“Mamiiii!” Suara Isvara yang manis memanggil Aruna. Semua langsung menoleh ke arah pintu mengikuti arah pandang Isvara, termasuk Adrian yang sudah lebih dulu ada di ruang tunggu studio balet. “Araaa!” Aruna merentangkan kedua tangan, dia belum mengetahui ada Adrian di area ruang tunggu orang tua s
“Beneran boleh?” Adrian terkejut sekaligus senang. Aruna mengangguk. “Tapi kalau kita ketahuan belum nikah gimana?” “Kan hanya belum, bukan berarti enggak akan.” Adrian menjawab di dalam hati. “Kita enggak pernah bilang kalau kita udah nikah ‘kan? Mereka yang mungkin berpikir seperti itu ...” Ar
“Hai … Hai ….” Sapaan dengan suara centil dari dalam rumah membuat Adrian dan Isvara tertegun sesaat di teras lalu saling melempar tatap penuh keheranan. “Ada Non Trisha di dalam, Pak.” Nanny Ida yang berdiri di ambang pintu memberitahu. “Hallo anak cantik,” Trisha muncul dari belakang punggung N
Setelah Adrian membersihkan tubuhnya di kamar mandi, ia lantas menarik celana panjang kain yang nyaman untuk tidur dari tumpukan baju di lemari. Kaos polos warna hitam lengan panjang telah memeluk tubuhnya begitu sempurna menyetak samar otot dibagian dada, pundak dan bagian lengan. Adrian tidak me
Ting … Tong … Suara bel di pintu depan menghentikan tangan Aruna yang hendak meraih roti dari dalam bungkusnya. Kening Aruna mengkerut, sedang berpikir siapa yang bertamu sepagi ini. Aruna pergi ke ruang tamu, mengintip dari tirai di samping pintu dan ia merasakan debaran tidak biasa itu lagi sa
Mereka sudah mendapat tempat duduk di bagian depan di area outdoor. “Oh gitu?” Adrian menyahut padahal ia juga tahu karena restoran ini adalah langganan oma Yeni. “Cobain deh nasi goreng kampungnya, juara pokonya,” kata Aruna lagi memberi ide. Aruna kemudian mengangkat pandangannya dari buku menu
Tanpa terasa semua makanan dan minuman mereka telah habis tapi sejujurnya Adrian ingin memesan makanan lagi agar bisa melanjutkan mengobrol dengan Aruna. Namun sayang mereka harus bekerja, jam kerja sebentar lagi akan dimulai. “Sebentar … aku bayar dulu ya, Mas.” Aruna beranjak dari kursi dan per
Adrian memarkirkan mobilnya di basement, ia memiliki tempat parkir khusus sebagai salah satu petinggi perusahaan di mana ia bekerja. “Pagi, Pak Adrian.” Danu menyapa. Pria itu juga baru turun dari mobilnya yang terparkir tidak jauh dari mobil Adrian. “Pagi Pak Danu.” Adrian balas menyapa. Kini m