Share

Kesendirian
Kesendirian
Penulis: Refiani Siburian

BAB I

last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-28 22:08:07

Prolog : 

Setelah hujan reda kami lanjutkan perjalanan untuk pulang dan aku langsung masak makanan favorit anak kost adalah ‘indomie seleraku.’ Malamnya kembali hujan rintik-rintik datang dan membasahi teras halaman kost ku, petir yang begitu kuat, dan tiba-tiba lampu padam dan aku kesulitan untuk mencari lilin. Berharap lampu akan menyala malam ini tapi hampir 2 jam, belum nyala juga. Aku hampir terlelap dan hujan juga mulai redah dan esok pagi aku bangun kesiangan karena lelahnya semalaman. Karena aku bangun kesiangan dan akhirnya aktivitas menjadi tidak terlaksanakan. Aku kesal dan ingin memarahi diri sendiri karena terlanjur bangun kesiangan dan hanya bisa rebahan tapi sepertinya dia tak datang dan dia sangat berbeda dengan ku yang pemalas ini dan hanya suka rebahan jika tak ada pekerjaan yang jelas terpanggil. 

      Aku kemarin sudah terpanggil dan terpanggil untuk kedua kalinya, ketiga kalinya bahkan berkali-kali tapi hasilnya sama saja nonsense. Tapi mau gimana lagi aku dan Ribka beda jurusan dan dia sudah terpanggil duluan. Semua sudah aku lakukan dan memang belum waktunya atau akunya yang lemot. Aku tak berdaya dan uang sudah mulai habis, karena terbuang hanya demi berkas-berkas lamaran kerja yang belum pasti. Sepertinya semuanya hanya sia-sia saja tak ada yang peduli, dan hanya bermodalkan dusta dan omongan janji belaka saja dan untungnya aku tak terjebak dengan lowongan kerja yang menggiurkan tapi menjerumuskan kedalam hal-hal yang tidak baik. Aku hanya bisa pasrah tapi tidak menyerah. 

Esok hari aku kembali beraktifitas kembali sambil mencari lowongan pekerjaan, tapi belum juga aku dapatkan. Aku yakin pasti mendapatkan pekerjaan yang terbaik. Harapan ku dan semoga aku berhasil menggapai mimpi-mimpi ku. Keep Spirit and Enjoy life. Di Kota Tajur Bogor tak semudah yang aku bayangkan, teman tak ada dan hanya yang ada aku seorang dengan menghadapi dunia ini dengan kesepian dan kesendirian. Tapi aku belajar dengan memulainya dari awal dan tetap bersyukur untuk menjalaninya.

*****

“Nak, kenapa melamun aja, nih? Teman, nak kemana?”tanya pak satpam  

“Ya, pak.Teman aku lagi sibuk dan mungkin sudah lupa dengan ku.” Jawab ku kesal. 

“Kenapa begitu, nak? Mungkin teman nak lagi banyak kerjaan kali, ya?”

“Hmm..Apa bedanya pak? Bukannya saya tadi nanya tentang hal yang sama, ya?”

“Ya, nak. Maklum saya juga suka aneh.” 

“Hahah..Pak sepertinya kurang ngopi, ya? Ngopi dulu, pak.Biar fokus lagi."

“Ahh, nak bisa aja.Ngopi bareng, yuk!"

“Saya tidak suka ngopi, pak.Lebih suka minum teh.” 

“Ya, sudah. Saya boleh bertanya, nak?"

“Tanya apa, pak?” 

“Nak, kenapa hari-hari ini terlihat murung sekali?” 

“Murung?? Saya kelihatan nampak murung ya, pak?” 

“Enggak ada masalah, pak. Saya hanya termenung sebentar saja.” 

“Yakin? Nak, tidak ada masalah?" Merenung berlama-lama tidak baik, nak!" 

“Saya tahu pak, hanya saja sepertinya bosan sekali di kost meluluh tanpa ada teman untuk mengajak jalan atau untuk mencari pekerjaan. Coba pak satpam di posisi saya pasti juga akan merasakan hal yang sama dan pasti merasa kesal dan rasanya tidak enak sekali.Tapi ya sudah, saya juga tidak tahu sampai kapan akan begini, pak.”

“Sabar aja, nak.Pasti di bukakan jalan dan tetap berusaha juga doa."

“Saya selalu sabar juga berusaha,pak. Tapi kenapa? Dan sepertinya hilang harapan, nih.”

“Jangan begitu, nak. Pasti ada jalan keluarnya.”

“Baik, pak.Terimakasih atas nasehatnya, saya mau ke kost dulu."

“Sama-sama, nak. Hati-hati di kost, nak!”

Aku balik ke kost dan membereskan kost yang sedikit berantakan. Dan masak makanan favorit yaitu : nasi goreng capcai, aku makan dengan lahapnya. Ya, begitulah kehidupan anak kost yang selalu serba cukup dan aku tetap bersyukur untuk menjalaninya. Esok hari adalah hari libur aku ingin lari pagi, tapi sepertinya cuaca lagi mendung di luar dan akhirnya aku bersantai saja di kost dan menunggu sore hari saja. Semoga cuaca nanti sore tidak mendung dan di kost bosan seharian.Sepertinya aku rindu mama dan seakan air mata ini jatuh membasahi pipi ini. Semoga mama baik-baik saja dan aku berdoa Tuhan pasti menjaga.

*****

    Hari ini cuaca cerah sekali tidak dengan hatiku. Aku sepertinya malas melakukan aktifitas, rencana mau jalan keluar sekedar menghirup udara segar. Tapi di luar lagi tidak baik, masih terjadi covid dan semua orang terpapar virusnya. Aku tinggal di Tajur Bogor sudah ada setengah tahun dan bayangkan saja harus bisa bersosialisasi dengan mereka dan banyakan orang Sunda juga Jawa tapi membuat aku belajar dari mereka. Hari ini adalah hari Sabtu, waktunya ke pasar untuk belanja bahan pokok yang sudah habis, ternyata pasar disini dekat dan cukup naik angkot satu kali saja. Suasana pasarnya hari ini rame sekali dan banyak kios buah, sayur, pakaian, dan lain sebagainya. Hari ini aku cukup belanja sayur dan buah saja. 

     Aku balik dari pasar pukul 10:00 pagi, lekas mandi dan masak sayur buncis juga tempe balado yang super pedasnya mantap sekali. Setelah memasak aku membereskan kost dan rehat sejenak di kost saja. Sementara Ibu-ibu di luar lagi berkumpul dan berbincang-bincang. Aku hanya tersenyum melihat mereka dan tidak ingin bergabung, karena bahasa mereka masih kurang untuk aku mengerti, maka dari itu aku diam saja di kost sendiri sambil dengarkan musik melow tapi aku tidak bisa untuk terlelap. Ada saja di benak ini yang terlintas untuk melakukan sesuatu hal yang lebih, tapi aku malas melakukannya. 

     Tidak terasa sudah sore saja, aku mengambil pakaian di jemuran yang sudah kering dan kemudian aku setrika pakaian dan cuaca masih kelihatan cerah sampai sore ini. Pukul 03:00 sore aku kembali jalan-jalan ke mall Boxies yang dekat dari kost hanya sekedar cuci mata. Mallnya belum buka semua, masih hanya sebagian saja. Aku menunggu mallnya buka, siapa tahu ada lowongan kerja dan aku tidak bosan untuk pergi dan melihat keadaan mallnya tersebut. Aku balik dari mall pukul 05:00 sore dan besok akan aku lanjutkan kembali, semoga cuacanya esok hari baik dan sesuai dengan suasana hatiku saat sekarang dan saatnya untuk rebahan di kost. Semoga besok aku tetap semangat untuk melakukan aktifitas kembali. Di Tajur, Bogor suasananya tidak begitu mudah tapi aku akan tetap menjalaninya.

*****

 “Hai, Rib sedang apa? Kamu sibuk Enggak hari ini?” tanya ku di chat. 

 “Ya, An, aku sibuk, nih. Lain waktu saja ya kita jalan bareng.”

 “Baik, Rib. Kamu kabari aku ya kalau kita mau jalan bareng.”

 “Ok, An. See you.” 

 “See you too.”

Aku chat Ribka untuk menanyakan apakah dia bisa diajak jalan, ternyata dia sibuk hari ini. Enaknya ngapain ya di kost seharian? Aku bingung mau melakukan aktifitas pagi ini. Memasak sudah, cuci pakaian sudah, dan membereskan kost juga sudah. Aku mau keluar untuk jalan-jalan sebentar saja juga malas karena sendiri meluluh. Entah kapan sampai begini, ternyata hidup sendiri enggak enak dan serba sendiri mau kemana-mana. Ya, begitulah dulu, aku pasang radio saja.Kemudian aku pasang radio yang kencang karena sudah lama aku tidak mendengar radio. Aku hanya terdiam, termenung, sambil menikmati alunan musik yang aku dengarkan, alunan musiknya membuat aku terhibur dan seketika itu, aku mulai mengantuk. Tapi masih pagi sekali dan menunjukkan pukul 10:00 pagi.Ya, untuk menghilangkan rasa ngantuk ini aku kembali melanjutkan aktifitas dengan menulis puisi, cerpen, juga novel ku yang belum selesai.

Ya, kesibukan ku saat ini adalah menulis, dan mengikuti event menulis cerpen, juga novel. Aku sebenarnya ingin bekerja, tapi kemarin hanya terpanggil saja dan selalu saja gagal tidak pernah lolos dan jadi kerjanya. Aku kesal dan ingin sekali marah sekencang-kencangnya. Tapi buat apa itu semua?? Tidak ada gunanya saja. Aku hanya teringat saja hal itu, sepertinya mereka sepeleh dengan ku yang masih awam ini. Padahal semua itu pengorbanan biaya, waktu, dan usaha ku tidak di hargai mereka. Ya, mungkin juga belum waktunya semoga aku mendapatkan pekerjaan yang terbaik nantinya. Aku percaya Tuhan melihat dan sedang bekerja bagiku saat ini. Dia Mahatahu dan Melebihi dari segala yang aku kerjakan. 

Tetap fokus jalani hidup seadanya, selalu bersyukur. Jika aku mengeluh dan mengeluh Tuhan juga pasti malas melakukan keajaibanNya yang luar biasa bagi umatnya. Untuk itu aku harus sabar, tetap berusaha, dan berserah padaNya.

Bab terkait

  • Kesendirian     BAB II

    Hari ini mama sedang apa, ya? tanya ku dalam hati. Semua pekerjaan sudah selesai, aku ingin sekali menghubungi mama untuk tahu kabarnya hari ini. Tapi pulsa aku sudah mau habis, aku sebentar ke warung yang dekat untuk isi pulsa. Dengan langkah yang cepat aku melangkah ke luar dan aku melihat di luar keadaannya tidak baik sekali. Tetap aku keluar dan pukul 10:00 pagi aku menghubungi mama. Aku menghubungi mama tapi tidak diangkat, mungkin mama lagi keluar atau benar-benar sibuk ya, aku selalu bertanya dalam hati. Ya, sudah aku tunggu saja dulu dan sorenya aku langsung menghubungi mama dan mama mengangkat telepon ku. ***** “Hi, Ma, apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak menghubungi mama.” “Mama hari ini sibuk ya? Tadi pagi aku telepon enggak masuk.” “Enggak, An. Mama di rumah saja, kok dan kabar mama baik.” “Kamu, apa kabar? Lama sekali menghubungi mama dan baru kali ini, An.” “Baik-baik ya, An di

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Kesendirian     BAB III

    "Rib, aku mampir ke rumah mu, ya? Di kosan juga bosan.” “Bukannya, kamu tadi mau balik, An?” “Kamu juga belum pernah main ke rumah.” “Di rumah ada anjing galak, An. Semoga kamu tidak takut nantinya.” “Wah, kamu punya anjing, Rib?” “Ya, An. Mari kita berangkat.” “Sampai di rumah nanti, kamu jangan diam saja, An.” “Kamu harus mengajak ngobrol anjing ku nanti.” “Ah, kamu ada-ada saja, Rib. Memangnya anjing bisa berbicara?” “Hehe ... Kalau kamu yang mengajak pasti anjing aku semangat, An.” “Rib, sudah ya bercandanya. Nanti kita terlambat ke rumah kamu, nih.” “Hmm ... Santai saja, An. Rumah ku tidak jauh dari sini, sekitar 2 jam sudah sampai.” ***** Aku dan Ribka menuju balik ke rumahnya dengan motor yang dia bawa. Dia melaju dengan cepat dan aku dibuatnya deg-deg an, baru pertama kalinya naik motor dan sebelumnya tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • Kesendirian     BAB IV

    Hari ini adalah weekend, rencana mau pergi ke Mall, sepertinya tutup semua karena sudah di umumkan baik toko, tempat pariwisata, juga mall. Virus Corona semakin tersebar di mana-mana untuk itu demi mencegah tidak ada lagi kejadian berikutnya. Ya, aku berdiam diri di kosan terasa bosan dan sepi. Mau bagaimana lagi dan harus melakukan apa yang di perintahkan demi menjaga diri sendiri juga keadaan sekitar. ***** “Hai, Ma, apa kabar? An, sudah lama tidak telepon mama, nih.” “Ya, An, Mama baik-baik saja. Kamu sendiri apa kabar, An?” “Kabar ku baik, Ma. Mama lagi apa sekarang?” “Mama lagi di rumah aja, nih. Keluar juga malas sekali An karena Corona.” “Ya, sama dengan ku juga. Aku di rumah juga, Ma.” “Ya, An kamu jaga diri baik-baik di sana dan jangan kemana-mana, jika penting ya keluar dan pake masker jangan lupa. Karena di luar sana keadaan lagi memburuk.” “Ya, Ma, An akan ingat semua kata-kata mama

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Kesendirian     BAB V

    Akhirnya pukul 03:00 sore saja, aku harus siap-siap. Sebentar lagi Ribka akan datang menjemput ku, sore ini aku buat cemilan apa ya? Aku bingung karena yang ada hanya Indomie, telur, dan pisang. Aku masak pisang goreng saja, ternyata tepung terigu masih ada. Aku langsung memasaknya, takutnya Ribka datang lebih awal dan harus bergerak cepat. **** “An, kamu di kosan?” tanya Ribka di chat. “Aku di kosan, Rib. Kamu mau kemari ya?” tanya ku. “Ya, An, sebentar lagi mau kesana, ini sudah on the way.” “Ok, Rib, aku tunggu.” Jawab ku. Ribka segera ke kosan ku dengan membawa cemilannya. Ribka sangat bersemangat sekali karena membawa anjing kesayangannya untuk jogging. Bayangkan saja Ribka sangat sayang terhadap anjingnya, selalu di bawa kemana-mana. Saat Ribka bersedih, anjingnya tempat curhatnya, aku merasa aneh sendiri saat datang ke rumah Ribka. “Tok

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Kesendirian     BAB VI

    Aku hari ini masak ayam goreng dan sayurnya daun ubi tumbuk tapi enggak pake santan biasa saja di rebus. Biasa, aku sudah lama tidak makan ubi daun tumbuk. Tetangga sebelah sering masak jengkol, baunya sangat menyengat sekali. Aku tidak tahan aromanya, aku keluar dari kosan dan duduk santai di teras. Aku buka pintu kosan agar baunya hilang. Di lingkungan kosan ku bertambah 2 orang lagi yang terkena covid. Wah, parah sekali padahal kemarin sudah 4 orang. Jadi, totalnya sekarang ada 6 orang yang terkena covid. Jadinya, aku tidak pergi kemana-mana hanya di rumah saja dan rebahan sambil mendengar radio. Huhh ... Kesal sekali enggak bisa pergi kemana-mana. Semua mall sudah di tutup, Alfamart dan Indomaret tetap buka, toko-toko yang lain juga di tutup, jalan-jalan sebagian di tutup. Jadinya, serba sulit dan tidak tahu lagi harus kemana.&n

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02

Bab terbaru

  • Kesendirian     BAB VI

    Aku hari ini masak ayam goreng dan sayurnya daun ubi tumbuk tapi enggak pake santan biasa saja di rebus. Biasa, aku sudah lama tidak makan ubi daun tumbuk. Tetangga sebelah sering masak jengkol, baunya sangat menyengat sekali. Aku tidak tahan aromanya, aku keluar dari kosan dan duduk santai di teras. Aku buka pintu kosan agar baunya hilang. Di lingkungan kosan ku bertambah 2 orang lagi yang terkena covid. Wah, parah sekali padahal kemarin sudah 4 orang. Jadi, totalnya sekarang ada 6 orang yang terkena covid. Jadinya, aku tidak pergi kemana-mana hanya di rumah saja dan rebahan sambil mendengar radio. Huhh ... Kesal sekali enggak bisa pergi kemana-mana. Semua mall sudah di tutup, Alfamart dan Indomaret tetap buka, toko-toko yang lain juga di tutup, jalan-jalan sebagian di tutup. Jadinya, serba sulit dan tidak tahu lagi harus kemana.&n

  • Kesendirian     BAB V

    Akhirnya pukul 03:00 sore saja, aku harus siap-siap. Sebentar lagi Ribka akan datang menjemput ku, sore ini aku buat cemilan apa ya? Aku bingung karena yang ada hanya Indomie, telur, dan pisang. Aku masak pisang goreng saja, ternyata tepung terigu masih ada. Aku langsung memasaknya, takutnya Ribka datang lebih awal dan harus bergerak cepat. **** “An, kamu di kosan?” tanya Ribka di chat. “Aku di kosan, Rib. Kamu mau kemari ya?” tanya ku. “Ya, An, sebentar lagi mau kesana, ini sudah on the way.” “Ok, Rib, aku tunggu.” Jawab ku. Ribka segera ke kosan ku dengan membawa cemilannya. Ribka sangat bersemangat sekali karena membawa anjing kesayangannya untuk jogging. Bayangkan saja Ribka sangat sayang terhadap anjingnya, selalu di bawa kemana-mana. Saat Ribka bersedih, anjingnya tempat curhatnya, aku merasa aneh sendiri saat datang ke rumah Ribka. “Tok

  • Kesendirian     BAB IV

    Hari ini adalah weekend, rencana mau pergi ke Mall, sepertinya tutup semua karena sudah di umumkan baik toko, tempat pariwisata, juga mall. Virus Corona semakin tersebar di mana-mana untuk itu demi mencegah tidak ada lagi kejadian berikutnya. Ya, aku berdiam diri di kosan terasa bosan dan sepi. Mau bagaimana lagi dan harus melakukan apa yang di perintahkan demi menjaga diri sendiri juga keadaan sekitar. ***** “Hai, Ma, apa kabar? An, sudah lama tidak telepon mama, nih.” “Ya, An, Mama baik-baik saja. Kamu sendiri apa kabar, An?” “Kabar ku baik, Ma. Mama lagi apa sekarang?” “Mama lagi di rumah aja, nih. Keluar juga malas sekali An karena Corona.” “Ya, sama dengan ku juga. Aku di rumah juga, Ma.” “Ya, An kamu jaga diri baik-baik di sana dan jangan kemana-mana, jika penting ya keluar dan pake masker jangan lupa. Karena di luar sana keadaan lagi memburuk.” “Ya, Ma, An akan ingat semua kata-kata mama

  • Kesendirian     BAB III

    "Rib, aku mampir ke rumah mu, ya? Di kosan juga bosan.” “Bukannya, kamu tadi mau balik, An?” “Kamu juga belum pernah main ke rumah.” “Di rumah ada anjing galak, An. Semoga kamu tidak takut nantinya.” “Wah, kamu punya anjing, Rib?” “Ya, An. Mari kita berangkat.” “Sampai di rumah nanti, kamu jangan diam saja, An.” “Kamu harus mengajak ngobrol anjing ku nanti.” “Ah, kamu ada-ada saja, Rib. Memangnya anjing bisa berbicara?” “Hehe ... Kalau kamu yang mengajak pasti anjing aku semangat, An.” “Rib, sudah ya bercandanya. Nanti kita terlambat ke rumah kamu, nih.” “Hmm ... Santai saja, An. Rumah ku tidak jauh dari sini, sekitar 2 jam sudah sampai.” ***** Aku dan Ribka menuju balik ke rumahnya dengan motor yang dia bawa. Dia melaju dengan cepat dan aku dibuatnya deg-deg an, baru pertama kalinya naik motor dan sebelumnya tidak

  • Kesendirian     BAB II

    Hari ini mama sedang apa, ya? tanya ku dalam hati. Semua pekerjaan sudah selesai, aku ingin sekali menghubungi mama untuk tahu kabarnya hari ini. Tapi pulsa aku sudah mau habis, aku sebentar ke warung yang dekat untuk isi pulsa. Dengan langkah yang cepat aku melangkah ke luar dan aku melihat di luar keadaannya tidak baik sekali. Tetap aku keluar dan pukul 10:00 pagi aku menghubungi mama. Aku menghubungi mama tapi tidak diangkat, mungkin mama lagi keluar atau benar-benar sibuk ya, aku selalu bertanya dalam hati. Ya, sudah aku tunggu saja dulu dan sorenya aku langsung menghubungi mama dan mama mengangkat telepon ku. ***** “Hi, Ma, apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak menghubungi mama.” “Mama hari ini sibuk ya? Tadi pagi aku telepon enggak masuk.” “Enggak, An. Mama di rumah saja, kok dan kabar mama baik.” “Kamu, apa kabar? Lama sekali menghubungi mama dan baru kali ini, An.” “Baik-baik ya, An di

  • Kesendirian     BAB I

    Prolog : Setelah hujan reda kami lanjutkan perjalanan untuk pulang dan aku langsung masak makanan favorit anak kost adalah ‘indomie seleraku.’ Malamnya kembali hujan rintik-rintik datang dan membasahi teras halaman kost ku, petir yang begitu kuat, dan tiba-tiba lampu padam dan aku kesulitan untuk mencari lilin. Berharap lampu akan menyala malam ini tapi hampir 2 jam, belum nyala juga. Aku hampir terlelap dan hujan juga mulai redah dan esok pagi aku bangun kesiangan karena lelahnya semalaman. Karena aku bangun kesiangan dan akhirnya aktivitas menjadi tidak terlaksanakan. Aku kesal dan ingin memarahi diri sendiri karena terlanjur bangun kesiangan dan hanya bisa rebahan tapi sepertinya dia tak datang dan dia sangat berbeda dengan ku yang pemalas ini dan hanya suka rebahan jika tak ada pekerjaan yang jelas terpanggil. Aku kemarin sudah terpanggil dan terpanggil untuk kedua kalinya, ketiga kalinya bahkan berkali-kali tapi hasilnya sama saj

DMCA.com Protection Status