Share

145th Story: Permata Paling Berkilauan

"Ja, jangan lakukan itu! Kumohon! Rean... Maaf."

Saat itu, pelukanku terlepas dan tarikan gravitasi bumi menarik tubuhku. Butiran air mataku melayang di udara bersama tubuhku yang semakin menjauh darinya.

"Yu!?"

Pria bersurai hitam itu tersentak dan tanpa berpikir lagi ia reflek segera melaju mengikuti arah tarikan gravitasi bumi. Ia mengejarku secepat mungkin untuk berusaha menangkap diriku.

"Yu!!!"

Aku tidak tahu suaraku terdengar atau tidak, saat itu aku mengatakan, "Kamu tidak harus menghancurkan dirimu! Ku mohon berbahagialah! Maafkan aku..."

Percepatan tarikan gaya gravitasi menarikku terlalu besar untuk dikalahkan. Apalagi dengan pakaian berat ini yang semakin berat karena dibasahi hujan dan juga dorongan dari arah angin hujan yang membuatnya bergerak lebih cepat. Tangannya terus mencoba meraih diriku namun masih jauh dari kata sampai. Energi sihirnya juga sudah menipis untuk bergerak lebih cepat dari biasanya.

"Yu! Kenapa kamu sangat sulit mempercayaiku!!? Katakan saja kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status