Share

Bab 123

Cio San tidak menjawab pertanyaan Cukat Tong. Ia hanya tersenyum walaupun air mata sedikit menggenang di matanya.

Malah si nenek usai membaca surat itu lantas bersoja, bersujud di hadapan Cio San.

“Salam hormat, Kauwcu. Semoga panjang umur!”

Cio San segera bergegas menuju si nenek dan membantunya berdiri.

Katanya, ”Buat apa segala adat begini, Nona.”

“Mari ikut hamba masuk,” kata si nenek.

Mereka bertiga masuk ke dalam Istana Ular. Pemandangan di dalam lebih mengerikan dibandingkan dengan yang diluar. Puluhan mayat berserakan. Ada yang sudah menjadi arang, ada yang masih utuh. Banjir darah menggenang hampir di seluruh lantai. Cio San dan Cukat Tong hanya geleng-geleng kepala. Katanya pada Cukat Tong, “Urusan kubur-mengubur ini ternyata masih panjang.” Ditimpali oleh Cukat Tong dengan tertawa sedikit meringis.

“Kauwcu, mohon ceritakan apa yang telah terjadi?” tanya si nenek pada Cio San.

Cio San lalu bercerita sejak awal. Mulai dari saat ia ditotok Bun Tek Thian, dibawa ke markas Ma Ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status