"Lagi lihat apa? "Rafasya memandang istrinya yang duduk di sebelahnya. Sejak tadi Cinta hanya fokus dengan layar ponselnya saja. Bahkan Rafasya merasa cemburu karena merasa tersaingi oleh telepon pintar milik Cinta. Cinta tersenyum dan menunjukkan layar ponselnya. Cinta yang baru saja menonton konten kuliner Masakan pandang, sampai ngeces ketika melihat seorang kreator makan daging rendang dan dendeng balado dengan lahap. Karena itu dia minta makan di restoran padang."Abang, kita makannya di restoran Padang aja ya. Cinta pengen makan dendeng balado sama daging rendang kayaknya enak sekali." Cinta tersenyum sambil sedikit memajukan bibirnya ke depan.Melihat gaya istrinya yang sok imut seperti ini sungguh membuat Rafasya gemes. "Iya boleh," jawab Rafasya yang tersenyum dan mencium bibir istrinya secepat kilat."Lagi bawa mobil, masih juga cium-cium orang." Cinta mengusap bibirnya. "Dihapus dicium lagi." Rafasya tersenyum dan kembali mencium bibir istrinya. Di jam makan siang sepe
Cinta masuk ke dalam ruang kerja suaminya. Rasa bahagia bergejolak di dihatinya ketika berada didalam ruangan kerja yang begitu sangat besar dengan dinding berwarna coklat. Hingga memberi kesan mewah dan juga elegan.Sudah beberapa kali Cinta datang ke perusahaan ini, namun dia hanya ke ruangan Papa mertuanya saja. Ketikan melihat pintu ruangan Rafasya, selalu membuat jantungnya berdebar. Terkadang dia berkhayal bisa masuk ke dalam ruangan ini. Entah mengapa cinta merasa takut ketika semua mimpi-mimpi yang selama ini hanya ada dalam angannya kini menjadi sebuah kenyataan."Kenapa diam aja?" Rafasya tersenyum sambil memegang tangan istrinya.Cinta sedikit menggelengkan kepalanya. "Cinta beberapa kali sih datang ke sini tapi ke ruangan papa. Ternyata Ruangan Abang sama ruangan Papa sama-sama besar ya.""Iya, di lantai 7 ini hanya ada ruangan papa dan Ruangan Abang," jelas Rafasya. "Oh, apa Abang nggak takut di ruangan sebesar ini sendiri?" tanya Cinta.Cinta merasa merinding ketika m
"Saya bisa menjelaskan semuanya Pak Rafasya." Jackaria mencoba untuk melakukan negosiasi.Walau bagaimanapun mereka bersahabat, rasanya tidak mungkin jika Rafasya tidak mau memberikan keringanan untuknya.Masalah hubungannya dengan Karin, rasanya wajar, karena Rafasya yang sudah menikah. Jadi Jack tidak menikung kekasih dari temannya sendiri. Sejauh ini hubungannya dengan Karin, hanya sebatas bersenang-senang saja. "Begitu banyak kecurangan yang Anda lakukan. Bukan hanya sekedar mencuri bahan material namun Anda juga memakan gaji pekerja. Apa Pak Jack tahu, Mereka bekerja di bawah panasnya sinar matahari. Material yang berat mereka angkat dengan mengeluarkan tenaga. Namun dengan teganya Pak Jack berbuat curang terhadap mereka. Bahkan Uang lembur untuk para pekerja pun tidak Pak Jack keluarkan. Padahal di laporan tertulis Uang lembur untuk pekerja. Lebih dari 100 pekerja Pak Jack berhentikan dengan alasan pekerjaan mereka yang dinilai lamban. Namun di laporan tetap terdata sekitar 220
Cinta keluar dari kelas dengan tersenyum. Dia berharap sang suami sudah menunggunya di depan kelas seperti biasa.Ada rasa kecewa ketika tidak melihat sosok pria yang teramat dia cintai. Namun Cinta mencoba untuk berpikir secara positif. Mungkin saja saat ini Rafasya sedang sibuk. Atau terjebak macet hingga belum datang menjemputnya."Tumben belum datang?" Cahaya memandang Cinta."Mungkin lagi sibuk," jawab Cinta. Cinta kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan melihat beberapa panggilan telepon tidak terjawab dan pesan masuk dari Rafasya. Cinta diam ketika membaca pesan dari suaminya. Rafasya meminta izin untuk berangkat ke Bali dan tidak bisa menjemputnya. Pria itu mengatakan akan ada sopir untuk mengantar jemput istrinya selama dia berada di bali. "Kenapa?" Cahaya memandang wajah sahabatnya yang mulai muram."Bang Rafa ke Bali," jawab Cinta dengan penuh rasa kecewa. Selama menikah dengan Rafasya, ini yang pertama kalinya pria itu pamit dengannya. Namun tetap saja Cinta
Ketika pulang dari kampus tadi, Cinta meminta kepada sopirnya untuk pulang saja karena dia memang tidak ada keperluan keluar. Namun berhubung akan pergi ke rumah sakit, Cinta memutuskan untuk memakai taksi online saja. Dia takut sopir pribadinya menghubungi Rafasya dan memberi kabar tentang hal ini. Sedangkan Cinta tidak ingin suaminya tahu atas penyakit yang dideritanya. Cinta dengan cepat membersihkan dirinya di kamar mandi dan kemudian pergi dengan taksi yang sudah menjemputnya. Dengan sengaja Cinta memilih rumah sakit yang dekat dengan apartemennya agar tidak lama terkena macet.Entah Seperti apa saat ini perasaannya yang pasti ada rasa takut yang membuat hatinya tidak tenang. Cinta mendaftar di bagian pendaftaran dan dia diarahkan ke dokter spesialis kandungan setelah bagian administrasi mendengar keluhannya. "Maaf Mbak, saya tidak hamil." Cinta menolak ketika wanita petugas itu mengarahkannya ke dokter spesialis kandungan. "Sebaiknya diperiksa langsung oleh dokter spesiali
Baik mbak Cinta, kita dengerin dulu ya detak jantungnya. Dokter mengaktifkan suara detak jantung bayi. Cinta baru yakin setelah mendengar detak jantung calon bayinya. Rasa bahagia tidak bisa terucap dengan kata-kata. Bahkan air matanya menetes ketika mendengar detak janin yang dikandungnya."Tunggu sebentar ya dok, saya mau rekam suara detak jantung dan layar monitor. Untuk dikirim ke opa dan oma nya di Singapura." Cinta begitu sangat bahagia dan akan mengabadikan suara detak janin yang saat ini terdengar bagaikan alunan musik yang sangat merdu. "Boleh Mbak Cinta, silahkan," jawab ibu dokter. "Saya bantu mbak Cinta." Si perawat menawarkan jasanya. "Terimakasih Sus," Cinta menyerahkan ponselnya kepada perawat muda tersebut. Setelah selesai merekam, si perawat memberikan ponsel milik Cinta kembali. Cinta kemudian duduk setelah perawat membersihkan cairan di perutnya. "Ini Mbak Cinta, silakan ditampung urine-nya." Dokter memberikan wadah kecil untuk menampung urine. "Apa masih pe
Cinta masih tidak percaya dengan apa yang saat ini dilihatnya. "Karin." Cinta memanggil nama wanita yang sudah duduk di sofa tepat di sampingnya.Bagaimana cara Karin bisa masuk? Ini yang menjadi pertanyaan untuk Cinta. Ketika masuk kedalam apartemen, Cinta sudah menutup pintu rapat. Jadi tidak mungkin wanita itu bisa masuk seperti ini. Apartemen ini memiliki kunci otomatis. Jika pintu tertutup, maka akan langsung terkunci secara otomatis. "Iya Cinta, aku Karin." Karin tersenyum ramah sambil sedikit menepuk tangan Cinta. "Kenapa sih lihat aku seperti lihat hantu gitu." Karin tertawa ngakak ketika melihat raut wajah Cinta yang terkejut dan pucat."Aku ini manusia Cinta bukan hantu, jadi lihatnya santai aja. Enggak usah sampai pucat seperti itu. Aku juga masuk ke sini itu melalui pintu bukan terobos pintu. Jadi kamu santai aja." Karin kembali tertawa seakan mengejek Cinta yang saat ini duduk di sampingnya."Kamu heran ya lihat aku bisa datang ke sini, eh bisa masuk ke sini. Past
Rasa Bahagia yang baru tadi dirasakannya dalam sekejap mata sirna. Cinta tidak menyangka bahwa Rafasya begitu sangat kejam dan menghancurkannya dengan cara seperti ini.Selama ini dia tidak pernah menyesal mencintai seorang Rafasya, pria yang dianggapnya sempurna. Seperti apapun buruk perlakuan Rafasya terhadap dirinya, Cinta selalu membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Bahkan tanpa diminta sekalipun dia selalu memaafkan.Namun tidak untuk sekarang. Cinta akan menutup pintu maaf untuk suami. Hatinya sungguh sangat terluka dan bahkan sekarang dia seperti manusia yang sudah kehilangan nyawa."Kamu itu terlalu bodoh Cinta, ingat bucin boleh bodoh jangan. Karena kamu terlalu bodoh sehingga orang sangat senang memperlakukan kamu seperti sekarang. Kamu mimpi terlalu tinggi, berharga Rafasya mencintai kamu. Kamu juga tidak berkaca dengan diri kamu. Lihatlah kamu dibandingin aku, nggak ada apa-apanya. Kamu terkenal hanya karena nasib mujur. Secara kebetulan model itu tidak datang dan kami m