Share

Bab 90

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-15 23:53:21

Menolak keinginan kedua mertuanya, Cinta tidak tega. Namun dia juga tidak bisa melakukan perannya sebagai istri yang selalu melayani suami. Karena surat perjanjian yang sudah dia tanda tangani.

Jika Cinta mau menerima ini semua, itu artinya dia sudah tidak memiliki harga diri. Setelah ini, Rafasya akan semakin mudah untuk menginjak harga dirinya.

Cinta berusaha untuk menahan air matanya agar tidak terjatuh. Meskipun hatinya terasa perih.

Rasanya sungguh sangat sakit jika sudah menyangkut harga diri. Faktanya, harga dirinya sebagai seorang istri sudah tidak ada sejak hari pertama menikah dengan Rafasya.

Jadi apakah Cinta masih harus memikirkan tentang harga diri?

Apakah Cinta harus menerima permintaan dari kedua mertuanya?

Rafasya tersenyum dan mengusap kepala istrinya. "Mama bilang baksonya harus dapat dan jangan pulang jika tidak dapat bakso."

Melihat raut wajah istrinya, Rafasya tahu bahwa Cinta memendam rasa sakit di hatinya. Sakit yang dia ciptakan untuk sang istri.

Jika d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 91

    Cinta sangat senang ketika melihat bakso berukuran besar yang hampir memenuhi mangkok. Bakso beranak yang selalu menjadi favoritnya bersama denga Hana dan Nara. "Abang apa gak mau? " Tanya Cinta yang tersenyum manis. Rafasya menggelengkan kepalanya. Padahal perutnya sudah minta diisi namun ditahannya."Beneran nggak mau?" Cinta memandang Rafasya dengan tersenyum. "Iya, masih terlalu pagi jadi belum selera. " Rafasya beralasan. Cinta menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu Cinta makan ya.""Iya," jawab Rafasya yang mulai fokus dengan handphone nya. Sesuai selera, makan bakso beranak dengan kuah yang pedas. Cinta memasukkan kecap, saus dan samal rawit kedalam mangkok baksonya. Setelah itu dia mulai fokus menikmati bakso favoritnya dan segelas teh hangat. "Bakso beranak di sini benar-benar enak Abang, dagingnya enak dan lembut." Cinta memasukkan potongan daging yang ada di dalam bakso ke dalam mulutnya. Rafasya memandang istrinya sambil menelan air ludah. "Enak ya dek?" Cinta mengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 92

    Niat hati ingin duduk santai di taman sambil menenangkan pikiran. Namun ternyata apa yang dilihat membuat darahnya mendidih. Tubuhnya terasa panas ketika melihat Rafasya bermesraan dengan Cinta. Marah dan emosi, seperti ini yang dirasakan oleh Karin. Dengan mata kepalanya, dia melihat Cinta dan Rafasya sedang duduk mesra di taman sambil memakan kembang gula. Dengan penuh kemarahan, Karin mencoba menghubungi nomor ponsel milik Rafasya, namun panggilannya tidak tersambung. Karin ingin turun dari mobil dan menghajar Cinta. namun otaknya masih bekerja dengan baik. Jika hal itu dilakukannya, sudah pasti akan menimbulkan keributan. Rafasya akan marah dan membela istrinya. Sedangkan Karin, akan dicap sebagai wanita yang tidak tahu malu. Dia akan mendapat cibiran dari para netizen. Yang lebih buruk lagi, dia akan ditinggal oleh para penggemar. Cap sebagai pelakor pun akan dia Terima. Karin belajar dari kesalahan yang telah dilakukannya. Karena emosi dia sampai melampiaskan kemarahannya de

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 93

    Rafasya berjalan sambil memegang tangan istrinya. Meskipun Cinta sudah beberapa hari kembali dari Paris, namun tetap saja rasa rindu belum terlepaskan. Bahkan dia ingin selalu bersama dengan Cinta di setiap waktu. Cinta hanya diam saat suaminya membawa masuk ke dalam mall terbesar di jakarta. Kebetulan saat ini sudah jam 10 pagi, hingga mall sudah buka. Lihatlah, dengan memakai piyama tidur, Cinta akan masuk ke toko tas ternama. "Semoga aja bang Rafa gak malu bawa istrinya yang berpenampilan seperti ini, " Gumamnya pelan. "Apa sayang? " Rafasya tidak begitu mendengar apa yang dikatakan istrinya. "He... He.... Gak ada sih, abang apa gak malu bawa Cinta pakai baju seperti ini? " Cinta akhirnya memilih untuk bertanya. Jika Rafasya malu, mungkin dia akan membeli tas di lain waktu. "Kenapa harus malu, adek cantik, pakai baju juga. Terkecuali gak pakai baju, barulah abang malu," jawab Rafasya dengan tersenyum. "Beneran? " Cinta bertanya untuk meyakinkan jawaban dari suaminya. "Iya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 94

    "Tiga puluh lima juta?" Cinta mengulang kembali perkataan Sherly. "Iya murcee, murah cekali." Sherly tertawa kecil. Cinta diam dan memandang tas yang sudah memikat hatinya. "Ini apa tidak ada potongan harga?" Si pramuniaga tersenyum sambil sedikit melirik Rafasya. "Sebentar ya mbak Cinta, saya akan temui si bos dulu," pamitnya. "Tidak usah pakai diskon." Rafasya berkata ketika wanita pramuniaga akan pergi.Rafasya merupakan pengusaha yang terkenal. Semua orang tahu seperti apa kekayaan yang dimilikinya. Melihat istrinya meminta potongan harga tentu saja membuat dia malu, seakan tidak mampu untuk membayar harga tas yang dinilainya tidak seberapa. "Tidak apa mas, saya temui Bos saya." Sherly dengan cepat pergi meninggalkan Cinta dan Rafasya. "Kenapa gak langsung bayar aja dek?" Rafasya memandang Cinta. Bagi Rafasya, uang segitu tidaklah besar namun berbeda dengan istrinya. Cinta hanya diam dan memandang tas ditangannya. Dia begitu sangat malas ketika memandang wajah suaminya. Ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 95

    Cinta dan Rafasya makan di restoran yang ada di mall. Pria itu tersenyum ketika melihat istrinya makan dengan lahap. "Abang, setelah makan kita langsung pulang ya." Cinta tersenyum dan menghabiskan jus apel di dalam gelas berukuran besar. "Iya, sudah ngantuk ya?" Rafasya berkata dengan lembut sambil mengusap kepala istrinya.Cinta menutup mulutnya yang sedang menguap. Sungguh dia merasa malu dengan kebiasaan yang seperti ini. Setelah selesai makan matanya terasa berat dan tidak sabar untuk segera bisa tidur menjelang sampai ke rumah. "Ya sudah kalau gitu ayo pulang." Rafasya tidak ingin mengulur waktu, karena dia tidak tega melihat istrinya yang sudah kesusahan untuk menahan kelopak matanya. Jika seandainya ini bukanlah di mall sudah pasti Rafasya akan menggendong tubuh sang istri. Jujur dia merasa tidak tega melihat Cinta yang sudah ngantuk berat. Namun permasalahannya jika pria itu melakukan hal tersebut, sudah pasti akan menarik perhatian seluruh pengunjung yang ada di sana. Bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 96

    "Cinta?" Rafasya bertanya sambil memandang wartawan.Cinta tahu bahwa Rafasya tidak akan mampu menjawab pertanyaan dari si wartawan. Sudah pasti alasannya tidak ingin menyakiti hati Karin yang begitu sangat dicintai oleh suaminya."Iya cinta, apa mas Rafasya mencintai Mbak Cinta? "tanya si wartawan dengan tersenyum. Cinta terdiam tanpa bisa berkata apa-apa namun ekspresi wajahnya seketika berubah ketika sang suami mencium keningnya dengan penuh kasih sayang. "Jika ditanya cinta dengan istri, jujur saya sangat mencintai dan menyayangi Istri saya. Saya bersyukur menikah dengannya. Awal mula Saya memang menolak pernikahan ini karena memang sebelumnya saya sudah memiliki kekasih. Namun ternyata pilihan orang tua saya tidak salah dan saya sudah mencintai istri saya dan bahkan sangat mencintai. "Rafasya memberitahukan kepada dunia seperti apa besar cintanya untuk sang istri. "Usia Mas Rafasya dengan mbak Cinta ini cukup jauh ya, sekitar 11 tahun. Bisa berikan pengalaman ketika memiliki i

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 97

    Karin merasakan tubuhnya yang begitu amat lemas dan kepala yang seakan ingin pecah. Jangankan untuk beranjak dari atas tempat tidur, dengan posisi berbaring seperti ini saja dia sudah merasakan seisi kamar yang berputar. Air mata wanita itu kembali menetes ketika mengingat apa yang dilihatnya di taman tadi. Masih terbayang jelas di pelupuk matanya ketika Rafasya bermesraan bersama dengan istrinya. Mana janji setia?Mana janji akan selalu bersama?Mana janji yang akan menikahnya?Karin menangis ketika mengingat perubahan sikap Rafasya. Mengapa semudah itu menggantikan posisi dengan wanita lain. Marah, Karin begitu sangat marah dan ingin meluapkan kemarahannya. Namun tidak tahu kepada siapa. Apalagi kondisinya yang sangat lemah. Karin mengambil vitamin yang diberikan dokter untuknya dan kemudian meminumnya. Wanita itu berharap kondisinya akan membaik setelah meminum vitamin dan juga obat untuk pereda rasa pusing dan mualnya."Aku ingin bertemu dengan Jake." Karin menjangkau ponsel m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 98

    Sari duduk di taman belakang bersama dengan Rafasya. Wanita berwajah cantik itu sudah tidak sabar untuk mendengarkan penjelasan dari putranya."Rafa, Mama butuh penjelasan dari kamu. Jujur hati Mama belum tenang hingga sampai sekarang, meskipun Mama melihat seperti Apa hubungan kamu dengan Cinta." Sari mengungkapkan keraguan di hatinya.Rafasya diam sejenak dan kemudian menghembuskan napas secara perlahan-lahan. Meskipun Sari sudah melihat Seperti apa hubungannya dengan Cinta, namun ternyata wanita yang telah melahirkannya itu tidak bisa percaya begitu saja."Awal menikah dengan Cinta, aku tidak mencintainya Ma. Mama tahu kan seperti apa aku tidak menyukai Cinta. Ketika baru menikah dengan Cinta, aku belum memutuskan Karin. Dengan alasan dia tidak ingin mengakhiri hubungan kami. Aku sudah katakan dengan dia agar tidak lagi berhubungan denganku tapi dia tidak mau." Meskipun wanita itu pernah menemani hari-harinya dan mengisi kekosongan di relung hatinya, namun untuk menyebut nama Karin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01

Bab terbaru

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 172

    Rafasya harus menahan rasa sakit di kulit kepalanya, karena Cinta yang terus-menerus menarik rambutnya. Jika tahu kondisinya akan seperti ini dia pasti akan memotong rambutnya hingga 2 cm sebelum Cinta melakukan persalinan. "Mama sakit banget mah." Cinta kembali menangis dan dia pun menarik rambut suaminya dengan keras. "Iya nak tahanan ya." Sari kembali menguatkan menantunya."Anto cepat." Rafasya berkata dengan keras ketika istrinya kembali menarik rambutnya dengan kuat. "Iya Bos, ini jalanan macet," kata Anto. "Kenapa harus pilih jalan yang ini," kata Erik yang menyalahkan sopir sekaligus Bodyguard putranya itu. "Hanya satu jalan menuju ke rumah sakit Pak," jawab Anto gugup. Meskipun yang akan melahirkan istri dari bosnya namun Anto juga merasa panik dan gugup. Apalagi mendengar suara Cinta yang terus saja menangis karena kesakitan. Dia tidak bisa membayangkan ketika Nanti istrinya ada mengalami hal seperti ini.Jika dalam kondisi panik seperti ini semua orang pasti tidak akan

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 171

    Cahaya dan juga Cinta sedang bersantai di taman belakang.Sejak pagi Cahaya sudah di rumah Cinta. Istri Anto itu pun akan pulang ketika suaminya sudah kembali bekerja."Lihat, ini cantik kan?" Cinta begitu bersemangat ketika menunjukkan gambar desain Baby Doll untuk bayi perempuannya. "Cantik sekali, lihat ini keren gak?" Cahaya dengan bangganya menunjukkan sweater untuk bayi laki-laki. "Keren, buatin untuk calon baby Aku juga ya," kata Cinta yang begitu sangat senang. "Siap, sebelum kamu minta aku sudah minta tukang jahit untuk membuat dua. Satu berwarna biru pekat dan satu lagi berwarna pink." "Pasti lucu ketika mereka memakai baju couple. "Kita bakal buat mereka foto bareng ya." Cahaya tersenyum dan tidak sabar menunggu kelahiran putranya.Sepertinya apa yang didoakan oleh suaminya memang terkabulkan. Karena Cahaya mengandung anak laki-laki. Kedua Wanita itu sudah berniat untuk membuka baby shop setelah mereka melahirkan nanti. Bahkan semua koleksi baju-baju bayi untuk calon

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 170

    Rafasya berkunjung ke Rumah Sakit Bhayangkara tempat di mana anak Karin dirawat. Disini dia bertemu dengan wanita yang mengadopsi anak Karin. "Apa kamu yang akan mengadopsi anak dari almarhumah Karin?" tanya Rafasya "Iya mas, saya Mayra yang akan merawatnya dan ini sesuai dengan amanah dari almarhumah sebelum beliau meninggal," kata berliana dengan suara yang sehalus mungkin. Dia juga mengganti logat bahasanya agar tidak ada yang curiga dengan jati dirinya."Sejak kapan kenal dengan Karin?" Tanya Rafasya. Sekian lama menjadi kekasih karin, Rafasya sangat tahu siapa-siapa saja teman dari mantannya itu. "Sejak Mbak Karin tersandung kasus di tahanan, dan saya yang ngambil job pekerjaannya sebagai Artis. Awal berjumpa mbak Karin ketika saya bekerja di restoran. Mungkin mas Rafasya tahu tentang video viral itu. Saya tidak enak hati karena mengambil pekerjaan almarhumah, jadi karena itu saya datang ke tahan." Mayra berbicara dengan menundukkan kepalanya."Mbak Karin merupakan orang yang

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 169

    Cinta berjalan sambil memegang tangan suaminya dengan mesra. Kini mereka sudah berada di taman dan melakukan jalan paginya."Abang, Cinta takut." Cinta memandang Rafasya. "Takut kenapa?" tanya Rafasya. "Takut melahirkan." Rafasya diam ketika mendengar jawaban istrinya. Jujur saja dia juga begitu sangat takut ketika mendengar kabar bahwa Karin meninggal karena pendarahan."Adek jangan takut, Abang bakalan terus ada jagain adek. Adek pasti bisa, adek pasti kuat." Rafasya mencoba untuk menenangkan istrinya. "Janji ya." Cinta memandang Rafasya. "Iya sayang." Rafasya memeluk istrinya dan kemudian mencium keningnya.Sedangkan Sari dan Erik memilih duduk di kursi taman sambil mengambil video anak dan menantunya. Setelah mengambil rekaman video anak serta menantunya, Sari membuka Instagram miliknya. Dan di sana banyak muncul berita tentang kematian Karin. Hal ini yang membuat wanita itu terkejut."Pah, apa berita ini Benar?" tanya Sari sambil menunjukkan berita yang sedang dibacanya."C

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 168

    Rafasya terdiam saat menerima telepon dari pengacaranya. "Pak Efendi yakin?" Tanya Rafasya untuk memastikan bahwa informasi ini tidak salah. "Yakin pak, karena pihak polisi langsung yang menginformasikan berita ini kepada saya," jawab pengacara Effendi. "Jam berapa meninggalnya?" Rafasya masih tidak percaya dengan apa yang dia denger. "Jam 2 dini hari, saudari Karin meninggal setelah melahirkan anaknya. Almarhumah mengalami pendarahan dan menyebabkan harus menjalani operasi jam 9 malam." Pengacara Effendi menjelaskan secara detail. "Urus semuanya, setahu saya almarhumah tidak memiliki keluarga di sini. Karena itu antarakan jenazah ke kampung halamannya. Informasikan juga kabar duka ini kepada kedua orang tuanya."Meskipun Karin sudah melakukan kesalahan yang fatal, namun Rafasya tetap perduli dan mau mengurus jenazah mantan kekasihnya itu. "Kedua orang tuanya meninggal kecelakaan lalu lintas jam 09.00 pagi. Dan saat ini jenazahnya masih ada di rumah sakit, karena tidak ada piha

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 167

    Berliana merasakan kakinya lemas setelah mendengar jawaban dari dokter. Dia kemudian kembali duduk di depan ruang persalinan tersebut. Melihat bayi di dalam box didorong keluarga. Berliana langsung berdiri. "Mau dibawa ke mana sus?" Tanya Berliana yang mengikuti perawat tersebut."Mau dipindahkan ruang Icu," jawab perawat. "Oh, saya boleh ikut sus?" Tanya Berliana sambil memandang ke dalam box bayi. "Boleh, hanya saja tidak boleh masuk ke dalam ruang icu," jawabnya. "Iya sus, bayinya perempuan atau laki-laki sus?" Berliana ikut mengantarkan bayi malang itu hingga ke depan ruangannya. "Laki-laki," jawab suster yang kemudian membuka pintu ruang ICU. Berliana memandang perawat itu masuk ke ruang ICU dan kemudian menutup pintu. Berliana berusaha mengintip ke dalam lewat kaca transparan berukuran kecil. Setelah bayi itu masuk ke dalam ruangan, Berliana pergi meninggalkan ruang Icu tersebut. Berliana kembali lagi ke ruang operasi. Dia duduk di kursi tunggu.Berliana dengan sangat sab

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 166

    Menjalani kehamilan di dalam tahanan seperti ini terasa begitu sangat berat. Di saat para wanita yang sedang hamil menikmati momen berharga bersama dengan suaminya, dan merasakan perhatian serta kasih sayang dari seluruh keluarganya. Namun tidak untuk Karin. Dia melewati semua masa ini seorang diri. Di dalam tahanan ini waktu begitu lambat berlalu. Bersyukur dia memiliki seorang sahabat yang bernama Berliana. Sahabatnya itulah yang setiap saat selalu mengunjunginya dan memberikan dia berbagai macam vitamin serta susu untuk ibu hamil. Sejak tadi Karin merasa gelisah. Seharusnya kedua orangtuanya sudah datang siang ini. Namun mengapa sampai sore, kedua orangtuanya belum datang juga. Apa mereka tidak jadi berangkat hari ini? "Karin ada telepon untuk kamu." Sipir wanita itu berkata setelah membukakan pintu besi tersebut.Karin dengan cepat beranjak dari duduknya. Saat ini perutnya sudah besar. Karena usia kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke-7.Karin berjalan dengan pelan mengik

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 165

    Cahaya tidak bisa menolak paksaan dari suaminya. Dan wanita itu akhirnya memilih untuk menurut. Dan kini pasangan pengantin baru itu sedang berdiri di bawah cucuran air shower. Namun ternyata kamar mandi Bukan tempat yang menyenangkan untuk pasangan yang baru Sah menikah tersebut. Anto kembali menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar."Kenapa sudah keluar Mas? Kita belum selesai mandi," Kata Cahaya. Wanita berwajah manis itu sedang berusaha mengatur napasnya yang sejak tadi sudah dibuat ngos-ngosan oleh sang suami."Nanti mandinya kita lanjut lagi. Sayang, Mas pengen lihat anak kita." Anto tersenyum dan kemudian mencium bibir istrinya."Tapi Aya lagi hamil, apa boleh mas?" tanya Cahaya. Melihat benda keramat sang suami, membuat bulu kutuk Cahaya merinding. "Boleh sayang yang penting mainnya jangan keras. Mas bakal pelan-pelan," jawab Anto. Pasangan pengantin baru itu sudah sama-sama polos sejak dari kamar mandi tadi. Cahaya tidak menyangka bahwa suaminya seagresif ini. Pa

  • Kontrak Pernikahan sang Pewaris   Bab 164

    "Sayang, bagaimana kondisi anak hari ini?" Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya. Rafasya sangat cemas ketika Cinta memaksa untuk datang ke acara ijab Kabul Cahaya. Dia takut jika hal buruk terjadi terhadap istri dan calon anaknya."Baik, sangat baik." jawab Cinta. Karena hari ini Cinta tidak merasakan perut yang sakit atau kram. Bahkan gerak bayinya terasa semakin kuat."Anak gadis daddy pintar sekali." Rafasya tersenyum dan mengusap perut istrinya."Sayang Abang rindu." Rafasya berkata dengan wajah serius. "Sudah sedekat ini masih bilang rindu?" Cinta memandang Rafasya dengan sedikit memicingkan matanya. Rasanya sungguh sangat aneh ketika mendengar ucapan dari suaminya itu. Padahal mereka sangat dekat tanpa ada jarak yang memisahkan. Karena Rafasya yang sedang memeluk tubuhnya dengan erat. "Rindu sama ini Dek." Rafasya menyentuh bagian yang dia maksud. Dia sudah sangat menginginkan apam legit yang menggiurkan. Selama di rumah sakit, Rafasya selalu mengurus semua kebutu

DMCA.com Protection Status