Aruna mengecup kening Isvara yang tengah terlelap. Satu jam setelah makan siang dan minum obat, Isvara mengeluh kalau dirinya mengantuk dan tidak lama gadis kecil itu terlelap dalam dekapan Aruna dia atas ranjangnya. Aruna menarik selimut hingga menutupi pinggang Isvara lalu mengatur AC agar Isvar
“Hallo,” sapa Aruna ramah. Dia menyalami Miss Diora dan empat orang mama temannya Isvara yang ikut menjenguk. “Aranya baru aja tidur siang setelah makan dan minum obat …,” kata Aruna membuka percakapan. “Oh … enggak apa-apa, tolong sampaikan salam saya dan teman-temannya Ara … saya baru tahu dari
“Nanti aku bilang sama ketua POM-nya untuk masukin nomor hape kamu ke grup kelas biar aku bisa leave groupdan nanti ke depannya … kamu yang WA Miss Diora kalau ada apa-apa tentang Ara.” Adrian memberi tahu niatnya. “Jangan coba-coba,” kata Aruna mengancam. “Kenapa? Kamu ‘kan maminya Ara.” “Iyaaa
“Kamu boleh protes kok, kalau ada sikap aku yang bikin kamu enggak nyaman.” “Aku suka protes … tapi Mas enggak mau denger,” celetuk Aruna dengan mulut penuh makanan. Sekarang gantian Adrian yang tergelak. Adrian ingat kapan Aruna protes, kebanyakan ketika ia sedang menyentuhnya. “Bibir kamu prot
“Pak … kemarin ‘kan aku disuruh pak Adrian ke rumah sakit … anaknya pak Adrian dirawat di sana, terus di sana ada perempuan cantiiiiiiik banget lagi meluk anaknya pak Adrian … keliatan banget kalau mereka itu deket, aku pikir ‘kan itu istrinya ya tapi anehnya aku disuruh bawa pakaian perempuan itu k
Adrian juga membuka kancing lengan kemejanya lalu ia gulung hingga bawah sikut. Langkah pria itu kembali berhenti di depan pintu kamar Isvara yang setengah terbuka. Dia mengintip ke dalam. “Jadi Putri sama Pangerannya hidup bahagia selamanya?” Terdengar suara Isvara yang cempreng bertanya pada A
Mobil Aruna harus menginap di rumah Adrian karena pria itu memaksa mengantar Aruna pulang ke rumahnya. Salah satu alasan Aruna membiarkan Adrian mengantarnya pulang adalah karena besok hari Sabtu, Adrian bisa bangun siang dan tidak perlu pergi ke kantor. “Kata bi Atun, tadi mama sama papa datang?”
Hari sabtu siang, rumah Aruna diramaikan oleh kesibukan Irma dan Icha yang sedang memilih pakaian untuk Aruna bawa ke Bali. Padahal Aruna hanya mengabari akan pergi ke Bali untuk menemani Ara yang ikut sang papi Rapat Koordinasi dari kantornya. Tapi sepertinya otak Icha dan Irma sudah korslet sehi
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn