Share

142nd Story: Terbunuh Karena Diriku

Ia menepis tanganku dan melihatku dengan tatapan mata yang terlihat penuh dengan kebencian. Suasana canggung, aku bingung harus mengatakan apa. Aku merasa suasana hatinya masih belum berubah, karena itu aku merasa harus segera pergi dari sisinya.

"Yang Mulia! Ma, maaf mengganggu!" Aku segera keluar dari ruangan tersebut.

Semenjak hari itu, aku jadi berhenti meminta banyak hal kepadanya. Untuk hal yang sulit ku lakukan, aku meminta Derald Felixis membantuku seperti memahami pelajaran ataupun kepada teman sebangku yang biasanya mengajakku bicara.

Aku masih makan bersama dengannya di akademi dan aku sering melihat dirinya jadi semakin sering terlihat kesal. Aku jadi sering menghindar darinya dan hanya diam karena merasa kalau aku berpikir karena keberadaanku yang membuatnya emosionalnya memuncak.

'Aku tidak ingin semakin dibenci olehnya...'

Hingga di hari pesta di istana, ia berdansa dengan setiap wanita yang memintanya berdansa termasuk Jesshiena Frossel. Aku juga ingin berdansa denganny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status