Gantian Aruna yang terkekeh. “Tahu enggak, Mas … dulu juga mas Bian gitu.” Adrian berdecak lidah. “Tetap aja beda, bedanya kalau Bian bohong tapi kalau aku jujur.” Pria itu menarik dagu Aruna kemudian memberikan kecupan singkat. Kepalanya menjauh lalu tersenyum. Kepala Adrian mendekat lagi untu
“Aruna, akhir minggu ini akan ada acara arisan keluarga di rumah Mama … rencananya Mama mau memperkenalkan kamu sama keluarga Mama dan papa, kamu dateng ya?” “Iya Ma … apa ada yang bisa Aruna bantu?” “Enggak usah, semua udah ada yang urus … kamu tinggal dateng aja.” Aruna mengangguk. “Makasih und
“Rika enggak kerja karena harus ngurus Abrizam yang masih kecil jadi kamu transfer lah barang berapa ke Rika setiap bulan … Abrizam itu ‘kan anak mendiang suami kamu jadi kamu harus tanggung jawab … selama Bian hidup, kamu udah kenyang morotin hartanya Bian!” Mama Tina mengatakannya dengan intonasi
“Enggak aku buatin kopi, biar nanti sampe rumah Mas langsung tidur ya.” Aruna memberikan mug di tangannya pada Adrian. “Aku boleh nginep aja di sini, enggak?” Pria itu merayu Aruna. “Enggak Mas, Mas harus pulang … nanti Ara nyariin.” Aruna duduk di samping Adrian sementara pria itu menunjukkan t
KEPINGAN HATI CHAPTER 31 PERJUANGAN DIMULAI Pandangan Aruna langsung tertuju pada Trisha dan wanita paruh baya di sampingnya ketika baru saja keluar dari sebuah ruangan penuh gaun pengantin. Adrian menoleh padanya, Aruna bisa melihat cemas di mata pria itu. Begitu juga dengan ibu Olive yang tam
Aruna menganggukan kepala, satu buliran kristal mengalir dari mata sebelah kanan ketika ia memejamkan mata sekilas. Bukan air mata kesedihan tapi air mata bahagia karena dia akan menikahi pria yang begitu mencintainya. Aruna tidak mau mundur dan mengalah begitu saja, dia akan membuktikan kalau anc
“Lho … lho … ada apa ini?” Oma Yeni menatap om Bagja dan tante Wina secara bergantian meminta jawaban kenapa Trisha beserta kedua orangtuanya bisa hadir dalam acara arisan keluarga di rumahnya karena oma Yeni dan opa Kusuma tidak pernah memberi undangan kepada mereka untuk menghadiri acara arisan ke
Trisha menatap mereka berdua dengan senyum sinis. “Ini mami Ara, mami Ara cantik kan?” celetuk Isvara yang berdiri di depan Aruna sambil memegang tangannya. “Iya, cantik … kaya mami Tyas, ya?” celetuk salah satu keluarga. “Kaya mami Tyas sayangnya sama Ara,” timpal keluarga yang lain membuat Tris
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn