Adrian memarkirkan mobilnya di basement, ia memiliki tempat parkir khusus sebagai salah satu petinggi perusahaan di mana ia bekerja. “Pagi, Pak Adrian.” Danu menyapa. Pria itu juga baru turun dari mobilnya yang terparkir tidak jauh dari mobil Adrian. “Pagi Pak Danu.” Adrian balas menyapa. Kini m
“Mami … kapan mami mau nikah sama papi? Biar nanti Ara sama papi enggak usah jemput-jemput mami lagi.” Pertanyaan Isvara itu bukan hanya membuat pipi Aruna merona tapi wajah Adrian juga memerah karenanya. “Kalau gitu, nanti Mami yang jemput Ara aja gimana?” Aruna memberikan solusi. “Boleh … tapi
“Aruna! Ini si kembar udah bisa kamu peluk cium.” Itu Icha menyelamatkan Aruna dari pertanyaan Adrian yang tidak bisa ia jawab. “Ara ... kita ketemu si kembar dulu yuk!” Adrian menahan langkah kaki Aruna yang hendak menggendong Isvara. “Aku aja yang gendong Ara, kamu perempuan … enggak boleh angk
“Cayank mami ini.” Aruna bergumam tapi masih bisa Adrian dengar dengan jelas dan hatinya menghangat. Adrian memelankan laju kendaraan karena telah memasuki kompleks perumahannya. Sekitar lima puluh meter dari rumah, Adrian melihat mobil Trisha memasuki garasi rumahnya. Ia refleks membelokan kemud
GRUOP CHAT Icha : Kemarin mas Ryan tanya ke Adrian. Irma : Nanya apa? Aruna : 😶🌫️ Icha : Kata mas Ryan, apa Adrian serius sama Aruna? Irma : Anjaaaay 🤣🤣 Icha : Tahu enggak Adrian jawab apa? Irma : Apa? Icha : Aruna, kamu pengen tahu enggak? Pipi Aruna memerah, tangannya bergetar memega
Aruna keceplosan bertanya. “Iya … tadinya mau tidur di sini … tapi takut digerebek hansip.” Pria itu menjawab santai diakhiri gurauan. “Terus … Mas pulang ke mana?” Aruna menggerakan badannya lagi membelakangi Adrian. Ia meringis, menyesali kekepoannya. “Kamu … khawatir ya?” Adrian mengulum sen
Perlahan tangan Adrian terangkat yang kemudian ia letakan di sepanjang sandaran sofa di belakang punggung Aruna. Dan ketika Aruna tidak sengaja menyandarkan punggung atau menengadahkan kepala maka mereka akan saling bersentuhan. Isvara tidak berhenti berceloteh sambil menonton, sesekali ia berpind
“Aku pulang ya,” kata Adrian mengulang. Aruna mengikuti Adrian untuk membantunya membuka pintu mobil. Isvara diletakan di kursi bayi yang masih muat ia duduki. Sekarang tidurnya bisa lebih nyaman di kursi itu dan juga aman karena menggunakan double seatbelt. “Sampai ketemu di latihan balet Ara,”
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn