Apakah Revan dan Ratu akan kembali bersatu?
🏵️🏵️🏵️Setelah beberapa hari berlalu, Revan dan kedua orang tuanya pun berkunjung ke rumah orang tua Ratu. Tujuannya untuk menyampaikan keinginan yang selama ini mereka nantikan, mengajukan lamaran agar Ratu kembali menjadi istri Revan.Pak Wijaya dan Bu Sandra sangat bahagia karena harapan mereka akan segera terwujud. Kedua orang tua itu dari dulu tidak pernah menginginkan perpisahan Ratu dan Revan. Mereka selalu berharap agar hubungan orang yang mereka sayangi tetap langgeng selamanya.“Apa kabar, Man?” tanya Pak Wijaya kepada Pak Arman. Saat ini, kedua keluarga itu sedang duduk di ruang keluarga rumah orang tua Ratu.“Alhamdulillah, kabar baik, Jay.” Pak Arman menepuk-nepuk pundak sahabatnya.Sementara Bu Sandra memilih menikmati bermain dengan cucunya. Wanita paruh baya tersebut tidak sabar ingin melihat Revan dan Ratu kembali bersama dan memberikan cucu yang banyak untuknya. Dulu, ia sangat sedih karena tidak dapat mencegah perpisahan sang anak dengan wanita yang ia cintai.Ak
🏵️🏵️🏵️ “Iya, Mas. Aku hanya sekadar mengenang masa itu. Aku percaya kalau sekarang kamu mencintaiku. Kamu sudah membuktikannya padaku.” Ratu mengembangkan senyuman. Dua insan itu sangat bahagia. Revan dan Ratu akhirnya menjalankan tugas sebagai sepasang suami istri. Tidak ada obrolan lagi selain desahan dan bunyi ranjang tempat mereka memadu kasih. Revan dan Ratu menikmati indahnya bercinta di malam pertama. “Terima kasih, Sayang,” ucap Revan kepada Ratu setelah selesai menjalankan hasrat suami istri tersebut. Laki-laki itu mendaratkan ciuman di kening sang istri. “Itu sudah menjadi kewajibanku, Mas.” “Aku ingin agar Andra secepatnya punya adik. Seorang adik perempuan yang cantik seperti mamanya.” “Iya, Mas. Semoga harapan kita segera terkabul.” Hubungan suami istri yang Revan dan Ratu jalani saat ini, tidak hanya tertulis di atas kertas seperti sebelumnya. Dua insan itu menjalani pernikahan dengan ikhlas dan sepenuh hati. Dasar dari ikatan sakral mereka adalah cinta, bukan k
🏵️🏵️🏵️“Jika kamu bisa membuatku jatuh cinta dalam setahun ini, aku akan melanjutkan pernikahan kita. Tapi ....” Revan menjeda kalimat yang ingin dia ucapkan. “Jika kamu gagal … aku akan segera menceraikanmu karena kamu harus tahu bahwa tidak ada cinta sedikit pun yang bisa kuberikan padamu. Bagiku, kamu tidak lebih dari orang asing yang harus hidup denganku,” lanjutnya membuat dada Ratu terasa sesak.Wanita berparas cantik itu tidak pernah menyangka kalau Revan, laki-laki yang baru resmi menjadi suaminya, dengan tega memberikan sebuah pilihan yang sangat menyakitkan. Revan tidak pernah tahu seperti apa perasaan yang Ratu miliki sejak dulu.Semenjak duduk di bangku SMA, orang tua Ratu dan Revan sepakat menjodohkan putra dan putri mereka. Saat itu, Ratu baru duduk di bangku kelas satu, sedangkan Revan kelas tiga. Sangat terlihat jelas di wajah laki-laki tampan itu tidak menyukai adanya perjodohan. Namun, dia tidak mampu menolak keputusan orang tuanya.Perjodohan itu akhirnya terjadi
🏵️🏵️🏵️Ratu menelusuri sepanjang jalan menuju kampus. Pagi ini, matahari telah menunjukkan wajahnya di langit biru yang menandakan cuaca sangat cerah, secerah hati wanita berparas cantik itu. Ratu merasakan kebahagiaan karena telah berusaha melakukan yang terbaik untuk suaminya.Tidak henti-hentinya Ratu melebarkan senyuman mengingat reaksi laki-laki yang kini telah berstatus sebagai suaminya. Ratu sadar kalau Revan menunjukkan sikap tidak ingin menerima kenyataan bahwa ia telah memiliki istri.Ratu kembali mengingat kejadian saat mereka melangsungkan acara perjodohan dan pertunangan lima tahun yang lalu. Raru sangat bahagia karena memiliki ikatan yang nyata bersama Revan, laki-laki yang ia cintai.Akan tetapi, tidak dengan Revan. Pria itu sangat kesal setelah menyematkan cincin di jari manis Ratu. Wajahnya tidak dapat berbohong bahwa ia sangat tidak mengharapkan pertunangan dan perjodohan dengan wanita yang kini sudah resmi mendampingi hidupnya.“Kamu kenapa, Mas?” tanya Ratu sete
🏵️🏵️🏵️Hari ini sebulan usia pernikahan Revan dan Ratu, tetapi belum ada perubahan sama sekali dalam rumah tangga pengantin baru tersebut. Hari-hari mereka lalui masih penuh dengan perselisihan walaupun kenyataan bahwa semua itu terjadi karena ketidakikhlasan Revan yang tidak menerima statusnya bersama wanita pilihan orang tuanya.Revan masih tetap dengan keegoisan dan kekasarannya kepada wanita yang sudah hidup bersamanya. Ia belum dapat menerima kebenaran yang jelas-jelas ada di depan mata. Sikap yang ia tunjukkan seolah-olah tidak ingin berdamai dengan keadaan yang telah terjadi. Hati Revan tetap membeku dan terus menyalahkan Ratu.Akan tetapi, sikap yang ditunjukkan oleh perempuan berhati baja itu tetap kuat dan sabar menerima perlakuan laki-laki yang sangat ia cintai. Penuh kelembutan dan berusaha tegar, Ratu dengan ikhlas melakukan yang terbaik sebagai istri. Ia sama sekali tidak pernah membalas keangkuhan suaminya.“Mas, aku berencana ingin mengajukan perusahaan kamu untuk t
🏵️🏵️🏵️“Sekarang Revan belum berpikir untuk memiliki momongan, Mih.” Revan memberikan jawaban penolakan kepada ibunya.“Kenapa, Van? Apa salahnya memiliki momongan sekarang.” Bu Sandra merasa heran mendengar jawaban anaknya.“Masih ingin fokus bantu Papi ngurus perusahaan, lagi pula Ratu juga masih kuliah, Mih.” Revan tetap berusaha memberikan jawaban yang dapat meyakinkan sang ibu.“Kamu tahu sendiri, Van, Kakak kamu anaknya sudah dua. Mereka perempuan semua, Mami ingin punya cucu laki-laki.” Bu Sandra masih tetap bersikeras dengan keinginannya.“Maafin Revan, Mih. Revan belum sanggup memenuhi permintaan Mami.”“Alasan kamu sepele menurut Mami. Jangan bilang kamu lagi ada masalah dengan Ratu.” Bu Sandra sebagai seorang ibu mengetahui apa yang ada dalam pikiran anaknya.“Kok, Mami, ngomongnya gitu? Revan dan Ratu baik-baik aja, Mih.” Revan meraih jemari sang ibu lalu menggenggamnya.“Jangan sampai kamu membuat menantu Mami sedih, dia anak baik. Mami dan Papi sayang banget sama dia.
🏵️🏵️🏵️Cuaca hari ini sangat cerah, tetapi tidak dengan hati seorang wanita yang selalu mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya.Usia pernikahan yang kini memasuki bulan ketiga, belum mampu mengusir bayangan wanita masa lalu Revan. Kenangan tersebut telah membuat laki-laki itu lupa akan tanggung jawab sebagai seorang suami yang harus melindungi sang istri.Sesuatu yang keluar dari mulut Revan tidak pernah dipikirkan terlebih dahulu. Ia dengan mudah selalu melemparkan kesalahan kepada Ratu. Namun, wanita itu berusaha untuk tetap kuat dan bersabar dalam mengahadapi perlakuan sang yang kian hari makin melampaui batas kesabaran.Seperti kejadian pagi ini, tiada angin dan hujan, tiba-tiba Revan dengan sengaja selalu berusaha membuat sang istri tetap bersalah. Sepertinya tujuannya menyetujui menikah dengan Ratu hanya untuk memberikan penderitaan dan kepedihan semata.“Kaus kakiku di mana?” Revan berteriak kepada Ratu yang sedang menyiapkan sarapan.“Di laci, Mas. Aku baru susun semalam
🏵️🏵️🏵️ Waktu telah menunjukkan pukul 23.31 WIB, Ratu mondar-mandir di ruang tamu rumahnya. Dia masih setia menunggu kedatangan sang suami yang belum kembali hingga larut malam. Wanita berhati lembut itu sangat bingung karena tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Biasanya sebelum waktu azan Magrib berkumandang, Revan sudah tiba di rumah. Namun hari ini, laki-laki itu belum juga pulang hingga membuat Ratu khawatir dan juga panik. Dia sudah menghubungi suaminya itu berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban. Kegelisahan dan keresahan Ratu akhirnya terjawab, terdengar suara bel yang menandakan ada seseorang di luar rumah. Ratu segera melangkah ke arah pintu bercat cokelat itu. Setelah memastikan siapa yang menekan bel dari balik jendela, dia langsung membukakan pintu tersebut. “Astagfirullah. Kamu kenapa seperti ini, Mas?” Ratu sangat terkejut melihat keadaan suaminya. Ternyata seseorang yang menekan bel di depan pintu rumah Ratu mengaku sebagai salah satu karyawan di kantor Revan