“Lho … lho … ada apa ini?” Oma Yeni menatap om Bagja dan tante Wina secara bergantian meminta jawaban kenapa Trisha beserta kedua orangtuanya bisa hadir dalam acara arisan keluarga di rumahnya karena oma Yeni dan opa Kusuma tidak pernah memberi undangan kepada mereka untuk menghadiri acara arisan ke
Trisha menatap mereka berdua dengan senyum sinis. “Ini mami Ara, mami Ara cantik kan?” celetuk Isvara yang berdiri di depan Aruna sambil memegang tangannya. “Iya, cantik … kaya mami Tyas, ya?” celetuk salah satu keluarga. “Kaya mami Tyas sayangnya sama Ara,” timpal keluarga yang lain membuat Tris
Dia tidak bisa menyerang Aruna dari asal-usul keluarganya karena mendiang sang Papa ternyata memiliki jabatan tinggi di perusahaan BUMN. Hampir seluruh anggota keluarga tampak terkejut, mereka saling menatap antara tidak percaya dan tidak menyangka. Aruna menundukan kepala, dadanya terasa sesak da
“Ma ….” Adrian datang menghampiri oma Yeni dan Aruna. Dia duduk di samping Aruna. “Sebentar ya … Mama tarik napas dulu, masih kesel Mama sama keluarga Om kamu itu.” Adrian lantas menoleh pada Aruna lalu menggenggam tangannya. “Kalau kamu mau pulang sekarang, aku akan anter.” “Aku mau temenin Ma
“Aruna, aku difitnah.” Adrian tidak peduli dengan yang lain, dia hanya butuh Aruna mempercayainya. “Kamu percaya aku, kan?” Adrian berlutut dengan satu kaki di depan Aruna, memegang pergelangan tangan Aruna yang menatapnya penuh kecewa. “Kamu lupa kalau waktu itu kamu merayu aku, aku mengerti kala
Dia merebut tumpukan piring dari tangan Aruna. “Mamiii … Ara ngantuk.” Isvara datang sambil menggisik matanya. “Sebentar ya, Mami cuci tangan dulu.” Aruna bergerak ke depan bowl sink. “Aruna … tidur di sini aja ya, besok baru kalian pulang ….” “Aruna harus pulang, Ma … tapi nidurin Ara dulu.”
Plak!!!! Trisha merasakan sengatan perih di pipi, kepalanya sampai menoleh ke samping karena tamparan sang Papa begitu kencang hingga membuat telinganya mendengung dan kepalanya terasa pening. Mungkin ini yang dirasakan Aruna ketika dia menamparnya beberapa hari lalu. “Papa!” seru mama Metha mena
“Jadi, waktu make Love sama aku … Mas enggak inget Ara?” Adrian mencubit pipi Aruna gemas. “Beda lah sayang, waktu sama Trisha … aku punya firasat kalau aku sama dia mungkin enggak akan menikah karena Trisha enggak pernah mau berusaha mendekati Ara … sedangkan sama kamu, aku yakin banget kalau kita
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn