Share

BAB V

Penulis: Refiani Siburian
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Akhirnya pukul 03:00 sore saja, aku harus siap-siap. Sebentar lagi Ribka akan datang menjemput ku, sore ini aku buat cemilan apa ya? 

Aku bingung karena yang ada hanya Indomie, telur, dan pisang. Aku masak pisang goreng saja, ternyata tepung terigu masih ada. Aku langsung memasaknya, takutnya Ribka datang lebih awal dan harus bergerak cepat. 

****

“An, kamu di kosan?”

tanya Ribka di chat. 

“Aku di kosan, Rib. Kamu mau kemari ya?” tanya ku. 

“Ya, An, sebentar lagi mau kesana,  ini sudah on the way.” 

“Ok, Rib, aku tunggu.”

Jawab ku. 

Ribka segera ke kosan ku dengan membawa cemilannya. Ribka sangat bersemangat sekali karena membawa anjing kesayangannya untuk jogging.

 Bayangkan saja Ribka sangat sayang terhadap anjingnya, selalu di bawa kemana-mana. Saat Ribka bersedih, anjingnya tempat curhatnya, aku merasa aneh sendiri saat datang ke rumah Ribka. 

“Tok ... Tok ...” Suara itu terdengar saat aku sedang memasak, belum juga mandi.  

“Siapa, ya?” tanya ku dalam hati, aku langsung membukakan pintu depan. 

“Ternyata kamu, Rib! Mari masuk dan beginilah keadaan kosan ku.” Ucap ku. 

“Kamu buat cemilan apa, An? Aroma masakan kamu tercium sampai kesini.” 

“Aku buat cemilan pisang goreng, Rib. Kamu bawa cemilan apa?” tanya ku. 

“Humm ... Boleh aku cicipi, An?” 

“Tentu boleh, Rib. Kamu bawa apa?” 

“Bawa cemilan burger, An, kamu ingin coba?” 

“Humm ... Pasti lezat sekali, Rib. Aku ingin coba burger buatan mu.” 

“Bagaimana rasanya, An?”

tanya Ribka. 

“Rasanya enak, Rib. Kamu sudah cocok buka usaha dan sebagai kokinya.” 

“Pisang goreng kamu juga enak, An. Kamu punya resepnya, ya?”

tanya Ribka. 

“Enggak ada, Rib. Aku buatnya dengan cara ku sendiri, ternyata aku berhasil juga buat pisang gorengnya, baru pertama kali buat di kosan langsung berhasil.” 

“Ya, memang enakkan buatan dan resep sendiri, lebih sehat dan ekonomis.” 

“Rib, aku mau mandi dulu ya. Kamu sabar menunggu!” 

“Ok, deh. Jangan mandi lama-lama ya, An.” 

    Aku akhirnya selesai mandi, kami lekas pergi meninggalkan kosan. 

“An, berhenti dulu sebentar!”

Ucap Ribka. 

“Kenapa, Rib? Kamu merasa lelah, ya?"

 "Lari santai saja!"

“Baiklah, kita istirahat saja dulu.” Ucap ku. 

“Ya, An, kita istirahat dekat pohon itu saja biar bisa bersantai.”

“Ok, Rib, wajah mu terlihat pucat sekali.” 

“An, mari saatnya untuk ngemil!”

****

    Aku dan Ribka jogging sore dengan anjingnya, anjingnya ikut juga dan kasihan sekali di tinggal di kosan ku. Ribka sangat sayang pada anjing pemberian ayahnya dulu saat dia ulangtahun, anjingnya sudah menjadi teman curhatnya. 

Aku juga terkadang merasa aneh sendiri, memang begitu jika punya anjing pasti di jaga dan di rawat, jika anjingnya sakit/entah apalah pasti Ribka langsung bawa ke dokter hewan, anjingnya sering di mandikan di salon khusus untuk merawat hewan.

 Pokoknya perawatan sekali untuk anjing kesayangannya. 

****

“Rib, sudah sore nih balik yuk!” Ucap ku. 

“Sebentar lagi ya, An. Kita disini saja dulu.” Jawab Ribka. 

“Rib, lihat anjing kamu mengoyangkan ekornya dan penglihatannya sangat tajam sekali melihat ku.” 

Aku dan Ribka sedang berada di dekat taman, duduk santai sambil menikmati indahnya pemandangan yang sejuk di tambah angin yang datang sepoi-sepoi.

 Anjing Ribka juga rebahan sambil menikmati makanan yang sudah di siapkan Ribka dari rumah. 

“Rib, anjing kamu makan apa tuh?” tanya ku. 

“Ya, makan nasi dan ayam goreng, An.” Jawab Ribka. 

“Wah, enaknya makannya seperti manusia saja.” 

“Memangnya kenapa,An? Makanannya biasanya makanan yang keras-keras, An.” 

“Hah? Makanan yang keras? Apa itu, Rib?” tanya ku. 

“Ya, seperti daging, ikan, buah, dll, An.” Jawab Ribka. 

“Wah, anjing kamu suka makan buah juga ya? Anjing kamu pantas terlihat gemuk dan sehat.” 

“Ya, An, enggak tahu mengapa anjing ini suka buah juga sayur!” 

“Ya, biarkan saja, Rib.” 

“Hei, anjing yang lucu nikmatilah makanan mu!” Ujar ku. 

“Kamu sepertinya suka dengan anjing ini, An.” Ucap Ribka. 

“Ya, Rib, anjing kamu sangat lucu dan sehat sekali. Aku sangat suka anjing yang lucu, penurut, dan sehat seperti anjing mu ini.”

Jawab ku. 

“Kalau begitu, kamu beli di toko hewan lah, An. Jadi, nanti ada teman di kosan.” Ucap Ribka. 

“Hahah ... Kamu ada-ada saja, aku berbeda dengan mu, Rib. Tidak suka curhat pada anjing/hewan lainnya.” Jawab ku. 

Aku dan Ribka jogging kembali, kami lari sore hampir 2 jam dan balik pukul 04:30. 

****

   Aku dan Ribka pulang ke rumah masing-masing. 

“An, balik yuk. Takutnya hujan!” Ucap Ribka.

“Ya, Rib. Sudah sore juga, nih.”

Ucap ku.

“An, kamu hati-hati di jalan!” 

“Ya, Rib, kamu juga ya.” 

“See you, An.” 

“See you, Rib.” 

   Aku segera balik ke kosan, di lingkungan kosan ku jalan masih di tutup. Jika Ribka datang/orang lain harus melapor ke satpam. 

Aku sangat sedih sekali melihat dunia ini yang sedang dilanda badai hidup.

 Tapi kita harus waspada jangan pernah sepele akan virus Corona ini yang sudah tersebar, beda lagi dengan virus yang baru lebih cepat menyebarnya. 

   Aku hari ini masak sayur wortel, labu siam dan ikan teri Medan. Menunya spesial karena orangnya juga spesial.

 Tetangga sebelah juga lagi masak bubur Manado, aromanya sampai tercium oleh ku. Para tetangga sebelah sangat ramah pada ku, begitu juga sebaliknya. 

Tapi terkadang aku merasa jengkel sekali karena hal kemarin. Aku tidak suka berkumpul-kumpul dengan mereka dan ngobrol. 

Karena usia ku masih mudah sekali, sementara di lingkungan ku semua sudah berkeluarga. 

Jadinya begitu, aku hanya biasa saja. Jika aku keluar rumah dan bertemu mereka pasti ku sapa dan tersenyum. 

    Mama apa kabar ya hari ini, pasti lagi masak sup karena hari ini libur. Mama suka sekali sup apapun jenis sayurnya di buat jadi sup bisa. 

Ya, mama adalah mama yang luar biasa, sangat tangguh bagi anak-anaknya. 

Kesendirian yang aku jalani, membuat ku menata hidup lebih baik, lebih nyaman, dan tidak merepotkan orang lain. Aku suka dengan kesendirian yang ku jalani.

 Aku yakin suatu saat nanti bisa sukses, membuat mama bangga, dan menemukan orang yang tepat di waktu yang tepat. 

Tuhan mengizinkan sesuatu itu terjadi untuk aku lebih bersyukur, lebih dekat padaNya, dan mengerti kehendakNya. 

Aku tetap bersabar, berusaha, berdoa, berserah, pasti Dia buka jalan yang terbaik untuk ku. Aku tetap setia mengikuti jalan-jalannya Tuhan karena jalan Tuhan itu yang terbaik. 

"Hai, An apa kabar? Kamu, berada di Bogor ya sekarang?" 

tanya Glo saat di telepon. 

"Iya, Glo, aku sekarang di Bogor. Kamu, apa kabar?Main, lah ke Bogor sekali-kali, kan dekat." 

Jawab ku. 

"Iya, nanti sudah pasti itu, An. Sekarang, masih sibuk dengan jadwal kuliah ku dan beberapa pekerjaan lain nya." 

Jawab Glo. 

"Ok, lah. Next time kita sambung lagi ya." 

"See you, Glo." 

"See you, An." 

Ternyata Glow teman sekampus ku dulu yang telepon.

Dia sedang melanjutkan S2 nya di Kota Bandung, sibuk dengan kegiatan lainnya seperti melukis, dan mengajar les.

Ya, semoga hari esok adalah hari bahagia ku, hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Bab terkait

  • Kesendirian     BAB VI

    Aku hari ini masak ayam goreng dan sayurnya daun ubi tumbuk tapi enggak pake santan biasa saja di rebus. Biasa, aku sudah lama tidak makan ubi daun tumbuk. Tetangga sebelah sering masak jengkol, baunya sangat menyengat sekali. Aku tidak tahan aromanya, aku keluar dari kosan dan duduk santai di teras. Aku buka pintu kosan agar baunya hilang. Di lingkungan kosan ku bertambah 2 orang lagi yang terkena covid. Wah, parah sekali padahal kemarin sudah 4 orang. Jadi, totalnya sekarang ada 6 orang yang terkena covid. Jadinya, aku tidak pergi kemana-mana hanya di rumah saja dan rebahan sambil mendengar radio. Huhh ... Kesal sekali enggak bisa pergi kemana-mana. Semua mall sudah di tutup, Alfamart dan Indomaret tetap buka, toko-toko yang lain juga di tutup, jalan-jalan sebagian di tutup. Jadinya, serba sulit dan tidak tahu lagi harus kemana.&n

  • Kesendirian     BAB I

    Prolog : Setelah hujan reda kami lanjutkan perjalanan untuk pulang dan aku langsung masak makanan favorit anak kost adalah ‘indomie seleraku.’ Malamnya kembali hujan rintik-rintik datang dan membasahi teras halaman kost ku, petir yang begitu kuat, dan tiba-tiba lampu padam dan aku kesulitan untuk mencari lilin. Berharap lampu akan menyala malam ini tapi hampir 2 jam, belum nyala juga. Aku hampir terlelap dan hujan juga mulai redah dan esok pagi aku bangun kesiangan karena lelahnya semalaman. Karena aku bangun kesiangan dan akhirnya aktivitas menjadi tidak terlaksanakan. Aku kesal dan ingin memarahi diri sendiri karena terlanjur bangun kesiangan dan hanya bisa rebahan tapi sepertinya dia tak datang dan dia sangat berbeda dengan ku yang pemalas ini dan hanya suka rebahan jika tak ada pekerjaan yang jelas terpanggil. Aku kemarin sudah terpanggil dan terpanggil untuk kedua kalinya, ketiga kalinya bahkan berkali-kali tapi hasilnya sama saj

  • Kesendirian     BAB II

    Hari ini mama sedang apa, ya? tanya ku dalam hati. Semua pekerjaan sudah selesai, aku ingin sekali menghubungi mama untuk tahu kabarnya hari ini. Tapi pulsa aku sudah mau habis, aku sebentar ke warung yang dekat untuk isi pulsa. Dengan langkah yang cepat aku melangkah ke luar dan aku melihat di luar keadaannya tidak baik sekali. Tetap aku keluar dan pukul 10:00 pagi aku menghubungi mama. Aku menghubungi mama tapi tidak diangkat, mungkin mama lagi keluar atau benar-benar sibuk ya, aku selalu bertanya dalam hati. Ya, sudah aku tunggu saja dulu dan sorenya aku langsung menghubungi mama dan mama mengangkat telepon ku. ***** “Hi, Ma, apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak menghubungi mama.” “Mama hari ini sibuk ya? Tadi pagi aku telepon enggak masuk.” “Enggak, An. Mama di rumah saja, kok dan kabar mama baik.” “Kamu, apa kabar? Lama sekali menghubungi mama dan baru kali ini, An.” “Baik-baik ya, An di

  • Kesendirian     BAB III

    "Rib, aku mampir ke rumah mu, ya? Di kosan juga bosan.” “Bukannya, kamu tadi mau balik, An?” “Kamu juga belum pernah main ke rumah.” “Di rumah ada anjing galak, An. Semoga kamu tidak takut nantinya.” “Wah, kamu punya anjing, Rib?” “Ya, An. Mari kita berangkat.” “Sampai di rumah nanti, kamu jangan diam saja, An.” “Kamu harus mengajak ngobrol anjing ku nanti.” “Ah, kamu ada-ada saja, Rib. Memangnya anjing bisa berbicara?” “Hehe ... Kalau kamu yang mengajak pasti anjing aku semangat, An.” “Rib, sudah ya bercandanya. Nanti kita terlambat ke rumah kamu, nih.” “Hmm ... Santai saja, An. Rumah ku tidak jauh dari sini, sekitar 2 jam sudah sampai.” ***** Aku dan Ribka menuju balik ke rumahnya dengan motor yang dia bawa. Dia melaju dengan cepat dan aku dibuatnya deg-deg an, baru pertama kalinya naik motor dan sebelumnya tidak

  • Kesendirian     BAB IV

    Hari ini adalah weekend, rencana mau pergi ke Mall, sepertinya tutup semua karena sudah di umumkan baik toko, tempat pariwisata, juga mall. Virus Corona semakin tersebar di mana-mana untuk itu demi mencegah tidak ada lagi kejadian berikutnya. Ya, aku berdiam diri di kosan terasa bosan dan sepi. Mau bagaimana lagi dan harus melakukan apa yang di perintahkan demi menjaga diri sendiri juga keadaan sekitar. ***** “Hai, Ma, apa kabar? An, sudah lama tidak telepon mama, nih.” “Ya, An, Mama baik-baik saja. Kamu sendiri apa kabar, An?” “Kabar ku baik, Ma. Mama lagi apa sekarang?” “Mama lagi di rumah aja, nih. Keluar juga malas sekali An karena Corona.” “Ya, sama dengan ku juga. Aku di rumah juga, Ma.” “Ya, An kamu jaga diri baik-baik di sana dan jangan kemana-mana, jika penting ya keluar dan pake masker jangan lupa. Karena di luar sana keadaan lagi memburuk.” “Ya, Ma, An akan ingat semua kata-kata mama

Bab terbaru

  • Kesendirian     BAB VI

    Aku hari ini masak ayam goreng dan sayurnya daun ubi tumbuk tapi enggak pake santan biasa saja di rebus. Biasa, aku sudah lama tidak makan ubi daun tumbuk. Tetangga sebelah sering masak jengkol, baunya sangat menyengat sekali. Aku tidak tahan aromanya, aku keluar dari kosan dan duduk santai di teras. Aku buka pintu kosan agar baunya hilang. Di lingkungan kosan ku bertambah 2 orang lagi yang terkena covid. Wah, parah sekali padahal kemarin sudah 4 orang. Jadi, totalnya sekarang ada 6 orang yang terkena covid. Jadinya, aku tidak pergi kemana-mana hanya di rumah saja dan rebahan sambil mendengar radio. Huhh ... Kesal sekali enggak bisa pergi kemana-mana. Semua mall sudah di tutup, Alfamart dan Indomaret tetap buka, toko-toko yang lain juga di tutup, jalan-jalan sebagian di tutup. Jadinya, serba sulit dan tidak tahu lagi harus kemana.&n

  • Kesendirian     BAB V

    Akhirnya pukul 03:00 sore saja, aku harus siap-siap. Sebentar lagi Ribka akan datang menjemput ku, sore ini aku buat cemilan apa ya? Aku bingung karena yang ada hanya Indomie, telur, dan pisang. Aku masak pisang goreng saja, ternyata tepung terigu masih ada. Aku langsung memasaknya, takutnya Ribka datang lebih awal dan harus bergerak cepat. **** “An, kamu di kosan?” tanya Ribka di chat. “Aku di kosan, Rib. Kamu mau kemari ya?” tanya ku. “Ya, An, sebentar lagi mau kesana, ini sudah on the way.” “Ok, Rib, aku tunggu.” Jawab ku. Ribka segera ke kosan ku dengan membawa cemilannya. Ribka sangat bersemangat sekali karena membawa anjing kesayangannya untuk jogging. Bayangkan saja Ribka sangat sayang terhadap anjingnya, selalu di bawa kemana-mana. Saat Ribka bersedih, anjingnya tempat curhatnya, aku merasa aneh sendiri saat datang ke rumah Ribka. “Tok

  • Kesendirian     BAB IV

    Hari ini adalah weekend, rencana mau pergi ke Mall, sepertinya tutup semua karena sudah di umumkan baik toko, tempat pariwisata, juga mall. Virus Corona semakin tersebar di mana-mana untuk itu demi mencegah tidak ada lagi kejadian berikutnya. Ya, aku berdiam diri di kosan terasa bosan dan sepi. Mau bagaimana lagi dan harus melakukan apa yang di perintahkan demi menjaga diri sendiri juga keadaan sekitar. ***** “Hai, Ma, apa kabar? An, sudah lama tidak telepon mama, nih.” “Ya, An, Mama baik-baik saja. Kamu sendiri apa kabar, An?” “Kabar ku baik, Ma. Mama lagi apa sekarang?” “Mama lagi di rumah aja, nih. Keluar juga malas sekali An karena Corona.” “Ya, sama dengan ku juga. Aku di rumah juga, Ma.” “Ya, An kamu jaga diri baik-baik di sana dan jangan kemana-mana, jika penting ya keluar dan pake masker jangan lupa. Karena di luar sana keadaan lagi memburuk.” “Ya, Ma, An akan ingat semua kata-kata mama

  • Kesendirian     BAB III

    "Rib, aku mampir ke rumah mu, ya? Di kosan juga bosan.” “Bukannya, kamu tadi mau balik, An?” “Kamu juga belum pernah main ke rumah.” “Di rumah ada anjing galak, An. Semoga kamu tidak takut nantinya.” “Wah, kamu punya anjing, Rib?” “Ya, An. Mari kita berangkat.” “Sampai di rumah nanti, kamu jangan diam saja, An.” “Kamu harus mengajak ngobrol anjing ku nanti.” “Ah, kamu ada-ada saja, Rib. Memangnya anjing bisa berbicara?” “Hehe ... Kalau kamu yang mengajak pasti anjing aku semangat, An.” “Rib, sudah ya bercandanya. Nanti kita terlambat ke rumah kamu, nih.” “Hmm ... Santai saja, An. Rumah ku tidak jauh dari sini, sekitar 2 jam sudah sampai.” ***** Aku dan Ribka menuju balik ke rumahnya dengan motor yang dia bawa. Dia melaju dengan cepat dan aku dibuatnya deg-deg an, baru pertama kalinya naik motor dan sebelumnya tidak

  • Kesendirian     BAB II

    Hari ini mama sedang apa, ya? tanya ku dalam hati. Semua pekerjaan sudah selesai, aku ingin sekali menghubungi mama untuk tahu kabarnya hari ini. Tapi pulsa aku sudah mau habis, aku sebentar ke warung yang dekat untuk isi pulsa. Dengan langkah yang cepat aku melangkah ke luar dan aku melihat di luar keadaannya tidak baik sekali. Tetap aku keluar dan pukul 10:00 pagi aku menghubungi mama. Aku menghubungi mama tapi tidak diangkat, mungkin mama lagi keluar atau benar-benar sibuk ya, aku selalu bertanya dalam hati. Ya, sudah aku tunggu saja dulu dan sorenya aku langsung menghubungi mama dan mama mengangkat telepon ku. ***** “Hi, Ma, apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak menghubungi mama.” “Mama hari ini sibuk ya? Tadi pagi aku telepon enggak masuk.” “Enggak, An. Mama di rumah saja, kok dan kabar mama baik.” “Kamu, apa kabar? Lama sekali menghubungi mama dan baru kali ini, An.” “Baik-baik ya, An di

  • Kesendirian     BAB I

    Prolog : Setelah hujan reda kami lanjutkan perjalanan untuk pulang dan aku langsung masak makanan favorit anak kost adalah ‘indomie seleraku.’ Malamnya kembali hujan rintik-rintik datang dan membasahi teras halaman kost ku, petir yang begitu kuat, dan tiba-tiba lampu padam dan aku kesulitan untuk mencari lilin. Berharap lampu akan menyala malam ini tapi hampir 2 jam, belum nyala juga. Aku hampir terlelap dan hujan juga mulai redah dan esok pagi aku bangun kesiangan karena lelahnya semalaman. Karena aku bangun kesiangan dan akhirnya aktivitas menjadi tidak terlaksanakan. Aku kesal dan ingin memarahi diri sendiri karena terlanjur bangun kesiangan dan hanya bisa rebahan tapi sepertinya dia tak datang dan dia sangat berbeda dengan ku yang pemalas ini dan hanya suka rebahan jika tak ada pekerjaan yang jelas terpanggil. Aku kemarin sudah terpanggil dan terpanggil untuk kedua kalinya, ketiga kalinya bahkan berkali-kali tapi hasilnya sama saj

DMCA.com Protection Status