Dini hari.Rafael hendak kembali ke luar negeri. Begitu dia bergerak, Karina pun terbangun. Karina bangkit duduk, menggosok matanya sambil bertanya, "Kamu sudah harus kembali ke sana?""Ya," jawab Rafael.Rafael berbalik dan merangkul leher Karina. Sebelum Karina bisa bereaksi, dia sudah menggigit bibir Karina dan gigi mereka saling bertemu. Ciuman mereka cukup lama dan dalam.Hanya sedikit lagi hasrat yang terkurung akan terlepas. Untungnya, Rafael masih mengingat pekerjaannya, jadi dia berhenti.Karina dicium hingga terasa sangat pusing. Ketika kedua bibir itu berpisah, napasnya jelas menjadi tidak teratur.Karina tersipu malu, menyentuh bibirnya yang sedikit bengkak. Dia memelototi Rafael sambil mengeluh, "Mulutku jadi bengkak, kalau dilihat orang lain gimana dong?""Bagus kalau orang lain melihatnya. Dengan begitu, nggak ada yang berani merebut wanitaku."Rafael mengangkat alisnya dan berkata dengan arogan.'Dia masih belum melupakan candaanku itu? Nggak sangka Tuan Muda Rafael ini
"Haih, orang kaya punya banyak koneksi. Bagaimana kalau aku meretas ponselnya," usul Abila dengan tegas.Karina berkedip kaget. "Kamu bisa melakukan itu juga?""Tentu saja." Abila menyibakkan rambut dari dahinya dengan anggun dan lanjut berkata, "Jangan remehkan kakak seniormu ini.""Hehe. Kalau kamu melakukan ini, kamu nggak akan berurusan dengan polisi, 'kan?""Eh .... Masalah sepele seperti ini nggak perlu beri tahu polisi," ujar Abila dengan wajah datar.Karina ikut mengangguk dengan serius.Jangan menambah masalah pada polisi.Kemudian, tanpa sepengetahuan Yani, ponselnya tiba-tiba mati tanpa alasan.Dia tidak dapat menghidupkan ponselnya apa pun yang terjadi. Hal ini membuatnya sangat marah hingga ingin menghancurkan ponselnya. Namun, setelah beberapa saat, ponselnya berfungsi kembali.Yani tidak terlalu memikirkan masalah ini. Dia tidak tahu bahwa semua data di ponselnya telah dicuri.Ruang komputer.Karina mengagumi keterampilan meretas Abila yang luar biasa ketika mencari info
"Tunggu!" Karina segera menghentikan Abila.Tangan Abila berhenti dan dia bertanya, "Ada apa? Kamu menemukan sesuatu?"Karina mengangguk, menunjuk ke nama "Simon Kesar" di layar komputer, lalu berkata kepada Abila, "Yani baru-baru ini menelepon Simon.""Simon?"Abila tidak begitu mengerti maksud Karina.Dia tidak tahu bahwa Simon dan Yani telah berkonspirasi untuk menjebak Karina, jadi ketika Karina mengatakan ini, dia tidak terpikirkan apa hubungannya."Simon juga sangat membenciku. Bukan nggak mungkin mereka berdua bersekongkol." Karina memikirkan kemungkinan dua orang itu bekerja sama.Secara logika, Simon telah mendapat pelajaran sampai membuatnya menyedihkan dari orangnya Rafael, jadi tidak mungkin berani melakukan balas dendam pada Karina.Namun, selalu ada pengecualian."Bukankah Simon berasal dari keluarga kaya? Dia ada hubungan dengan gangster?"Karina menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku hanya mengatakan ada kemungkinan itu.""Karina, kamu harus pikirkan baik-baik. Kalau
Karina menatap Zayn dengan tidak senang.Namun, dia merasa tidak tenang di dalam hatinyaKarina tidak memiliki kesan yang baik terhadap Zayn. Mereka berdua pernah berseteru satu sama lain. Sekarang Zayn tiba-tiba muncul, jadi Karina selalu merasa kalau pria ini ada maksud buruk."Gadis kecil, singkirkan pandangan curigamu, kamu kira aku ini orang seperti apa?"'Orang seperti apa?''Tentu saja playboy.'Saat Karina hendak berbicara, Abila tiba-tiba berteriak dengan penuh semangat, "Kamu adalah Zayn Anuma! Astaga, nggak kusangka bisa bertemu kamu di sini!"Karina dikejutkan oleh Abila dan segera menutup mulut Abila, "Ssst, jangan membuat keributan."Abila tidak bisa menyembunyikan kegembiraan batinnya dan mengangguk berulang kali. Dia menatap Zayn dengan tatapan membara. Dia sangat ingin berjabat tangan dengan Zayn, tetapi merasa malu."Halo, namaku Abila Yutera. Aku selalu mendengar kehebatanmu. Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu."Mendengar itu, Karina tampak bingung.'Selalu mende
"Apa yang kalian bicarakan? Ngomong-ngomong, Karina, kalian saling mengenal?" Mata Abila berbinar-binar ketika dia melihat ke arah Zayn.Karina tidak tahu harus menjawab apa.Zayn malah berkata, "Kami adalah teman yang sangat baik."Karina seketika terkejut dan menatap ke arah Zayn.Namun, Zayn tersenyum dan berjalan ke arah Abila. Dia menghapus semua data di komputer yang digunakan Abila sambil berkata, "Semua ini nggak ada gunanya. Ikut aku.""Oke, oke."Abila sangat bersemangat untuk melakukan kontak dekat dengan idolanya. Sementara Karina memiliki naluri untuk menjaga jarak dengan Zayn. Namun, apa daya dirinya ketika Abila terus mengedipkan mata padanya. Karina pun terpaksa ikut pergi bersama mereka....."Wah! Jadi ini kediamannya Keluarga Anuma?" Mata Abila membelalak ketika dia melihat kediaman Keluarga Anuma yang memiliki dekorasi sangat indah.Dibandingkan dengan Abila, yang tampak sangat heboh, Karina tampak jauh lebih tenang.Dibandingkan dengan kediaman Keluarga Stalin, yan
Tidak ada hal gratis di dunia ini. Karina merasa Zayn bukanlah pemuda yang memiliki antusias untuk membantu orang lain secara cuma-cuma.Matahari perlahan-lahan meluncur ke barat. Abila masih bersemangat. Zayn juga terus meladeninya dengan tenang. Sama sekali tidak terlihat rasa kesal di wajahnya. Dia dengan sabar menjawab semua pertanyaan Abila.Karina melirik jam, sudah hampir jam enam.Dia akhirnya sudah tidak bisa menahan diri dan berkata kepada Abila, "Kak Abila, ini sudah malam, kita harus ....""Tunggu sebentar, aku masih ada pertanyaan yang ingin kutanyakan pada idolaku," balas Abila yang menoleh ke Karina.Abila biasanya adalah wanita yang sangat rasional, tetapi dia berubah menjadi seorang fanatik ketika dia berhubungan dengan hal yang berkaitan dengan komputer. Sekarang dia bertemu dengan idola yang sudah lama digemarinya, jadi tidak heran dia begitu bersemangat.Melihat sikap itu, Karina hanya bisa menghela napas tanpa daya.Jika dia tidak mengkhawatirkan Abila, Karina sung
"Rafael yang memintamu mengumpulkan informasi ini?" Saat kamu merasa malu dengan topik tentu, segera ganti topik pembicaraan.Untungnya, Zayn tidak berniat untuk terus bertanya. Dia menurunkan kelopak matanya sedikit dan tersenyum, "Bisa dibilang begitu.""Kenapa kamu nggak memberitahuku sejak awal?"Karina masih berpikir bahwa pria ini ada udang di balik batu. Jika Zayn memberi tahu dia sejak awal, dia tidak akan terlalu waspada terhadap Zayn.Zayn mengangkat alisnya dan berkata, "Kamu nggak tanya, kenapa aku harus beri tahu kamu?""...."Karina seketika merasa sedikit malu.Meskipun perkataan Zayn ada benarnya, mengapa dia selalu merasa kalau orang ini sengaja membuatnya marah?"Heh, jangan melihatku seperti itu, aku akan mengira kamu jatuh cinta padaku," ujar Zayn lalu tertawa kecil.'Seberapa narsisnya orang ini hingga mempunyai khayalan seperti itu?' Karina memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, hal seperti itu nggak akan pernah terjadi.""Belum pasti. Seti
Karina sangat yakin pria ini pasti punya trauma di masa kecilnya.Karina tiba-tiba tertawa dan berkata, "Zayn, kamu sudah disakiti berapa banyak wanita sampai pada kesimpulan ini? Ah, benar juga, mustahil bagi playboy sepertimu untuk menghormati wanita. Jadi kenapa kamu masih berharap wanita untuk memperlakukanmu dengan baik? Kamu ... Hmm ...."Zayn tiba-tiba maju ke depan, menutup bibir Karina, menutup semua kata-kata yang keluar dari mulut Karina.Kedua mata Karina melebar. Dia mendorong Zayn menjauh dengan keras. Gerakannya lebih cepat daripada proses otaknya. Dia mengangkat tangannya untuk memukul Zayn, tetapi Zayn dengan mudah menahan pergelangan tangannya. Pada saat bersamaan, Zayn menjilat tepi bibir sendiri dengan ujung lidahnya. Dengan ekspresi seperti ini dan wajah tampannya, dia bisa membuat para wanita menjerit.Sayang sekali, Karina saat ini ingin memakan Zayn hidup-hidup.Dia sangat marah, "Kamu bajingan!""Hanya dicium sebentar, kenapa begitu marah?" ujar Zayn sambil ter