“Ya masa kamu mau diuji terus … kalau yang aku amati dari cerita kamu tentang Adrian, karakternya aja udah jauh beda sama Bian … kalau Bian jarang mau klarifikasi atau menjelaskan setiap kali ada masalah atau ada salah paham tapi Adrian menjelaskan dengan ‘caranya’ dia sampai kamu benar-benar menger
“Iya … keren ya Aruna, dikhianatin Bian … eh dapetin Bosnya.” Irma langsung menjawab. “Yang jauh lebih ganteng, lebih kaya, lebih dewasa, lebih cinta sama Aruna, lebih sayang … pokoknya lebih segala-galanya dari Bian.” Icha menambahkan. Tampang kecewa segera saja menyelimuti wajah Danu, Adrian buk
“Mohon maaf Mbak Wina, Adrian dan Aruna sudah menentukan tanggal pernikahan dari jauh hari … venue sudah di-booking, catering sudah di pesan, undangan sudah jadi dibagikan semua … pesta pernikahan Adrian dan Aruna sudah sembilan puluh persen siap jadi enggak bisa ada undur-undur tanggal pernikahan!”
“Bukan takut, Papa hanya sedang menjaga hubungan baik sama kakaknya Papa … kalau istri-istri yang bertengkar ‘kan, Papa sama om Bagja bisa melerai … padahal Papa dukung pakai doa lho tadi waktu mama kamu bicara sama tante Wina.” Adrian tergelak mendengar pengakuan Papanya, dia menggelengkan kepala.
“Dari dulu, sebisa mungkin aku menghindar dari gadis yang kamu suka meski aku juga suka sama dia … aku menganggap ada kode etik antar sepupu, tapi sungguh … aku enggak tahu kalau kamu mencintai Riska, aku enggak akan pacaran sama dia kalau tahu kamu mencintainya.” Terdapat kerutan di antara alis Ad
Kemudian di menoleh pada Aruna, menggenggam tangannya erat membuat Aruna mengangkat kedua alis bingung tapi dia tersenyum juga. Adrian mengembalikan tatap pada batu nisan Tyas. “Namanya Aruna, kita enggak sengaja bertemu … dan aku jatuh cinta sama dia, benar-benar cinta ….” Setelah melanjutkan ka
Hari pernikahan Aruna dan Adrian sudah di depan mata. Aruna sempat khawatir karena beberapa hari lalu oma Yeni mengatakan kalau keluarga om Bagja dan istri menginginkan tanggal pesta pernikahan ini diundur agar pesta pernikahan Galih dan Trisha bisa dilangsungkan lebih dulu. Beruntung oma Yeni teg
“Ma, titip Ara ya ... Adrian mau ngomong dulu sama Aruna.” Adrian mengatakannya dengan pelan dan kode gerakan tangan lantas pergi menuju balkon setelah mendapat anggukan dari oma Yeni. Sementara Isvara sudah asyik di atas pangkuan opa Kusuma di atas sofa. Mereka memiliki dunia sendiri, membicaraka