“Aruna, aku difitnah.” Adrian tidak peduli dengan yang lain, dia hanya butuh Aruna mempercayainya. “Kamu percaya aku, kan?” Adrian berlutut dengan satu kaki di depan Aruna, memegang pergelangan tangan Aruna yang menatapnya penuh kecewa. “Kamu lupa kalau waktu itu kamu merayu aku, aku mengerti kala
Dia merebut tumpukan piring dari tangan Aruna. “Mamiii … Ara ngantuk.” Isvara datang sambil menggisik matanya. “Sebentar ya, Mami cuci tangan dulu.” Aruna bergerak ke depan bowl sink. “Aruna … tidur di sini aja ya, besok baru kalian pulang ….” “Aruna harus pulang, Ma … tapi nidurin Ara dulu.”
Plak!!!! Trisha merasakan sengatan perih di pipi, kepalanya sampai menoleh ke samping karena tamparan sang Papa begitu kencang hingga membuat telinganya mendengung dan kepalanya terasa pening. Mungkin ini yang dirasakan Aruna ketika dia menamparnya beberapa hari lalu. “Papa!” seru mama Metha mena
“Jadi, waktu make Love sama aku … Mas enggak inget Ara?” Adrian mencubit pipi Aruna gemas. “Beda lah sayang, waktu sama Trisha … aku punya firasat kalau aku sama dia mungkin enggak akan menikah karena Trisha enggak pernah mau berusaha mendekati Ara … sedangkan sama kamu, aku yakin banget kalau kita
“Jadi … bridesmaid kamu cuma kita berdua nih?” Icha yang bertanya sambil memegang selembar kain dan mengamatinya. Sekarang mereka sedang berada di toko kain terbesar di Bandung untuk membeli kain yang nantinya akan dijahit menjadi gaun bridesmaid pada pesta pernikahan Aruna dan Adrian yang akan dil
“Ya masa kamu mau diuji terus … kalau yang aku amati dari cerita kamu tentang Adrian, karakternya aja udah jauh beda sama Bian … kalau Bian jarang mau klarifikasi atau menjelaskan setiap kali ada masalah atau ada salah paham tapi Adrian menjelaskan dengan ‘caranya’ dia sampai kamu benar-benar menger
“Iya … keren ya Aruna, dikhianatin Bian … eh dapetin Bosnya.” Irma langsung menjawab. “Yang jauh lebih ganteng, lebih kaya, lebih dewasa, lebih cinta sama Aruna, lebih sayang … pokoknya lebih segala-galanya dari Bian.” Icha menambahkan. Tampang kecewa segera saja menyelimuti wajah Danu, Adrian buk
“Mohon maaf Mbak Wina, Adrian dan Aruna sudah menentukan tanggal pernikahan dari jauh hari … venue sudah di-booking, catering sudah di pesan, undangan sudah jadi dibagikan semua … pesta pernikahan Adrian dan Aruna sudah sembilan puluh persen siap jadi enggak bisa ada undur-undur tanggal pernikahan!”
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn