Violet memperhatikan tatapan mata Romeo. Dia tahu tidak ada gunanya lagi meskipun dia bersikap keras kepala.Kalau dia terus menantang Romeo, mungkin hari ini Romeo akan membawanya pulang secara paksa.Violet pun menghela napas.Untuk saat ini, dia menunduk dulu."Aku mengerti." Violet berkata, "Aku akan pulang setidaknya dua kali seminggu. Boleh, 'kan?""Tiga kali.""Kamu!"Violet ingin marah, tapi setelah dia melihat mata Romeo, dia menekan amarahnya.Pendidikan S2 di Universitas Ace tidak terlalu menegangkan. Pulang tiga kali seminggu bukanlah sebuah masalah. Romeo pasti sudah bertanya pada Kepala Universitas, makanya dia mengajukan syarat itu.Violet menenangkan dirinya, kemudian dia menyunggingkan seulas senyuman sinis kepada Romeo. "Oke, tiga kali. Apa Tuan Romeo masih ada syarat lain?""Begitu aku meneleponmu, kamu harus pulang. Aku akan meminta Levi menjemputmu."Violet menarik napas dalam-dalam. Dia lanjut tersenyum dan berkata, "Oke. Apa masih ada lagi?""Untuk sementara, ngg
Evelyn ingin sekali memasuki kelas ini.Namun, Violet dapat memasukinya dengan enteng.Saat memikirkan ini, Evelyn pun mengepalkan tangannya dengan erat. Tiba-tiba, dia membuka pintu kelas.Tindakan itu menarik perhatian semua orang di kelas. William memiringkan kepalanya sambil menatap Evelyn. Dia merasa orang di depan pintu ini terlihat agak familier. Namun, Evelyn sudah mengenali William adalah orang yang hari itu membantu Violet di pelelangan."Kamu dari kelas mana?" tanya William dengan bingung.Violet juga telah melihat Evelyn yang berdiri di depan pintu.Evelyn juga terkejut oleh tindakannya sendiri. Dia berkata dengan panik, "Maaf, aku salah kelas."Setelah mengatakan itu, Evelyn menutup pintu kelas.Begitu pintunya tertutup, jantung Evelyn berdetak dengan sangat cepat.Sepertinya tadi dosen itu tidak mengenalinya.Namun, dia tahu kalau orang itu adalah presiden Grup Airlangga.Mereka jelas-jelas pernah bertemu, tapi William sama sekali tidak mengingatnya.Di depan mata orang-o
Jenna menarik Violet masuk ke dalam mobil. Lalu, mereka pergi ke kelab malam terdekat.Jenna dan Violet turun dari mobil. Dari awal sudah ada yang memesan ruang pribadi.Berbeda dengan keributan di luar, di dalam ruang pribadi jelas lebih diam.Begitu pintu ruang pribadi dibuka, Violet melihat Nicholas yang sedang duduk di sofa.Nicholas berpakaian hitam dan tatapan matanya menjadi agak sinis. Wajahnya saja sudah membuat orang merasa dia sangat galak. Sekarang dia terlihat lebih liar.Tadi Violet sudah melihat mobil di belakang Jenna. Dia tahu kalau Nicholas ingin bertemu dengannya.Benar saja, Jenna langsung pergi.Di dalam ruang pribadi tinggal Violet dan Nicholas."Tuan Muda Nicholas, kamu nggak usah bertemu denganku di tempat seperti ini, 'kan?"Violet berbalik dan ingin keluar, tapi pintu ruang pribadi sudah dikunci.Violet juga tidak takut. Sebagai istrinya Romeo, Nicholas tidak akan berani melakukan apa-apa padanya. Inilah kenapa Violet berani datang."Di sini aman. Nggak ada ya
Saat melihat senyuman Violet perlahan-lahan menghilang, Nicholas malah merasa sangat senang.Namun, beberapa detik kemudian, Violet tertawa. Dia berkata, "Ternyata Tuan Muda Nicholas sangat kekanak-kanakan."Nicholas mengerutkan keningnya. "Apa katamu?""Kalau kamu memang punya keberanian untuk menyentuhku, apa kamu akan meminta orang lain diam-diam mengantarku kemari?"Violet mendorong Nicholas, kemudian dia mengelilingi ruang pribadi."Di sini nggak ada kamera CCTV dan di luar sangat ribut. Nggak ada yang akan memperhatikan ruangan kecil ini. Kamu takut Romeo atau Nathan tahu tentang pertemuan kita. Jadi, bagaimana mungkin kamu berani menyentuhku di sini?"Violet duduk di sofa, kemudian memakan sepotong apel.Dulu dia sudah pernah berada dalam situasi seperti ini. Privasi ruangan seperti ini sangat tinggi. Biasanya orang penting akan membuat kesepakatan di sini. Jangankan suara, lalat pun tidak bisa terbang keluar.Violet menatap Nicholas sambil berkata, "Tuan Muda Nicholas, lupakan
Hubungan kakak dan adik ini tidak sederhana.Mereka hanya tidak menunjukkannya kepada orang lain.Entah apakah ini karena Violet sudah menebak apa yang dipikirkannya, tapi Nicholas menoleh dan berkata, "Jangan mengira kamu sangat memahamiku.""Aku nggak memahamimu. Aku hanya sembarangan bicara."Violet berdiri, lalu berkata, "Tuan Muda Nicholas, sudah, 'kan? Aku juga sudah duduk cukup lama di sini. Apa aku sudah boleh pulang?""Berhenti."Nicholas mengerutkan alisnya. Jelas sekali kalau dia tidak berencana membiarkan Violet cepat pergi.Violet pun berkata, "Kamu sudah mengancamku dan membalas dendam. Apa lagi yang ingin kamu lakukan?"Mengancam? Membalas dendam?Itu memang yang ingin dilakukan Nicholas, tapi Violet sudah duduk cukup lama di sini dan dia belum menderita kerugian apa pun.Sedangkan Nicholas merasa amarah membara di dalam hatinya.Nicholas kesal. Dia tidak pernah dipermainkan berulang kali oleh perempuan seperti ini."Romeo punya wanita lain di Kota Poseidon, apa kamu tah
"Aku sudah meminta William menyelidiki ID ini. Sebentar lagi kita akan mendapatkan hasil."Nada Charles tenang seolah-olah untuk menekan kepanikan Violet. "Apa kamu bisa menebak siapa pelakunya?"Violet memijat pelipisnya. Banyak orang yang terlintas di dalam benaknya. Pada akhirnya, dia tidak tahu."Aku juga nggak tahu. Pokoknya, itu nggak mungkin Nicholas."Charles tertawa. "Ternyata pria yang kamu temui adalah Nicholas.""Bisakah pada saat ini kamu nggak bercanda?"Charles berkata, "Kalau itu Nicholas, masalah ini menjadi mudah."Violet diam.Ya, berita ini hanya mengungkapkan dia bertemu dengan seorang pria di kelab malam. Namun, dia tidak mengatakan siapa prianya.Ini berarti pelakunya tidak ingin mengekspos pria tersebut atau dia memang tidak tahu siapa prianya. Pelaku itu hanya menebak Violet pergi bertemu dengan pria dari jaket yang dipakainya.Namun, kemungkinan kedua lebih besar.Tidak akan ada yang berani melakukan ini setelah mengetahui kalau pria tersebut adalah Nicholas.
Bagaimana mungkin orang seperti Romeo yang sudah pernah menghadapi berbagai masalah tidak tahu kalau berita viral kali ini tidak akan menyakitinya?Kalau tidak, pagi ini dia tidak akan hanya menelepon Violet sekali saja, kemudian tidak mencarinya lagi.Violet berkata, "Baiklah. Pokoknya, aku salah. Jadi, tentu saja aku akan menurutimu.""Temani aku menghadiri acara media.""Sesimpel itu?"Violet heran.Kenapa Romeo baik sekali melepaskan kesempatan ini untuk memanfaatkannya?Romeo meletakkan koran yang dipegang, kemudian berkata, "Kita akan menjadi sepasang suami istri yang saling mencintai. Tapi, ini nggak semudah yang kamu kira."Ketika Violet melihat ekspresi Romeo, dia sudah paham apa maksud Romeo.Benar juga. Saat kamu bersikap mesra dengan orang yang tidak kamu suka, itu menjijikan.Makanya, di kehidupan sebelumnya, Romeo selalu menolak menghadiri berbagai acara besar bersamanya.Menurut Romeo, berakting sebagai sepasang suami istri yang saling mencintai dengannya memang tidak mu
Romeo berbisik kepada Violet yang duduk di sebelahnya, tapi dia seolah-olah tidak begitu memikirkannya."Aku nggak gugup."Violet benar-benar tampak santai meskipun ada beberapa kamera di depannya.Romeo mengingat dulu Violet sangat jarang menghadiri acara seperti ini. Yang tidak diketahuinya adalah seberapa besar upaya Violet di kehidupan sebelumnya hanya untuk mendekati Romeo.Sayangnya, bahkan setelah Violet mati di kehidupan sebelumnya, Romeo tidak tahu apa yang telah dilakukan Violet untuknya.Tak lama kemudian, manajer produk hampir selesai melakukan perkenalan. Romeo pun menggandeng tangan Violet dan berjalan ke atas panggung bersama.Satu per satu media yang berada di bawah panggung mengangkat kamera mereka. Akhir-akhir ini ada berita tentang mereka berdua di internet, jadi banyak media yang ingin mengambil kesempatan ini untuk membuat berita utama."Pengembangan properti baru Grup Fernandez kali ini dibagi menjadi dua area, A dan B. Rumah besar yang memiliki empat sampai lima
Melihat Charles bergeming, Jacob pun berdeham sebelum berkata pada Charles, "Sebenarnya ini sangat simpel. Aku bisa membantu Violet menulis artikel dan memanfaatkan tekanan publik untuk mengendalikan putri palsu itu."Charles masih diam saja.Jacob lanjut berkata, "Kamu juga tahu Violet sudah membeli perusahaan surat kabarku. Pekerjaan utamaku sebenarnya adalah jurnalis. Sebagai jurnalis, aku memiliki koneksi yang luas, berita terkini dan ....""Intinya?""Maksudku adalah ... karena Isabella mengaku dirinya adalah putri Keluarga Gloria, aku bisa menyuruh orang mencari semua informasi tentangnya sehingga semua orang tahu kalau Isabella ini palsu!""Apa kamu sudah selesai bicara?""Sudah.""Aku mau pergi, kamu berjaga di sini.""..."Melihat Charles tidak berencana menerima sarannya, Jacob pun bergegas berkata, "Kamu nggak percaya pada kemampuanku, ya? Aku serius! Caraku pasti berhasil! Aku punya informasi langsung tentang Isabella!"Setelah mendengar apa yang dikatakan Jacob, baru Charl
Howard berdiri, kemudian berkata, "Hanya itu yang kutahu. Tuan Besar Lionel nggak mungkin menghabiskan seluruh hidupnya untuk mengejar kekayaan. Harta karun Kota Poseidon juga nggak mungkin adalah kas negara. Kalau aku nggak percaya, seharusnya kalian juga nggak percaya."Siapa dari mereka yang tidak mempunyai kekayaan yang sanggup menyaingi satu negara?Dan bagaimana mungkin seseorang bisa berusaha begitu keras selama lebih dari sepuluh tahun demi kekayaan yang belum pernah dilihatnya dan hanya mendengar rumornya?Pasti ada sesuatu yang mencurigakan dalam hal ini.Charles tidak berkata apa-apa.Howard berkata, "Aku sudah memberitahumu apa yang harus kuberi tahu. Ini juga termasuk balas budi. Utang kita sudah lunas."Kemudian, Howard keluar dari kamar.Dia berjalan dua langkah, lalu berhenti lagi. Dia berkata dengan cemas, "Violet masih akan tertidur selama empat atau lima jam lagi. Sebagai suaminya, lebih baik kamu jangan jauh-jauh darinya."Setelah itu, Howard menutup pintu kamar.Ch
Jacob dan Agnes mengangguk dengan cepat, lalu berkata, "Kami berjanji! Kami berjanji pasti nggak akan membeberkannya!"Setelah mendengar itu, baru Eddie memberi jalan. Dia membiarkan Jacob dan Agnes keluar.Jacob dan Agnes langsung kabur.Gwen mengerutkan alisnya dan bertanya, "Eddie, saat penculikan tahun itu, gadis kecil yang kulihat di rumah sakit adalah Violet, 'kan?""Nona Gwen, hal ini nggak serumit itu. Kalian hanya perlu paham kalau semua yang dilakukan tuan kami adalah demi kebaikan Nona Violet."Setelah Eddie selesai berbicara, dia keluar dari kamar.William melihat ekspresi cemas Gwen dan berkata, "Jangan khawatir. Tuan Nathan adalah orang pintar. Bagaimana mungkin dia nggak memikirkan semuanya dengan matang? Jangan bersedih lagi.""Aku hanya merasa nggak baik kita menyembunyikannya dari Vio.""Sudah, kita mendengarkan Tuan Nathan saja." William berkata, "Pokoknya, Tuan Nathan nggak mungkin mencelakai Violet. Kita juga jangan terlalu ikut campur. Bagaimana kalau itu lebih me
Howard berkata, "Dia demam. Minta dokter kalian datang untuk mengobatinya dan berikan dia suntikan penurun panas.""Demam?"Eddie mengernyit. Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh kening Violet, lalu berkata, "Panas sekali. Saya akan meminta Wilson datang untuk menyuntik Anda.""Nggak usah repot-repot. Aku hanya butuh tidur."Saat Howard mendengar itu, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Kenapa kamu bandel sekali ketika Charles sedang pergi?""Mana ada ....""Kalau begitu, aku akan menelepon Charles dan meminta Charles menyuntikmu."Lalu, Howard mengeluarkan ponsel.Saat Violet melihat itu, dia segera mengulurkan tangan untuk menahan Howard dan berkata, "Jangan! Minta Wilson saja."Howard menatap tangan Violet yang menghentikannya.Benar saja, hanya Charles yang bisa menenangkan Violet."Kalau begitu, kembali ke kamar untuk disuntik."Dengan ekspresi masam, Howard langsung naik ke atas.Agar bisa cepat-cepat melihat loteng lantai tiga, Violet menuruti Howard kali ini dan kembali ke
Loteng di lantai tiga telah direnovasi semuanya.Ketika Violet berdiri di depan pintu, dia pikir dia salah lihat.Tempat ini berbeda dari apa yang dilihatnya semalam.Di hadapannya masih pintu yang cukup tua, tapi ini berbeda dengan pintu yang dilihatnya semalam. Kuncinya juga sudah berubah.Violet berjalan mendekat. Dia mengingat sudah menghancurkan pintu ini dengan palu.Kenapa tidak ada jejaknya sedikit pun?Howard yang melihat itu juga mengerutkan alisnya.Dia sudah tahu tentang metode Nathan dari awal, tapi dia tidak menyangka Nathan bisa membereskan semuanya hanya dalam satu malam."Nggak mungkin ...."Violet menatap pemandangan di depannya dengan bingung.Dia mencoba membuka kunci pintu, tapi Howard di belakang menahan tangan Violet dan berkata, "Aku sudah bilang kalau itu hanya mimpi, tapi kamu nggak mau percaya padaku. Lihatlah dirimu sekarang? Apa lagi yang ingin kamu lakukan?"Howard mengerutkan alisnya, tapi dia melihat Violet menatapnya dan berkata, "Aku nggak gila dan itu
Kenapa tiba-tiba terjadi kebakaran?Apa Violet tidak pergi ke lantai tiga?Di lantai dua, begitu Gwen dan William keluar, mereka melihat Eddie sedang menopang Nathan kembali ke kamar.Kedua orang itu tercengang."Tuan Nathan?"Jacob dan Agnes juga tercengang.Mereka tidak pernah melihat kondisi Nathan begini menyedihkan."Itu hanya kebakaran kecil. Tuan perlu istirahat." Eddie melangkah maju, lalu berkata, "Saya berharap semuanya nggak menceritakan apa yang terjadi malam ini, terutama kepada Nona Violet."Agnes bertanya dengan bingung, "Kenapa?""Nggak ada alasan. Saya berharap semuanya bisa percaya kalau ini demi kebaikan Nona Violet."Kemudian, Eddie membawa Nathan kembali ke kamar.Agnes mengerucutkan bibirnya.Orang-orang di Keluarga Edris sungguh aneh!Keesokan harinya.Violet terbangun sekali lagi. Dia langsung bangkit dan merasa kepalanya sangat pusing, lalu dia berbaring kembali.Howard yang berada di samping melihat itu. Dia membuka mulutnya, tapi tidak ada sepatah kata pun ya
Howard menggendong Violet turun ke bawah.Dia samar-samar merasakan setetes air mata jatuh di bahunya.Howard mengerutkan alisnya, lalu dia menoleh untuk melihat Violet yang berada di punggungnya.Walaupun Violet sudah pingsan, alisnya masih berkerut dan air matanya tidak berhenti mengalir.Howard berbisik, "Dasar bodoh."Nathan melihat Howard membawa pergi Violet.Nathan baru terjatuh ke tanah.Dia melihat ke kamar kecil di loteng. Di dalam penuh dengan barang-barang masa kecil Violet.Ini adalah kamar Violet saat dia kecil.Ketika Violet masih kecil, orang tuanya selalu membawanya kemari. Sekali dia menginap, dia bisa menginap setengah bulan.Dulu bisnis Keluarga Gloria sibuk, jadi Nathan membantu orang tua Violet menjaga anak mereka.Kata pertama yang keluar dari mulut Violet saat dia kecil bukanlah ayah dan ibu, melainkan kakak.Setelah itu, Violet menjadi permen lengket Nathan.Dia selalu melengket dengan Nathan. Apa pun yang dikatakannya, Violet enggan pergi.Rumah Keluarga Edris
Violet melihat kamar putri berwarna merah muda dengan tempat tidur kecil yang empuk. Ada boneka beruang cokelat besar di tempat tidur dan dua buku dongeng di meja sebelah.Di dalam kamar, ada karpet berwarna merah muda, kuda kayu kecil yang cantik dan beberapa balok bangunan yang berserakan di lantai.Istana, boneka dan peralatan makan kecil yang indah.Gambar-gambar itu seakan-akan memengaruhi syaraf Violet.Sepertinya ada sesuatu yang ingin diingatnya.Pemandangan di depan berputar dengan hebat. Violet menahan sakit kepalanya dan melangkah maju.Pada saat ini, mata Violet tertuju pada tumpukan koran di sudut.Koran-koran itu sudah menguning dan ditumpuk di sudut loteng.Violet ingin melangkah maju untuk membaca koran itu, tapi setiap langkah yang diambil seperti ada gambar yang muncul di dalam benaknya.Cepat ingat kembali ....Cepat ingat kembali ....Dia sepertinya melihat seseorang duduk di tepi tempat tidur sambil membaca buku dongeng dengan lembut.Sepertinya dia bertanya, "Kak,
Tengah malam, Charles sedang mengemudi. Lampu jalan di pinggir melewati wajahnya. Di sampingnya tergeletak koran-koran bekas.Koran-koran itu sudah menguning. Isinya adalah seluruh proses kasus penculikan itu.Namun, ekspresi Charles terlihat masam.Ketika mobil sudah tiba di tepi pantai, baru Charles menghentikan mobil. Dia mengambil koran-koran lama itu dan berjalan ke tepi pantai. Kemudian, dia mengeluarkan mancis dan membakar koran itu dengan mudah.Koran itu perlahan-lahan terbakar. Apinya menyinari separuh wajah Charles.Setelah koran itu terbakar habis, Charles membuang abu terakhirnya ke pantai.Di Kediaman Edris.Violet sedang berbaring di ranjang dan telah ketiduran.Dalam mimpinya, dia melihat beberapa gambar yang pernah dilihatnya sebelumnya.Sebuah kapal, api dan ruang sempit.Air laut yang asin hampir menutupi seluruh wajahnya.Udara yang lembap hampir membuatnya sulit bernapas.Dia berusaha mati-matian untuk keluar dari laut, tapi dia seperti orang yang hampir tenggelam.