Setelah cukup tenang, Bima pun pergi ke ruang TV untuk menemui yang lainnya.
"Lah, kosong." gumam Bima aneh."Kamu cari siapa?" tanya Jhon."Anak anak pada di mana ya?" tanya Bima menengok ke arah Jhon."Di kamarnya lah, kamu WA aja satu satu suruh turun." jawab Jhon."Ohh oke." ucap Bima duduk di sofa dan menghidupkan TV."Mending buat grup bim, jadi kamu gak perlu teriak teriak panggil mereka. Grup WA biar gampang komunikasi aja." ucap Jhon ikut duduk di sofa."Ini Bima baru buat." jawab Bima masih fokus pada ponselnya.Bima menyuruh semua teman-teman dan anak mereka untuk berkumpul di ruang TV karena akan di adakan rapat dadakan.10 menit kemudian semua teman teman Bima sudah berkumpul di ruang TV. Mereka ada yang duduk di sofa dan ada yang duduk di karpet sambil mendengarkan Bima."Apa?" tanya Riski menyulut rokoknya."Gini, aku ada rencana mau bikin guild ini jadi dua tim, tim senBima tertidur sangat pulas dari pukul 11.00 sampai pagi hari berikutnya. Jennifer sudah mencoba membangunkan Bima berkali-kali namun Bima tetap tidur pulas sambil memeluk guling.Keesokan harinya, pukul 04.00 Bima terbangun dari tidurnya dengan kondisi linglung."Jam berapa ini?" gumam Bima sambil menguap.[Jam 4 pagi bos]"Hoammmm....masih jam segini." ucap Bima kembali rebahan dan memeluk Jennifer.Bima kembali tidur sampai pukul 07.00, bangun tidur, Bima langsung pergi mandi supaya rasa malasnya hilang. Selesai mandi, Bima berjalan keluar kamar untuk mencari Jennifer yang sudah entah kemana."Makan dulu nak." ucap Diana saat melihat Bima baru turun dari tangga."Jen kemana bun?" tanya Bima."Loh, daftarin Adel kan." jawab Diana."Katanya besok." ucap Bima aneh."Ya bunda gak tau, tadi perginya sama mamah kamu kok." jawab Diana."Ohh ya udah, Bima mau makan dulu." ucap Bima berlalu p
Malamnya, setelah makan malam Bima pergi ke gazebo untuk bersantai sambil menonton TV."Kaka Bima, tadi sudah ke Asosiasi ka?" tanya Arie menghampiri Bima dengan membawa secangkir kopi."Sudah, kenapa?" jawab Bima."Tidak, saya cuma tanya saja." ucap Arie."Kau kapan menikah rie? kau sudah keriput keriput gini." tanya Bima."Saya tidak tau, tidak ada yang mau sama saya juga. Sudahlah kaka Bima, tidak usah bicarakan masalah itu." jawab Arie."Jangan-jangan....." ucap Bima sambil sedikit mengambil jarak."Sembarangan! saya masih normal ya! sial!" ucap Arie kesal."Hahahaha....." Bima tertawa keras melihat wajah Arie yang sangat kesal.Keduanya berbincang banyak mengenai berbagai topik, sampai akhirnya obrolan mereka terhenti karena ponsel Bima berdering keras."Halo, dengan siapa saya berbicara?" ucap Bima mengangkat telepon."Selamat siang tuan Bima, kami dari Asosiasi Hunter pusat ingi
Setelah perjalanan selama 30 menit, akhirnya mereka sampai di parkiran Asosiasi. Mereka keluar dari mobil dengan memakai topengnya masing-masing."Sudah siap?" tanya Bima."Siap!" jawab mereka tegas."Baiklah, ayo." ucap Bima.Bima memimpin jalan menuju gedung utama Asosiasi Hunter yang sangat megah dan di penuhi hunter itu. Mereka sukses menjadi pusat perhatian karena aura dari Neilson bersaudara yang sangat amat mendominasi."Aku sudah lama tidak jadi pusat perhatian seperti ini." bisik Riski pada Bima."Grogi kau?" tanya Bima sambil terus berjalan."Gak lah anjink! apa itu grogi?! aku tidak kenal!" jawab Riski."Ayah, telapak tanganmu bergetar, jangan mengelak." ucap Jason."Dasar anak kurang ajar!" ucap Riski menjitak Jason dengan kesal."Vin." panggil Julian pelan."Ha? kenapa?" tanya Kevin cepat."Kau tambah kuat ya sekarang." ucap Julian mencoba untuk menerima kembali
Bima mengendarai mobilnya menuju Mansion yang baru di jual Dua hari yang lalu. Lokasinya sangat dekat dengan tempat Adel menimba ilmu, hanya 5 menit dari Mansion.Namun saat sampai, Bima langsung di buat tidak tertarik karena lokasinya di pinggir jalan raya. Jadi Bima langsung tancap gas menuju Mansion ke dua di hari itu.Lokasinya 10 menit dari Mansion pertama, di sana Bima di suguhkan pemandangan tak mengenakkan. Tepat di depan Mansion megah itu terdapat rumah prostitusi dan markas PP di sebelahnya.Bima langsung bilang tidak dan melanjutkan perjalanan ke Mansion ke tiga dan seterusnya. Bima berkeliling kota mencari Mansion yang menurutnya cocok dan dekat dengan tempat PAUD Adel.[Dari 15 Mansion, aku cuma merekomendasikan yang satu ini bos]"Apa apaan anjink! parkiran doang luas!" ucap Bima kesal.[Masih lebih baik dari sebelum sebelumnya bos]"Emang iya sih, tapi kalau buat tinggal rame rame ya gak cukup bob." ucap B
Bima berkeliling melihat beberapa Mansion rekomendasi dari sistem. Sudah 3 Mansion Bima cek, namun tidak ada satupun yang sesuai dengan kebutuhan guild."Jauhnya bob!" ucap Bima di tengah perjalanan menuju Mansion ke 4.[Dari Jakarta Timur ke Selatan bos! dari pada harus berurusan dengan keluarga Stanford]"Kasihan Adel blokk! masa mau PAUD aja harus ke Jakarta Timur!" ucap Bima.[Tinggal pindah, kan ada cabang PAUD di Jakarta Selatan bos! PAUD tempat Adel itu milik Organisasi yang besar, jadi kalau mau pindah bakal gampang dan yang utama tidak harus bayar lagi]"Transfer murid gitu?" tanya Bima.[Nahh! itu yang aku maksud!]"Baiklah kalau gitu." ucap Bima.Hampir 1 jam Bima melakukan perjalanan dari jakarta timur ke jakarta selatan, padahal biasanya hanya 30 menit saja. Hal ini di karenakan macet parah yang ada di mana mana akibat dari demo besar besaran yang di lakukan oleh masyarakat."Haihhhh! sampa
Bima duduk di ruang TV menonton berita sambil menunggu makan malam tiba. Bima menonton berita besar mengenai keaktifan guild legendaris miliknya.Berbagai macam reaksi Bima lihat, dari yang sangat senang sampai sangat membenci kebangkitan sebuah legenda. Dari semua reaksi tersebut, Bima tidak terlalu memikirkan, Bima hanya cuek saja dan terus menonton nya."Kau kecelakaan cok?" tanya Rizal yang datang sambil merokok."Hooh." jawab Bima."Kok bisa anjirr!" ucap Rizal heran."Ngebut terus hilang kendali, nabrak pembatas jalan terus ngeguling dah." jawab Bima."Patah tulang?" tanya Rizal."Hooh, bocor juga palaku." jawab Bima."Parah cok!" ucap Rizal menggelengkan kepalanya."Gimana tadi? lancar?" tanya Bima mengalihkan topik."Lancar kok, Ria, Bella, sama Kelly juga cepet buat belajar. Mereka udah ada bakat sebenarnya, tinggal moles dikit dah jadi." jawab Rizal."Udah setoran ke Lidia kan?" tanya Bima."Om Tigers yang urus semua administrasi tadi, aku gak paham." jawab Rizal."Oh iya, b
"Kau udah beresin ruang rapat kan jul?" tanya Riski."Udah, udah beres semua, barusan tante Berli keluar buat beli beberapa perlengkapan buat ruang rapat. Kayak proyektor, komputer, dan lain-lain." jawab Julian."Duit siapa cok?" tanya Bima."Kas guild lah, uang kita melimpah ruah bro!" jawab Riski memainkan alisnya."Istrimu bakalan sibuk sih ris." ucap Bima."Gak papa, dia malah seneng banget bisa bantu perkembangan guild. Dia pernah cerita kalau kerja sama kau itu salah satu impiannya sejak lama." jawab Riski."Bintang bro! kau dengar gak jul! aku punya fans cok!" ucap Bima sangat bangga."Lain kali jangan cerita gitu lagi, aku muak dengar kesombongannya!" ucap Julian pada Riski."Aku menyesal." ucap Riski datar.Mereka terus berbincang-bincang sampai akhirnya ketiganya di panggil oleh Berliana. Mereka bertiga pergi mengikuti Berliana setelah mematikan TV di gazebo."Kalian setting ya, sesuaikan dengan kebutuhan." ucap Berliana saat Bima, Riski, dan Julian masuk ke ruang rapat yang
Setelah menutup rapat, Bima pun pergi ke ruang TV untuk lanjut menonton TV."Mau makan apa buy?" tanya Jennifer."Apa adanya aja, terserah kamu mau masak apa." jawab Bima."Okey." ucap Jennifer dan pergi ke dapur.'Jadi gak pd gini ya aku bob, sialan!' batin Bima kesal.[Kau sudah lama tidak bertarung secara all in bos, jadi wajar kau ragu dengan kemampuanmu sendiri]'Masuk akal jawaban mu.' ucap Bima.Tak lama kemudian, Julian ikut duduk menonton TV bersama Doni."Kau kenapa?" tanya Julian aneh dengan raut wajah Bima."Enggak, cuma agak grogi aja. Udah lama banget gak gelud." jawab Bima."Bawa santai aja, lagian besok lawannya juga enggak sekuat itu." ucap Julian.Bima hanya mengangguk pelan dan fokus menonton TV. Sampai akhirnya jam makan malam pun datang, mereka mematikan TV dan segera pergi ke ruang makan."Indah mana jul?" tanya Bima saat menyadari tidak ada Indah di sana
Hal itu langsung membuat semua orang melotot tidak percaya dengan kekuatan asli Bima."Apakah ini kekuatan ayah paman?" tanya Daniel kagum."Kau masih sangat kecil untuk mengetahui segalanya nak." jawab Howard tersenyum penuh arti."Aku paham arah jawabanmu paman! aku akan mencari tau sendiri!" ucap Daniel."Smith! jangan!" teriak Adrian saat melihat Smith melakukan ritual."Segel bajingan itu nak! aku mengandalkan mu!" ucap Smith melakukan tos dengan Bima."Salam untuk ayahku! ucapkan padanya kalau aku akan segera datang!" ucap Bima."Baik! aku tunggu!" ucap Smith.Woshhhhhh.....Booommmmm....Tubuh Smith pun hancur menjadi kabut darah, Smith melakukan itu untuk menambah power Bima dan untuk menyempurnakan misinya. Ya! power Bima bertambah 100x lipat hasil dari kekuatan yang di berikan Smith."Tidakkkkkk!" teriak Adrian histeris.Setelah mendapat kekuatan tambahan, Bima pun m
Setelah menguapkan kata maaf, Bima langsung melesat bersama Kong dan Zhong menyerang para monster yang menyeringai penuh kemenangan."Bimaaaa!" teriak Diana histeris."Array sialan!! buka! bukaaaa!" teriak Andi memukuli Array sambil berteriak histeris.Semua hunter di sana terduduk lemas melihat orang yang paling di segani dan di hormati seluruh penduduk Bumi berjuang seorang diri tanpa memikirkan keselamatannya sendiri.Seluruh penduduk Bumi yang menonton live terus menggelengkan kepala berharap sadar dari mimpi buruknya, namun semua ini bukanlah mimpi, ini adalah kenyataan pahit yang harus di terima.Booommm....Booommm...Ledakan ledakan dahsyat mulai terdengar dari tengah medan peperangan. Tiga makhluk itu berusaha keras untuk memusnahkan seluruh monster di sana supaya kehidupan Bumi berhasil di selamatkan."Hahahahaha...kau tidak akan bisa menyelamatkan kehidupan di alam semesta ini Ashura! kau hanyalah sam
Andi menggila bersama beast spiritual nya yang berukuran raksasa itu. Kedua adiknya pun tidak mau kalah, mereka ikut mengeluarkan beast spiritual yang sama besar dan sama kuatnya dengan milik Andi.Trio bersaudara itu mengguncang tanah peperangan membuat semangat pasukan semakin berkobar-kobar. Intensitas peperangan semakin meningkat semenjak guild nomor satu dunia, pasukan Bima, dan kepala Asosiasi pusat menunjukkan kekuatannya.Hunter hunter yang berasal dari berbagai negara itu ikut menunjukkan kekuatan dan ilmu-ilmu yang di dapat dari akademi masing-masing. Para monster di buat mati kutu dan pasrah menunggu kematiannya di tangan para manusia itu.Sisa monster di tanah peperangan pun di babat habis oleh seluruh pasukan manusia. Mereka menyimpan inti core para monster sebagai kenang-kenangan dan berlari masuk ke dalam Array dengan sorakan kemenangan."Hahahahahaha! kita memenangkan peperangan!" teriak Andi berteriak keras."Yeahhhhhh!"
"Kau bisa menjaga mereka Kong?" tanya Bima setelah diam beberapa menit."Tidak." jawab Kong cepat."Kenapa?* tanya Bima heran."Aku sudah berjanji pada diriku sendiri beberapa menit yang lalu bos." jawab Kong."Janji apa?" tanya Bima penasaran."Aku tidak akan menjadi bawahan siapapun, kau adalah satu-satunya bos bagiku. Setelah peperangan ini usai, aku akan kembali ke tempat ras ku berada dan berlatih sekeras mungkin. Setelah itu aku akan mencari keberadaan Drago untuk melakukan misi kesejahteraan." jawab Kong."Misi apa itu?" tanya Bima sangat penasaran."Rahasia bos, ini adalah misi rahasia yang akan aku, Drago dan Leo jalankan." jawab Kong."Sudahlah bos, Kong sedang oleng, biarkan saja." ucap Zhong malas."Hahaha...." Bima tertawa keras lalu kembali menatap portal yang masih belum juga bereaksi.[1 jam bos]"Siapkan pasukan." perintah Bima pada Kong dan Zhong.Keduanya be
Mereka bersiap di perbatasan Array dengan jantung berdegup kencang. "Jangan lengah!" ucap Kong tegas. "Baik!" jawab Tigers tegas. Beberapa menit kemudian, ledakan portal tahap dua pun terjadi. Duarrrrrrrrr.... Jutaan monster kelas Iblis sampai Abyss keluar dari portal dan berlari dengan ganas ke arah Jakarta. Tigers dan para petinggi Asosiasi dari seluruh dunia menggenggam erat senjatanya, keringan sebesar biji jagung mulai menetes dari wajah mereka. "Rileks, anggap saja ini latihan." ucap Bima yang membuat tim Junior menengok. "Buat aku bangga untuk terakhir kalinya." ucap Bima membuka topengnya dan tersenyum manis. Jason semakin erat mencengkram senjatanya, matanya merah, wajahnya terlihat sangat emosional, auranya pun meledak menunjukkan sosok jati diri yang sebenarnya. "Maju dan buat bangga pamanmu ini nak!" ucap Bima. "Maju!" ucap
Tengah malam, Bima terbangun dari tidurnya karena kebelet kencing. Selesai kencing, Bima malah tidak bisa tidur lagi, karena bingung, Bima pun pergi ke alam Surgawi untuk latihan kecil."Emphh! bau amis!" seru Kong menutup hidungnya.Bima mengendus tubuhnya sendiri lalu nyengir, Bima berlari ke rumah untuk mandi. Selesai mandi, Bima kembali menemui Kong yang sedang bermalas-malasan."Pagi kapan bos? bosan sekali!" ucap Kong."Entahlah." jawab Bima malas."Kau pingin segera pagi biar bos cepat mati Kong?" tanya Dexter sinis."Bukan begitu maksudku bodoh!" jawab Kong kesal.Mereka berbincang-bincang di sana sambil bermalas-malasan, yang tadinya Bima ingin latihan jadi malah ikut bermalas-malasan bersama mereka. Sampai akhirnya pagi pun datang, Bima keluar dari Alam Surgawi untuk mandi dan sarapan.Sebelum ke ruang makan Bima menyisipkan surat di album foto keluarga kecilnya. Setelah itu Bima segera pergi ke ruang
Keesokan harinya, selesai sarapan seluruh penghuni basecamp beres-beres barang untuk pindah sementara ke kediaman keluarga besar Abraham."Daniel, Devin, ayo ikut ayah, ayah mau bicara." ucap Bima pada Daniel dan Devin yang ikut membantu membereskan barang-barang di ruang tamu."Baik ayah." jawab Daniel langsung pergi menggandeng Devin mengikuti Bima yang berjalan ke arah halaman belakang.Bima duduk di gazebo bersama Daniel dan Devin yang terlihat sedang minum yogurt."Ada apa ayah?" tanya Daniel."Berapa usia kalian?" tanya Bima balik."7 tahun lebih ayah." jawab Daniel yang di sambut anggukan Devin."Besok ayah akan mengemban tugas berat di perbatasan, kalau semisal ayah meninggal dunia apakah kalian siap menggantikan posisi ayah sebagai pelindung ibu kalian dan adik kalian?" tanya Bima."Ayah jangan pergi, Devin masih mau bermain dengan ayah." ucap Devin menggenggam erat tangan Bima."Ini hanya peru
Sesampainya di Asosiasi, Bima langsung berjalan cepat ke gedung utama untuk menemui Andi, Wilson dan Leon yang sudah menunggu di ruangannya.Kedatangan Bima ke Asosiasi tentu saja membuat seluruh hunter di sana bingung dan bertanya tanya. Mereka berpikir kedatangan Bima ke sana untuk membahas mengenai portal di Jawa Timur."Selamat datang tuan Bima, pak Andi sudah menunggu di ruangan." ucap Tommy asisten Andi."Baik." jawab Bima langsung bergegas ke ruangan Wilson.Sesampainya di sana, Bima langsung duduk di sofa dan melepas topengnya."Ada apa? sepertinya sangat penting." tanya Andi duduk di sebelah Bima."Aku cuma mau bilang, evakuasi semua orang ke luar pulau Jawa, sebagian ke pulau sebrang, sebagian ke Jakarta." jawab Bima."Jakarta masih pulau Jawa bodoh." ucap Leon datar."Aku sudah buat dinding pembatas di perbatasan kota Jakarta, paman tenang saja. Warga akan aman di sini, aku jamin 1000%." ucap Bima.
Hingga 5 bulan berlalu, anak anak yang Bima latih juga sudah mulai berkembang, tidak ada yang mencolok di antara mereka. Semua berkembang, Bima mengajarkan tentang kekeluargaan di antara mereka. Jika satu tertinggal, maka yang lain harus membantu orang itu supaya ikut berkembang. Bima juga mengajarkan tentang psikologi, jadi di masa kecilnya, mereka sudah memahami satu sama lain dan chemistry mereka sudah terbentuk sejak dini. Tim ini Bima beri nama Killer Baby, entah mengapa Bima suka nama itu. Selama 5 bulan ini, Tim Senior maupun Junior benar-benar sibuk, berbagai Job mereka jalani tanpa adanya Bima dalam tim. Walaupun begitu, masing-masing pemimpin tim melakukan tugasnya dengan baik. Julian yang menjadi wakil ketua tim Senior dan Tigers yang menjadi ketua tim Junior berhasil menjadi leader yang baik. Hasil pertarungan juga sangat memuaskan, hanya sedikit kekurangan yang Bima evaluasi saat sampai di basecamp. Hal ini sem