Plak!!!! Trisha merasakan sengatan perih di pipi, kepalanya sampai menoleh ke samping karena tamparan sang Papa begitu kencang hingga membuat telinganya mendengung dan kepalanya terasa pening. Mungkin ini yang dirasakan Aruna ketika dia menamparnya beberapa hari lalu. “Papa!” seru mama Metha mena
“Jadi, waktu make Love sama aku … Mas enggak inget Ara?” Adrian mencubit pipi Aruna gemas. “Beda lah sayang, waktu sama Trisha … aku punya firasat kalau aku sama dia mungkin enggak akan menikah karena Trisha enggak pernah mau berusaha mendekati Ara … sedangkan sama kamu, aku yakin banget kalau kita
“Jadi … bridesmaid kamu cuma kita berdua nih?” Icha yang bertanya sambil memegang selembar kain dan mengamatinya. Sekarang mereka sedang berada di toko kain terbesar di Bandung untuk membeli kain yang nantinya akan dijahit menjadi gaun bridesmaid pada pesta pernikahan Aruna dan Adrian yang akan dil
“Ya masa kamu mau diuji terus … kalau yang aku amati dari cerita kamu tentang Adrian, karakternya aja udah jauh beda sama Bian … kalau Bian jarang mau klarifikasi atau menjelaskan setiap kali ada masalah atau ada salah paham tapi Adrian menjelaskan dengan ‘caranya’ dia sampai kamu benar-benar menger
“Iya … keren ya Aruna, dikhianatin Bian … eh dapetin Bosnya.” Irma langsung menjawab. “Yang jauh lebih ganteng, lebih kaya, lebih dewasa, lebih cinta sama Aruna, lebih sayang … pokoknya lebih segala-galanya dari Bian.” Icha menambahkan. Tampang kecewa segera saja menyelimuti wajah Danu, Adrian buk
“Mohon maaf Mbak Wina, Adrian dan Aruna sudah menentukan tanggal pernikahan dari jauh hari … venue sudah di-booking, catering sudah di pesan, undangan sudah jadi dibagikan semua … pesta pernikahan Adrian dan Aruna sudah sembilan puluh persen siap jadi enggak bisa ada undur-undur tanggal pernikahan!”
“Bukan takut, Papa hanya sedang menjaga hubungan baik sama kakaknya Papa … kalau istri-istri yang bertengkar ‘kan, Papa sama om Bagja bisa melerai … padahal Papa dukung pakai doa lho tadi waktu mama kamu bicara sama tante Wina.” Adrian tergelak mendengar pengakuan Papanya, dia menggelengkan kepala.
“Dari dulu, sebisa mungkin aku menghindar dari gadis yang kamu suka meski aku juga suka sama dia … aku menganggap ada kode etik antar sepupu, tapi sungguh … aku enggak tahu kalau kamu mencintai Riska, aku enggak akan pacaran sama dia kalau tahu kamu mencintainya.” Terdapat kerutan di antara alis Ad