"Owh.... Sepertinya, berita ini sudah menyebar luas."***Di hari tersebut, ratu Osfellia datang ke kamar putranya."Ia tertidur...""Cepatlah bangun, putraku!" Wanita bersurai sama dengan putra mahkota segera mengusap lembut wajah putranya. Lalu, ia segera mengecup dahi pangeran Agnreandel yang masih tertidur di ranjang."Wanita yang kamu cintai, menunggu dirimu!""Selamatkan dia!""Ibunda mempercayaimu!""Ibunda mohon... Berbahagialah bersama dengannya! Kemampuan dirinya bahkan mungkin bisa menyelamatkan kita...""Tuhan akan selalu memberikan yang tebaik untuk takdir kita.""Ini juga demi ibunda dan juga...""Kakekmu!"***Di kerajaan tertangga yang bernama kerajaan Lezarion, seorang putra mahkota mendengar kabar yang mengejutkan dari bawahannya. Ia sedang duduk santai di sebuah sofa yang mana seseorang wanita sedang berbaring dan tertidur yang sedang menjadikan pahanya menjadi bantal. Tangan Sang Putra Mahkota sedang mengelus lembut surai wanita tersebut."Viyuranessa Roseary...?"
Aku menatap dirinya dengan iba. Aku menggosok halus punggungnya hingga rambutnya. Aku tersenyum kecil. Aku ingin ia tenang dan mengeluarkan sisi negatif dari pikirannya."Semua baik-baik saja, Rean!"Ia mengangkat wajahnya, dan aku melihat wajahnya yang sembab. Aku menyentuh wajahnya dengan lembut. Kemudian ia menggenggam tanganku yang menyentuh wajahnya. Ia mengelus punggung tanganku dengan wajahnya.Aku kembali tersenyum, aku mengangkat pinggulku dan menumpu beban tubuhku pada lututku hingga tinggiku menjadi lebih tinggi darinya. Aku menyentuh kedua sisi wajahnya dan mencium dahinya dengan lembut. "Yu?"Ia tercengang dan wajahnya memanas. Pipinya menjadi merah seolah-olah memadukan dengan warna matanya. Ia merunduk untuk menyembunyikan wajahnya. Aku pun tersentak saat menyadari yang telah ku lakukan beberapa detik lalu. Wajahku spontan memerah."Ma- maafkan aku!"Aku segera berdiri dan mencoba kabur darinya karena merasa malu dengan apa yang telah ku lakukan."Tunggu dulu!" Ia mena
Keesokan harinya, aku sudah kembali ke kamarku di kediaman duke Roseary. Saat ini diriku memutuskan untuk istirahat sebelum kembali beraktivitas di akademi.Sedangkan di istana, Rean mengadakan pertemuan dengan ibunya. Saat ia menemui ibunya di sebuah gazebo di taman, ia segera memeluk ibunya dengan erat yang pastinya ibunya tahu bahwa putranya sedang memikirkan rasa bersalahnya."Melihatmu seperti ini, sepertinya kamu sudah kembali dan mengingat semuanya, putraku!" Rean melepaskan pelukannya dan ibunya dapat melihat wajahnya sangat sedih."A... Aku... Aku takut ia membenciku!"Sang ibu menyentuh wajah anaknya dengan lembut. Lalu, ia tersenyum. "Gadis itu... Orang sepertinya adalah orang yang ibunda cari selama ini.""Orang yang ibunda cari?""Iya... Ia telah menyelamatkan kamu dan ibunda... Terutama kakekmu, Agnre!""Bahkan kakek juga?""Seperti dirimu yang begitu peduli dengan kakekmu, bahkan ibunda sendiri juga sepertimu..."Ratu Osfellia mengangguk lalu ia segera duduk, ia memper
"Kamu sedang menangis?" Sang Putra Mahkota berada semeter di belakang gadis tersebut."Marah! Aku sedang marah!"Gadis tersebut menoleh ke belakang dengan tatapan yang tajam."Hah!? Yang mulia putra mahkota!?" Gadis tersebut tersentak, berbalik dan menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya."Marah?" Putra mahkota tersenyum tajam dengan tatapan angkuh. "Terus kenapa!?"Gadis kecil tersebut mulai menjauhkan tangannya dari wajahnya, pria kecil tersebut bisa melihat tatapan yang murung darinya. "Karena aku memukul orang itu! Padahal, aku memukulnya karena ia mengganggu adikku! Tetapi kepala pelayan yang bekerja untuk keluarga kami itu selalu menyalahkanku! Ia selalu saja merendahku dan menceritakan semua kekuranganku kepada orang tuaku dan mereka menerimanya begitu saja! Setiap aku melakukan kesalahan kecil, mereka selalu mengatakan percuma saja cerdas jika hal sekecil itu saja tidak dapat berpikir! Aku jadi takut melakukan kesalahan sehingga aku selalu berusaha melakukan semua hal d
Keesokan harinya, Rean mengunjungi kediaman Marquis Frossel yang mana Jesshiena menjadi tahanan rumah disana. "Kenapa seorang putra mahkota datang kemari untuk menemuiku!?" Jesshiena menyilangkan tangannya di depan dadanya dengan ekspresi yang angkuh."Jesshi! Ku rasa kamu sudah mengingat semuanya, bukankah begitu?""Iya! Aku mengingatnya saat aku terpuruk dengan kekalahanku waktu itu. Dan, jadi kamu menemuiku setelah kamu mengingat semuanya. Terus kenapa!?""Dan cerita novel itu, bukankah kamu yang menulisnya?""Ya, itu aku! Di masa itu, aku sering bermimpi, jadi aku menuliskan nya. Ternyata itu adalah ingatanku. Aku menambah akhirnya ceritanya karena kamu tidak mungkin mencintaiku dan aku hanya ingin aku berakhir bahagia di cerita itu meskipun hanya cerita," ucap Jesshiena dengan murung. Rean memilih diam karena Jesshiena Frossel masih ingin mengatakan sesuatu."Aku membuat wanita itu menjadi karakter antagonis karena ia sangat berisik, ia selalu saja menyuruhku menjauhimu. Aku me
Jesshiena Frossel datang ke akademi dan tentunya ia tidak disambut baik oleh semua siswa siswi yang melihatnya. Karena ia sudah memperkuat tekadnya, ia masih berdiri tegak selama perjalanannya menuju kelasnya. Saat Jesshiena Frossel datang ke kelasnya, suasana kelas jadi sunyi."Lady Jesshiena!" Finne tersentak dan segera menghampiri Jesshiena dengan bersemangat. "Anda kembali!?""Iya, Finne!" Jesshiena Frossel tersenyum."Saya senang anda kembali berada di kelas ini lagi! Saya sangat bersyukur kalau anda baik-baik saja!"Jesshiena segera menyentuh ubun-ubun Finne dan mengusapnya dengan lembut. "Terima kasih atas perhatiannya, Finne! Aku tidak menyangka masih ada orang yang peduli denganku! Aku senang dengan itu!"Jesshiena melirik ke posisi bangku yang biasa diduduki oleh Viyuranessa Roseary."Anda mencari lady Viyura?" Ucap Finne saat melihat arah pandangan Jesshiena.Jesshiena Frossel mengangguk."Ia sedang cuti, Duke Roseary sudah meminta izin kepada kepala akademi untuk perizinan
Beberapa bulan sudah berlalu, ingatanku waktu diriku berada di peradaban modern pun memudar, ataupun ingatan saat aku bersamanya hilang, hingga ingatan selama aku tinggal bersama Rean di istana pun menghilang. Bahkan perkataan yang ia ucapkan padaku, menghilang dari pikiranku.Yang ku ingat, saat kakek Clau terbunuh olehku dan potongan-potongan ingatan saat bersama kakek Clau. Aku juga ingat juga disaat putra mahkota selalu bersama Jesshiena dan selalu mengabaikanku. Aku melupakan kenanganku tentangnya hingga kebersamaan kami dan pengetahuan-pengetahuan yang ada di kepalaku sudah tidak ada di pikiranku.Dikarenakan ingatanku sudah pudar hingga tidak ada hal rumit yang terpikirkan dan selalu membuatku lelah, aku memutuskan kembali ke akademi dan aku bahkan berniat membiarkan mengenai hubungan Jesshiena dengan putra mahkota.Saat tiba di akademi, Celzuru menungguku di gerbang. Ia segera menghampiriku saat aku tiba disana setelah menerima kabar kedatanganku."Kak Y
"Entahlah, aku juga bingung dengan ingatan yang ku miliki ini. Seingatku, aku tidak mendapatkan peringkat lima besar seangkatan," ucapku. Lalu aku terpikirkan, 'Dan seingatku, aku bergabung dengan klub teater.'"Tapi, selama ini anda selalu berada di peringkat pertama, Viyura!""Benarkah? Kalau memang benar yang kamu katakan... Sepertinya, kepalaku ini memang bermasalah.""Haha, kamu bahkan yakin dengan itu. Ku rasa kamu tidak berubah sedikitpun, " ucap Lina sambil terkekeh. "Mungkin hanya saja seperti... Kurang motivasi!"Aku tersenyum dan ikut terkekeh, "Hahaha, sepertinya kamu benar, Lina! Aku terus saja merasa bosan hingga belajar saja jadi malas! Mungki saja sebelumnya aku terlalu memaksakan pikiranku hingga jadinya amnesia!"Leitte Verk ternyata sudah ada berada disekitar kami dari tadi, ia tertawa terbahak-bahak. "Hahaha... Pembicaraan kalian lucu sekali!""Tidak perlu ditertawakan juga kali," ucapku.Di belakang Leitte Verk, kakak perempuanny