Malamnya, setelah makan malam Bima pergi ke gazebo untuk bersantai sambil menonton TV.
"Kaka Bima, tadi sudah ke Asosiasi ka?" tanya Arie menghampiri Bima dengan membawa secangkir kopi."Sudah, kenapa?" jawab Bima."Tidak, saya cuma tanya saja." ucap Arie."Kau kapan menikah rie? kau sudah keriput keriput gini." tanya Bima."Saya tidak tau, tidak ada yang mau sama saya juga. Sudahlah kaka Bima, tidak usah bicarakan masalah itu." jawab Arie."Jangan-jangan....." ucap Bima sambil sedikit mengambil jarak."Sembarangan! saya masih normal ya! sial!" ucap Arie kesal."Hahahaha....." Bima tertawa keras melihat wajah Arie yang sangat kesal.Keduanya berbincang banyak mengenai berbagai topik, sampai akhirnya obrolan mereka terhenti karena ponsel Bima berdering keras."Halo, dengan siapa saya berbicara?" ucap Bima mengangkat telepon."Selamat siang tuan Bima, kami dari Asosiasi Hunter pusat ingiSetelah perjalanan selama 30 menit, akhirnya mereka sampai di parkiran Asosiasi. Mereka keluar dari mobil dengan memakai topengnya masing-masing."Sudah siap?" tanya Bima."Siap!" jawab mereka tegas."Baiklah, ayo." ucap Bima.Bima memimpin jalan menuju gedung utama Asosiasi Hunter yang sangat megah dan di penuhi hunter itu. Mereka sukses menjadi pusat perhatian karena aura dari Neilson bersaudara yang sangat amat mendominasi."Aku sudah lama tidak jadi pusat perhatian seperti ini." bisik Riski pada Bima."Grogi kau?" tanya Bima sambil terus berjalan."Gak lah anjink! apa itu grogi?! aku tidak kenal!" jawab Riski."Ayah, telapak tanganmu bergetar, jangan mengelak." ucap Jason."Dasar anak kurang ajar!" ucap Riski menjitak Jason dengan kesal."Vin." panggil Julian pelan."Ha? kenapa?" tanya Kevin cepat."Kau tambah kuat ya sekarang." ucap Julian mencoba untuk menerima kembali
Bima mengendarai mobilnya menuju Mansion yang baru di jual Dua hari yang lalu. Lokasinya sangat dekat dengan tempat Adel menimba ilmu, hanya 5 menit dari Mansion.Namun saat sampai, Bima langsung di buat tidak tertarik karena lokasinya di pinggir jalan raya. Jadi Bima langsung tancap gas menuju Mansion ke dua di hari itu.Lokasinya 10 menit dari Mansion pertama, di sana Bima di suguhkan pemandangan tak mengenakkan. Tepat di depan Mansion megah itu terdapat rumah prostitusi dan markas PP di sebelahnya.Bima langsung bilang tidak dan melanjutkan perjalanan ke Mansion ke tiga dan seterusnya. Bima berkeliling kota mencari Mansion yang menurutnya cocok dan dekat dengan tempat PAUD Adel.[Dari 15 Mansion, aku cuma merekomendasikan yang satu ini bos]"Apa apaan anjink! parkiran doang luas!" ucap Bima kesal.[Masih lebih baik dari sebelum sebelumnya bos]"Emang iya sih, tapi kalau buat tinggal rame rame ya gak cukup bob." ucap B
Bima berkeliling melihat beberapa Mansion rekomendasi dari sistem. Sudah 3 Mansion Bima cek, namun tidak ada satupun yang sesuai dengan kebutuhan guild."Jauhnya bob!" ucap Bima di tengah perjalanan menuju Mansion ke 4.[Dari Jakarta Timur ke Selatan bos! dari pada harus berurusan dengan keluarga Stanford]"Kasihan Adel blokk! masa mau PAUD aja harus ke Jakarta Timur!" ucap Bima.[Tinggal pindah, kan ada cabang PAUD di Jakarta Selatan bos! PAUD tempat Adel itu milik Organisasi yang besar, jadi kalau mau pindah bakal gampang dan yang utama tidak harus bayar lagi]"Transfer murid gitu?" tanya Bima.[Nahh! itu yang aku maksud!]"Baiklah kalau gitu." ucap Bima.Hampir 1 jam Bima melakukan perjalanan dari jakarta timur ke jakarta selatan, padahal biasanya hanya 30 menit saja. Hal ini di karenakan macet parah yang ada di mana mana akibat dari demo besar besaran yang di lakukan oleh masyarakat."Haihhhh! sampa
Bima duduk di ruang TV menonton berita sambil menunggu makan malam tiba. Bima menonton berita besar mengenai keaktifan guild legendaris miliknya.Berbagai macam reaksi Bima lihat, dari yang sangat senang sampai sangat membenci kebangkitan sebuah legenda. Dari semua reaksi tersebut, Bima tidak terlalu memikirkan, Bima hanya cuek saja dan terus menonton nya."Kau kecelakaan cok?" tanya Rizal yang datang sambil merokok."Hooh." jawab Bima."Kok bisa anjirr!" ucap Rizal heran."Ngebut terus hilang kendali, nabrak pembatas jalan terus ngeguling dah." jawab Bima."Patah tulang?" tanya Rizal."Hooh, bocor juga palaku." jawab Bima."Parah cok!" ucap Rizal menggelengkan kepalanya."Gimana tadi? lancar?" tanya Bima mengalihkan topik."Lancar kok, Ria, Bella, sama Kelly juga cepet buat belajar. Mereka udah ada bakat sebenarnya, tinggal moles dikit dah jadi." jawab Rizal."Udah setoran ke Lidia kan?" tanya Bima."Om Tigers yang urus semua administrasi tadi, aku gak paham." jawab Rizal."Oh iya, b
"Kau udah beresin ruang rapat kan jul?" tanya Riski."Udah, udah beres semua, barusan tante Berli keluar buat beli beberapa perlengkapan buat ruang rapat. Kayak proyektor, komputer, dan lain-lain." jawab Julian."Duit siapa cok?" tanya Bima."Kas guild lah, uang kita melimpah ruah bro!" jawab Riski memainkan alisnya."Istrimu bakalan sibuk sih ris." ucap Bima."Gak papa, dia malah seneng banget bisa bantu perkembangan guild. Dia pernah cerita kalau kerja sama kau itu salah satu impiannya sejak lama." jawab Riski."Bintang bro! kau dengar gak jul! aku punya fans cok!" ucap Bima sangat bangga."Lain kali jangan cerita gitu lagi, aku muak dengar kesombongannya!" ucap Julian pada Riski."Aku menyesal." ucap Riski datar.Mereka terus berbincang-bincang sampai akhirnya ketiganya di panggil oleh Berliana. Mereka bertiga pergi mengikuti Berliana setelah mematikan TV di gazebo."Kalian setting ya, sesuaikan dengan kebutuhan." ucap Berliana saat Bima, Riski, dan Julian masuk ke ruang rapat yang
Setelah menutup rapat, Bima pun pergi ke ruang TV untuk lanjut menonton TV."Mau makan apa buy?" tanya Jennifer."Apa adanya aja, terserah kamu mau masak apa." jawab Bima."Okey." ucap Jennifer dan pergi ke dapur.'Jadi gak pd gini ya aku bob, sialan!' batin Bima kesal.[Kau sudah lama tidak bertarung secara all in bos, jadi wajar kau ragu dengan kemampuanmu sendiri]'Masuk akal jawaban mu.' ucap Bima.Tak lama kemudian, Julian ikut duduk menonton TV bersama Doni."Kau kenapa?" tanya Julian aneh dengan raut wajah Bima."Enggak, cuma agak grogi aja. Udah lama banget gak gelud." jawab Bima."Bawa santai aja, lagian besok lawannya juga enggak sekuat itu." ucap Julian.Bima hanya mengangguk pelan dan fokus menonton TV. Sampai akhirnya jam makan malam pun datang, mereka mematikan TV dan segera pergi ke ruang makan."Indah mana jul?" tanya Bima saat menyadari tidak ada Indah di sana
Mereka pergi ke depan Asosiasi yang terdapat portal berwarna merah. Portal itu terus menerus mengeluarkan aura yang sangat mengerikan, bahkan Kevin di buat muntah muntah karena aura negatif portal tersebut."Kalian ke Asosiasi saja, lihat dan perhatikan dari sana. Ini di luar kemampuan kalian." ucap Bima pada tim Junior."Baik!" jawab mereka serempak lalu pergi kembali ke Asosiasi."Kita tunggu di belakang saja kek, di sini terlalu banyak resiko." ucap Bima berjalan pergi menjauhi portal.Bima dan yang lain menunggu di halaman Asosiasi sambil menyiapkan senjata mereka. Bima duduk bersila di depan pedang Yin Yang miliknya."Sudah lama aku tidak memakai kalian." gumam Bima tersenyum tipis."Ris! agak sinian anjink!" panggil Julian saat melihat Bima melukai jempolnya.Riski yang memang sudah sedikit berpengalaman dengan Bima langsung berlari menghampiri Julian membawa sabit dan busur panahnya."Lupa aku cok!" ucap
"Tunjukkan taring kalian sialan!" teriak Bima terus menyerang Tiamat dengan sangat brutal."Tidak semudah itu bajingannnn!" teriak Tiamat mengarahkan pukulan ke dada Susano'o yang membuat Bima melompat mundur untuk menghindar.Bima menatap Tiamat yang sudah bonyok dan tersenyum sambil terengah-engah. Namun senyuman Bima langsung pudar ketika melihat Tiamat dalam satu menit mampu meregenerasi seluruh lukanya dan bertambah besar 2x lipat dari Susano'o Bima."Brengsek! paru paru surya bikin repot!" gumam Bima kesal.[Hahahaha....makanya olahraga bos!]"Mulai besok aku mau rutin latihanlah! biar gak gampang capek gini!" gumam Bima.Bima meminum potion pemulihan lalu membuka segel kekuatan sebanyak 1000% yang langsung membuat tanah kembali bergetar dan suasana semakin mencekam."Hahahaha....kau hanyalah dewa sampah Ashura! kau tidak berkutik di hadapanku! ternyata cerita cerita yang sudah menyebar hanyalah omong kosong belaka