Share

Bab 5 Rutinitas

      Saat aku bangun, kepalaku merasa agak pusing, uh kenapa kepalaku sakit, melihat ke samping ada Fanny yang menatapku.

     "Ver! kamu baik-baik saja?" Fanny bertanya dengan kekhawatiran dalam kata-katanya.

      "Tidak apa-apa, hanya sedikit pusing, ngomong-ngomong kenapa aku ada disini?" kataku sambil melihat sekeliling di ruang.

     "Kamu pingsan saat duel melawan Badril!" katanya.

      Mendengar perkataan Fanny, aku pun ingat duelku melawan Badril, tunggu bagaimana aku bisa di kalahkan, saat itu aku hanya melihat Badril berjalan kedepan, dan dia hanya melambaikan tangannya.

      Tapi aku merasa kan tarikan kebelakang yang kuat, sihir apa yang dia gunakan?.

      "Ver! kamu tau apa yang di lakukan Badril saat itu??" Fanny bertanya, ada wajah tanda tanya di ekspresinya.

      "Tidak juga! aku hanya melihat nya melambaikan tangan, dan tubuhku merasakan tarikan kuat kebelakang." mengingat lagi serangan pertamaku juga meleset, tidak mungkin ini kebetulan, pasti akibat sihir orang itu juga.

      "Sudah berapa lama aku pingsan?" kataku bertanya pada Fanny di sampingku 

       "Sekitar lima belas menit kayaknya" Fanny menjawab dengan memiringkan kepala kecilnya.

      "Apakah kelas nya sudah selesai?" kataku sambil bangun dari tempat tidur pasien.

      "Kelas baru selesai beberapa menit yang lalu!" kata Fanny sambil membantuku berdiri dengan tubuh mungilnya.

      "Baiklah ayo kita kembali." Kataku sambil memegang tangan kecil Fanny.

      Saat aku berjalan keluar ruangan medis, di pintu keluar aku melihat seorang pria setinggi sekitar 180 cm dengan ekspresi bosan di wajahnya.

      Orang yang mengalahkan ku saat duel, melihat wajah nya dengan seksama, aku merasa ada yang berbeda dari penampilannya yang biasa, mengingat apa yang dia lakukan di pagi hari aku ingin bertanya, apa maksud dari tindakannya.

      Tapi mengingat saat ini aku bersama Fanny, aku pun mengurungkan niat ku untuk bertanya.

      Mungkin merasakan kehadiran kita, mata biru pria itu melihat antara aku dan Fanny, dia pun berjalan mendekat.

      "Apakah kamu baik-baik saja?" katanya dengan nada acuh tak acuh itu bertanya kepadaku.

      Berhenti di depannya aku melihatnya dari atas ke bawah, apakah orang ini menghawatirkan ku, atau semacamnya?

       "Aku baik-baik saja!" kataku menatap matanya, mengangkat alis ku sedikit mau tak mau pun aku bertanya. "Apakah kamu menghawatirka ku?"

       "Tidak juga, aku hanya merasa tidak enak jika wanita cantik sepertimu di lukai olehku!"

Meskipun aku sering mendengar orang-orang menyebutku cantik, aku tidak merasakan apa-apa, tapi saat Badril menyebutku cantik ada perasaan senang dalam diriku, mengabaikan perasaan aneh itu aku bertanya.

      "Sihir yang kamu gunakan tadi, itu sihir apa??" kataku dengan ekspresi ingin tahu di wajahku.

       "Itu rahasia!" jawabnya dengan ekspresi datar. 

" kalau begitu aku akan pergi duluan." katanya menatapku dan Fanny, sambil tersenyum kecil, Badril mengulurkan tangan nya ke kepala Fanny dan mengelusnya.

      Fanny yang dari tadi diam dan hanya memperhatikan percakapan kita tiba-tiba kepalanya di sentuh dia hanya menundukkan kepalanya sedikit.

      "Um!!" kata Fanny pelan dengan ekspresi tersipu diwajahnya 

      Aku hanya mengangguk dengan ekspresi cemberut, dia pun langsung berjalan pergi, melihat Fanny di samping aku juga mengajak nya pulang.

      "ayo kita juga kembali!" kataku 

      Berjalan bersama kita berdua pun pulang ke rumah.

*****

      Saat ini aku berjalan keluar sekolah, dan menuju kereta kuda yang sudah menunggu ku. Tadi aku mampir sebentar ke ruang medis, untuk melihat keadaan Veronica yang pingsan saat duel dengan ku.

       Seperti yang di harapkan dari dunia yang memiliki sihir, selama luka nya tidak fatal sihir penyembuh sangat berguna.

      Selain sihir elemen yang di gunakan untuk pertempuran, ada juga sihir biasa yang di gunakan untuk membantu aktivitas para penyihir untuk keseharian mereka dan sihir penyembuh adalah salah satunya.

      Setelah berjalan tidak lama aku sampai di kereta kuda pribadi ku, kusir yang melihat ku mendekat menyambutku lalu dia membuka kan pintu, aku hanya mengangguk dan masuk ke dalam.

       Untuk rasio penyihir di dunia ini sangatlah sedikit, hanya sekitar sepuluh persen seseorang terlahir dengan energi sihir di dalam tubuhnya, dan untuk seseorang yang bisa menggunakan aura sekitar tiga puluh persen dari para pejuang.

       Seorang penyihir untuk meningkatkan energi sihir dalam tubuh nya, yang pasti bakat akan sihir tersebut semakin tinggi bakat seseorang dalam sihir, semakin cepat peningkatan energi sihir, tentu dengan melakukan pelatihan rutin.

       Sambil menunggu sampai di rumah, aku memikirkan barang² yang berguna dalam kehidupanku sebelumnya, seperti kulkas, ac, mesin cuci dan dll, meskipun di dunia ini belum ada listrik.

       Ada batu sihir yang bisa menggantikan sumber daya listrik, batu sihir sendiri hanya bisa di dapatkan dengan membunuh monster, untuk batu sihir saat ini memiliki kegunaan untuk membuat artefak, senjata dll.

       Untuk alat-alat dari dunia lamaku, kemarin aku menceritakan ideku ke ayah ku saat ini, meskipun tidak tau pembuatannya tapi aku menjelaskan konsep alat-alat modern tersebut.

       Ayahku setelah mendengar konsep alat-alat modern, dia pun pergi ke rekan kerja nya di kota asli ku, untuk mencoba membuatnya.

       Merasakan berhentinya kereta, aku melihat ke luar jendela, dan melihat rumah besar dan indah yah itu rumah ku saat ini, setelah pintu di buka oleh penjaga aku keluar dan berjalan masuk ke rumah.

       Sesampainya di kamarku aku menaruh barangku, dan melakukan rutinitas di sore hari aku ke halaman belakang rumah untuk berlatih sihirku sebentar, sambil menunggu makan malam.

       Di halaman belakang rumah, ada ruang yang cukup luas untukku berlatih sihir, untuk elemen sihirku adalah elemen air yah meskipun elemen air tidak begitu merusak seperti elemen api dan angin, elemen air masih berguna dalam pertempuran.

      Apalagi saat bisa meningkatkan nya ke elemen es seperti Veronica, untuk sihir sendiri kita memerlukan imajinasi yang bagus, saat kita sudah mengaktifkan sihir akan ada fenomena sihir di sekitar tubuh pengguna sihir tersebut.

      Saat aku mengaktifkan sihirku udara di sekitarku menjadi lembab dan ada genangan air di sekitarku, aku mencoba membuat peluru air yang biasa digunakan penyihir air saat bertempur.

      Setelah peluru air di bentuk aku menembak ke arah pohon di depan, dan terjadilah ledakan kecil di pohon tersebut, meskipun pohon nya masih utuh ada beberapa kerusakan di batang pohon itu.

      Setelah itu aku terus ber eksperimen pada sihir airku seperti mengompres air hingga setipis jarum lalu menembak ke pohon lagi dan terjadilah lubang kecil menembus pohon tersebut.

      Aku juga mencoba sihir pertahanan dll, hingga merasakan sihir ku terkuras, aku pun berhenti dan beristirahat sebentar.

      Setelah merasa tubuh ku udah siap aku pun melanjutkan latihan fisikku seperti berlari, push up, dll. meskipun penyihir tidak begitu harus melatih fisiknya seperti kesatria, tapi kita perlu meningkatkan stamina kita.

       Setelah aku selesai melakukan rutinitas sore hari, aku pergi mandi. setelah selesai aku pergi keruang makan untuk makan malam.

      Di meja besar itu ada berbagai macam makanan, yang di siapkan pembantu, meskipun aku hanya makan sendiri, untuk ibuku dia masih bekerja di perusahaan dan akan pulang larut malam, seusai makan malam.

      Aku pergi Ke kamar,  dan berbaring di kasur yang empuk sambil membaca beberapa buku hingga tertidur dan yah begitulah rutinitas ku saat ini, dengan teknologi dunia ini yang terbelakan hiburan masih minim di dunia ini.

      Itu membuatku bertekad lagi untuk membawa teknologi modern ke dunia ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status