Share

Bab 13

Namun, tidak apa-apa. Violet juga tidak berharap Romeo percaya padanya.

Tak lama kemudian, Violet dan Romeo masuk ke dalam mobil. Romeo bahkan menggandeng tangannya.

Violet tahu ini hanya sebuah akting untuk Nyonya Besar Fernandez.

Bagaimanapun juga, orang tua Romeo meninggal lebih awal dan Nyonya Besar Fernandez-lah yang membesarkannya. Jadi, Romeo tetap menghormati dan berbakti kepada Nyonya Besar Fernandez.

Violet juga tidak berulah dan bekerja sama dengan Romeo.

Nyonya Besar Fernandez mendadak bertanya, "Apa rencanamu untuk tanah itu?"

Namun, pertanyaan itu bukan tertuju kepada Violet, melainkan Romeo.

Romeo melirik Violet sekilas sebelum menjawab, "Itu tanah Violet, jadi biarkan dia yang menanganinya."

Nyonya Besar Fernandez melihat Violet, lalu berkata, "Serahkan saja tanah itu kepada Romeo. Tanggung jawab terpenting wanita masih melayani suaminya dan mendidik anak."

"Nenek, urusan Keluarga Fernandez tentu saja ditangani oleh Romeo. Tapi, tanah itu kubeli untuk para tetua Keluarga Gloria. Kalau Keluarga Gloria menginginkannya, aku juga nggak akan ikut campur."

Setelah mendengar perkataan Violet, nada Nyonya Besar Fernandez pun berubah. "Lain kali jangan ikut campur dalam urusan seperti ini lagi. Bagaimanapun juga, sekarang kamu sudah menikah dengan Romeo. Setiap perbuatanmu mewakili Keluarga Fernandez."

"Nenek, aku mengerti."

Violet selalu menyetujui Nyonya Besar Fernandez.

Dia sangat memahami watak Nyonya Besar Fernandez.

Pada saat ini kalau Nyonya Besar Fernandez tahu dia berencana keluar dari Keluarga Fernandez, dia khawatir masalah ini akan menjadi besar.

"Romeo, malam ini aku mau bermain mahyong, jadi kamu antar Vio pulang, ya. Kamu tinggalkan pekerjaanmu sebentar. Peduli pada istri barulah prioritas utama," ujar Nyonya Besar Fernandez.

Romeo mengerutkan keningnya, tapi dia tidak begitu menunjukkan kekesalannya. "Aku mengerti, Nenek."

Violet melihat tatapan mata Romeo. Dia tahu Romeo akan menyalahkannya lagi.

Pria ini tidak pernah bisa mengutarakan isi hatinya yang sebenarnya!

Violet pun menghela napas dan bersabar.

Biarkan dia disalahkan. Lebih baik Romeo makin membencinya. Dengan begitu, Romeo akan cepat-cepat menceraikannya.

Rencana awal Violet adalah pergi ke Grup Gloria siang ini, tapi Nyonya Besar Fernandez menyeretnya mengelilingi mal seharian. Setelah langit menggelap, Nyonya Besar Fernandez baru mau melepaskan Violet.

Di dalam mobil, Violet dan Romeo tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Aku ada urusan di perusahaan. Malam ini aku nggak pulang."

"Kapan kamu pernah pulang?"

Pertanyaan Violet membuat Romeo terdiam.

Kecuali beberapa hari yang lalu Romeo ada pulang sesekali karena masalah 20 triliun itu, dia tidak pernah pulang lagi.

Dia juga memiliki waktu bersantai beberapa hari ini.

Mobil berhenti di depan pintu Kediaman Fernandez, kemudian Violet mengambil tasnya dan turun dari mobil. Namun, ketika dia melihat tumpukan tas belanjaan di bagasi, ekspresi Violet menjadi masam.

Nyonya Besar Fernandez benar-benar licik. Dia tahu Romeo mungkin tidak mau pulang ke rumah, jadi dia sengaja membeli begitu banyak barang.

Violet sendiri pasti tidak bisa mengangkatnya.

Violet melirik Romeo yang berada di dalam mobil dan bertanya, "Tuan Romeo, bisakah kamu membantuku?"

Romeo mengusap-usap alisnya.

Seharusnya tadi dia menendang Violet keluar dari mobil ke jalanan.

Romeo pun keluar dari mobil, lalu mengangkat lima enam tas belanjaan sekaligus. Violet mengikutinya dari belakang.

Begitu Romeo membuka pintu, dia mematung.

Violet tidak bisa masuk karena jalannya terhalang. Dia bertanya dengan bingung, "Woi, Romeo, masuk!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status