"Kamu sedang menangis?" Sang Putra Mahkota berada semeter di belakang gadis tersebut."Marah! Aku sedang marah!"Gadis tersebut menoleh ke belakang dengan tatapan yang tajam."Hah!? Yang mulia putra mahkota!?" Gadis tersebut tersentak, berbalik dan menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya."Marah?" Putra mahkota tersenyum tajam dengan tatapan angkuh. "Terus kenapa!?"Gadis kecil tersebut mulai menjauhkan tangannya dari wajahnya, pria kecil tersebut bisa melihat tatapan yang murung darinya. "Karena aku memukul orang itu! Padahal, aku memukulnya karena ia mengganggu adikku! Tetapi kepala pelayan yang bekerja untuk keluarga kami itu selalu menyalahkanku! Ia selalu saja merendahku dan menceritakan semua kekuranganku kepada orang tuaku dan mereka menerimanya begitu saja! Setiap aku melakukan kesalahan kecil, mereka selalu mengatakan percuma saja cerdas jika hal sekecil itu saja tidak dapat berpikir! Aku jadi takut melakukan kesalahan sehingga aku selalu berusaha melakukan semua hal d
Keesokan harinya, Rean mengunjungi kediaman Marquis Frossel yang mana Jesshiena menjadi tahanan rumah disana. "Kenapa seorang putra mahkota datang kemari untuk menemuiku!?" Jesshiena menyilangkan tangannya di depan dadanya dengan ekspresi yang angkuh."Jesshi! Ku rasa kamu sudah mengingat semuanya, bukankah begitu?""Iya! Aku mengingatnya saat aku terpuruk dengan kekalahanku waktu itu. Dan, jadi kamu menemuiku setelah kamu mengingat semuanya. Terus kenapa!?""Dan cerita novel itu, bukankah kamu yang menulisnya?""Ya, itu aku! Di masa itu, aku sering bermimpi, jadi aku menuliskan nya. Ternyata itu adalah ingatanku. Aku menambah akhirnya ceritanya karena kamu tidak mungkin mencintaiku dan aku hanya ingin aku berakhir bahagia di cerita itu meskipun hanya cerita," ucap Jesshiena dengan murung. Rean memilih diam karena Jesshiena Frossel masih ingin mengatakan sesuatu."Aku membuat wanita itu menjadi karakter antagonis karena ia sangat berisik, ia selalu saja menyuruhku menjauhimu. Aku me
Jesshiena Frossel datang ke akademi dan tentunya ia tidak disambut baik oleh semua siswa siswi yang melihatnya. Karena ia sudah memperkuat tekadnya, ia masih berdiri tegak selama perjalanannya menuju kelasnya. Saat Jesshiena Frossel datang ke kelasnya, suasana kelas jadi sunyi."Lady Jesshiena!" Finne tersentak dan segera menghampiri Jesshiena dengan bersemangat. "Anda kembali!?""Iya, Finne!" Jesshiena Frossel tersenyum."Saya senang anda kembali berada di kelas ini lagi! Saya sangat bersyukur kalau anda baik-baik saja!"Jesshiena segera menyentuh ubun-ubun Finne dan mengusapnya dengan lembut. "Terima kasih atas perhatiannya, Finne! Aku tidak menyangka masih ada orang yang peduli denganku! Aku senang dengan itu!"Jesshiena melirik ke posisi bangku yang biasa diduduki oleh Viyuranessa Roseary."Anda mencari lady Viyura?" Ucap Finne saat melihat arah pandangan Jesshiena.Jesshiena Frossel mengangguk."Ia sedang cuti, Duke Roseary sudah meminta izin kepada kepala akademi untuk perizinan
Beberapa bulan sudah berlalu, ingatanku waktu diriku berada di peradaban modern pun memudar, ataupun ingatan saat aku bersamanya hilang, hingga ingatan selama aku tinggal bersama Rean di istana pun menghilang. Bahkan perkataan yang ia ucapkan padaku, menghilang dari pikiranku.Yang ku ingat, saat kakek Clau terbunuh olehku dan potongan-potongan ingatan saat bersama kakek Clau. Aku juga ingat juga disaat putra mahkota selalu bersama Jesshiena dan selalu mengabaikanku. Aku melupakan kenanganku tentangnya hingga kebersamaan kami dan pengetahuan-pengetahuan yang ada di kepalaku sudah tidak ada di pikiranku.Dikarenakan ingatanku sudah pudar hingga tidak ada hal rumit yang terpikirkan dan selalu membuatku lelah, aku memutuskan kembali ke akademi dan aku bahkan berniat membiarkan mengenai hubungan Jesshiena dengan putra mahkota.Saat tiba di akademi, Celzuru menungguku di gerbang. Ia segera menghampiriku saat aku tiba disana setelah menerima kabar kedatanganku."Kak Y
"Entahlah, aku juga bingung dengan ingatan yang ku miliki ini. Seingatku, aku tidak mendapatkan peringkat lima besar seangkatan," ucapku. Lalu aku terpikirkan, 'Dan seingatku, aku bergabung dengan klub teater.'"Tapi, selama ini anda selalu berada di peringkat pertama, Viyura!""Benarkah? Kalau memang benar yang kamu katakan... Sepertinya, kepalaku ini memang bermasalah.""Haha, kamu bahkan yakin dengan itu. Ku rasa kamu tidak berubah sedikitpun, " ucap Lina sambil terkekeh. "Mungkin hanya saja seperti... Kurang motivasi!"Aku tersenyum dan ikut terkekeh, "Hahaha, sepertinya kamu benar, Lina! Aku terus saja merasa bosan hingga belajar saja jadi malas! Mungki saja sebelumnya aku terlalu memaksakan pikiranku hingga jadinya amnesia!"Leitte Verk ternyata sudah ada berada disekitar kami dari tadi, ia tertawa terbahak-bahak. "Hahaha... Pembicaraan kalian lucu sekali!""Tidak perlu ditertawakan juga kali," ucapku.Di belakang Leitte Verk, kakak perempuanny
Pandangan Sang Pangeran pun menangkap sosokku. Ia segera menghampiriku dengan langkah lebarnya. Dan saat aku hampir melangkah ke luar, ia menangkap pergelangan tanganku. Aku perlahan menoleh ke sosok orang yang menyentuhku."Putra mahkota!?"Ia pun tersentak saat melihat ekspresi ku sama seperti saat pertama kali kami pertama kali saling berpandangan saat kecil, seolah-olah aku baru mengenalnya."..." Ia terdiam dan masih terkejut dengan sosokku yang benar-benar berbeda.'Yu... apakah ia kembali mengubur ingatannya?' pikirnya. Ia terus memperhatikan raut wajahku hingga aku terheran dengan tatapannya yang berbeda dari yang ingatanku ingat tentang dirinya."Yang mulia!?"Sang Pangeran terbangun dari lamunannya, "Hn! Emm.. kamu mau kemana!?"'Aku masih berstatus tunangannya, aku harus bersikap seharusnya,' pikirku. Melihat dirinya, aku merasakan sentakan kuat di dadaku. 'Kenapa dadaku tiba-tiba terasa sesak saat melihatnya!?'Aku segera mengalihkan
Jesshiena Frossel segera melepaskan pelukannya dan mengatakan, "Maaf Lina! Aku bisa jelaskan-"Plak!Belum selesai Jesshiena berbicara, Lina segera menampar pipi Leitte Verk."Berengsek!" Lina segera berbalik dan terbang dengan sihir apinya yang menyelimuti tubuhnya.'Ck! Aku tidak mau menangisi hal seperti ini...' pikir Lina yang terlihat marah bahkan ia menahan air matanya untuk turun."...!?" Leitte Verk terheran. Iris Violet Diamondnya terus mengikuti sosok wanita tersebut sambil menyentuh pipinya yang masih berdenyut. "Bukankah itu sihir?""Kamu yakin tidak mengejarnya?" Ucap Jesshiena."Maksudmu wanita tadi?""Setelah kamu mengingat semua kenanganmu, nanti kamu bisa menyesalinya.""Mengejarnya...? Dengan apa?" Ucap Leitte."Ah iya, aku juga tidak bisa terbang," Jesshiena hanya bisa menghela nafas.Ekspresi Leitte terlihat berubah lebih serius, "Sebelum itu... Aku juga melihatnya...""Andrean? Kalau ia tadi pergi... Lalu... s
"Yu! Lihat hanya melihat diriku saja!""..." Aku terdiam hingga aku merasakan gejolak di dadaku. Namun, pikiranku menolakku menerima kalimat itu.Tanganku mendorong kuat bahunya, "Tidak mau! Untuk apa juga aku hanya melihatmu saja!?"Ia tersentak setelah melihat ekspresi wajahku yang sangat serius dan jujur. Saat ia memundurkan wajahnya, tatapannya semakin turun setelah melihat raut wajahku yang sangat benar-benar tidak tertarik dengan apapun.Pangeran Agnreandel menggertakkan giginya dan segera beranjak dari ranjang. Ia berpikir, 'Bahkan Yu menjadi tidak tertarik dengan apapun! Jangan semakin menyiksaku dengan hal seperti ini, Yu!'Pangeran Agnreandel melangkah menuju pintu keluar dengan ekspresinya yang kejam. Brak!Ia meninju pintu tersebut hingga terbentuk retakan besar pada pintu tersebut. Tanpa menoleh ke belakang, putra mahkota keluar dari ruangan ini dengan membawa kemarahannya saja.Melihat hal itu, aku berpikir, 'Apa ia kesal karena ak