Namun, sekarang ....Apa ini karena Violet?Evelyn mengingat dengan jelas kalau dulu Romeo sangat membenci Violet."Nggak, aku nggak boleh membiarkannya mengambil Romeo. Nggak boleh ...."...Pagi-pagi Violet sudah tiba di kelas. Murid S2 Universitas Ace tidak banyak. Setiap tahun, kelas keuangan hanya ada satu.Orang-orang di kelas ini adalah orang kaya atau bangsawan atau memiliki kecerdasan yang luar biasa.Violet duduk di barisan terakhir. Dia baru masuk kuliah, jadi dia tidak ingin menarik terlalu banyak perhatian. Kalau Nyonya Besar Fernandez tahu dia kuliah di Universitas Ace, Nyonya Besar Fernandez pasti akan datang ke kampus dan membuat keributan.Bam!Tiba-tiba, ada yang menendang buka pintu kelas.Beberapa pria yang duduk di depan dan sedang membaca buku mengerutkan kening mereka. Mereka bersiap-siap untuk memarahi orang, tapi setelah mereka melihat siapa yang masuk, mereka menutup mulut.Violet mendongak, lalu dia mengikuti semua orang melihat ke arah pintu.Dia melihat Nic
Violet menatap Nicholas yang sok misterius, lalu menjawab dengan sinis, "Nggak."Jawaban itu seolah-olah berada di luar sangka Nicholas."Kamu nggak mau tahu?""Aku nggak tertarik."Lagi pula, tak peduli siapa dosennya, Violet hanya ingin menjadi murid yang baik. Yang penting dia bisa tamat dengan lancar."Kalau begitu, apa kamu tahu siapa aku?""Tuan Muda Nicholas. Tadi Dekan sudah bilang.""Jadi, kamu masih berani berbicara bersamaku dengan nada seperti itu?"Violet memiringkan kepalanya dan menatap Nicholas dengan serius. "Maaf, sekarang waktunya belajar."Nicholas tampak sangat penasaran. Dia hendak mendekat dan lanjut berbicara dengan Violet, tapi William yang berada di podium mengangkat kacamatanya. Kemudian, dia menunjuk Nicholas yang duduk di barisan paling belakang sambil berkata, "Murid yang di belakang, jangan merayu wanita saat kelas!"Yang benar saja! Dia harus melindungi wanita yang disukai sahabatnya!Nicholas pun mengerutkan alisnya dengan kesal. Namun, ketika dia melih
"Kamu tenang saja. Aku tahu apa yang kulakukan. Terima kasih."Violet mengangkat ranselnya, lalu berjalan keluar kelas.Apa yang dikatakan William benar. Violet memang ingin mendekati Nicholas.Walaupun semua orang tahu Nathan Edris adalah orang yang kejam, mereka tidak tahu di masa depan adiknya, Nicholas, akan menjadi orang yang jauh lebih berbahaya. Kalau Violet bisa menjadi teman Nicholas dulu, masa depannya akan menjadi lebih mulus.Namun, sifat Nicholas berbeda. Dia membenci orang yang menyanjung dan menjilatnya.Nicholas sangat mirip dengan Romeo. Di kehidupan sebelumnya, Violet sangat berusaha untuk menyenangkan Romeo, alhasil itu malah membuat Romeo sangat membencinya. Sebelum Violet mati, Romeo bahkan tidak mau melihatnya.Namun, begitu dia bersikap cuek kepada orang seperti itu, mereka akan terus mengejarnya.Jadi, Violet sengaja memutar agar dia tidak bertemu dengan Nicholas di pintu utama Kelas B.Langit perlahan-lahan menjadi gelap. Setelah bangun tidur, Violet merasa pus
Nicholas mengernyit. Saat dia menoleh, dia melihat Romeo yang sedang memegang payung.Selain kakaknya, tidak ada orang di Kota Poseidon yang mempunyai aura seperti ini."Romeo?"Kemudian, Nicholas mendengus. "Kenapa aku harus menurunkannya?""Karena aku adalah suaminya."Tatapan mata Romeo tampak sangat berbahaya.Ketika mendengar kata "suami", sekujur tubuh Nicholas membeku.Romeo membuang payungnya sebelum dia mengambil Violet dari Nicholas. Levi yang berdiri di sebelah mengambil payung tersebut, lalu dia berdiri dekat di belakang Romeo.Sedangkan Nicholas masih mematung.Violet adalah ... istrinya Romeo?Di rumah sakit, Violet perlahan-lahan siuman. Di luar masih turun hujan.Dia samar-samar mengingat dia dihentikan oleh Nicholas di dekat pintu masuk Kelas B. Setelah itu, apa yang terjadi.Violet memaksakan dirinya untuk bangkit. Saat dia menoleh, dia malah melihat Romeo sedang menopang pipinya sambil tidur."Nyonya Violet, Anda sudah bangun?"Levi masuk sambil membawa tas kerja.Ro
Violet memperhatikan tatapan mata Romeo. Dia tahu tidak ada gunanya lagi meskipun dia bersikap keras kepala.Kalau dia terus menantang Romeo, mungkin hari ini Romeo akan membawanya pulang secara paksa.Violet pun menghela napas.Untuk saat ini, dia menunduk dulu."Aku mengerti." Violet berkata, "Aku akan pulang setidaknya dua kali seminggu. Boleh, 'kan?""Tiga kali.""Kamu!"Violet ingin marah, tapi setelah dia melihat mata Romeo, dia menekan amarahnya.Pendidikan S2 di Universitas Ace tidak terlalu menegangkan. Pulang tiga kali seminggu bukanlah sebuah masalah. Romeo pasti sudah bertanya pada Kepala Universitas, makanya dia mengajukan syarat itu.Violet menenangkan dirinya, kemudian dia menyunggingkan seulas senyuman sinis kepada Romeo. "Oke, tiga kali. Apa Tuan Romeo masih ada syarat lain?""Begitu aku meneleponmu, kamu harus pulang. Aku akan meminta Levi menjemputmu."Violet menarik napas dalam-dalam. Dia lanjut tersenyum dan berkata, "Oke. Apa masih ada lagi?""Untuk sementara, ngg
Evelyn ingin sekali memasuki kelas ini.Namun, Violet dapat memasukinya dengan enteng.Saat memikirkan ini, Evelyn pun mengepalkan tangannya dengan erat. Tiba-tiba, dia membuka pintu kelas.Tindakan itu menarik perhatian semua orang di kelas. William memiringkan kepalanya sambil menatap Evelyn. Dia merasa orang di depan pintu ini terlihat agak familier. Namun, Evelyn sudah mengenali William adalah orang yang hari itu membantu Violet di pelelangan."Kamu dari kelas mana?" tanya William dengan bingung.Violet juga telah melihat Evelyn yang berdiri di depan pintu.Evelyn juga terkejut oleh tindakannya sendiri. Dia berkata dengan panik, "Maaf, aku salah kelas."Setelah mengatakan itu, Evelyn menutup pintu kelas.Begitu pintunya tertutup, jantung Evelyn berdetak dengan sangat cepat.Sepertinya tadi dosen itu tidak mengenalinya.Namun, dia tahu kalau orang itu adalah presiden Grup Airlangga.Mereka jelas-jelas pernah bertemu, tapi William sama sekali tidak mengingatnya.Di depan mata orang-o
Jenna menarik Violet masuk ke dalam mobil. Lalu, mereka pergi ke kelab malam terdekat.Jenna dan Violet turun dari mobil. Dari awal sudah ada yang memesan ruang pribadi.Berbeda dengan keributan di luar, di dalam ruang pribadi jelas lebih diam.Begitu pintu ruang pribadi dibuka, Violet melihat Nicholas yang sedang duduk di sofa.Nicholas berpakaian hitam dan tatapan matanya menjadi agak sinis. Wajahnya saja sudah membuat orang merasa dia sangat galak. Sekarang dia terlihat lebih liar.Tadi Violet sudah melihat mobil di belakang Jenna. Dia tahu kalau Nicholas ingin bertemu dengannya.Benar saja, Jenna langsung pergi.Di dalam ruang pribadi tinggal Violet dan Nicholas."Tuan Muda Nicholas, kamu nggak usah bertemu denganku di tempat seperti ini, 'kan?"Violet berbalik dan ingin keluar, tapi pintu ruang pribadi sudah dikunci.Violet juga tidak takut. Sebagai istrinya Romeo, Nicholas tidak akan berani melakukan apa-apa padanya. Inilah kenapa Violet berani datang."Di sini aman. Nggak ada ya
Saat melihat senyuman Violet perlahan-lahan menghilang, Nicholas malah merasa sangat senang.Namun, beberapa detik kemudian, Violet tertawa. Dia berkata, "Ternyata Tuan Muda Nicholas sangat kekanak-kanakan."Nicholas mengerutkan keningnya. "Apa katamu?""Kalau kamu memang punya keberanian untuk menyentuhku, apa kamu akan meminta orang lain diam-diam mengantarku kemari?"Violet mendorong Nicholas, kemudian dia mengelilingi ruang pribadi."Di sini nggak ada kamera CCTV dan di luar sangat ribut. Nggak ada yang akan memperhatikan ruangan kecil ini. Kamu takut Romeo atau Nathan tahu tentang pertemuan kita. Jadi, bagaimana mungkin kamu berani menyentuhku di sini?"Violet duduk di sofa, kemudian memakan sepotong apel.Dulu dia sudah pernah berada dalam situasi seperti ini. Privasi ruangan seperti ini sangat tinggi. Biasanya orang penting akan membuat kesepakatan di sini. Jangankan suara, lalat pun tidak bisa terbang keluar.Violet menatap Nicholas sambil berkata, "Tuan Muda Nicholas, lupakan
Jacob dan Agnes mengangguk dengan cepat, lalu berkata, "Kami berjanji! Kami berjanji pasti nggak akan membeberkannya!"Setelah mendengar itu, baru Eddie memberi jalan. Dia membiarkan Jacob dan Agnes keluar.Jacob dan Agnes langsung kabur.Gwen mengerutkan alisnya dan bertanya, "Eddie, saat penculikan tahun itu, gadis kecil yang kulihat di rumah sakit adalah Violet, 'kan?""Nona Gwen, hal ini nggak serumit itu. Kalian hanya perlu paham kalau semua yang dilakukan tuan kami adalah demi kebaikan Nona Violet."Setelah Eddie selesai berbicara, dia keluar dari kamar.William melihat ekspresi cemas Gwen dan berkata, "Jangan khawatir. Tuan Nathan adalah orang pintar. Bagaimana mungkin dia nggak memikirkan semuanya dengan matang? Jangan bersedih lagi.""Aku hanya merasa nggak baik kita menyembunyikannya dari Vio.""Sudah, kita mendengarkan Tuan Nathan saja." William berkata, "Pokoknya, Tuan Nathan nggak mungkin mencelakai Violet. Kita juga jangan terlalu ikut campur. Bagaimana kalau itu lebih me
Howard berkata, "Dia demam. Minta dokter kalian datang untuk mengobatinya dan berikan dia suntikan penurun panas.""Demam?"Eddie mengernyit. Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh kening Violet, lalu berkata, "Panas sekali. Saya akan meminta Wilson datang untuk menyuntik Anda.""Nggak usah repot-repot. Aku hanya butuh tidur."Saat Howard mendengar itu, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Kenapa kamu bandel sekali ketika Charles sedang pergi?""Mana ada ....""Kalau begitu, aku akan menelepon Charles dan meminta Charles menyuntikmu."Lalu, Howard mengeluarkan ponsel.Saat Violet melihat itu, dia segera mengulurkan tangan untuk menahan Howard dan berkata, "Jangan! Minta Wilson saja."Howard menatap tangan Violet yang menghentikannya.Benar saja, hanya Charles yang bisa menenangkan Violet."Kalau begitu, kembali ke kamar untuk disuntik."Dengan ekspresi masam, Howard langsung naik ke atas.Agar bisa cepat-cepat melihat loteng lantai tiga, Violet menuruti Howard kali ini dan kembali ke
Loteng di lantai tiga telah direnovasi semuanya.Ketika Violet berdiri di depan pintu, dia pikir dia salah lihat.Tempat ini berbeda dari apa yang dilihatnya semalam.Di hadapannya masih pintu yang cukup tua, tapi ini berbeda dengan pintu yang dilihatnya semalam. Kuncinya juga sudah berubah.Violet berjalan mendekat. Dia mengingat sudah menghancurkan pintu ini dengan palu.Kenapa tidak ada jejaknya sedikit pun?Howard yang melihat itu juga mengerutkan alisnya.Dia sudah tahu tentang metode Nathan dari awal, tapi dia tidak menyangka Nathan bisa membereskan semuanya hanya dalam satu malam."Nggak mungkin ...."Violet menatap pemandangan di depannya dengan bingung.Dia mencoba membuka kunci pintu, tapi Howard di belakang menahan tangan Violet dan berkata, "Aku sudah bilang kalau itu hanya mimpi, tapi kamu nggak mau percaya padaku. Lihatlah dirimu sekarang? Apa lagi yang ingin kamu lakukan?"Howard mengerutkan alisnya, tapi dia melihat Violet menatapnya dan berkata, "Aku nggak gila dan itu
Kenapa tiba-tiba terjadi kebakaran?Apa Violet tidak pergi ke lantai tiga?Di lantai dua, begitu Gwen dan William keluar, mereka melihat Eddie sedang menopang Nathan kembali ke kamar.Kedua orang itu tercengang."Tuan Nathan?"Jacob dan Agnes juga tercengang.Mereka tidak pernah melihat kondisi Nathan begini menyedihkan."Itu hanya kebakaran kecil. Tuan perlu istirahat." Eddie melangkah maju, lalu berkata, "Saya berharap semuanya nggak menceritakan apa yang terjadi malam ini, terutama kepada Nona Violet."Agnes bertanya dengan bingung, "Kenapa?""Nggak ada alasan. Saya berharap semuanya bisa percaya kalau ini demi kebaikan Nona Violet."Kemudian, Eddie membawa Nathan kembali ke kamar.Agnes mengerucutkan bibirnya.Orang-orang di Keluarga Edris sungguh aneh!Keesokan harinya.Violet terbangun sekali lagi. Dia langsung bangkit dan merasa kepalanya sangat pusing, lalu dia berbaring kembali.Howard yang berada di samping melihat itu. Dia membuka mulutnya, tapi tidak ada sepatah kata pun ya
Howard menggendong Violet turun ke bawah.Dia samar-samar merasakan setetes air mata jatuh di bahunya.Howard mengerutkan alisnya, lalu dia menoleh untuk melihat Violet yang berada di punggungnya.Walaupun Violet sudah pingsan, alisnya masih berkerut dan air matanya tidak berhenti mengalir.Howard berbisik, "Dasar bodoh."Nathan melihat Howard membawa pergi Violet.Nathan baru terjatuh ke tanah.Dia melihat ke kamar kecil di loteng. Di dalam penuh dengan barang-barang masa kecil Violet.Ini adalah kamar Violet saat dia kecil.Ketika Violet masih kecil, orang tuanya selalu membawanya kemari. Sekali dia menginap, dia bisa menginap setengah bulan.Dulu bisnis Keluarga Gloria sibuk, jadi Nathan membantu orang tua Violet menjaga anak mereka.Kata pertama yang keluar dari mulut Violet saat dia kecil bukanlah ayah dan ibu, melainkan kakak.Setelah itu, Violet menjadi permen lengket Nathan.Dia selalu melengket dengan Nathan. Apa pun yang dikatakannya, Violet enggan pergi.Rumah Keluarga Edris
Violet melihat kamar putri berwarna merah muda dengan tempat tidur kecil yang empuk. Ada boneka beruang cokelat besar di tempat tidur dan dua buku dongeng di meja sebelah.Di dalam kamar, ada karpet berwarna merah muda, kuda kayu kecil yang cantik dan beberapa balok bangunan yang berserakan di lantai.Istana, boneka dan peralatan makan kecil yang indah.Gambar-gambar itu seakan-akan memengaruhi syaraf Violet.Sepertinya ada sesuatu yang ingin diingatnya.Pemandangan di depan berputar dengan hebat. Violet menahan sakit kepalanya dan melangkah maju.Pada saat ini, mata Violet tertuju pada tumpukan koran di sudut.Koran-koran itu sudah menguning dan ditumpuk di sudut loteng.Violet ingin melangkah maju untuk membaca koran itu, tapi setiap langkah yang diambil seperti ada gambar yang muncul di dalam benaknya.Cepat ingat kembali ....Cepat ingat kembali ....Dia sepertinya melihat seseorang duduk di tepi tempat tidur sambil membaca buku dongeng dengan lembut.Sepertinya dia bertanya, "Kak,
Tengah malam, Charles sedang mengemudi. Lampu jalan di pinggir melewati wajahnya. Di sampingnya tergeletak koran-koran bekas.Koran-koran itu sudah menguning. Isinya adalah seluruh proses kasus penculikan itu.Namun, ekspresi Charles terlihat masam.Ketika mobil sudah tiba di tepi pantai, baru Charles menghentikan mobil. Dia mengambil koran-koran lama itu dan berjalan ke tepi pantai. Kemudian, dia mengeluarkan mancis dan membakar koran itu dengan mudah.Koran itu perlahan-lahan terbakar. Apinya menyinari separuh wajah Charles.Setelah koran itu terbakar habis, Charles membuang abu terakhirnya ke pantai.Di Kediaman Edris.Violet sedang berbaring di ranjang dan telah ketiduran.Dalam mimpinya, dia melihat beberapa gambar yang pernah dilihatnya sebelumnya.Sebuah kapal, api dan ruang sempit.Air laut yang asin hampir menutupi seluruh wajahnya.Udara yang lembap hampir membuatnya sulit bernapas.Dia berusaha mati-matian untuk keluar dari laut, tapi dia seperti orang yang hampir tenggelam.
"Bukan begitu ....""Tapi, lebih baik kamu memikirkan apa yang kukatakan tadi dengan baik-baik. Charles sangat pandai membodohi orang."Howard berkata, "Kasus penculikan Keluarga Edris dan Gloria tahun itu pasti ada masuk koran. Menurutmu, kenapa mereka bertiga menyembunyikannya darimu?"Setelah itu, Howard langsung kembali ke kamarnya.Violet terdiam.Kenapa?Itu hanya kasus penculikan.Kalau kasus penculikan itu benar-benar ada, kenapa bahkan Charles ingin menyembunyikannya darinya?Pada saat ini, Violet tiba-tiba melihat Aaron yang turun dari lantai atas. Ketika Violet melihat Aaron, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Seharusnya aku pernah memberitahumu kalau kamu nggak perlu membersihkan lantai dua. Jadi, ngapain kamu ke atas?"Aaron terlihat sedikit panik setelah ditegur Violet. Dia buru-buru berkata, "Maaf, Nona Violet .... Aku mendengar loteng sudah bertahun-tahun nggak dibersihkan, jadi aku ingin membantu membersihkannya.""Loteng apaan?""Loteng di lantai tiga."Aaron berka
"Aku ...."Gwen terdiam untuk sesaat.Violet juga telah menuju ke lantai atas.Melihat Violet naik, ekspresi Gwen langsung tampak aneh.Violet berkata, "Jangan-jangan ... ada hal yang kalian sembunyikan dariku?"Setelah mendengar pertanyaan Violet, William buru-buru menjawab, "Bagaimana mungkin?! Aku ingin menemani Gwen mengganti pakaiannya. Tadi dia sedang marah padaku. Maaf, ya, Gwen?"Gwen yang didorong oleh William berkata dengan ekspresi aneh, "Ya ... ya ...."Saat ini, Charles juga telah naik dari bawah.Saat William melihat Charles, dia seolah-olah telah melihat penyelamat. William berkata, "Charles, bawa istrimu kembali ke kamar. Aku ingin membawa kakakmu pergi ganti baju."Setelah itu, William menarik Gwen dengan tergesa-gesa.Violet diam.Charles mengusap kepala Violet dan berkata, "Aku akan mencari korannya. Kamu juga sudah sangat lelah hari ini. Tidurlah.""Sepertinya koran itu nggak bisa ditemukan."Dia tidak hanya tidak mengingat hal sebesar itu, tapi dia juga tidak perna