Share

BAB II

Author: Refiani Siburian
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini mama sedang apa, ya? tanya ku dalam hati. Semua pekerjaan sudah selesai, aku ingin sekali menghubungi mama untuk tahu kabarnya hari ini. Tapi pulsa aku sudah mau habis, aku sebentar ke warung yang dekat untuk isi pulsa. Dengan langkah yang cepat aku melangkah ke luar dan aku melihat di luar keadaannya tidak baik sekali. Tetap aku keluar dan pukul 10:00 pagi aku menghubungi mama. Aku menghubungi mama tapi tidak diangkat, mungkin mama lagi keluar atau benar-benar sibuk ya, aku selalu bertanya dalam hati. Ya, sudah aku tunggu saja dulu dan sorenya aku langsung menghubungi mama dan mama mengangkat telepon ku. 

*****

“Hi, Ma, apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak menghubungi mama.” 

 “Mama hari ini sibuk ya? Tadi pagi aku telepon enggak masuk.”

 “Enggak, An. Mama di rumah saja, kok dan kabar mama baik.”

 “Kamu, apa kabar? Lama sekali menghubungi mama dan baru kali ini, An.” 

 “Baik-baik ya, An disana dan jaga kesehatan juga istirahat yang cukup, satu lagi jangan jajan sembarangan.” 

“Baik, Ma. Aku akan selalu mengigat pesan mama.”

“Mama juga baik-baik, ya. Semoga mama selalu sehat dalam lindunganNya.”

“Oh, ya, Mama masak apa hari ini? Aku kangen dan ingin mencicipi masakan mama.”

 “Mama masak sayur sup dan tahu balado, An. Sudah lama mama tidak masak sayur sup, dan hari ini waktu yang tepat. Kamu masak apa, An?”

“Aku masak telor ceplok dan nasi goreng, Ma. Aku juga lagi ingin makan nasi goreng.” 

“Tapi, kamu jangan sering makan telor ya nanti bisulan.”

 “Haha ... Mama bisa saja, nih. Ma, sudah dulu ya, An mau keluar dulu.”

 “Kamu, mau kemana? Jangan sering keluar rumah kalau tidak penting!”

 “An, mau menghirup udara sekalian jalan-jalan sore, Ma. Sudah dulu ya, Ma.”

 “Ok, deh. Kamu baik-baik, ya. Mama juga mau pergi ke kebun membersihkan.”

  “Ok, Ma. Semangat ya, Ma. Next time kita lanjutkan lagi obrolannya.”

 “Ok, An, see you.”

  “See you too, Ma.”  

    Aku ingin sekali keluar sekedar menghirup udara segar, dan rasanya sesak sekali saat berlama-lama di kost. Seketika itu aku keluar dari kost, dan berjumpa lagi dengan pak satpam. Aku langsung langkahkan kaki dengan cepat dan mengalihkan pandangan dari pak satpam. Jika aku ngobrol nanti dengannya yang ada panjang-lebar tanpa jedah. Aku ingin sekali keluar sekedar menghirup udara segar, dan rasanya sesak sekali saat berlama-lama di kost. 

 Tidak terasa sudah sore saja aku langsung lari sore dan satu jam aku coba untuk lari sore. Sudah lama aku tidak lari sore dan ini waktu yang tepat, aku pake sepatu dan masker karena di luar lagi tidak baik. Cuaca sore ini kelihatan cerah dan baguslah, aku tetap bersemangat untuk lari sore. Pukul 04:00 sore aku balik dan istirahat 20 menit karena sudah berkeringat banyak sampai kedalam basahnya semua baju ini, tidak lama kemudian aku mandi. Esok hari aku akan lanjutkan kembali. Saksikan terus ya kisah tentang kesendirian ku.

*****

     Rencana hari ini aku mau ke rumah Ribka untuk mengajak dia jalan, karena hari ini adalah hari libur apakah dia ada di rumah, ya? Aku chat dulu, siapa tahu dia lagi di luar.

*****

“Hai, Rib lagi sibuk enggak? Aku mau mengajak mu jalan-jalan bareng hari ini.”

“Kamu, bisa Rib hari ini? Kita enggak lama, hanya cuci-cuci mata saja.” 

“Baik, Aku bisa, An. Kita ketemu di Mall Boxies, ya. Kamu jangan telat, An.”

 “Ok, deh, Rib. Pukul 04:15 aku sudah disana, ya.”

 “See you, Rib.”

“See you too, An.”

     Aku langsung menutup pembicaraan ku dengan Ribka. Aku senang dia bisa jalan dengan ku hari ini dan dia ternyata enggak sibuk yang aku bayangkan. Aku langsung membereskan kosan, masak menu apa ya hari ini? Aku juga bingung dan lupa bahwa bahan pokok makanan sudah habis dan malas sekali ke pasar karena cuaca lagi buruk dan sepertinya mau turun hujan. Ya, sudah aku langsung segera naik angkot menuju pasar Ciawi.

 Aku membawa payung, karena lebih cepat nanti pulangnya. Aku hanya belanja beras, ikan, minyak, Indomie, dan sabun. Di pasar rame sekali dan tidak lupa aku memakai masker dan membawa sanitizer. Hari ini memang turun hujan karena memang di Bogor musim hujan dan sering kemarau. Sesudah berbelanja aku balik dari pasar dan sampai di kosan pukul 10:00 pagi.

      Aku langsung mandi dan masak sayur bayam di rebus dan terong balado campur udang. Pasti nikmat sekali menu di hari weekend ini. Aku langsung makan siang, setelah itu lanjut mencuci pakaian. Walaupun cuaca lagi hujan rintik-rintik, yang penting aku sudah mencuci dan esok hari aku jemur. Lama juga menunggu pukul 04:00 sore, aku rebahan dulu sambil menulis juga mendengarkan musik. 

Ternyata ada manfaatnya saat kita menulis yaitu : menuangkan segala perasaan yang kita rasakan tentang apapun itu kedalam bentuk tulisan, kita menjadi lebih baik dari hari-hari yang kita jalani dan saat menulis kita mengungkapkan perasaan itu, hanya kita yang tahu saat kita membaca cerita yang kita tuliskan, sering kita tersenyum sendiri, dan saat menulis kita sedang berkaca juga berbicara dengan diri sendiri, percayalah diri kamu itu sangat berharga. Maka jangan pernah mengeluh akan hidup. Kamu harus bersyukur setiap saat akan berkat yang sudah Tuhan berikan.

*****

     “Hai, Rib, sudah lama menunggu? Maaf ya, aku telat 10 menit.” 

     “Enggak juga, An. Aku baru saja datang. Yuk, pesan makanan sekarang.”

      “Aku sudah lapar sekali, An.” Ribka pesan burger sedangkan aku spicy.”

      “Bagaimana dengan kerja kamu, Rib?”

      “Pekerjaan ya, An? Aman terkendali. Kamu sendiri bagaimana, An?”

      “Aku belum bekerja, Rib dan suntuk sekali di kosan. Bayangkan saja aku hanya bisa rebahan meluluh. Aku sudah menjatuhkan lamaran kerja dimana-mana, memang di interview dan untuk selanjutnya tidak terpanggil lagi. Rasanya seperti apa ya, Rib? Aku juga pusing sekali.” 

     “Oh, begitu ya. Kamu tetap berusaha lebih maksimal lagi, An dan jangan pernah menyerah dengan keadaan yang sekarang. Buktikan bahwa kamu itu bisa. Semangat ya, An.”

     “Aku tetap berusaha dan semangat, Rib. Selain bekerja kamu sibuk apalagi, Rib?” 

     “Ya, begitulah, An. Walaupun sibuk bekerja tapi tetap saja merasa ada yang kurang.”

     “Merasa ada yang kurang? Maksud kamu bagaimana, Rib?”

    “Ya, tentang pasangan hidup, An. Mama sudah berpesan agar segera menikah, tapi belum ada yang cocok dan tidak terlalu pusing akan hal itu, An.”

    “Oh, pasangan hidup kamu ya, Rib. Aku saja sudah pusing sekali memikirkan pekerjaaan, apalagi tentang jodoh, Rib. Bagiku semua ada massanya, Rib dan Tuhan pasti memberikan yang terbaik. Percaya saja ya, Rib.” Aku dan Ribka saling terbuka satu sama lain dan baru kali ini dia terbuka dan ngobrol serius dengan ku. Dia baik dan pekerja keras, semoga jodohnya segera datang. 

  “Rib, balik yuk! Sepertinya mau datang hujan, nih.” Awan kelihatan sore itu mendung, semoga tidak datang hujan karena kami masih di Mall Boxies. Aku dan Ribka masih ingin berlama-lama di mall. 

  “Yuk, An, kita tunggu saja dulu sebentar lagi kita balik, An. Takutnya hujan datang dan aku tidak bawa payung lagi, An. Kamu bawa payung, An?” 

  “Enggak, Rib, aku lupa bawa payung. Ya, sudah kita tunggu saja, Rib.” 

Aku dan Ribka menunggu sampai hujan kembali redah, walaupun sekedar hujan rintik-rintik. Di mall saat itu rame sekali dan banyak pengunjung yang berdatangan dan kami tetap memakai masker untuk mengikuti protokol kesehatan. Sudah ada setengah jam kami menunggu di mall, tapi hujannya belum juga redah. Aku dan Ribka sabar menunggu sampai hujan redah. Awan kelihatan gelap sekali, semoga kami bisa pulang hari ini dan hujan segera berhenti.

Related chapters

  • Kesendirian     BAB III

    "Rib, aku mampir ke rumah mu, ya? Di kosan juga bosan.” “Bukannya, kamu tadi mau balik, An?” “Kamu juga belum pernah main ke rumah.” “Di rumah ada anjing galak, An. Semoga kamu tidak takut nantinya.” “Wah, kamu punya anjing, Rib?” “Ya, An. Mari kita berangkat.” “Sampai di rumah nanti, kamu jangan diam saja, An.” “Kamu harus mengajak ngobrol anjing ku nanti.” “Ah, kamu ada-ada saja, Rib. Memangnya anjing bisa berbicara?” “Hehe ... Kalau kamu yang mengajak pasti anjing aku semangat, An.” “Rib, sudah ya bercandanya. Nanti kita terlambat ke rumah kamu, nih.” “Hmm ... Santai saja, An. Rumah ku tidak jauh dari sini, sekitar 2 jam sudah sampai.” ***** Aku dan Ribka menuju balik ke rumahnya dengan motor yang dia bawa. Dia melaju dengan cepat dan aku dibuatnya deg-deg an, baru pertama kalinya naik motor dan sebelumnya tidak

  • Kesendirian     BAB IV

    Hari ini adalah weekend, rencana mau pergi ke Mall, sepertinya tutup semua karena sudah di umumkan baik toko, tempat pariwisata, juga mall. Virus Corona semakin tersebar di mana-mana untuk itu demi mencegah tidak ada lagi kejadian berikutnya. Ya, aku berdiam diri di kosan terasa bosan dan sepi. Mau bagaimana lagi dan harus melakukan apa yang di perintahkan demi menjaga diri sendiri juga keadaan sekitar. ***** “Hai, Ma, apa kabar? An, sudah lama tidak telepon mama, nih.” “Ya, An, Mama baik-baik saja. Kamu sendiri apa kabar, An?” “Kabar ku baik, Ma. Mama lagi apa sekarang?” “Mama lagi di rumah aja, nih. Keluar juga malas sekali An karena Corona.” “Ya, sama dengan ku juga. Aku di rumah juga, Ma.” “Ya, An kamu jaga diri baik-baik di sana dan jangan kemana-mana, jika penting ya keluar dan pake masker jangan lupa. Karena di luar sana keadaan lagi memburuk.” “Ya, Ma, An akan ingat semua kata-kata mama

  • Kesendirian     BAB V

    Akhirnya pukul 03:00 sore saja, aku harus siap-siap. Sebentar lagi Ribka akan datang menjemput ku, sore ini aku buat cemilan apa ya? Aku bingung karena yang ada hanya Indomie, telur, dan pisang. Aku masak pisang goreng saja, ternyata tepung terigu masih ada. Aku langsung memasaknya, takutnya Ribka datang lebih awal dan harus bergerak cepat. **** “An, kamu di kosan?” tanya Ribka di chat. “Aku di kosan, Rib. Kamu mau kemari ya?” tanya ku. “Ya, An, sebentar lagi mau kesana, ini sudah on the way.” “Ok, Rib, aku tunggu.” Jawab ku. Ribka segera ke kosan ku dengan membawa cemilannya. Ribka sangat bersemangat sekali karena membawa anjing kesayangannya untuk jogging. Bayangkan saja Ribka sangat sayang terhadap anjingnya, selalu di bawa kemana-mana. Saat Ribka bersedih, anjingnya tempat curhatnya, aku merasa aneh sendiri saat datang ke rumah Ribka. “Tok

  • Kesendirian     BAB VI

    Aku hari ini masak ayam goreng dan sayurnya daun ubi tumbuk tapi enggak pake santan biasa saja di rebus. Biasa, aku sudah lama tidak makan ubi daun tumbuk. Tetangga sebelah sering masak jengkol, baunya sangat menyengat sekali. Aku tidak tahan aromanya, aku keluar dari kosan dan duduk santai di teras. Aku buka pintu kosan agar baunya hilang. Di lingkungan kosan ku bertambah 2 orang lagi yang terkena covid. Wah, parah sekali padahal kemarin sudah 4 orang. Jadi, totalnya sekarang ada 6 orang yang terkena covid. Jadinya, aku tidak pergi kemana-mana hanya di rumah saja dan rebahan sambil mendengar radio. Huhh ... Kesal sekali enggak bisa pergi kemana-mana. Semua mall sudah di tutup, Alfamart dan Indomaret tetap buka, toko-toko yang lain juga di tutup, jalan-jalan sebagian di tutup. Jadinya, serba sulit dan tidak tahu lagi harus kemana.&n

  • Kesendirian     BAB I

    Prolog : Setelah hujan reda kami lanjutkan perjalanan untuk pulang dan aku langsung masak makanan favorit anak kost adalah ‘indomie seleraku.’ Malamnya kembali hujan rintik-rintik datang dan membasahi teras halaman kost ku, petir yang begitu kuat, dan tiba-tiba lampu padam dan aku kesulitan untuk mencari lilin. Berharap lampu akan menyala malam ini tapi hampir 2 jam, belum nyala juga. Aku hampir terlelap dan hujan juga mulai redah dan esok pagi aku bangun kesiangan karena lelahnya semalaman. Karena aku bangun kesiangan dan akhirnya aktivitas menjadi tidak terlaksanakan. Aku kesal dan ingin memarahi diri sendiri karena terlanjur bangun kesiangan dan hanya bisa rebahan tapi sepertinya dia tak datang dan dia sangat berbeda dengan ku yang pemalas ini dan hanya suka rebahan jika tak ada pekerjaan yang jelas terpanggil. Aku kemarin sudah terpanggil dan terpanggil untuk kedua kalinya, ketiga kalinya bahkan berkali-kali tapi hasilnya sama saj

Latest chapter

  • Kesendirian     BAB VI

    Aku hari ini masak ayam goreng dan sayurnya daun ubi tumbuk tapi enggak pake santan biasa saja di rebus. Biasa, aku sudah lama tidak makan ubi daun tumbuk. Tetangga sebelah sering masak jengkol, baunya sangat menyengat sekali. Aku tidak tahan aromanya, aku keluar dari kosan dan duduk santai di teras. Aku buka pintu kosan agar baunya hilang. Di lingkungan kosan ku bertambah 2 orang lagi yang terkena covid. Wah, parah sekali padahal kemarin sudah 4 orang. Jadi, totalnya sekarang ada 6 orang yang terkena covid. Jadinya, aku tidak pergi kemana-mana hanya di rumah saja dan rebahan sambil mendengar radio. Huhh ... Kesal sekali enggak bisa pergi kemana-mana. Semua mall sudah di tutup, Alfamart dan Indomaret tetap buka, toko-toko yang lain juga di tutup, jalan-jalan sebagian di tutup. Jadinya, serba sulit dan tidak tahu lagi harus kemana.&n

  • Kesendirian     BAB V

    Akhirnya pukul 03:00 sore saja, aku harus siap-siap. Sebentar lagi Ribka akan datang menjemput ku, sore ini aku buat cemilan apa ya? Aku bingung karena yang ada hanya Indomie, telur, dan pisang. Aku masak pisang goreng saja, ternyata tepung terigu masih ada. Aku langsung memasaknya, takutnya Ribka datang lebih awal dan harus bergerak cepat. **** “An, kamu di kosan?” tanya Ribka di chat. “Aku di kosan, Rib. Kamu mau kemari ya?” tanya ku. “Ya, An, sebentar lagi mau kesana, ini sudah on the way.” “Ok, Rib, aku tunggu.” Jawab ku. Ribka segera ke kosan ku dengan membawa cemilannya. Ribka sangat bersemangat sekali karena membawa anjing kesayangannya untuk jogging. Bayangkan saja Ribka sangat sayang terhadap anjingnya, selalu di bawa kemana-mana. Saat Ribka bersedih, anjingnya tempat curhatnya, aku merasa aneh sendiri saat datang ke rumah Ribka. “Tok

  • Kesendirian     BAB IV

    Hari ini adalah weekend, rencana mau pergi ke Mall, sepertinya tutup semua karena sudah di umumkan baik toko, tempat pariwisata, juga mall. Virus Corona semakin tersebar di mana-mana untuk itu demi mencegah tidak ada lagi kejadian berikutnya. Ya, aku berdiam diri di kosan terasa bosan dan sepi. Mau bagaimana lagi dan harus melakukan apa yang di perintahkan demi menjaga diri sendiri juga keadaan sekitar. ***** “Hai, Ma, apa kabar? An, sudah lama tidak telepon mama, nih.” “Ya, An, Mama baik-baik saja. Kamu sendiri apa kabar, An?” “Kabar ku baik, Ma. Mama lagi apa sekarang?” “Mama lagi di rumah aja, nih. Keluar juga malas sekali An karena Corona.” “Ya, sama dengan ku juga. Aku di rumah juga, Ma.” “Ya, An kamu jaga diri baik-baik di sana dan jangan kemana-mana, jika penting ya keluar dan pake masker jangan lupa. Karena di luar sana keadaan lagi memburuk.” “Ya, Ma, An akan ingat semua kata-kata mama

  • Kesendirian     BAB III

    "Rib, aku mampir ke rumah mu, ya? Di kosan juga bosan.” “Bukannya, kamu tadi mau balik, An?” “Kamu juga belum pernah main ke rumah.” “Di rumah ada anjing galak, An. Semoga kamu tidak takut nantinya.” “Wah, kamu punya anjing, Rib?” “Ya, An. Mari kita berangkat.” “Sampai di rumah nanti, kamu jangan diam saja, An.” “Kamu harus mengajak ngobrol anjing ku nanti.” “Ah, kamu ada-ada saja, Rib. Memangnya anjing bisa berbicara?” “Hehe ... Kalau kamu yang mengajak pasti anjing aku semangat, An.” “Rib, sudah ya bercandanya. Nanti kita terlambat ke rumah kamu, nih.” “Hmm ... Santai saja, An. Rumah ku tidak jauh dari sini, sekitar 2 jam sudah sampai.” ***** Aku dan Ribka menuju balik ke rumahnya dengan motor yang dia bawa. Dia melaju dengan cepat dan aku dibuatnya deg-deg an, baru pertama kalinya naik motor dan sebelumnya tidak

  • Kesendirian     BAB II

    Hari ini mama sedang apa, ya? tanya ku dalam hati. Semua pekerjaan sudah selesai, aku ingin sekali menghubungi mama untuk tahu kabarnya hari ini. Tapi pulsa aku sudah mau habis, aku sebentar ke warung yang dekat untuk isi pulsa. Dengan langkah yang cepat aku melangkah ke luar dan aku melihat di luar keadaannya tidak baik sekali. Tetap aku keluar dan pukul 10:00 pagi aku menghubungi mama. Aku menghubungi mama tapi tidak diangkat, mungkin mama lagi keluar atau benar-benar sibuk ya, aku selalu bertanya dalam hati. Ya, sudah aku tunggu saja dulu dan sorenya aku langsung menghubungi mama dan mama mengangkat telepon ku. ***** “Hi, Ma, apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak menghubungi mama.” “Mama hari ini sibuk ya? Tadi pagi aku telepon enggak masuk.” “Enggak, An. Mama di rumah saja, kok dan kabar mama baik.” “Kamu, apa kabar? Lama sekali menghubungi mama dan baru kali ini, An.” “Baik-baik ya, An di

  • Kesendirian     BAB I

    Prolog : Setelah hujan reda kami lanjutkan perjalanan untuk pulang dan aku langsung masak makanan favorit anak kost adalah ‘indomie seleraku.’ Malamnya kembali hujan rintik-rintik datang dan membasahi teras halaman kost ku, petir yang begitu kuat, dan tiba-tiba lampu padam dan aku kesulitan untuk mencari lilin. Berharap lampu akan menyala malam ini tapi hampir 2 jam, belum nyala juga. Aku hampir terlelap dan hujan juga mulai redah dan esok pagi aku bangun kesiangan karena lelahnya semalaman. Karena aku bangun kesiangan dan akhirnya aktivitas menjadi tidak terlaksanakan. Aku kesal dan ingin memarahi diri sendiri karena terlanjur bangun kesiangan dan hanya bisa rebahan tapi sepertinya dia tak datang dan dia sangat berbeda dengan ku yang pemalas ini dan hanya suka rebahan jika tak ada pekerjaan yang jelas terpanggil. Aku kemarin sudah terpanggil dan terpanggil untuk kedua kalinya, ketiga kalinya bahkan berkali-kali tapi hasilnya sama saj

DMCA.com Protection Status