Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore ketika Aruna mengganti papan open di pintu kaca butik menjadi close. Sepeninggalan suaminya, Aruna yang tadinya ibu rumah tangga kini harus bekerja untuk menafkahi diri sendiri. Aruna bekerja di butik Bridal yang terletak di kawasan Dago Bandung dan ia adalah
“Saya minta maaf untuk kerusakannya mobilnya, pak Malik sedang menjawab panggilan telepon jadi fokusnya teralihkan.” “Oh ….” Hanya itu yang bisa Aruna ucapkan lantas menoleh pada ekor mobilnya untuk menghindari tatapan pria yang kalau tidak salah dengar bernama Adrian. Tatapannya begitu dalam mema
“Non Ara belum makan malam, Pak.” Seorang wanita paruh baya menggunakan seragam Nanny memberitau. “Ara mau makannya disuapin Mami.” Isvara memeluk leher Aruna, seakan tidak ingin lepas dari gendongannya. “Ara, jangan gitu donk … tantenya nanti cap—“ “Tante … tante … bukan tante … ini mami, Piii