Share

Mimpi

"Kau memikirkan apa sampai-sampai Om bicara barusan kau tak dengar?"

Aku hanya tersenyum.

"Si Rafif, besok dia dibebaskan," jawab Om Sahid lalu menghisap dalam cerutu di tangan.

"Ga kerasa ya, Om, sudah sepuluh tahun berlalu. Perasaan hakim baru saja menjatuhkan vonis pada mereka kemarin. Riana masih ingat betapa shocknya wajah Friska saat menerima vonis mati dari hakim."

"Kau masih menyalahkan dirimu atas vonis mati Friska?"

Kutarik pelan kedua sudut bibir.

"Kau, kan, sudah berusaha maksimal, Ri. Bahkan sudah sampai tahap kasasi ke Mahkamah Agung. Namun, pengadilan tetap memvonis mati."

"Iya, si, Om. Bahkan presiden juga menolak grasi yang kita ajukan. Riana cuma merasa tidak enak pada Rajata. Apa yang harus Riana sampaikan padanya saat nanti ia tahu kalau Riana gagal menyelamatkan ibunya dari hukuman mati."

"Ri, Kau itu bukan malaikat. Kau tidak punya kewajiban untuk berhasil menyelamatkan semua orang yang ingin kau bantu seperti dulu kau menyelamatkan Daffi saat dia hampir saja d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status