“Belum …..” Trisha menjawab cepat.“Sarapan ada di meja makan, tadi aku minta di anter ke sini … cepetan makan, kita pulang!” Trisha merotasi bola matanya, dia kemudian memoles wajahnya dengan makeup tidak peduli mereka akan langsung pulang ke rumah.Dia hanya ingin terlihat cantik di depan semua o
Tyas nyaris berjingkrak karena bahagia.“Aku suka, makasih.” Aruna mengunci tatap dengan Adrian agar suaminya bisa melihat kalau dia sangat bersyukur karena begitu dicintai pria itu.“Mami … ayo kita foto sama mobil barunya,” cetus Isvara melepaskan tangan dari Nanny Ida.Ada Pak Malik dan Bi Atun j
“Terimakasih untuk santunannya Bu, ini besar sekali … kami bisa menambah kamar untuk anak-anak tidur jadi enggak umpel-umpelan tidurnya.” Ibu Anisa-kepala Panti Asuhan berujar penuh haru. “Sama-sama, Bu … saya senang kalau santunan yang saya berikan ternyata bermanfaat,” balas Aruna sama terharunya
Setelah Aruna tinggal bersamanya, setiap waktu Isvara sangat berkualitas. Mereka akan memasak bersama, belajar bersama atau berkebun bersama juga menonton film kartun bersama. Aruna menjadi teman terbaik untuk Isvara, itu kenapa Isvara bereaksi berlebihan ketika di Panti Asuhan. Dia nyaman dengan
Aruna menggerakan sedikit kepala agar bisa melihat ke arah televisi. “Kan tadi malem udah.” Aruna bergumam, membenamkan wajahnya lebih dalam ke dada Adrian yang malah membuat pria itu mengerang. “Perjanjiannya waktu itu gimana? Rabu Kamis gas terus, kan? Nah … sekarang hari Rabu jadi ayo kita bere
Sebagai seorang adik, opa Kusuma selalu mengalah apalagi ketika mereka semua telah berumah tangga dan memiliki istri juga anak—opa Kusuma selalu menjaga agar hubungan kekeluargaan tetap erat terlebih kini kedua orang tua mereka telah tiada. Itu kenapa opa Kusuma menyerahkan perihal pesta pernikahan
Pokoknya Aruna akan selalu tampak cantik dan menggemaskan di mata Adrian membuat Adrian selalu ingin melucuti pakaian Aruna. “Nih … pengantin barunya udah datang.” Galih berujar, kepalanya sedikit menoleh ke belakang pada Adrian dan Aruna. Dan jantung Aruna menaikkan tempo debaran hanya melihat Tr
“Mau ngerokok?” tanya Galih ketika melihat Adrian keluar melewati ambang pintu. “Udah enggak ngerokok,” jawab Adrian lantas menghempaskan bokongnya di samping Galih. “Karena Aruna?” Sang kakak sepupu bertanya kembali. “Enggak, semenjak Tyas meninggal … aku pikir kalau aku harus panjang umur karen