput istrinya selama dia berada di bali. "Kenapa?" Cahaya memandang wajah sahabatnya yang mulai muram."Bang Rafa ke Bali," jawab Cinta dengan penuh rasa kecewa. Selama menikah dengan Rafasya, ini yang pertama kalinya pria itu pamit dengannya. Namun tetap saja Cinta

    Last Updated : 2024-01-22

Latest chapter

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 172

    Rafasya harus menahan rasa sakit di kulit kepalanya, karena Cinta yang terus-menerus menarik rambutnya. Jika tahu kondisinya akan seperti ini dia pasti akan memotong rambutnya hingga 2 cm sebelum Cinta melakukan persalinan. "Mama sakit banget mah." Cinta kembali menangis dan dia pun menarik rambut suaminya dengan keras. "Iya nak tahanan ya." Sari kembali menguatkan menantunya."Anto cepat." Rafasya berkata dengan keras ketika istrinya kembali menarik rambutnya dengan kuat. "Iya Bos, ini jalanan macet," kata Anto. "Kenapa harus pilih jalan yang ini," kata Erik yang menyalahkan sopir sekaligus Bodyguard putranya itu. "Hanya satu jalan menuju ke rumah sakit Pak," jawab Anto gugup. Meskipun yang akan melahirkan istri dari bosnya namun Anto juga merasa panik dan gugup. Apalagi mendengar suara Cinta yang terus saja menangis karena kesakitan. Dia tidak bisa membayangkan ketika Nanti istrinya ada mengalami hal seperti ini.Jika dalam kondisi panik seperti ini semua orang pasti tidak akan

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 171

    Cahaya dan juga Cinta sedang bersantai di taman belakang.Sejak pagi Cahaya sudah di rumah Cinta. Istri Anto itu pun akan pulang ketika suaminya sudah kembali bekerja."Lihat, ini cantik kan?" Cinta begitu bersemangat ketika menunjukkan gambar desain Baby Doll untuk bayi perempuannya. "Cantik sekali, lihat ini keren gak?" Cahaya dengan bangganya menunjukkan sweater untuk bayi laki-laki. "Keren, buatin untuk calon baby Aku juga ya," kata Cinta yang begitu sangat senang. "Siap, sebelum kamu minta aku sudah minta tukang jahit untuk membuat dua. Satu berwarna biru pekat dan satu lagi berwarna pink." "Pasti lucu ketika mereka memakai baju couple. "Kita bakal buat mereka foto bareng ya." Cahaya tersenyum dan tidak sabar menunggu kelahiran putranya.Sepertinya apa yang didoakan oleh suaminya memang terkabulkan. Karena Cahaya mengandung anak laki-laki. Kedua Wanita itu sudah berniat untuk membuka baby shop setelah mereka melahirkan nanti. Bahkan semua koleksi baju-baju bayi untuk calon

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 170

    Rafasya berkunjung ke Rumah Sakit Bhayangkara tempat di mana anak Karin dirawat. Disini dia bertemu dengan wanita yang mengadopsi anak Karin. "Apa kamu yang akan mengadopsi anak dari almarhumah Karin?" tanya Rafasya "Iya mas, saya Mayra yang akan merawatnya dan ini sesuai dengan amanah dari almarhumah sebelum beliau meninggal," kata berliana dengan suara yang sehalus mungkin. Dia juga mengganti logat bahasanya agar tidak ada yang curiga dengan jati dirinya."Sejak kapan kenal dengan Karin?" Tanya Rafasya. Sekian lama menjadi kekasih karin, Rafasya sangat tahu siapa-siapa saja teman dari mantannya itu. "Sejak Mbak Karin tersandung kasus di tahanan, dan saya yang ngambil job pekerjaannya sebagai Artis. Awal berjumpa mbak Karin ketika saya bekerja di restoran. Mungkin mas Rafasya tahu tentang video viral itu. Saya tidak enak hati karena mengambil pekerjaan almarhumah, jadi karena itu saya datang ke tahan." Mayra berbicara dengan menundukkan kepalanya."Mbak Karin merupakan orang yang

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 169

    Cinta berjalan sambil memegang tangan suaminya dengan mesra. Kini mereka sudah berada di taman dan melakukan jalan paginya."Abang, Cinta takut." Cinta memandang Rafasya. "Takut kenapa?" tanya Rafasya. "Takut melahirkan." Rafasya diam ketika mendengar jawaban istrinya. Jujur saja dia juga begitu sangat takut ketika mendengar kabar bahwa Karin meninggal karena pendarahan."Adek jangan takut, Abang bakalan terus ada jagain adek. Adek pasti bisa, adek pasti kuat." Rafasya mencoba untuk menenangkan istrinya. "Janji ya." Cinta memandang Rafasya. "Iya sayang." Rafasya memeluk istrinya dan kemudian mencium keningnya.Sedangkan Sari dan Erik memilih duduk di kursi taman sambil mengambil video anak dan menantunya. Setelah mengambil rekaman video anak serta menantunya, Sari membuka Instagram miliknya. Dan di sana banyak muncul berita tentang kematian Karin. Hal ini yang membuat wanita itu terkejut."Pah, apa berita ini Benar?" tanya Sari sambil menunjukkan berita yang sedang dibacanya."C

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 168

    Rafasya terdiam saat menerima telepon dari pengacaranya. "Pak Efendi yakin?" Tanya Rafasya untuk memastikan bahwa informasi ini tidak salah. "Yakin pak, karena pihak polisi langsung yang menginformasikan berita ini kepada saya," jawab pengacara Effendi. "Jam berapa meninggalnya?" Rafasya masih tidak percaya dengan apa yang dia denger. "Jam 2 dini hari, saudari Karin meninggal setelah melahirkan anaknya. Almarhumah mengalami pendarahan dan menyebabkan harus menjalani operasi jam 9 malam." Pengacara Effendi menjelaskan secara detail. "Urus semuanya, setahu saya almarhumah tidak memiliki keluarga di sini. Karena itu antarakan jenazah ke kampung halamannya. Informasikan juga kabar duka ini kepada kedua orang tuanya."Meskipun Karin sudah melakukan kesalahan yang fatal, namun Rafasya tetap perduli dan mau mengurus jenazah mantan kekasihnya itu. "Kedua orang tuanya meninggal kecelakaan lalu lintas jam 09.00 pagi. Dan saat ini jenazahnya masih ada di rumah sakit, karena tidak ada piha

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 167

    Berliana merasakan kakinya lemas setelah mendengar jawaban dari dokter. Dia kemudian kembali duduk di depan ruang persalinan tersebut. Melihat bayi di dalam box didorong keluarga. Berliana langsung berdiri. "Mau dibawa ke mana sus?" Tanya Berliana yang mengikuti perawat tersebut."Mau dipindahkan ruang Icu," jawab perawat. "Oh, saya boleh ikut sus?" Tanya Berliana sambil memandang ke dalam box bayi. "Boleh, hanya saja tidak boleh masuk ke dalam ruang icu," jawabnya. "Iya sus, bayinya perempuan atau laki-laki sus?" Berliana ikut mengantarkan bayi malang itu hingga ke depan ruangannya. "Laki-laki," jawab suster yang kemudian membuka pintu ruang ICU. Berliana memandang perawat itu masuk ke ruang ICU dan kemudian menutup pintu. Berliana berusaha mengintip ke dalam lewat kaca transparan berukuran kecil. Setelah bayi itu masuk ke dalam ruangan, Berliana pergi meninggalkan ruang Icu tersebut. Berliana kembali lagi ke ruang operasi. Dia duduk di kursi tunggu.Berliana dengan sangat sab

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 166

    Menjalani kehamilan di dalam tahanan seperti ini terasa begitu sangat berat. Di saat para wanita yang sedang hamil menikmati momen berharga bersama dengan suaminya, dan merasakan perhatian serta kasih sayang dari seluruh keluarganya. Namun tidak untuk Karin. Dia melewati semua masa ini seorang diri. Di dalam tahanan ini waktu begitu lambat berlalu. Bersyukur dia memiliki seorang sahabat yang bernama Berliana. Sahabatnya itulah yang setiap saat selalu mengunjunginya dan memberikan dia berbagai macam vitamin serta susu untuk ibu hamil. Sejak tadi Karin merasa gelisah. Seharusnya kedua orangtuanya sudah datang siang ini. Namun mengapa sampai sore, kedua orangtuanya belum datang juga. Apa mereka tidak jadi berangkat hari ini? "Karin ada telepon untuk kamu." Sipir wanita itu berkata setelah membukakan pintu besi tersebut.Karin dengan cepat beranjak dari duduknya. Saat ini perutnya sudah besar. Karena usia kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke-7.Karin berjalan dengan pelan mengik

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 165

    Cahaya tidak bisa menolak paksaan dari suaminya. Dan wanita itu akhirnya memilih untuk menurut. Dan kini pasangan pengantin baru itu sedang berdiri di bawah cucuran air shower. Namun ternyata kamar mandi Bukan tempat yang menyenangkan untuk pasangan yang baru Sah menikah tersebut. Anto kembali menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar."Kenapa sudah keluar Mas? Kita belum selesai mandi," Kata Cahaya. Wanita berwajah manis itu sedang berusaha mengatur napasnya yang sejak tadi sudah dibuat ngos-ngosan oleh sang suami."Nanti mandinya kita lanjut lagi. Sayang, Mas pengen lihat anak kita." Anto tersenyum dan kemudian mencium bibir istrinya."Tapi Aya lagi hamil, apa boleh mas?" tanya Cahaya. Melihat benda keramat sang suami, membuat bulu kutuk Cahaya merinding. "Boleh sayang yang penting mainnya jangan keras. Mas bakal pelan-pelan," jawab Anto. Pasangan pengantin baru itu sudah sama-sama polos sejak dari kamar mandi tadi. Cahaya tidak menyangka bahwa suaminya seagresif ini. Pa

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 164

    "Sayang, bagaimana kondisi anak hari ini?" Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya. Rafasya sangat cemas ketika Cinta memaksa untuk datang ke acara ijab Kabul Cahaya. Dia takut jika hal buruk terjadi terhadap istri dan calon anaknya."Baik, sangat baik." jawab Cinta. Karena hari ini Cinta tidak merasakan perut yang sakit atau kram. Bahkan gerak bayinya terasa semakin kuat."Anak gadis daddy pintar sekali." Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya."Sayang Abang rindu." Rafasya berkata dengan wajah serius. "Sudah sedekat ini masih bilang rindu?" Cinta memandang Rafasya dengan sedikit memicingkan matanya. Rasanya sungguh sangat aneh ketika mendengar ucapan dari suaminya itu. Padahal mereka sangat dekat tanpa ada jarak yang memisahkan. Karena Rafasya yang sedang memeluk tubuhnya dengan erat. "Rindu sama ini Dek." Rafasya menyentuh bagian yang dia maksud. Dia sudah sangat menginginkan apam legit yang menggiurkan. Selama di rumah sakit, Rafasya selalu mengurus semua kebutu

DMCA.com Protection Status