Share

Khodam Kraken Purba
Khodam Kraken Purba
Penulis: ROSAMA_13

Bab 1 Akademi sihir

Aku keluar dari kereta kuda yang mewah itu. Di sampingku berdiri para pengawalku dengan tubuh tegap dan ekspresi penuh hormat. Menatap ke depan, terlihat gerbang akademi yang asing namun familiar.

Saat aku melangkah maju, aku melihat sekeliling, banyak siswi yang menatapku dengan ekspresi berbinar di mata mereka.

Mungkin dulu aku ingin mendapatkan perhatian dari gadis-gadis cantik ini, tetapi sekarang pikiranku agak kacau.

Saat ini wajahku sedang murung, bagaimana tidak saat aku terbangun, aku berada di tempat yang asing, benar saja kawan, inilah transmigrasi yang sering aku lihat di banyak novel.

Sebelum transmigrasi, aku berusia 25 tahun, aku anak tunggal, orang tuaku bercerai saat aku masih kecil, ekonomi keluargaku bisa dikatakan pas-pasan, pekerjaanku sebagai satpam bank membuatku cukup sulit untuk mendapatkan gadis yang aku sukai.

Walaupun hidupku tak di penuhi dengan kasih sayang, namun aku mempunyai banyak sahabat, yang membuat hidupku tidak seburuk itu, dan aku mempunyai satu orang sahabat yang selalu mendampingiku sejak aku kecil, dengan banyak momen dalam hidupku, mungkin dialah yang selalu ada untuk mendukungku.

Mengingat orang-orang yang kutinggalkan, dadaku terasa sesak, mengingat saat-saat terakhirku, aku berada di tempat kerjaku seperti biasa, namun hari ini terjadi perampokan dengan menggunakan senjata api, sebagai seorang satpam aku berusaha sekuat tenaga untuk melawan para perampok tersebut, alhasil aku tertembak tepat di dada.

Namun kini, aku berada dalam tubuh seorang lelaki berusia 18 tahun, dan telah menjadi anak seorang saudagar kaya dengan latar belakang keluarga baik-baik, paras rupawan, dan pendidikan tinggi.

Namaku Badril , tiap hari aku di jemput dan di jemput dengan kereta kuda paling mewah di jaman ini, yup benar, ini seperti di abad pertengahan .

Tak usah dikatakan, saya punya terlalu banyak uang saku untuk dibelanjakan.

Seringkali aku terbangun sambil tersenyum, bila teringat sesuatu, bagaimana mungkin tidak, di dunia ini sihir itu nyata, selama beberapa hari setelah transmigrasi, aku berseri-seri kegirangan, dan merasa puas dalam mimpiku.

Meskipun tubuhku memiliki ketertarikan yang cukup biasa terhadap unsur-unsur sihir, kehidupanku sebelum transmigrasi sangat berbeda dari sekarang. Aktivitasku lebih berwarna setelah transmigrasi.

Terus terang, siapa pun yang berada di posisi saya akan merasakan hal yang sama. Namun, segala sesuatunya tidak sesederhana yang terlihat.

Ketika sedang berjalan di lorong kelas, aku melihat salah satu gadis tercantik di kampus, namanya Veronica, pemilik tubuhku sebelumnya sangat menyukai gadis ini, tapi aku pun mengerti mengapa dia menyukai Veronica.

Dengan parasnya yang cantik, kulitnya yang putih susu, dengan body yang bikin ketagihan, kalau disentuh, ehm, maksudku dia cantik sekali, tiba-tiba aku mendengar suara sistemnya, melihatnya aku teringat kejadian tadi pagi.

[ Ding ~ do kabedon pada Veronica, poin +10. ]

"Ah sial~~."

*****

Pagi hari di ruang makan.

Menengok ke sekeliling, terlihat beberapa pembantu yang sudah pergi setelah selesai menyiapkan makanan, saat berjalan ke tempat ibu duduk, ia pun ikut makan bersama, duduk di hadapanku, ibu menyambutku dengan senyuman lembut.

"Selamat pagi, Nak!"

Saya pun tersenyum melihat senyum indahnya.

"Selamat pagi Bu!"

Teresa, itulah nama gadis cantik di hadapanku ini, rambut hitam sebahu, bibir merah menawan, mata birunya menatap lurus ke arahku, kupikir aku sungguh beruntung atau tidak beruntung memiliki ibu secantik itu.

Beruntung gen beliau memang sudah menurun ke saya, sayang saya hanya bisa mengagumi sosok beliau, karena beliau adalah ibu kandung dari tubuh ini, pikiran liar saya pun terhenti disitu, walaupun ibu saya sibuk, beliau selalu menyempatkan diri untuk menemani saya sarapan.

[Ding~ dimanjakan ibumu point +10.]

Melihat kata-kata di hadapanku raut wajahku menjadi pucat, padahal aku tahu sistem akan memberikanku tugas tetapi untuk memikirkan tugas seperti ini, mungkin melihat raut wajahku, ibuku bertanya dengan cemas.

"Nak, apakah kamu merasa tidak enak badan!?"

"Tidak, Bu, tidak apa-apa."

Ibu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiriku, tangannya yang indah menyentuh keningku.

"Kau yakin? Wajahmu terlihat pucat."

Saat ibu ada di sampingku, aku dapat mencium harum bunga yang segar, melihat ekspresi ibu yang khawatir, aku tersenyum malu dan berkata.

"Saya rasa posisi tidur saya salah sehingga tangan saya agak kaku."

Mendengar perkataanku, ibu tersenyum lembut, dengan raut wajah menggoda ia menjawab.

"Benarkah, apakah kamu ingin ibumu memberimu makan!?"

Dengan ekspresi malu , aku buru-buru menggelengkan kepala dan berkata.

"Tidak Bu, saya bukan anak kecil lagi!"

" Hehe ~, kamu selalu seperti bayi di mataku!!"

Setelah itu dia duduk di sebelahku, mengambil piringku dan akhirnya menyuapiku.

*****

Kembali lorong kelas.

Mungkin Veronica mendengar suaraku, dia berhenti, lalu menoleh ke belakang, saat dia melihatku dia berbicara.

"Apakah kamu berbicara padaku?"

Mendengar suaranya yang merdu, aku membayangkan bagaimana ia mengerang di tempat tidur, membangkitkan lamunan liarku, aku melangkah mendekatinya, melihatku mendekat, Veronica mengernyit, lalu minggir ke arah dinding.

Melihatnya aku tetap mendekatinya, lalu memojokkannya ke tembok. Aku mengulurkan tangan kiriku ke atas bahunya dan menghantam tembok. Melihat wajahnya yang cantik dari dekat, wangi tubuhnya pun dapat tercium.

Menatap kedua mata besar dan indah itu, mulut kecilnya yang manis berkata dengan sedikit amarah.

"APA YANG SEDANG KAMU LAKUKAN?"

Ah, aku ingin sekali mencicipi mulut kecil manis itu, aku tersenyum kecil, lalu mendekatkan wajahku ke telinganya, dan berbisik.

"Veronica, kamu terlihat sangat cantik hari ini!!"

Dengan raut wajah panik, dia berusaha mendorongku, namun setelah mendengar perkataanku, tubuhnya tiba-tiba membeku, melihat ekspresi imutnya, wajahnya sedikit merah, mungkin karena marah atau malu.

Tanpa menunggu jawabannya, aku menarik diri dan berjalan kembali menuju kelas.

Mengabaikan orang-orang di sekitarku yang menatapku dan berbisik-bisik, mungkin mendiskusikan apa yang baru saja kulakukan.

Walau aku juga merasa sedikit malu, dengan apa yang kulakukan tadi, tapi wajahku tidak menunjukkan ekspresi apa pun.

Begitu masuk ke dalam kelas, dan melihat wajah-wajah yang familiar, aku langsung berjalan menuju tempat dudukku, setelah duduk aku bergumam lirih.

"Ah sial, aku pasti sudah gila."

Menenangkan pikiran, dan menunggu kelas dimulai, saya mengambil beberapa buku tentang sejarah dunia ini dan membacanya.

Kerajaan Trisakti adalah tempat saya tinggal saat ini, walaupun di benua ini terdapat beberapa kerajaan, namun Trisakti merupakan kerajaan yang wilayah kekuasaannya cukup luas, dan mempunyai sejarah yang sudah berumur ratusan tahun.

Meskipun Trisakti bukan kerajaan terkuat di benua ini, kekuatan militernya tidak dapat diremehkan.

Saat ini aku berada di akademi sihir di ibu kota kerajaan, kelas telah berjalan selama hampir tiga bulan untuk murid baru tahun ini, walaupun aku baru bertransmigrasi beberapa hari, aku memiliki semua ingatan pemilik tubuh ini sebelumnya.

Saya berasal dari kota Jatih , yang letaknya tidak jauh dari ibu kota. Dengan kereta kuda, waktu tempuh sekitar satu setengah hari, saya datang ke ibu kota bersama ayah dan ibu saya.

Ayah saya saat ini sedang berada di rumah di Jatih kota, dia pergi ke sana sebulan sekali untuk mengurus bisnisnya dan akan kembali lusa.

Aku menutup mulutku dan menguap, tadi malam aku begadang untuk melatih kekuatanku yang kudapatkan dari sebuah sistem yang bernama Khodam Kraken Purba.

Dengan kekuatanku saat ini aku hanya dapat mengendalikan dua tentakel tak kasat mata, seiring bertambahnya kekuatanku maka jumlah tentakel yang dapat kukendalikan juga akan bertambah.

Khodam Kraken Kuno sendiri memiliki beberapa tingkatan kekuatan, saat ini saya hanya bisa menggunakan level 1 yaitu tentakelnya hanya bisa menggerakan benda mati.

Seperti mengendalikan senjata dari jarak 10 meter, itulah batasan saya saat ini, mungkin orang luar yang melihatnya, akan mengira mereka menggunakan sihir telekinesis.

Ketika aku tengah asyik membaca dan memikirkan beberapa hal, tiba- tiba teman sebangkuku datang dan duduk di sebelahku. Katanya, ia melihatku tengah membaca buku sejarah.

"Hei, Dril , apakah kamu membaca buku sejarah? Itu tidak biasa, biasanya kamu membaca buku tentang ilmu sihir."

Namanya Alex, badannya lumayan besar tapi tidak terlalu gemuk dan wajahnya biasa saja, mendengar perkataannya aku pun menjawab.

"Ya, saya sedang mencari suasana yang berbeda. Kadang-kadang membaca buku lain juga cukup menyenangkan."

Waktu aku lagi ngobrol sama Alex, ada dua cewek cantik yang masuk ke kelas, mereka adalah Veronica dan sahabatnya Fanny, begitu masuk banyak cowok yang berwajah, yah, laki-laki tetaplah laki-laki, pikiran mereka saat melihat cewek cantik pasti jauh dari kata suci.

Merasakan tatapan seseorang, kulihat Veronica menatap lurus ke arahku dengan wajah dingin, aku pun menatap matanya yang besar, aku tersenyum tipis dan ada sedikit ketidakpastian di matanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status