Pukul 07.00 pagi, Bima pergi ke ruang gym setelah ganti baju dan makan roti tawar. Bima melakukan olahraga rutin yang sudah menjadi kebiasaan barunya.
Puas dengan gym, Bima pergi ke alam Surgawi untuk lanjut berlatih beberapa teknik dan pengendalian energi. Selesai berlatih Bima pun keluar dari Alam Surgawi, sengaja Bima berlatih lebih lama dari sebelumnya karena latihan rutin guild sedang libur. Jadi Bima berlatih dengan Sistem bisa los sampai jam makan siang atau bahkan bisa sampai sore hari. Bima keluar dari Alam Surgawi dan langsung pergi ke kamar kosong tempatnya kemarin tidur untuk bersih bersih. Selesai mandi Bima pun pergi ke kamarnya untuk menengok kedua putranya. "Lah, kemana dua bocilku?" gumam Bima bingung. [Mungkin ke bawah bos, nyonya Silvia juga butuh teman ngobrol] "Benar juga, aku juga mau makan lah." ucap Bima pergi ke lantai bawah. Benar saja, ternyata Silvia sWalaupun tenggorokannya terasa terbakar Bima terus saja meminum alkohol sambil bernyanyi nyanyi di atas muntahan darahnya sendiri.Sistem yang tidak tega pun memanggil Howard, Fergie, Smith, dan Adrian dengan panggilan darurat. Mereka berempat dengan cepat datang dan di buat kaget dengan kondisi Bima yang sudah benar-benar di ambang hidup dan mati."Masih bisa! bertahanlah nak! ayo!" teriak Smith melakukan penanganan pertama di bantu Adrian kakaknya."Arghhhh! bodoh!" teriak Howard penuh amarah dan dendam.[Adikmu itu sudah buta atau bagaimana bodoh! apa dia tidak paham sikap bos? apa dia tidak paham dengan semua cerita Kong? apa dia benar-benar sebodoh dan setolol itu?!]"Aku tidak tau!" teriak Howard menutup wajahnya sembari menangis frustasi."Nak! bangun!" teriak Adrian saat merasakan detak jantung Bima yang mulai melemah."Bima! ayo nak! paman mohon!" teriak Smith meneteskan air mata.Namun sayang, usaha me
Bima mengunci kamar kosong tempatnya tidur kemarin, setelah itu dia rebahan di kasur dengan rasa sakit hati yang tidak bisa di hilangkan.[Bos, soal jadwal latihan? kau mau bagaimana?]"Pokoknya full setiap hari, 2 hari sekali masuk dungeon." jawab Bima.[Baiklah, aku akan persiapkan]Bim beranjak dari kasur dan duduk di balkon kamar, menyulut rokoknya dan kembali melamun menatap pemandangan sore hari dari sana."Makin di pikir makin bundet!" gumam Bima memijat dahinya.Pukul 19.00, pintu kamar di ketuk, Bima yang masih asik melamun tidak memperdulikan ketukan itu."Bim, ayo makan nak." panggil Jhon.Bima pun membuka pintu kamar dan menatap Jhon dengan tatapan sayu."Makan malam, aku tau kamu lapar. Sudah tidak perlu di jawab jika mereka menasehatimu atau memintamu baikan. Aku tau rasanya, mari makan dulu, setelah itu lanjutkan galaumu." ucap Jhon merangkul Bima.Bima hanya nurut saja, dia berj
Bima pergi ke gazebo, dia duduk sembari menonton TV menunggu kedatangan Alan membawakan pesanannya. Bima menyeruput kopinya lalu menyulut rokoknya sambil menonton berita di TV mengenai pembantaian keluarga Buana yang dilakukan oleh Gangster Sky Black Dragon.Lama Bima duduk di sana sendirian, sampai akhirnya pukul 23.00 malam, bell rumah berbunyi. Bima berjalan ke depan sembari menghisap rokoknya. Benar dugaan Bima, yang datang adalah Alan dan dua asistennya yang membawa satu kotak pendingin."Pesanan bos." ucap Alan.Bima membuka kotak pendingin itu untuk mengecek darah di dalamnya."Terimakasih ya." ucap Bima."Santai bos, kalau begitu kami pergi dulu ya." ucap Alan."Hati hati." ucap Bima.Setelah Alan dan asistennya pergi, Bima pun membawa kotak pendingin itu ke halaman belakang. Ternyata di gazebo Bima sudah di tunggu oleh Silvia yang terlihat menunduk lesu sambil menangis."Kenapa belum tidur?" tanya Bima duduk di sebelah Silvia sambil membuka kotak pendingin yang berisi 10 boto
Booommmm.....Booommmm...Booommmmm....Ledakan ledakan dahsyat terus terdengar bersahut-sahutan menjadi musik yang mengiringi pertempuran Bima yang sangat epic.Tidak seperti biasanya yang selalu bertarung penuh tekanan dan berat. Kali ini Bima bergerak sangat lincah, dia melompat kesana-sini sambil mengayunkan pedangnya.Bima terlihat sangat santai dan terlihat seperti lepas dari sebuah belenggu yang selama ini mengekang gerakannya. Gerakannya tegas, berirama, lincah, dan mematikan, hal ini membuat para monster ragu untuk menyerang.Dan saat musuh merasa ragu itulah waktu yang tepat untuk menggunakan skill yang Bima pelajari bertahun-tahun lamanya. Berbagai skill Bima keluarkan, dia juga mencoba kombinasi dengan semua bawahannya satu persatu kecuali Drago.Sistem tidak diam saja, dia menganalisis pergerakan Bima, dia mencatat semua kekurangan yang ada di tubuh Bima dan kekurangan di kombinasi antara tuan dan anak buah.
Keesokan harinya, seperti biasa, Bima pergi jogging keliling komplek 5 putaran. Setelah itu dia ngegym di ruang olahraga basecamp, puas dengan gym, Bima pun istirahat sejenak untuk menikmati sarapan yang istrinya bawakan.Setelah puas sarapan, Bima lanjut ke Alam Surgawi untuk melakukan latihan rutin. Sedangkan teman-temannya langsung berlatih sesuai arahan Bima tadi sebelum pergi.Teman-temannya akan berlatih mandiri sampai jam makan siang, setelah makan siang barulah Bima mendampingi mereka sebagai seorang pelatih.Henry untuk minggu ini izin cuti karena ingin pergi honeymoon di Jogja. Jadi untuk minggu ini Bima tidak terlalu menekan mereka karena takut Henry ketinggalan.Bima juga tidak menyuruh mereka ambil misi, jadi satu minggu full mereka cukup berlatih tanpa ada praktek di lapangan.Di minggu selanjutnya baru Bima menjalankan latihan seperti biasanya. Ambil misi setiap hari, latih tanding antar tim, evaluasi gerakan di ruang rapat
Sampai akhirnya para monster yang jumlahnya sangat banyak itu habis tewas tidak tersisa berkat kerjasama para hunter dalam bertempur.Mereka semua merayakan kemenangan dengan sorakan gembira karena tidak ada korban jiwa di pihak mereka. Bima hanya tersenyum, dia duduk menghisap rokoknya sambil mengelap pedangnya yang berlumuran darah monster."Masa cuma gini cuk?" tanya Riski curiga."Ya emang gini nyatanya anjirr, kau berharap apa lagi bodoh!" jawab Bima kesal."Kok semudah ini? padahal portalnya kerasa kuat banget cuk!" ucap Riski kebingungan."Syukuri aja apa yang ada. Yang penting gak ada korban jiwa di insiden kali ini." jawab Bima tenang."Bijak banget kau bim, tumben anyink!" ucap Rizal heran."Biasa aja cuk, apa yang bijak hahaha...." jawab Bima tertawa lepas.Mereka terus berbincang-bincang mengenai portal brusan bersama para hunter yang terasa asik dari biasanya.Sampai akhirnya kejadian yang
2 Minggu Bima dan keluarga kecilnya berlibur di pulau dewata, banyak sekali tempat wisata yang mereka datangi. Pikiran Bima juga sudah plong, Silvia pun sudah melupakan kejadian dua minggu yang lalu.Mereka berdua benar-benar merasakan sebuah kesenangan dalam hatinya, akhirnya setelah liburan di Bali selama 2 minggu, mereka pun memutuskan untuk pulang ke Jakarta.Mereka sampai di basecamp hari Jum'at pukul 14.00 siang dengan Julian dan Kevin yang menjemput di bandara. Keduanya langsung ke kamar untuk istirahat dan membereskan barang barang."Akhirnya bisa balik ke kasur ini!" ucap Bima menepuk-nepuk kasur kesayangannya itu."Aku mandi dulu ya, titip anak anak." ucap Silvia berjalan memasuki kamar mandi.Bima langsung mengangkat kedua anaknya dan di ajak tidur bersama di kasurnya. Entah sama sama lelah atau kedua bocil itu sangat nyaman di pelukan Bima, mereka pun tertidur pulas di atas kasur.Silvia yang selesai mandi pun di buat
Mereka ngobrol asik di temani kopi dan beberapa camilan yang di beli lewat online."Besok bakar bakar yok, mumpung malem minggu cuk." ajak Riski."Boleh boleh tuh." ucap Bima."Gas lah! dah lama gak makan bareng di outdoor gitu." ucap Julian."Nanti aku bilang Lidia yak, biar dia urus bahan bahannya. Ambil uang kas aja, daripada gak kepake." ucap Riski."Gas ris!" ucap Kevin semangat."Kau jemput agak pagian Rie, bilang sekalian suruh nginep beberapa hari. Kita senang-senang besok." ucap Bima pada Arie."Siap siap." jawab Arie nurut."Ajak calonmu juga Rie, aku belum pernah ketemu cuk." ucap Julian sangat penasaran."Jelas kaka!" jawab Arie tersenyum lebar.Mereka terus ngobrol sampai malam, akhirnya karena sudah mengantuk mereka pun kembali ke kamarnya masing-masing untuk tidur.Keesokan harinya, seperti biasanya, Bima pergi olahraga lalu berlatih di alam Surgawi untuk mempersiapkan p
Hal itu langsung membuat semua orang melotot tidak percaya dengan kekuatan asli Bima."Apakah ini kekuatan ayah paman?" tanya Daniel kagum."Kau masih sangat kecil untuk mengetahui segalanya nak." jawab Howard tersenyum penuh arti."Aku paham arah jawabanmu paman! aku akan mencari tau sendiri!" ucap Daniel."Smith! jangan!" teriak Adrian saat melihat Smith melakukan ritual."Segel bajingan itu nak! aku mengandalkan mu!" ucap Smith melakukan tos dengan Bima."Salam untuk ayahku! ucapkan padanya kalau aku akan segera datang!" ucap Bima."Baik! aku tunggu!" ucap Smith.Woshhhhhh.....Booommmmm....Tubuh Smith pun hancur menjadi kabut darah, Smith melakukan itu untuk menambah power Bima dan untuk menyempurnakan misinya. Ya! power Bima bertambah 100x lipat hasil dari kekuatan yang di berikan Smith."Tidakkkkkk!" teriak Adrian histeris.Setelah mendapat kekuatan tambahan, Bima pun m
Setelah menguapkan kata maaf, Bima langsung melesat bersama Kong dan Zhong menyerang para monster yang menyeringai penuh kemenangan."Bimaaaa!" teriak Diana histeris."Array sialan!! buka! bukaaaa!" teriak Andi memukuli Array sambil berteriak histeris.Semua hunter di sana terduduk lemas melihat orang yang paling di segani dan di hormati seluruh penduduk Bumi berjuang seorang diri tanpa memikirkan keselamatannya sendiri.Seluruh penduduk Bumi yang menonton live terus menggelengkan kepala berharap sadar dari mimpi buruknya, namun semua ini bukanlah mimpi, ini adalah kenyataan pahit yang harus di terima.Booommm....Booommm...Ledakan ledakan dahsyat mulai terdengar dari tengah medan peperangan. Tiga makhluk itu berusaha keras untuk memusnahkan seluruh monster di sana supaya kehidupan Bumi berhasil di selamatkan."Hahahahaha...kau tidak akan bisa menyelamatkan kehidupan di alam semesta ini Ashura! kau hanyalah sam
Andi menggila bersama beast spiritual nya yang berukuran raksasa itu. Kedua adiknya pun tidak mau kalah, mereka ikut mengeluarkan beast spiritual yang sama besar dan sama kuatnya dengan milik Andi.Trio bersaudara itu mengguncang tanah peperangan membuat semangat pasukan semakin berkobar-kobar. Intensitas peperangan semakin meningkat semenjak guild nomor satu dunia, pasukan Bima, dan kepala Asosiasi pusat menunjukkan kekuatannya.Hunter hunter yang berasal dari berbagai negara itu ikut menunjukkan kekuatan dan ilmu-ilmu yang di dapat dari akademi masing-masing. Para monster di buat mati kutu dan pasrah menunggu kematiannya di tangan para manusia itu.Sisa monster di tanah peperangan pun di babat habis oleh seluruh pasukan manusia. Mereka menyimpan inti core para monster sebagai kenang-kenangan dan berlari masuk ke dalam Array dengan sorakan kemenangan."Hahahahahaha! kita memenangkan peperangan!" teriak Andi berteriak keras."Yeahhhhhh!"
"Kau bisa menjaga mereka Kong?" tanya Bima setelah diam beberapa menit."Tidak." jawab Kong cepat."Kenapa?* tanya Bima heran."Aku sudah berjanji pada diriku sendiri beberapa menit yang lalu bos." jawab Kong."Janji apa?" tanya Bima penasaran."Aku tidak akan menjadi bawahan siapapun, kau adalah satu-satunya bos bagiku. Setelah peperangan ini usai, aku akan kembali ke tempat ras ku berada dan berlatih sekeras mungkin. Setelah itu aku akan mencari keberadaan Drago untuk melakukan misi kesejahteraan." jawab Kong."Misi apa itu?" tanya Bima sangat penasaran."Rahasia bos, ini adalah misi rahasia yang akan aku, Drago dan Leo jalankan." jawab Kong."Sudahlah bos, Kong sedang oleng, biarkan saja." ucap Zhong malas."Hahaha...." Bima tertawa keras lalu kembali menatap portal yang masih belum juga bereaksi.[1 jam bos]"Siapkan pasukan." perintah Bima pada Kong dan Zhong.Keduanya be
Mereka bersiap di perbatasan Array dengan jantung berdegup kencang. "Jangan lengah!" ucap Kong tegas. "Baik!" jawab Tigers tegas. Beberapa menit kemudian, ledakan portal tahap dua pun terjadi. Duarrrrrrrrr.... Jutaan monster kelas Iblis sampai Abyss keluar dari portal dan berlari dengan ganas ke arah Jakarta. Tigers dan para petinggi Asosiasi dari seluruh dunia menggenggam erat senjatanya, keringan sebesar biji jagung mulai menetes dari wajah mereka. "Rileks, anggap saja ini latihan." ucap Bima yang membuat tim Junior menengok. "Buat aku bangga untuk terakhir kalinya." ucap Bima membuka topengnya dan tersenyum manis. Jason semakin erat mencengkram senjatanya, matanya merah, wajahnya terlihat sangat emosional, auranya pun meledak menunjukkan sosok jati diri yang sebenarnya. "Maju dan buat bangga pamanmu ini nak!" ucap Bima. "Maju!" ucap
Tengah malam, Bima terbangun dari tidurnya karena kebelet kencing. Selesai kencing, Bima malah tidak bisa tidur lagi, karena bingung, Bima pun pergi ke alam Surgawi untuk latihan kecil."Emphh! bau amis!" seru Kong menutup hidungnya.Bima mengendus tubuhnya sendiri lalu nyengir, Bima berlari ke rumah untuk mandi. Selesai mandi, Bima kembali menemui Kong yang sedang bermalas-malasan."Pagi kapan bos? bosan sekali!" ucap Kong."Entahlah." jawab Bima malas."Kau pingin segera pagi biar bos cepat mati Kong?" tanya Dexter sinis."Bukan begitu maksudku bodoh!" jawab Kong kesal.Mereka berbincang-bincang di sana sambil bermalas-malasan, yang tadinya Bima ingin latihan jadi malah ikut bermalas-malasan bersama mereka. Sampai akhirnya pagi pun datang, Bima keluar dari Alam Surgawi untuk mandi dan sarapan.Sebelum ke ruang makan Bima menyisipkan surat di album foto keluarga kecilnya. Setelah itu Bima segera pergi ke ruang
Keesokan harinya, selesai sarapan seluruh penghuni basecamp beres-beres barang untuk pindah sementara ke kediaman keluarga besar Abraham."Daniel, Devin, ayo ikut ayah, ayah mau bicara." ucap Bima pada Daniel dan Devin yang ikut membantu membereskan barang-barang di ruang tamu."Baik ayah." jawab Daniel langsung pergi menggandeng Devin mengikuti Bima yang berjalan ke arah halaman belakang.Bima duduk di gazebo bersama Daniel dan Devin yang terlihat sedang minum yogurt."Ada apa ayah?" tanya Daniel."Berapa usia kalian?" tanya Bima balik."7 tahun lebih ayah." jawab Daniel yang di sambut anggukan Devin."Besok ayah akan mengemban tugas berat di perbatasan, kalau semisal ayah meninggal dunia apakah kalian siap menggantikan posisi ayah sebagai pelindung ibu kalian dan adik kalian?" tanya Bima."Ayah jangan pergi, Devin masih mau bermain dengan ayah." ucap Devin menggenggam erat tangan Bima."Ini hanya peru
Sesampainya di Asosiasi, Bima langsung berjalan cepat ke gedung utama untuk menemui Andi, Wilson dan Leon yang sudah menunggu di ruangannya.Kedatangan Bima ke Asosiasi tentu saja membuat seluruh hunter di sana bingung dan bertanya tanya. Mereka berpikir kedatangan Bima ke sana untuk membahas mengenai portal di Jawa Timur."Selamat datang tuan Bima, pak Andi sudah menunggu di ruangan." ucap Tommy asisten Andi."Baik." jawab Bima langsung bergegas ke ruangan Wilson.Sesampainya di sana, Bima langsung duduk di sofa dan melepas topengnya."Ada apa? sepertinya sangat penting." tanya Andi duduk di sebelah Bima."Aku cuma mau bilang, evakuasi semua orang ke luar pulau Jawa, sebagian ke pulau sebrang, sebagian ke Jakarta." jawab Bima."Jakarta masih pulau Jawa bodoh." ucap Leon datar."Aku sudah buat dinding pembatas di perbatasan kota Jakarta, paman tenang saja. Warga akan aman di sini, aku jamin 1000%." ucap Bima.
Hingga 5 bulan berlalu, anak anak yang Bima latih juga sudah mulai berkembang, tidak ada yang mencolok di antara mereka. Semua berkembang, Bima mengajarkan tentang kekeluargaan di antara mereka. Jika satu tertinggal, maka yang lain harus membantu orang itu supaya ikut berkembang. Bima juga mengajarkan tentang psikologi, jadi di masa kecilnya, mereka sudah memahami satu sama lain dan chemistry mereka sudah terbentuk sejak dini. Tim ini Bima beri nama Killer Baby, entah mengapa Bima suka nama itu. Selama 5 bulan ini, Tim Senior maupun Junior benar-benar sibuk, berbagai Job mereka jalani tanpa adanya Bima dalam tim. Walaupun begitu, masing-masing pemimpin tim melakukan tugasnya dengan baik. Julian yang menjadi wakil ketua tim Senior dan Tigers yang menjadi ketua tim Junior berhasil menjadi leader yang baik. Hasil pertarungan juga sangat memuaskan, hanya sedikit kekurangan yang Bima evaluasi saat sampai di basecamp. Hal ini sem