“Beneran boleh?” Adrian terkejut sekaligus senang. Aruna mengangguk. “Tapi kalau kita ketahuan belum nikah gimana?” “Kan hanya belum, bukan berarti enggak akan.” Adrian menjawab di dalam hati. “Kita enggak pernah bilang kalau kita udah nikah ‘kan? Mereka yang mungkin berpikir seperti itu ...” Ar
“Hai … Hai ….” Sapaan dengan suara centil dari dalam rumah membuat Adrian dan Isvara tertegun sesaat di teras lalu saling melempar tatap penuh keheranan. “Ada Non Trisha di dalam, Pak.” Nanny Ida yang berdiri di ambang pintu memberitahu. “Hallo anak cantik,” Trisha muncul dari belakang punggung N
Setelah Adrian membersihkan tubuhnya di kamar mandi, ia lantas menarik celana panjang kain yang nyaman untuk tidur dari tumpukan baju di lemari. Kaos polos warna hitam lengan panjang telah memeluk tubuhnya begitu sempurna menyetak samar otot dibagian dada, pundak dan bagian lengan. Adrian tidak me
Ting … Tong … Suara bel di pintu depan menghentikan tangan Aruna yang hendak meraih roti dari dalam bungkusnya. Kening Aruna mengkerut, sedang berpikir siapa yang bertamu sepagi ini. Aruna pergi ke ruang tamu, mengintip dari tirai di samping pintu dan ia merasakan debaran tidak biasa itu lagi sa
Mereka sudah mendapat tempat duduk di bagian depan di area outdoor. “Oh gitu?” Adrian menyahut padahal ia juga tahu karena restoran ini adalah langganan oma Yeni. “Cobain deh nasi goreng kampungnya, juara pokonya,” kata Aruna lagi memberi ide. Aruna kemudian mengangkat pandangannya dari buku menu
Tanpa terasa semua makanan dan minuman mereka telah habis tapi sejujurnya Adrian ingin memesan makanan lagi agar bisa melanjutkan mengobrol dengan Aruna. Namun sayang mereka harus bekerja, jam kerja sebentar lagi akan dimulai. “Sebentar … aku bayar dulu ya, Mas.” Aruna beranjak dari kursi dan per
Adrian memarkirkan mobilnya di basement, ia memiliki tempat parkir khusus sebagai salah satu petinggi perusahaan di mana ia bekerja. “Pagi, Pak Adrian.” Danu menyapa. Pria itu juga baru turun dari mobilnya yang terparkir tidak jauh dari mobil Adrian. “Pagi Pak Danu.” Adrian balas menyapa. Kini m
“Mami … kapan mami mau nikah sama papi? Biar nanti Ara sama papi enggak usah jemput-jemput mami lagi.” Pertanyaan Isvara itu bukan hanya membuat pipi Aruna merona tapi wajah Adrian juga memerah karenanya. “Kalau gitu, nanti Mami yang jemput Ara aja gimana?” Aruna memberikan solusi. “Boleh … tapi
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn