Setelah puas pangeran Agnreandel tertawa, ia menghela nafas dengan raut wajahnya yang berubah jadi sedih. "Bukankah kamu lupa dengannya dan melakukan banyak hal dengan bahagia dan melupakan sosoknya begitu saja? Aku melihatnya...""..." Suasana sepi sejenak, aku menunggu ia mengeluarkan suaranya."Aku melihatnya mati di depan mataku. Ia mati karena melindungimu.""Setelah kejadian itu, aku tidak melihatmu di acara pemakamannya. Aku mencarimu... Aku diam-diam mengunjungi ke kediamanmu dan melihatmu bersama dengan keluargamu tanpa ada rasa perasaan sedih karena terbunuhnya kakekku."Aku tercengang dan saat itu air mataku tidak berhenti mengalir. 'Tapi ini benar-benar berbeda dari jalan cerita di buku itu! Aku tidak tahu itu! Ini sangat berbeda! Kamu pantas membenciku! Aku memang penjahat!'"Setelah hari itu, aku tahu bahwa kamu..."Belum selesai pangeran Agnreandel berbicara, aku segera menarik tanganku dan menyembunyikan wajahku dengan kedua lenganku. Aku merasa tidak pantas menunjukk
'Pandanganku semakin kabur,' pikir pangeran Agnreandel.Lalu, tiba-tiba pandangannya gelap, dan beberapa detik setelahnya, pandangannya kembali."Siapa kamu?!"Aku tersentak saat mendengar suara tersebut berasal dari mulutnya. Aku bingung, terheran dan berbalik untuk melihat sosoknya. Dari tatapannya, ia benar-benar tidak mengenalku.Tetapi...Aku merasa tatapannya sama dengan orang itu saat aku pertama kali menatap matanya.***Di kota yang megah yang memiliki banyak gedung-gedung menjulang tinggi, seorang pria berpakaian rapi yang terlihat formal sedang mengendarai mobil mewah berwarna biru Dongker sendirian. Tatapannya sangat tajam. 'Kenapa ia tiba-tiba menghilang!?''Disaat aku hampir meraih tangannya, ia menghilang di hadapanku.''Aku berpikir itu adalah mimpi, tetapi ia benar-benar menghilang sejak itu.'Pria tersebut terus terbenam di pikirannya sambil fokus menatap jalan raya. Sebuah mobil mulai memasuki gerbang yang mana gerbang tersebut mengelilingi gedung dengan arsitektu
Aku menoleh ke belakang perlahan dan melihat sepasang matanya yang benar-benar tidak mengenaliku. Tetapi tatapannya masih sama meskipun ia sepertinya tidak mengenaliku. Aku tersentak dan kemudian mendekat padanya dan mencoba menyentuh wajahnya.Ia kaget karena aku tiba-tiba mendekat dan ia segera menepis tanganku. Tubuhku terasa mulai bergetar, namun aku menahan ekspresiku yang mulai ketakutan dengan menundukkan wajahku."Aku tidak mengenalimu! Dan, jangan beraninya kamu menyentuhku!" Ia menunjukkan wajahnya yang kejam. Aku jelas melihatnya apalagi ia disinari cahaya dari kembang api.'Apa ada orang yang masuk ke dirinya seperti kami? Dan... apakah ia akan tetap mencintaiku?' Aku merunduk dengan tatapan yang sedih. "Ma, maaf!" Ucapku dengan suara kecil. Namun, orang itu tersentak saat ia mendengar suaraku dengan disertai ekspresi yang aku tunjukkan.Kembang api terus menyala. Disaat tidak ada lagi suara ledakan, malam kembali sunyi. Cahaya dari batu sihir di ruangan ini kembali meny
"Aku hanya penasaran kenapa senyumanmu sangat menarik.""..."Aku tidak dapat membalas ucapannya karena pastinya aku terkejut, hingga suasana pun menjadi canggung. Aku segera memasang kembali earphone pada kedua telingaku dan kembali mengerjakan tugasku.Ia masih duduk di sebelahku dan memperhatikan pekerjaanku. Ia bahkan mengkoreksi pekerjaanku dan membantuku dalam menyelesaikannya.Setelah pekerjaanku tadi usai, kami membicarakan banyak hal hingga hal aneh seperti apa yang terjadi pada kita setelah kematian dan apakah tuhan itu benar-benar ada."Aku selama ini berpikir... Apakah ada kehidupan setelah kematian terjadi?" Tanya pria itu padaku.Aku mengatakan, "Kamu bingung dengan hal tersebut? Kalau menurut pemahamanku dengan banyak hal yang ku perhatikan selama ini... Manusia memiliki ruh dan tubuh manusianya. Dan setelah manusia mati, ruh meninggalkan tubuhnya sedangkan tubuhnya kembali ke bumi.""Kalaupun tuhan memang ada... Yang pastinya kita akan tahu ada atau tidak setelah kemat
"Owh.... Sepertinya, berita ini sudah menyebar luas."***Di hari tersebut, ratu Osfellia datang ke kamar putranya."Ia tertidur...""Cepatlah bangun, putraku!" Wanita bersurai sama dengan putra mahkota segera mengusap lembut wajah putranya. Lalu, ia segera mengecup dahi pangeran Agnreandel yang masih tertidur di ranjang."Wanita yang kamu cintai, menunggu dirimu!""Selamatkan dia!""Ibunda mempercayaimu!""Ibunda mohon... Berbahagialah bersama dengannya! Kemampuan dirinya bahkan mungkin bisa menyelamatkan kita...""Tuhan akan selalu memberikan yang tebaik untuk takdir kita.""Ini juga demi ibunda dan juga...""Kakekmu!"***Di kerajaan tertangga yang bernama kerajaan Lezarion, seorang putra mahkota mendengar kabar yang mengejutkan dari bawahannya. Ia sedang duduk santai di sebuah sofa yang mana seseorang wanita sedang berbaring dan tertidur yang sedang menjadikan pahanya menjadi bantal. Tangan Sang Putra Mahkota sedang mengelus lembut surai wanita tersebut."Viyuranessa Roseary...?"
Aku menatap dirinya dengan iba. Aku menggosok halus punggungnya hingga rambutnya. Aku tersenyum kecil. Aku ingin ia tenang dan mengeluarkan sisi negatif dari pikirannya."Semua baik-baik saja, Rean!"Ia mengangkat wajahnya, dan aku melihat wajahnya yang sembab. Aku menyentuh wajahnya dengan lembut. Kemudian ia menggenggam tanganku yang menyentuh wajahnya. Ia mengelus punggung tanganku dengan wajahnya.Aku kembali tersenyum, aku mengangkat pinggulku dan menumpu beban tubuhku pada lututku hingga tinggiku menjadi lebih tinggi darinya. Aku menyentuh kedua sisi wajahnya dan mencium dahinya dengan lembut. "Yu?"Ia tercengang dan wajahnya memanas. Pipinya menjadi merah seolah-olah memadukan dengan warna matanya. Ia merunduk untuk menyembunyikan wajahnya. Aku pun tersentak saat menyadari yang telah ku lakukan beberapa detik lalu. Wajahku spontan memerah."Ma- maafkan aku!"Aku segera berdiri dan mencoba kabur darinya karena merasa malu dengan apa yang telah ku lakukan."Tunggu dulu!" Ia mena
Keesokan harinya, aku sudah kembali ke kamarku di kediaman duke Roseary. Saat ini diriku memutuskan untuk istirahat sebelum kembali beraktivitas di akademi.Sedangkan di istana, Rean mengadakan pertemuan dengan ibunya. Saat ia menemui ibunya di sebuah gazebo di taman, ia segera memeluk ibunya dengan erat yang pastinya ibunya tahu bahwa putranya sedang memikirkan rasa bersalahnya."Melihatmu seperti ini, sepertinya kamu sudah kembali dan mengingat semuanya, putraku!" Rean melepaskan pelukannya dan ibunya dapat melihat wajahnya sangat sedih."A... Aku... Aku takut ia membenciku!"Sang ibu menyentuh wajah anaknya dengan lembut. Lalu, ia tersenyum. "Gadis itu... Orang sepertinya adalah orang yang ibunda cari selama ini.""Orang yang ibunda cari?""Iya... Ia telah menyelamatkan kamu dan ibunda... Terutama kakekmu, Agnre!""Bahkan kakek juga?""Seperti dirimu yang begitu peduli dengan kakekmu, bahkan ibunda sendiri juga sepertimu..."Ratu Osfellia mengangguk lalu ia segera duduk, ia memper
"Kamu sedang menangis?" Sang Putra Mahkota berada semeter di belakang gadis tersebut."Marah! Aku sedang marah!"Gadis tersebut menoleh ke belakang dengan tatapan yang tajam."Hah!? Yang mulia putra mahkota!?" Gadis tersebut tersentak, berbalik dan menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya."Marah?" Putra mahkota tersenyum tajam dengan tatapan angkuh. "Terus kenapa!?"Gadis kecil tersebut mulai menjauhkan tangannya dari wajahnya, pria kecil tersebut bisa melihat tatapan yang murung darinya. "Karena aku memukul orang itu! Padahal, aku memukulnya karena ia mengganggu adikku! Tetapi kepala pelayan yang bekerja untuk keluarga kami itu selalu menyalahkanku! Ia selalu saja merendahku dan menceritakan semua kekuranganku kepada orang tuaku dan mereka menerimanya begitu saja! Setiap aku melakukan kesalahan kecil, mereka selalu mengatakan percuma saja cerdas jika hal sekecil itu saja tidak dapat berpikir! Aku jadi takut melakukan kesalahan sehingga aku selalu berusaha melakukan semua hal d