"Saya bisa menjelaskan semuanya Pak Rafasya." Jackaria mencoba untuk melakukan negosiasi.Walau bagaimanapun mereka bersahabat, rasanya tidak mungkin jika Rafasya tidak mau memberikan keringanan untuknya.Masalah hubungannya dengan Karin, rasanya wajar, karena Rafasya yang sudah menikah. Jadi Jack tidak menikung kekasih dari temannya sendiri. Sejauh ini hubungannya dengan Karin, hanya sebatas bersenang-senang saja. "Begitu banyak kecurangan yang Anda lakukan. Bukan hanya sekedar mencuri bahan material namun Anda juga memakan gaji pekerja. Apa Pak Jack tahu, Mereka bekerja di bawah panasnya sinar matahari. Material yang berat mereka angkat dengan mengeluarkan tenaga. Namun dengan teganya Pak Jack berbuat curang terhadap mereka. Bahkan Uang lembur untuk para pekerja pun tidak Pak Jack keluarkan. Padahal di laporan tertulis Uang lembur untuk pekerja. Lebih dari 100 pekerja Pak Jack berhentikan dengan alasan pekerjaan mereka yang dinilai lamban. Namun di laporan tetap terdata sekitar 220
Cinta keluar dari kelas dengan tersenyum. Dia berharap sang suami sudah menunggunya di depan kelas seperti biasa.Ada rasa kecewa ketika tidak melihat sosok pria yang teramat dia cintai. Namun Cinta mencoba untuk berpikir secara positif. Mungkin saja saat ini Rafasya sedang sibuk. Atau terjebak macet hingga belum datang menjemputnya."Tumben belum datang?" Cahaya memandang Cinta."Mungkin lagi sibuk," jawab Cinta. Cinta kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan melihat beberapa panggilan telepon tidak terjawab dan pesan masuk dari Rafasya. Cinta diam ketika membaca pesan dari suaminya. Rafasya meminta izin untuk berangkat ke Bali dan tidak bisa menjemputnya. Pria itu mengatakan akan ada sopir untuk mengantar jemput istrinya selama dia berada di bali. "Kenapa?" Cahaya memandang wajah sahabatnya yang mulai muram."Bang Rafa ke Bali," jawab Cinta dengan penuh rasa kecewa. Selama menikah dengan Rafasya, ini yang pertama kalinya pria itu pamit dengannya. Namun tetap saja Cinta
Ketika pulang dari kampus tadi, Cinta meminta kepada sopirnya untuk pulang saja karena dia memang tidak ada keperluan keluar. Namun berhubung akan pergi ke rumah sakit, Cinta memutuskan untuk memakai taksi online saja. Dia takut sopir pribadinya menghubungi Rafasya dan memberi kabar tentang hal ini. Sedangkan Cinta tidak ingin suaminya tahu atas penyakit yang dideritanya. Cinta dengan cepat membersihkan dirinya di kamar mandi dan kemudian pergi dengan taksi yang sudah menjemputnya. Dengan sengaja Cinta memilih rumah sakit yang dekat dengan apartemennya agar tidak lama terkena macet.Entah Seperti apa saat ini perasaannya yang pasti ada rasa takut yang membuat hatinya tidak tenang. Cinta mendaftar di bagian pendaftaran dan dia diarahkan ke dokter spesialis kandungan setelah bagian administrasi mendengar keluhannya. "Maaf Mbak, saya tidak hamil." Cinta menolak ketika wanita petugas itu mengarahkannya ke dokter spesialis kandungan. "Sebaiknya diperiksa langsung oleh dokter spesiali
Baik mbak Cinta, kita dengerin dulu ya detak jantungnya. Dokter mengaktifkan suara detak jantung bayi. Cinta baru yakin setelah mendengar detak jantung calon bayinya. Rasa bahagia tidak bisa terucap dengan kata-kata. Bahkan air matanya menetes ketika mendengar detak janin yang dikandungnya."Tunggu sebentar ya dok, saya mau rekam suara detak jantung dan layar monitor. Untuk dikirim ke opa dan oma nya di Singapura." Cinta begitu sangat bahagia dan akan mengabadikan suara detak janin yang saat ini terdengar bagaikan alunan musik yang sangat merdu. "Boleh Mbak Cinta, silahkan," jawab ibu dokter. "Saya bantu mbak Cinta." Si perawat menawarkan jasanya. "Terimakasih Sus," Cinta menyerahkan ponselnya kepada perawat muda tersebut. Setelah selesai merekam, si perawat memberikan ponsel milik Cinta kembali. Cinta kemudian duduk setelah perawat membersihkan cairan di perutnya. "Ini Mbak Cinta, silakan ditampung urine-nya." Dokter memberikan wadah kecil untuk menampung urine. "Apa masih pe
Cinta masih tidak percaya dengan apa yang saat ini dilihatnya. "Karin." Cinta memanggil nama wanita yang sudah duduk di sofa tepat di sampingnya.Bagaimana cara Karin bisa masuk? Ini yang menjadi pertanyaan untuk Cinta. Ketika masuk kedalam apartemen, Cinta sudah menutup pintu rapat. Jadi tidak mungkin wanita itu bisa masuk seperti ini. Apartemen ini memiliki kunci otomatis. Jika pintu tertutup, maka akan langsung terkunci secara otomatis. "Iya Cinta, aku Karin." Karin tersenyum ramah sambil sedikit menepuk tangan Cinta. "Kenapa sih lihat aku seperti lihat hantu gitu." Karin tertawa ngakak ketika melihat raut wajah Cinta yang terkejut dan pucat."Aku ini manusia Cinta bukan hantu, jadi lihatnya santai aja. Enggak usah sampai pucat seperti itu. Aku juga masuk ke sini itu melalui pintu bukan terobos pintu. Jadi kamu santai aja." Karin kembali tertawa seakan mengejek Cinta yang saat ini duduk di sampingnya."Kamu heran ya lihat aku bisa datang ke sini, eh bisa masuk ke sini. Past
Rasa Bahagia yang baru tadi dirasakannya dalam sekejap mata sirna. Cinta tidak menyangka bahwa Rafasya begitu sangat kejam dan menghancurkannya dengan cara seperti ini.Selama ini dia tidak pernah menyesal mencintai seorang Rafasya, pria yang dianggapnya sempurna. Seperti apapun buruk perlakuan Rafasya terhadap dirinya, Cinta selalu membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Bahkan tanpa diminta sekalipun dia selalu memaafkan.Namun tidak untuk sekarang. Cinta akan menutup pintu maaf untuk suami. Hatinya sungguh sangat terluka dan bahkan sekarang dia seperti manusia yang sudah kehilangan nyawa."Kamu itu terlalu bodoh Cinta, ingat bucin boleh bodoh jangan. Karena kamu terlalu bodoh sehingga orang sangat senang memperlakukan kamu seperti sekarang. Kamu mimpi terlalu tinggi, berharga Rafasya mencintai kamu. Kamu juga tidak berkaca dengan diri kamu. Lihatlah kamu dibandingin aku, nggak ada apa-apanya. Kamu terkenal hanya karena nasib mujur. Secara kebetulan model itu tidak datang dan kami m
Tidak ada satu katapun yang keluar dari bibirnya. Cinta hanya duduk terdiam dengan air mata yang terus saja jatuh dipipi.Baru saja dia membayangkan suatu kebahagiaan yang akan datang menghampirinya. Kehadiran calon anak yang saat ini sedang dikandungnya, akan membuat kehidupan rumah tangganya berupa. Namun ternyata yang terjadi justru sebaliknya.Cinta membuka amplop coklat yang sejak tadi dipegangnya. Dipandangnya foto calon bayi yang belum terlihat sempurna. tidak terbayang olehnya, didalam kandungan saja anaknya sudah tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Kenyataan ini membuat Cinta merasa hancur, sehancur-hancurnya. Harga diri sebagai istri hilang sudah. Bahkan wanita yang menjadi pelakor dalam rumah tangganya sudah menginjak-injak kepalanya. Mengapa suaminya dengan tega melemparkan kotoran di wajahnya. Padahal Rafasya sendiri yang melarang keras untuk tidak menceritakan tentang rumah ke luar. Cinta dengan sangat patung menuruti perintah sang suami.Cinta yakin Rafasya m
"Mama papa, Cinta datang." Cinta tersenyum dan duduk di tengah-tengah makam kedua orang tuanya. Makam kedua orang tuanya berada di kompleks pemakaman keluarga Wijaya. Lahan kuburan yang memiliki luas 1 hektare. Disini hanya ada beberapa kuburan. Keburan kedua orang tua erik, keburan ayahnya Sari, kuburan anak bungsu mereka yang perempuan. Hanya orang-orang terpilih yang akan dikuburkan dilahan ini. Makam ini begitu sangat indah dan nyaman. Berbeda dengan makan pada umumnya. Selain permohonan, taman bunga ada juga gazebo untuk beristirahat. Bisa dimakan di sini merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi mereka yang sudah mengabdi untuk keluarga Wijaya. Cinta memandang batu nisan yang bertuliskan nama papanya. Ia memandang ke kiri dan memandang batu nisan yang bertuliskan nama mamanya. Bayangan ketika mama dan papanya masih ada, kembali melintas. Senyum manis sang mama dan senyum papa yang menawan, tidak pernah terlupakan olehnya. "Mama, papa, Cinta rindu, rindu sekali. Cinta selal