Share

Bab 6

Suara Evelyn sangat besar. Dalam sekejap, suasana menjadi hening.

Saat Evelyn tersadar, mata semua orang sudah tertuju padanya.

Itu termasuk Romeo dan Violet.

Sekarang ini, semua orang merasa Evelyn adalah wanita yang kejam dan tidak berpendidikan.

Tukang kebun itu membungkuk dan memungut satu per satu mawar yang di lantai. Mulutnya tidak berhenti meminta maaf.

Raut wajah Evelyn langsung berubah menjadi masam ketika dia menyadari tatapan semua orang. Lalu, dia buru-buru mengubah ekspresinya. Dia berkata dengan perasaan bersalah, "Maaf, maaf. Aku terlalu panik. Kakek, kamu baik-baik saja, 'kan?"

Violet yang berdiri tidak jauh telah melihat pemandangan itu.

Meskipun Evelyn ingin memperbaiki kesalahannya, dia sudah terlambat. Dia begitu hanya akan membuat orang merasa dia sedang berpura-pura.

Saat ini, Evelyn juga telah memperhatikan Violet yang berdiri di sebelah Romeo.

"Kenapa dia datang?"

Romeo mengernyit.

Violet melihat ekspresi Romeo. Sepertinya Romeo tidak tahu kalau Evelyn akan datang.

Apa Evelyn datang sendiri?

Violet terdiam.

Plot ini berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dia ingat dulu Romeo membawa Evelyn ke pesta malam ini. Setelah itu Evelyn mendapat persetujuan dari Pak Thomas, jadi kehidupannya di luar negeri sangat lancar. Setelah dia lulus, dengan dukungan Romeo dan Pak Thomas, dia pun mengalami kemajuan pesat.

Awalnya, Violet mengira kali ini Romeo tidak mengajak Evelyn karena gadis itu tidak bisa datang.

Ternyata, Evelyn datang sendiri.

"Tuan Romeo!"

Saat Levi mendengar kekacauan di dalam klub, dia bergegas masuk.

Nada Romeo sudah terdengar kesal. "Siapa yang mengizinkannya masuk?"

"Saya ...."

Levi menundukkan kepalanya dan berkata, "Saya mengira Nona Evelyn bisa membantu Anda."

Romeo mengusap alisnya.

Dulu dia selalu bersikap lembut terhadap Evelyn.

Namun, pada pesta kali ini, karena dia sudah membawa Violet, tidak seharusnya Evelyn muncul.

"Nona Evelyn nggak mengenal tempat ini. Cepat periksa keadaannya."

Violet meminum sampanyenya dengan acuh tak acuh.

Romeo melihat Evelyn yang berdiri tidak jauh darinya panik seperti anak rusa. Pada akhirnya, dia tidak tega meninggalkan Evelyn sendirian. "Aku pergi mengeceknya dulu. Aku akan segera kembali."

Violet tidak berkata apa-apa.

Dia tidak terkejut kalau Romeo akan pergi.

Dia tidak pernah bisa melepaskan Evelyn.

Romeo bertanya, "Kenapa kamu datang?"

Evelyn pun menundukkan kepalanya dengan murung.

"Maaf .... Aku mau datang untuk melihat-lihat."

Melihat Evelyn menunduk, Romeo menjadi tidak tega menegurnya lagi.

Bagaimanapun juga, Evelyn adalah anak didikannya. Romeo selalu memperhatikan kerja kerasnya.

"Aku akan meminta Levi mengantarmu pulang."

Melihat Romeo hendak pergi, Evelyn buru-buru menarik lengan baju Romeo dan berkata, "Tuan Romeo, apa aku boleh tinggal?"

Romeo mengerutkan keningnya.

Dulu Evelyn sangat menurutinya dan memahami statusnya dengan baik. Dia tidak akan pernah mengatakan kata-kata yang keterlaluan seperti ini.

Setelah Evelyn melihat tatapan mata Romeo, dia langsung tahu kalau Romeo tidak senang dengannya. "Maaf, Tuan Romeo .... Aku ...."

Ekspresi Evelyn membuat Romeo merasa tidak tega. "Boleh. Pesta malam ini bisa membantumu ketika kamu pergi ke luar negeri."

Setelah mendengar kata-kata Romeo, Evelyn tersenyum dengan manis.

"A ... apa aku boleh mengikutimu?"

Romeo melirik sekeliling. Sebenarnya dia juga tidak tenang meninggalkan Evelyn sendirian.

"Ya."

Evelyn sangat senang seperti anak kecil.

Levi bertanya, "Tuan Romeo, bagaimana dengan Nyonya?"

"Kamu pergi temani dia. Jangan sampai dia membuat masalah seperti kemarin."

Romeo tahu kalau Violet sering menghadiri pesta malam. Orang yang tidak mengerti keuangan seperti Violet datang hanya untuk menghabiskan waktu.

Yang penting dia tidak sembarangan menghabiskan uang seperti kemarin.

Violet melihat Levi menghampirinya. Levi terlihat canggung, jadi Violet berkata, "Dia pergi menemani Evelyn, ya?"

"Nyonya, Nona Evelyn adalah anak didikan perusahaan, jadi ...."

"Ya, aku mengerti."

Sepertinya Violet memahami hubungan Romeo dengan Evelyn.

Levi pun menghela napas lega.

Namun, dia tidak tahu apakah ini hanya perasaannya, tapi dia terus merasa Violet sudah berbeda dengan dulu.

Evelyn yang berdiri di sisi Romeo berbicara dengan fasih di depan bos-bos lain dan Violet melihat semua itu.

Walaupun nilai Evelyn tinggi, dia masih hanya seorang siswa. Di depan beberapa rubah tua yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia bisnis, sebenarnya apa yang dikatakan Evelyn tidak penting.

Mereka hanya menunjukkan hormat kepada Romeo, jadi mereka memuji Evelyn.

Namun, tak lama kemudian Evelyn mengalami kesulitan saat menghadapi seorang bos asing.

Kalau Violet tidak salah ingat, orang ini adalah seorang tokoh keuangan yang terkenal di Negara Azulia.

Satu-satunya hal yang buruk tentang tokoh besar ini adalah dia hanya bisa berbicara dalam bahasa ibunya. Dia tidak bisa bahasa asing.

Kebetulan, penerjemahnya sedang tidak ada.

"Tuan Romeo ...."

Evelyn menggigit bibirnya sambil melirik Romeo.

Romeo sedang berpikir bagaimana caranya mengatasi kecanggungan ini ketika Violet muncul dan langsung berbicara dengan orang asing ini dalam bahasa Negara Azulia dengan lancar.

Orang asing itu tampak sangat senang ketika dia melihat Violet, kemudian dia langsung berjabat tangan dengan Violet.

Evelyn baru memperhatikan Violet.

Violet mengenakan gaun yang sama dengannya.

Yang berbeda adalah gaun itu tampak cantik dan anggun pada tubuh Violet.

Kalau dibandingkan, Evelyn seperti sedang mengenakan gaun murahan.

Evelyn pun mengepalkan tangannya dengan kesal, tapi seulas senyuman tersungging di bibirnya. "Kak Violet sangat hebat. Kakak bahkan bisa bahasa Negara Azulia."

Violet hanya tersenyum kepada Evelyn dan tidak menjawabnya.

Romeo mengingat Violet bisa berbicara bahasa asing, tapi bahasa Negara Azulia tidak umum dan itu bukan bahasa internasional. Tidak banyak orang yang bisa dan Romeo tidak menyangka Violet bisa.

"Tapi, Kak Violet, tadi apa yang kamu bicarakan dengan Tuan Stephen? Dia tampak sangat senang."

Violet berkata, "Aku bilang kepadanya kalau tanah di kawasan laut tenggara yang dia beli di pelelangan beberapa hari lalu pasti akan laku, jadi dia sangat senang."

"Tanah itu ... akan laku?"

Evelyn tampak bingung.

Dia merasa tanah itu biasa saja.

"Mungkin."

Violet menjawabnya dengan acuh tak acuh.

Namun, di kehidupan lampau, harga jual tanah itu memang tinggi. Kawasan laut itu tiba-tiba berkembang menjadi tempat yang indah dan industri pariwisata di daratan itu benar-benar menghasilkan banyak uang.

Sepertinya dari awal Tuan Stephen sudah tahu kalau kawasan laut itu akan berkembang, makanya dia membeli tanah di situ.

Sedangkan Evelyn memang belum memiliki pandangan seperti itu.

Romeo menatap Violet dan itu membuat Violet merasa canggung.

"Ngapain kamu menatapku?"

Romeo bertanya, "Bagaimana kamu bisa tahu kalau tanah itu akan laku?"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zhunia Angel
anak didik apanya.. bulshit!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status