Share

Merasa Dikhianati

Penulis: Ellina Zarima
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-06 09:51:04

"Baik Pak, aku bersedia kembali ke Jakarta,''ucap Savina bersedia untuk kembali bekerja di rumah Fazli. Setelah memikirkan dengan matang akhirnya Savina menerima ajakan Fazli.

''Terima kasih Savina, aku sangat berterima kasih kepadamu karena bersedia kembali ke Jakarta,"ucap Fazli berbinar, ia sangat berbahagia karena keputusan yang diambil oleh Savina. Inilah yang diharapkan oleh laki-laki itu, Shera sangat membutuhkan kehadiran Savina.

Setelah beristirahat sebentar, siang itu juga Fazli dan Savina bersiap untuk berangkat ke Jakarta. Mereka ingin secepatnya sampai di Jakarta karena Shera sudah menunggu kedatangan keduanya terutama Savina.

''Bu Aku dan Savina, berangkat dulu,''ucap azli berpamitan kepada ibun Sarmah sambil memberikan sebuah amplop berisikan sejumlah uang. Awalnya Bu Sarmah menolak pemberian Fazli, tapi laki-laki terus memberikannya.

"Bu sampaikan salamku kepada Bapak,''lanjut Fazli.

“Baik Pak, hati-hati di jalan,”jawab Bu Sarmah membantu memasukan barang bawaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tuntutan Sang Mertua

    "Mbok katakan sekali lagi kepadakum kalau Mas Fazli mau menjemput pembantu itu!"perintah Nadia berapi-api, ia ingin meyakinkan sekali lagi kalau tunangannya sedang pergi menemui wanita yang lain. Orang yang ingin ditemui Fazli hanya seorang bekas pembantu ."B-benar Mbak, Pak Fazli sedang ke Purwokerto menjemput Savina,"jawab Mbok Nah bergetar, ia belum pernah melihat Nadia murka seperti sekarang."Cukup Mbok, kamu temani saja Shera, mungkin nanti dia butuih sesuatu,"ucap Nadia memerintahkan Mbok Nah menjauh dari hadapannya.Mbok Nah menurut saja, wanita itu kemudian pamit dan berlalu dari hadapan Nadia.Nadia meraih ponselnya dan menghubungi Fazli, ia ingin mengetahui langsung dari tunangannya itu apa benar dirinya pergi menjemput Savina."TUUUUT, TUUUUT, TUUUUT,""Mas, kamu keterlaluan! Panggilanku kamu tidak gubris,"Nadia semakin murka ketika Fazli tidak menerima panggilannya. Wanita itu menautkan gerahamnya dengan kuat.Nadia tidak menyangka Fazli ingin kembali memperkerjakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Ketika Babu Jadi Ratu   Berjumpa Kembali

    Firman dan Nayra terkejut mendengar pertanyaan dari Bu Leni. Sebenar hal ini sudah sering di tanyakan Bu Leni kepada mereka.Sampai saat ini belum ada tanda-tanda Nayra hamil."Firman, Nayra, kenapa kalian diam? Apa kalian tidak ingin memiliki keturunan?"sambung Bu Leni menatap tajam putranya.''Bu, kami ingin sekali memiliki seorang anak, tapi sampai saat ini kamibelum di beri rezeki,"jawab Firman dengan suara pelan.Sementara Nayra hanya tertunduk diam di samping suaminya."Kamu berusaha dong Man. Masa menbuat Nayra hamil saja tidak bisa,"jawab Bu Leni dengan nada suara penuh penekanan."Bu, kenapa Ibu berkata begitu?""Firman Ibu sudah tidak sabar menggendong seorang cucu. Nayra bagaimana kalau kamu periksa kondisi kamu? Maaf bukannya Ibu menuduh, tapi sebagai salah satu usaha kita tidak ada salahnya,"ucap Bu Leni meminta menantunya untuk memeriksakan kondisinya apakah bisa hamil atau tidak.Bagaikan di sambar petir, ucapan mertuanya seakan menghakiminya tidak bisa memberikan ket

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Ketika Babu Jadi Ratu   Rasa Syukur

    Savina membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat di kenalnya. Ya itu suara Shera."Shera?"Shera meminta turun dari pangkuan ayahnya, Fazlipun menurunkan sang putri di samping Savina.Shera menghambur kedalam pelukan Savina, membuat wanita itu kelagapan karena baru bangun."Sus Savina kenapa pergi?"tanya Shera."Sus tidak pergi Shera, Sus hanya pulang sebentar," jawab Savina sambil merapikan rambutnya yang berantakan."Kata Tante Nadia, Sus pergi dan tidak mau bermain denganku lagi,"balas Shera dengan wajah yang mulai mendung."Tidak Shera, buktinyan sekarang Sus ada di sini,"jawab Savina memeluk tubuh Shera hangat.Shrera yang sudah berkaca-kaca melepaskan tangisnya di dada Savina.Fazli hanya terdiam melihat putrinya saat melepas rindu dengan pengasuhnya."Ya Allah, berikanlah aku jodoh yang mampu menyayangi Shera sepenuh hati,'doa Fazli di dalam hati. Ia berharap calon istrinya nanti bisa menyayangi Shera dengan baik."Sus jangan pergi lagi,''ucap Shera penuh harap."

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Ketika Babu Jadi Ratu   Bukan Menantu Impian

    “Vin, tolong buatkan minum. Ini ada Bude Maya, datang bertamu!” seru Bu Leni dengan dengan nada memerintah. Ia bahkan tidak peduli kalau menantunya tengah sibuk memasak di dapur, mengingat sebentar lagi sudah tiba waktu makan siang. “Baik, Bu!” jawab Savina dengan cekatan. Wanita itu segera mengecilkan api kompor dan membuatkan minum untuk Bude Maya, kakak perempuan Bu Leni. Bu Maya sengaja singgah ke rumah adiknya untuk mengundangnya ke acara tujuh bulanan menantunya. Ia bercerita kalau menantunya adalah anak orang kaya dan bekerja di salah satu bank swasta dengan gaji yang cukup besar. Hal ini membuat Bu Leni merasa iri. “Len, apa menantumu tidak bekerja? Lihatlah Diana, menantuku. Dia bekerja di bank dan memiliki gaji yang cukup besar. Setiap bulan mereka selalu pergi jalan-jalan ke luar kota. Apa kabar dengan menantumu?” sindir Bu Maya kepada adiknya. “Mbak, dari awal aku tidak setuju dengan pilihan Firman. Selain Savina hanya lulusan SMA, dia juga berasal dari keluarga biasa.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Ketika Babu Jadi Ratu   Merasa Tersaingi

    Savina keluar dari balik pintu. Wanita itu sengaja tersenyum untuk menyembunyikan luka hatinya. “Bu, ini obatnya,” ucap Savina dengan penuh kelembutan. “Terima kasih!” jawab Bu Leni dengan nada ketus. Wanita itu mengambil obat dari tangan Savina dan segera meminumnya. Ketika Savina baru saja duduk di samping Firman, Bu Leni terlihat tidak suka dengan kebersamaan mereka. “Firman, kamu sudah selesai makan siang. Apa kamu akan segera pergi ke kantor?” tanya Bu Leni dengan tatapan lekat. Firman melirik ke jam yang melingkar di tangannya, lalu mengangguk patuh. Ia segera bersiap meninggalkan Savina yang belum menyelesaikan makan siangnya. “Vin, Mas, pergi dulu ya. Jangan lupa, bantu Ibu di rumah. Kasihan kalau Ibu mengerjakan semuanya sendirian!” ucap Firman dengan penuh kelembutan. DEG! ‘Mengerjakan semuanya sendirian? Apa Mas Firman tahu kalau semua pekerjaan rumah menjadi tugas Savina. Bu Leni kerjanya hanya memerintah dan memaki-maki Savina. Wanita itu juga senang sekali menghi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Ketika Babu Jadi Ratu   Jangan Memanjakannya!

    Firman menghela napas, laki-laki itu melonggarkan dasinya dan menatap wajah Bu Leni. “Bu, maafkan aku yang belum bisa membimbing Savina ke arah yang lebih baik. Untuk masalah ini, nanti akan aku bicarakan dengan Savina. Aku pikir setelah ada Savina di rumah, Ibu tidak akan kesepian lagi. Eh, ternyata kehadiran Savina malah semakin merepotkan Ibu.” Firman meminta maaf kepada Bu Leni. Ia merasa bersalah karena sudah membebani orang tuanya. “Man, tidak usah terlalu berlebihan. Savina mungkin hanya butuh penyesuaian. Kamu tahu kan? Kalau Savina berasal dari kampung dan ada banyak hal yang harus dipelajari di sini.” Bu Leni berusaha terlihat baik di hadapan putranya sehingga membuat Firman sangat percaya dengan ucapan ibunya. “Bu, tidak apa-apa. Aku akan tetap membicarakan hal ini dengan Savina. Aku suaminya dan aku adalah imam untuknya. Jadi, tidak salah kalau aku yang akan membimbing dan mengajarinya.” Firman kembali menegaskan kalau dirinya akan menegur Savina dengan cara baik-baik k

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Ketika Babu Jadi Ratu   Rencana Licik

    Firman masih mendiamkan Savina karena kejadian kemarin. Laki-laki itu sudah termakan hasutan Bu Leni yang mengatakan Savina sebagai menantu tidak becus mengurus rumah tangga. “Mas, diminum dulu kopinya!” ucap Savina dengan penuh perhatian. Meski Firman bersikap abai dan tidak peduli kepadanya, Savina masih bersikap baik kepada suaminya. Firman meneguk secangkir kopi yang sudah terhidang di meja. Laki-laki itu menatap lekat kepada Savina yang masih berdiri di hadapannya. “Vin, apa kamu mencintaiku?” tanya Firman dengan tatapan yang begitu tajam. “Kenapa Mas, bertanya seperti itu? Seharusnya tanpa bertanya, Mas, juga tahu kalau aku sangat mencintaimu. Kalau aku tidak mencintai Mas, mungkin aku sudah kembali ke kampung.” Savina berbicara dengan tatapan sendu. Ada kesedihan yang tengah ia sembunyikan di balik tatapan matanya. “Kalau kamu mencintai Mas, kamu harus bisa mengambil hati ibu. Mas, tahu ini tidak mudah. Tapi bukan berarti hal yang mustahil. Ibu sejatinya sangat menyayangi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Ketika Babu Jadi Ratu   Babu Gratisan

    “Vin, kopiku mana?” seru Firman ketika ia tidak menemukan secangkir kopi di meja. Laki-laki itu merasa heran karena Savina justru tidak terlihat di sana. “Maaf, aku harus menenangkan Alisa. Sebentar ya Mas, aku buatkan sekarang!” ucap Savina dengan langkah tergopoh-gopoh sambil menggendong Alisa. “Alisa? Sepagi ini Mbak Rista sudah berkunjung ke rumah ibu?” ucap Firman dengan tatapan terkejut. “Pengasuh Alisa pulang kampung, jadi aku membantu Mbak Rista untuk menjaga Alisa selama Mbak Rista bekerja.” Savina menjelaskan kalau dirinya mulai hari ini membantu Rista menjaga Alisa. “A-apa? Menjaga Alisa? Mbak Rista itu kenapa sih? Memangnya kamu tidak punya kesibukkan sendiri? Biar aku bicara sama ibu!” Firman tampak kesal melihat Savina yang tengah kerepotan mengasuh Alisa. Anak itu juga tidak mau turun dari gendongan Savina sehingga membuat Savina tampak kerepotan. Firman bergegas menemui Bu Leni. Ia ingin bertanya mengenai Alisa yang diasuh oleh istrinya. “Bu, ada yang mau aku bic

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16

Bab terbaru

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Rasa Syukur

    Savina membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat di kenalnya. Ya itu suara Shera."Shera?"Shera meminta turun dari pangkuan ayahnya, Fazlipun menurunkan sang putri di samping Savina.Shera menghambur kedalam pelukan Savina, membuat wanita itu kelagapan karena baru bangun."Sus Savina kenapa pergi?"tanya Shera."Sus tidak pergi Shera, Sus hanya pulang sebentar," jawab Savina sambil merapikan rambutnya yang berantakan."Kata Tante Nadia, Sus pergi dan tidak mau bermain denganku lagi,"balas Shera dengan wajah yang mulai mendung."Tidak Shera, buktinyan sekarang Sus ada di sini,"jawab Savina memeluk tubuh Shera hangat.Shrera yang sudah berkaca-kaca melepaskan tangisnya di dada Savina.Fazli hanya terdiam melihat putrinya saat melepas rindu dengan pengasuhnya."Ya Allah, berikanlah aku jodoh yang mampu menyayangi Shera sepenuh hati,'doa Fazli di dalam hati. Ia berharap calon istrinya nanti bisa menyayangi Shera dengan baik."Sus jangan pergi lagi,''ucap Shera penuh harap."

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Berjumpa Kembali

    Firman dan Nayra terkejut mendengar pertanyaan dari Bu Leni. Sebenar hal ini sudah sering di tanyakan Bu Leni kepada mereka.Sampai saat ini belum ada tanda-tanda Nayra hamil."Firman, Nayra, kenapa kalian diam? Apa kalian tidak ingin memiliki keturunan?"sambung Bu Leni menatap tajam putranya.''Bu, kami ingin sekali memiliki seorang anak, tapi sampai saat ini kamibelum di beri rezeki,"jawab Firman dengan suara pelan.Sementara Nayra hanya tertunduk diam di samping suaminya."Kamu berusaha dong Man. Masa menbuat Nayra hamil saja tidak bisa,"jawab Bu Leni dengan nada suara penuh penekanan."Bu, kenapa Ibu berkata begitu?""Firman Ibu sudah tidak sabar menggendong seorang cucu. Nayra bagaimana kalau kamu periksa kondisi kamu? Maaf bukannya Ibu menuduh, tapi sebagai salah satu usaha kita tidak ada salahnya,"ucap Bu Leni meminta menantunya untuk memeriksakan kondisinya apakah bisa hamil atau tidak.Bagaikan di sambar petir, ucapan mertuanya seakan menghakiminya tidak bisa memberikan ket

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tuntutan Sang Mertua

    "Mbok katakan sekali lagi kepadakum kalau Mas Fazli mau menjemput pembantu itu!"perintah Nadia berapi-api, ia ingin meyakinkan sekali lagi kalau tunangannya sedang pergi menemui wanita yang lain. Orang yang ingin ditemui Fazli hanya seorang bekas pembantu ."B-benar Mbak, Pak Fazli sedang ke Purwokerto menjemput Savina,"jawab Mbok Nah bergetar, ia belum pernah melihat Nadia murka seperti sekarang."Cukup Mbok, kamu temani saja Shera, mungkin nanti dia butuih sesuatu,"ucap Nadia memerintahkan Mbok Nah menjauh dari hadapannya.Mbok Nah menurut saja, wanita itu kemudian pamit dan berlalu dari hadapan Nadia.Nadia meraih ponselnya dan menghubungi Fazli, ia ingin mengetahui langsung dari tunangannya itu apa benar dirinya pergi menjemput Savina."TUUUUT, TUUUUT, TUUUUT,""Mas, kamu keterlaluan! Panggilanku kamu tidak gubris,"Nadia semakin murka ketika Fazli tidak menerima panggilannya. Wanita itu menautkan gerahamnya dengan kuat.Nadia tidak menyangka Fazli ingin kembali memperkerjakan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Merasa Dikhianati

    "Baik Pak, aku bersedia kembali ke Jakarta,''ucap Savina bersedia untuk kembali bekerja di rumah Fazli. Setelah memikirkan dengan matang akhirnya Savina menerima ajakan Fazli.''Terima kasih Savina, aku sangat berterima kasih kepadamu karena bersedia kembali ke Jakarta,"ucap Fazli berbinar, ia sangat berbahagia karena keputusan yang diambil oleh Savina. Inilah yang diharapkan oleh laki-laki itu, Shera sangat membutuhkan kehadiran Savina.Setelah beristirahat sebentar, siang itu juga Fazli dan Savina bersiap untuk berangkat ke Jakarta. Mereka ingin secepatnya sampai di Jakarta karena Shera sudah menunggu kedatangan keduanya terutama Savina.''Bu Aku dan Savina, berangkat dulu,''ucap azli berpamitan kepada ibun Sarmah sambil memberikan sebuah amplop berisikan sejumlah uang. Awalnya Bu Sarmah menolak pemberian Fazli, tapi laki-laki terus memberikannya."Bu sampaikan salamku kepada Bapak,''lanjut Fazli.“Baik Pak, hati-hati di jalan,”jawab Bu Sarmah membantu memasukan barang bawaan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Kenapa Sulit Bagiku

    "Apa Ibu tidak salah mendengar?"ucap Savina masih belum percaya dengan kedatangan Fazli ke rumahnya. Menurutnya dirinya sudah tidak ada masalah lagi dengan mantan majikannya itu sejak Fazli memintanya berhenti bekerja. "Vina, Ibu memang sudah tua, tapi belum terlalu pikun. Orangnya sedang duduk di kursi, kamu temui saja sendiri, nanti kamu akan tahu sendiri apa itu Pak Fazli atau bukan,''jawab Bu Sarmah meminta putrinya menemui laki-laki yang datang pagi ini ke rumah mereka. Savina awalnya tampak ragu untuk menemui laki-laki yang mengaku sebagai Fazli. Wanita itu merasa khawatir jika benar itu Fazli, pasti ada sesuatu yang membuatnya datang jauh-jauh ke desa ini. Tapi apa masalahnya?Bu Sarmah mendesak putrinya agar menemui Fazli, ia merasa kasihan karena tamunya itu sudah menempuh perjalanan jauh dari Jakarta. Savina lalu memperbaiki jilbabnya dan dengan hati yang penuh tanda tanya, wanita itu kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan dapur. Benar saja saat sampai di ruang

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tamu Tak di Undang

    "Nadia, untuk sementara waktu sebaiknya kita tidak bertemu dulu, sekarang aku ingin fokus dengan kesembuhan Shera,"ucap Fazli ingin mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia lewat ponselnya. Wanita itu ingin datang ke rumah sakit untuk menjenguk Shera."Tapi Mas, aku mau meringankan beban kamu,"protes Nadia, ia merasa keberatan dengan keputusan Fazli."Nadia, cobalah mengerti keadaanku,"potong Fazli cepat.Walaupun Nadia bersikeras dan keberatan dengan keputusan sepihak Fazli namun, laki-laki itu tetap memutuskan untuk tidak mengizinkan Nadia bertemu dengan Shera sementara waktu. Saat ini baginya kesembuhan Shera adalah yang utama, jika Nadia masih menemui sang putri ia khawatir ini akan memperburuk keadaan.Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia, Fazli meletakkan ponselnya di atas meja. Laki-laki itu kemudian mengedarkan pandangannya keluar dari jendela kaca rumah sakit. Suasana langit ibu kota tampak sudah mulai gelap.Jika hatinya sekarang tidak sedang bersedih pa

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Bagaimana Kalau Ia Kembali

    Pagi ini Fazli baru saja membuka matanya ketika sinar matahari menembus masuk kedalam ruang perawatan Shera. Laki-laki itu merapikan rambut tebalnya dengan jari-jarinya.Fazli membasahi kerongkongannya dengan beberapa teguk air mineral, sejenak ia menatap tubuh mungil Shera yang masih meringkuk di balik selimut.Fazli menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, sepanjang malam Shera selalu memanggil nama Savina.'Shera apa Ayah salah? Mengusir Sus Savina dari rumah kita,'bisik batin Fazli.Laki-lakimitu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.Setiap sang putri memanggil nama Savina, hati laki-laki itu merasa sedih. Sebagai seorang ayah, Fazli dapat merasakan arti dari semua panggilan penuh kerinduan.'Tapi aku tidak bisa menerima sikap Shera kepada Nadia,'bisikan lain di dalam hati Fazli. Seketika laki-laki itu merasa bimbang, menuruti kata hati atau mendengarkan pendapat dari Nadia wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.Fazli mengusap wajah putrinya lembut, selama ini b

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Selalu Memanggilnya

    "Tidak, aku mau Sus Savina yang menggantikan Bunda!"jawab Shera sambil bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Nadia yang terdiam di kamar. "Shera, kamu mau kemana?"ucap Fazli bertemu dengan putrinya. "Ayah, aku mau menyusul Sus Vina,"jawab Shera berlutut di hadapan ayahnya. Seakan anak kecil itu memohon Fazli mau mengabulkan keinginannya untuk bertemu dengan Savina. "Shera, rumah Sus Vina jauh dari sini, lagi pula ayah tidak tahu alamatnya di mana. Shera sekarang kamu masih memiliki Ayah, Ayah berjanji akan membuatmu bahagia Nak,"bujuk Fazl sekuat tenaga menenangkan Shera yang terus menangis. Shera mengatakan ia tidak mau Nadia sebagai pengganti ibunya, dirinya ingin Savina. Fazli menghela napas panjang, permintaan yang tidak mungkin dikabulkannya. Sekarang dirinya sudah bertunangan dengan Nadia. Nadia mendekati keduanya, tapi Shera menunjukkan sikap penolakannya. "Nadia, sebaiknya kamu pulang dulu, sepertinya Shera belum bisa menerima ini semua,''ucap Fazli meminta Nadia

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Mau Sus Savina

    "Shera, Sus Savina sudah tidak di sini,''ucap Nadia sambil memeluk tubuh mungil Shera dari arah belakang. Wanita itu mengecup puncak kepala Shera lembut.Shera menangis sejadinya, ia tidak percaya orang yang begitu disayanginya selama ini pergi begitu saja tanpa memberitahunya.Shera menjatuhkan tubuhnya di lantai, isak tangis gadis kecil itu semakin kencang. Suaranya yang memanggil nama Savina memenuhi ruangan itu."Sus, jangan tinggalkan aku!"Shera bangkit dan berlari menuju lemari pakaian Savina. Tangis anak kecil itu semakin kencang ketika membuka pintu dan mengetahui lemari itu sudah kosong. Savina benar-benar sudah pergi meninggalkan dirinya.Shera terduduk di pangkuan Nadia, ia menumpahkan semua air matanya sambil terus memanggil nama Savina."Shera kamu jangan bersedih, sekarang ada tante. Tante sangat menyayangi kamu,''ucap Nadia seraya kembali mengecup puncak kepala Shera lembut serta membelai rambut Shera.Entah mendapatkan kekuatan dari mana, Shera dengan kuat mendoro

DMCA.com Protection Status