Share

BAB IV

Penulis: Refiani Siburian
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari  ini adalah weekend, rencana mau pergi ke Mall, sepertinya tutup semua karena sudah di umumkan baik toko, tempat pariwisata, juga mall. 

Virus Corona semakin tersebar di mana-mana untuk itu demi mencegah tidak ada lagi kejadian berikutnya. Ya, aku berdiam diri di kosan terasa bosan dan sepi. Mau bagaimana lagi dan harus melakukan apa yang di perintahkan demi menjaga diri sendiri juga keadaan sekitar. 

*****

“Hai, Ma, apa kabar? An, sudah lama tidak telepon mama, nih.”

“Ya, An, Mama baik-baik saja. Kamu sendiri apa kabar, An?”

“Kabar ku baik, Ma. Mama lagi apa sekarang?”

“Mama lagi di rumah aja, nih. Keluar juga malas sekali An karena Corona.”

“Ya, sama dengan ku juga. Aku di rumah juga, Ma.”

“Ya, An kamu jaga diri baik-baik di sana dan jangan kemana-mana, jika penting ya keluar dan pake masker jangan lupa. Karena di luar sana keadaan lagi memburuk.”

“Ya, Ma, An akan ingat semua kata-kata mama.”

“Mama dengar musik saja biar tidak jenuh dan merasa santai.”

“Mama juga lagi dengar musik sambil masak juga, An.”

“Mama masak apa? Sepertinya aromanya sampai kemari, Ma.”

“Mama masak daging sup, An. Mama lagi ingin saja, kemarin mama ke pasar dan melihat pasar rame sekali, An.”

“Ya, masak yang enak, Ma. Aku enggak bisa mencicipi masakan mama, nih.”

“Ya, An sekali-kali kamu juga masak daging sup karena penting buat kamu juga.”

“Ya, deh, Ma pasti An akan masak.”

“Udah dulu ya, Ma. An, mau masak dulu dan lagi lapar sekali karena mencium aroma masakan mama jadinya aku ingin masak yang spesial hari ini.”

“Ok, An. Mama tutup telepon kamu, ya.”

“See you, An.”

“See you too, Ma.”

     Aku langsung masak hari ini dengan menu spesial yaitu: Sayur sup campur bayam, wortel, jagung, labu siam pake daun bawang dan udang campur terong balado. Humm, pasti mantap. Cuaca hari ini cerah dan awan kelihatan tidak mendung, aku senang karena cuacanya baik.

 Di kosan tidak ada teman buat mengobrol, jika aku merasa bosan hanya mama yang bisa tempat curhat ku dan Ribka juga. Setelah masak aku lanjutkan rebahan saja, aku mulai mengantuk. Akhirnya aku bisa tidur siang di cuaca yang cerah seperti ini.

 Aku mulai lelah dan istirahat sebentar saja dan aku bangun pukul 03:00 sore, segera membereskan kosan dan duduk santai sambil membaca novel karangan ‘Tere Liye.’

*****

     Besok hari Minggu ibadah di tutup dulu karena sudah di perintahkan untuk ibadah online di rumah saja, mall, toko-toko, usaha-usaha lainnya juga di tutup demi mengurangi terjadinya covid. 

Aku membayangkan dunia ini sedang tidak baik-baik saja, dan sedang di tahap badai. Tapi semua itu akan berlalu, perlahan-lahan tapi pasti untuk itu kita sebagai manusia harus menaati protokol kesehatan, menjaga diri sebaik mungkin, menghindari kerumunan, cuci tangan, pake masker double, dan tetap berserah hanya padaNya.

 Semua pasti berlalu karena badai akan redah seketika, jika kita mau taat dan melakukan perintahNya. Aku yakin jika kita berusaha, berdoa, hasilnya akan terlihat nantinya. 

Hari ini seperti biasanya, aku masak sayur sup seperti : wortel, kentang, labu Siam, jagung, dan udang di campur dengan terong balado. Pasti mantap sekali menu yang akan ku masak hari ini. Mama juga pastinya lagi ibadah di rumah saja. Aku mau telepon mama dulu. 

“Hai, Ma ... Happy Sunday ...”

“Mama masak apa hari ini?”

“Happy Sunday too, An. Mama masak sayur Asem dan ayam goreng, An. Kamu mau?”

“Hum ... Ya, Ma. An, mau sekali dan aromanya sudah sampai kemari.”

“Kamu masak apa?”

“An, masak sayur sup campur-campur juga udang di campur dengan terong balado.”

“Mantap sekali, An. Sepertinya kamu rajin sekali ya, An dan selalu ingat kata-kata Mama.”

“Sip, Ma. An, akan selalu mengigat kata-kata mama.”

“Mama ibadah online hari ini?”

“Enggak, An nanti mama ibadah jam 10 pagi dan sore. Seperti biasa jadwal ibadah mama yang telah di tentukan.”

“Oh, begitu ya, Ma. An, ibadah online di rumah saja, Ma.”

“Sudah dulu ya, An. Mama mau siap-siap ibadah.”

“Next time kita ngobrol lagi ya, An.”

“Ok, deh, Ma. See you, Ma.”

“See you too, An.” 

     Mama menutup teleponnya karena mau ibadah dulu. Aku langsung buka laptop dan ibadah di rumah saja dengan mengikuti jadwal yang di berikan. Pukul 12:35 ibadah sudah selesai, aku lanjutkan membersihkan kosan, mencuci pakaian, setelah semua beres aku langsung makan. 

Aku sudah lapar sekali, aroma masakan ku mengundang selera dan aku makan lahap sekali. Cuaca hari ini baik dan panas sekali, terik matahari menyinari kosan ku, semoga pakaian cepat kering dan aku mau gosok sekarang. Besok berbeda lagi aktivitas yang mau aku kerjakan.

*****

     Hari ini cuaca cerah dan keadaan lingkungan di luar masih covid. Di tempat tinggal ku masih lockdown dan aku mau kemana-mana susah dan belum bisa keluar. Jadinya di rumah saja, diam terpaku dan seperti biasanya aku masak dan membereskan kosan. Rasanya bosan sekali di rumah saja tanpa ada aktivitas yang beda untuk di lakukan. Aku juga bosan sekali jika pekerjaan yang aku kerjakan itu saja tanpa melakukan aktivitas yang lain. 

     Warung, toko pada tutup semua. Aku mau beli roti dan selainya, karena tutup jadinya ke Alfamart yang dekat dari kosan ku. Ya, Tuhan semoga covid ini segera redah dan semuanya kembali normal. Yang belum mendapatkan pekerjaan akan mendapat pekerjaan yang terbaik, yang di rumahkan kembali aktif bekerja, toko, kios-kios, dan usaha lainnya kembali di buka. Ibadah juga kembali di buka untuk ibadah seperti biasanya. 

     Aku sambil rebahan dan dengar musik melow saja di kosan. Humm .... Sepertinya ada yang masak jengkol, nih dan baunya sangat tercium sampai ke kosan. Ternyata tetangga sebelah yang masak jengkol dan aku tidak tahan akan baunya yang menyengat sekali. Aku berusaha tahan nafas untuk tidak mencium baunya, tapi tetap saja tidak bisa. 

Maka dari itu aku muak sekali dan tidak bisa terlelap untuk tidur siang ini. Tetangga sebelah memang tidak tahu ya, kalau aku tidak tahan akan baunya. Aku keluar dari kosan dan duduk santai di teras depan. 

“Hai, Nak melamun aja, nih.” Ucap Pak Satpam. 

“Ya, Pak. Pak mencium sesuatu yang menyengat tidak?”

“Tidak, Nak. Memangnya ada apa, sih?” Ucap Pak Satpam balik.

“Tetangga sebelah Pak sedang masak jenggol dan baunya sangat menyengat sekali, sehingga aku keluar dari kosan dan duduk di teras. Biar baunya tidak menyengat lagi Pak.”

“Oh, begitu. Yuk, Nak ngopi sebentar!”

“Hmm ... Saya tidak suka ngopi Pak, saya suka ngeteh.”

“Ya, sudah, Nak. Oh, ya kamu betah juga di kosan.”

“Ya, Pak karena masih di lockdown.”

“Pak, sepertinya ketinggalan info, nih.”

“Maklum lah tv di rumah lagi rusak, Nak. Semoga covid ini cepat redah ya, Nak.”

“Ya, Pak. Aku sangat setuju sekali karena hidup sudah susah jangan di persulit lagi.”

“Pemerintah sudah bilang dan berpesan secara tidak langsung untuk tetap melakukan 5M dan harus taat untuk melakukannya, tapi manusia sekarang susah untuk di beritahu.”

Bab terkait

  • Kesendirian     BAB V

    Akhirnya pukul 03:00 sore saja, aku harus siap-siap. Sebentar lagi Ribka akan datang menjemput ku, sore ini aku buat cemilan apa ya? Aku bingung karena yang ada hanya Indomie, telur, dan pisang. Aku masak pisang goreng saja, ternyata tepung terigu masih ada. Aku langsung memasaknya, takutnya Ribka datang lebih awal dan harus bergerak cepat. **** “An, kamu di kosan?” tanya Ribka di chat. “Aku di kosan, Rib. Kamu mau kemari ya?” tanya ku. “Ya, An, sebentar lagi mau kesana, ini sudah on the way.” “Ok, Rib, aku tunggu.” Jawab ku. Ribka segera ke kosan ku dengan membawa cemilannya. Ribka sangat bersemangat sekali karena membawa anjing kesayangannya untuk jogging. Bayangkan saja Ribka sangat sayang terhadap anjingnya, selalu di bawa kemana-mana. Saat Ribka bersedih, anjingnya tempat curhatnya, aku merasa aneh sendiri saat datang ke rumah Ribka. “Tok

  • Kesendirian     BAB VI

    Aku hari ini masak ayam goreng dan sayurnya daun ubi tumbuk tapi enggak pake santan biasa saja di rebus. Biasa, aku sudah lama tidak makan ubi daun tumbuk. Tetangga sebelah sering masak jengkol, baunya sangat menyengat sekali. Aku tidak tahan aromanya, aku keluar dari kosan dan duduk santai di teras. Aku buka pintu kosan agar baunya hilang. Di lingkungan kosan ku bertambah 2 orang lagi yang terkena covid. Wah, parah sekali padahal kemarin sudah 4 orang. Jadi, totalnya sekarang ada 6 orang yang terkena covid. Jadinya, aku tidak pergi kemana-mana hanya di rumah saja dan rebahan sambil mendengar radio. Huhh ... Kesal sekali enggak bisa pergi kemana-mana. Semua mall sudah di tutup, Alfamart dan Indomaret tetap buka, toko-toko yang lain juga di tutup, jalan-jalan sebagian di tutup. Jadinya, serba sulit dan tidak tahu lagi harus kemana.&n

  • Kesendirian     BAB I

    Prolog : Setelah hujan reda kami lanjutkan perjalanan untuk pulang dan aku langsung masak makanan favorit anak kost adalah ‘indomie seleraku.’ Malamnya kembali hujan rintik-rintik datang dan membasahi teras halaman kost ku, petir yang begitu kuat, dan tiba-tiba lampu padam dan aku kesulitan untuk mencari lilin. Berharap lampu akan menyala malam ini tapi hampir 2 jam, belum nyala juga. Aku hampir terlelap dan hujan juga mulai redah dan esok pagi aku bangun kesiangan karena lelahnya semalaman. Karena aku bangun kesiangan dan akhirnya aktivitas menjadi tidak terlaksanakan. Aku kesal dan ingin memarahi diri sendiri karena terlanjur bangun kesiangan dan hanya bisa rebahan tapi sepertinya dia tak datang dan dia sangat berbeda dengan ku yang pemalas ini dan hanya suka rebahan jika tak ada pekerjaan yang jelas terpanggil. Aku kemarin sudah terpanggil dan terpanggil untuk kedua kalinya, ketiga kalinya bahkan berkali-kali tapi hasilnya sama saj

  • Kesendirian     BAB II

    Hari ini mama sedang apa, ya? tanya ku dalam hati. Semua pekerjaan sudah selesai, aku ingin sekali menghubungi mama untuk tahu kabarnya hari ini. Tapi pulsa aku sudah mau habis, aku sebentar ke warung yang dekat untuk isi pulsa. Dengan langkah yang cepat aku melangkah ke luar dan aku melihat di luar keadaannya tidak baik sekali. Tetap aku keluar dan pukul 10:00 pagi aku menghubungi mama. Aku menghubungi mama tapi tidak diangkat, mungkin mama lagi keluar atau benar-benar sibuk ya, aku selalu bertanya dalam hati. Ya, sudah aku tunggu saja dulu dan sorenya aku langsung menghubungi mama dan mama mengangkat telepon ku. ***** “Hi, Ma, apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak menghubungi mama.” “Mama hari ini sibuk ya? Tadi pagi aku telepon enggak masuk.” “Enggak, An. Mama di rumah saja, kok dan kabar mama baik.” “Kamu, apa kabar? Lama sekali menghubungi mama dan baru kali ini, An.” “Baik-baik ya, An di

  • Kesendirian     BAB III

    "Rib, aku mampir ke rumah mu, ya? Di kosan juga bosan.” “Bukannya, kamu tadi mau balik, An?” “Kamu juga belum pernah main ke rumah.” “Di rumah ada anjing galak, An. Semoga kamu tidak takut nantinya.” “Wah, kamu punya anjing, Rib?” “Ya, An. Mari kita berangkat.” “Sampai di rumah nanti, kamu jangan diam saja, An.” “Kamu harus mengajak ngobrol anjing ku nanti.” “Ah, kamu ada-ada saja, Rib. Memangnya anjing bisa berbicara?” “Hehe ... Kalau kamu yang mengajak pasti anjing aku semangat, An.” “Rib, sudah ya bercandanya. Nanti kita terlambat ke rumah kamu, nih.” “Hmm ... Santai saja, An. Rumah ku tidak jauh dari sini, sekitar 2 jam sudah sampai.” ***** Aku dan Ribka menuju balik ke rumahnya dengan motor yang dia bawa. Dia melaju dengan cepat dan aku dibuatnya deg-deg an, baru pertama kalinya naik motor dan sebelumnya tidak

Bab terbaru

  • Kesendirian     BAB VI

    Aku hari ini masak ayam goreng dan sayurnya daun ubi tumbuk tapi enggak pake santan biasa saja di rebus. Biasa, aku sudah lama tidak makan ubi daun tumbuk. Tetangga sebelah sering masak jengkol, baunya sangat menyengat sekali. Aku tidak tahan aromanya, aku keluar dari kosan dan duduk santai di teras. Aku buka pintu kosan agar baunya hilang. Di lingkungan kosan ku bertambah 2 orang lagi yang terkena covid. Wah, parah sekali padahal kemarin sudah 4 orang. Jadi, totalnya sekarang ada 6 orang yang terkena covid. Jadinya, aku tidak pergi kemana-mana hanya di rumah saja dan rebahan sambil mendengar radio. Huhh ... Kesal sekali enggak bisa pergi kemana-mana. Semua mall sudah di tutup, Alfamart dan Indomaret tetap buka, toko-toko yang lain juga di tutup, jalan-jalan sebagian di tutup. Jadinya, serba sulit dan tidak tahu lagi harus kemana.&n

  • Kesendirian     BAB V

    Akhirnya pukul 03:00 sore saja, aku harus siap-siap. Sebentar lagi Ribka akan datang menjemput ku, sore ini aku buat cemilan apa ya? Aku bingung karena yang ada hanya Indomie, telur, dan pisang. Aku masak pisang goreng saja, ternyata tepung terigu masih ada. Aku langsung memasaknya, takutnya Ribka datang lebih awal dan harus bergerak cepat. **** “An, kamu di kosan?” tanya Ribka di chat. “Aku di kosan, Rib. Kamu mau kemari ya?” tanya ku. “Ya, An, sebentar lagi mau kesana, ini sudah on the way.” “Ok, Rib, aku tunggu.” Jawab ku. Ribka segera ke kosan ku dengan membawa cemilannya. Ribka sangat bersemangat sekali karena membawa anjing kesayangannya untuk jogging. Bayangkan saja Ribka sangat sayang terhadap anjingnya, selalu di bawa kemana-mana. Saat Ribka bersedih, anjingnya tempat curhatnya, aku merasa aneh sendiri saat datang ke rumah Ribka. “Tok

  • Kesendirian     BAB IV

    Hari ini adalah weekend, rencana mau pergi ke Mall, sepertinya tutup semua karena sudah di umumkan baik toko, tempat pariwisata, juga mall. Virus Corona semakin tersebar di mana-mana untuk itu demi mencegah tidak ada lagi kejadian berikutnya. Ya, aku berdiam diri di kosan terasa bosan dan sepi. Mau bagaimana lagi dan harus melakukan apa yang di perintahkan demi menjaga diri sendiri juga keadaan sekitar. ***** “Hai, Ma, apa kabar? An, sudah lama tidak telepon mama, nih.” “Ya, An, Mama baik-baik saja. Kamu sendiri apa kabar, An?” “Kabar ku baik, Ma. Mama lagi apa sekarang?” “Mama lagi di rumah aja, nih. Keluar juga malas sekali An karena Corona.” “Ya, sama dengan ku juga. Aku di rumah juga, Ma.” “Ya, An kamu jaga diri baik-baik di sana dan jangan kemana-mana, jika penting ya keluar dan pake masker jangan lupa. Karena di luar sana keadaan lagi memburuk.” “Ya, Ma, An akan ingat semua kata-kata mama

  • Kesendirian     BAB III

    "Rib, aku mampir ke rumah mu, ya? Di kosan juga bosan.” “Bukannya, kamu tadi mau balik, An?” “Kamu juga belum pernah main ke rumah.” “Di rumah ada anjing galak, An. Semoga kamu tidak takut nantinya.” “Wah, kamu punya anjing, Rib?” “Ya, An. Mari kita berangkat.” “Sampai di rumah nanti, kamu jangan diam saja, An.” “Kamu harus mengajak ngobrol anjing ku nanti.” “Ah, kamu ada-ada saja, Rib. Memangnya anjing bisa berbicara?” “Hehe ... Kalau kamu yang mengajak pasti anjing aku semangat, An.” “Rib, sudah ya bercandanya. Nanti kita terlambat ke rumah kamu, nih.” “Hmm ... Santai saja, An. Rumah ku tidak jauh dari sini, sekitar 2 jam sudah sampai.” ***** Aku dan Ribka menuju balik ke rumahnya dengan motor yang dia bawa. Dia melaju dengan cepat dan aku dibuatnya deg-deg an, baru pertama kalinya naik motor dan sebelumnya tidak

  • Kesendirian     BAB II

    Hari ini mama sedang apa, ya? tanya ku dalam hati. Semua pekerjaan sudah selesai, aku ingin sekali menghubungi mama untuk tahu kabarnya hari ini. Tapi pulsa aku sudah mau habis, aku sebentar ke warung yang dekat untuk isi pulsa. Dengan langkah yang cepat aku melangkah ke luar dan aku melihat di luar keadaannya tidak baik sekali. Tetap aku keluar dan pukul 10:00 pagi aku menghubungi mama. Aku menghubungi mama tapi tidak diangkat, mungkin mama lagi keluar atau benar-benar sibuk ya, aku selalu bertanya dalam hati. Ya, sudah aku tunggu saja dulu dan sorenya aku langsung menghubungi mama dan mama mengangkat telepon ku. ***** “Hi, Ma, apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak menghubungi mama.” “Mama hari ini sibuk ya? Tadi pagi aku telepon enggak masuk.” “Enggak, An. Mama di rumah saja, kok dan kabar mama baik.” “Kamu, apa kabar? Lama sekali menghubungi mama dan baru kali ini, An.” “Baik-baik ya, An di

  • Kesendirian     BAB I

    Prolog : Setelah hujan reda kami lanjutkan perjalanan untuk pulang dan aku langsung masak makanan favorit anak kost adalah ‘indomie seleraku.’ Malamnya kembali hujan rintik-rintik datang dan membasahi teras halaman kost ku, petir yang begitu kuat, dan tiba-tiba lampu padam dan aku kesulitan untuk mencari lilin. Berharap lampu akan menyala malam ini tapi hampir 2 jam, belum nyala juga. Aku hampir terlelap dan hujan juga mulai redah dan esok pagi aku bangun kesiangan karena lelahnya semalaman. Karena aku bangun kesiangan dan akhirnya aktivitas menjadi tidak terlaksanakan. Aku kesal dan ingin memarahi diri sendiri karena terlanjur bangun kesiangan dan hanya bisa rebahan tapi sepertinya dia tak datang dan dia sangat berbeda dengan ku yang pemalas ini dan hanya suka rebahan jika tak ada pekerjaan yang jelas terpanggil. Aku kemarin sudah terpanggil dan terpanggil untuk kedua kalinya, ketiga kalinya bahkan berkali-kali tapi hasilnya sama saj

DMCA.com Protection Status