Violet menatap Nicholas yang sok misterius, lalu menjawab dengan sinis, "Nggak."Jawaban itu seolah-olah berada di luar sangka Nicholas."Kamu nggak mau tahu?""Aku nggak tertarik."Lagi pula, tak peduli siapa dosennya, Violet hanya ingin menjadi murid yang baik. Yang penting dia bisa tamat dengan lancar."Kalau begitu, apa kamu tahu siapa aku?""Tuan Muda Nicholas. Tadi Dekan sudah bilang.""Jadi, kamu masih berani berbicara bersamaku dengan nada seperti itu?"Violet memiringkan kepalanya dan menatap Nicholas dengan serius. "Maaf, sekarang waktunya belajar."Nicholas tampak sangat penasaran. Dia hendak mendekat dan lanjut berbicara dengan Violet, tapi William yang berada di podium mengangkat kacamatanya. Kemudian, dia menunjuk Nicholas yang duduk di barisan paling belakang sambil berkata, "Murid yang di belakang, jangan merayu wanita saat kelas!"Yang benar saja! Dia harus melindungi wanita yang disukai sahabatnya!Nicholas pun mengerutkan alisnya dengan kesal. Namun, ketika dia melih
"Kamu tenang saja. Aku tahu apa yang kulakukan. Terima kasih."Violet mengangkat ranselnya, lalu berjalan keluar kelas.Apa yang dikatakan William benar. Violet memang ingin mendekati Nicholas.Walaupun semua orang tahu Nathan Edris adalah orang yang kejam, mereka tidak tahu di masa depan adiknya, Nicholas, akan menjadi orang yang jauh lebih berbahaya. Kalau Violet bisa menjadi teman Nicholas dulu, masa depannya akan menjadi lebih mulus.Namun, sifat Nicholas berbeda. Dia membenci orang yang menyanjung dan menjilatnya.Nicholas sangat mirip dengan Romeo. Di kehidupan sebelumnya, Violet sangat berusaha untuk menyenangkan Romeo, alhasil itu malah membuat Romeo sangat membencinya. Sebelum Violet mati, Romeo bahkan tidak mau melihatnya.Namun, begitu dia bersikap cuek kepada orang seperti itu, mereka akan terus mengejarnya.Jadi, Violet sengaja memutar agar dia tidak bertemu dengan Nicholas di pintu utama Kelas B.Langit perlahan-lahan menjadi gelap. Setelah bangun tidur, Violet merasa pus
Nicholas mengernyit. Saat dia menoleh, dia melihat Romeo yang sedang memegang payung.Selain kakaknya, tidak ada orang di Kota Poseidon yang mempunyai aura seperti ini."Romeo?"Kemudian, Nicholas mendengus. "Kenapa aku harus menurunkannya?""Karena aku adalah suaminya."Tatapan mata Romeo tampak sangat berbahaya.Ketika mendengar kata "suami", sekujur tubuh Nicholas membeku.Romeo membuang payungnya sebelum dia mengambil Violet dari Nicholas. Levi yang berdiri di sebelah mengambil payung tersebut, lalu dia berdiri dekat di belakang Romeo.Sedangkan Nicholas masih mematung.Violet adalah ... istrinya Romeo?Di rumah sakit, Violet perlahan-lahan siuman. Di luar masih turun hujan.Dia samar-samar mengingat dia dihentikan oleh Nicholas di dekat pintu masuk Kelas B. Setelah itu, apa yang terjadi.Violet memaksakan dirinya untuk bangkit. Saat dia menoleh, dia malah melihat Romeo sedang menopang pipinya sambil tidur."Nyonya Violet, Anda sudah bangun?"Levi masuk sambil membawa tas kerja.Ro
Violet memperhatikan tatapan mata Romeo. Dia tahu tidak ada gunanya lagi meskipun dia bersikap keras kepala.Kalau dia terus menantang Romeo, mungkin hari ini Romeo akan membawanya pulang secara paksa.Violet pun menghela napas.Untuk saat ini, dia menunduk dulu."Aku mengerti." Violet berkata, "Aku akan pulang setidaknya dua kali seminggu. Boleh, 'kan?""Tiga kali.""Kamu!"Violet ingin marah, tapi setelah dia melihat mata Romeo, dia menekan amarahnya.Pendidikan S2 di Universitas Ace tidak terlalu menegangkan. Pulang tiga kali seminggu bukanlah sebuah masalah. Romeo pasti sudah bertanya pada Kepala Universitas, makanya dia mengajukan syarat itu.Violet menenangkan dirinya, kemudian dia menyunggingkan seulas senyuman sinis kepada Romeo. "Oke, tiga kali. Apa Tuan Romeo masih ada syarat lain?""Begitu aku meneleponmu, kamu harus pulang. Aku akan meminta Levi menjemputmu."Violet menarik napas dalam-dalam. Dia lanjut tersenyum dan berkata, "Oke. Apa masih ada lagi?""Untuk sementara, ngg
Evelyn ingin sekali memasuki kelas ini.Namun, Violet dapat memasukinya dengan enteng.Saat memikirkan ini, Evelyn pun mengepalkan tangannya dengan erat. Tiba-tiba, dia membuka pintu kelas.Tindakan itu menarik perhatian semua orang di kelas. William memiringkan kepalanya sambil menatap Evelyn. Dia merasa orang di depan pintu ini terlihat agak familier. Namun, Evelyn sudah mengenali William adalah orang yang hari itu membantu Violet di pelelangan."Kamu dari kelas mana?" tanya William dengan bingung.Violet juga telah melihat Evelyn yang berdiri di depan pintu.Evelyn juga terkejut oleh tindakannya sendiri. Dia berkata dengan panik, "Maaf, aku salah kelas."Setelah mengatakan itu, Evelyn menutup pintu kelas.Begitu pintunya tertutup, jantung Evelyn berdetak dengan sangat cepat.Sepertinya tadi dosen itu tidak mengenalinya.Namun, dia tahu kalau orang itu adalah presiden Grup Airlangga.Mereka jelas-jelas pernah bertemu, tapi William sama sekali tidak mengingatnya.Di depan mata orang-o
Jenna menarik Violet masuk ke dalam mobil. Lalu, mereka pergi ke kelab malam terdekat.Jenna dan Violet turun dari mobil. Dari awal sudah ada yang memesan ruang pribadi.Berbeda dengan keributan di luar, di dalam ruang pribadi jelas lebih diam.Begitu pintu ruang pribadi dibuka, Violet melihat Nicholas yang sedang duduk di sofa.Nicholas berpakaian hitam dan tatapan matanya menjadi agak sinis. Wajahnya saja sudah membuat orang merasa dia sangat galak. Sekarang dia terlihat lebih liar.Tadi Violet sudah melihat mobil di belakang Jenna. Dia tahu kalau Nicholas ingin bertemu dengannya.Benar saja, Jenna langsung pergi.Di dalam ruang pribadi tinggal Violet dan Nicholas."Tuan Muda Nicholas, kamu nggak usah bertemu denganku di tempat seperti ini, 'kan?"Violet berbalik dan ingin keluar, tapi pintu ruang pribadi sudah dikunci.Violet juga tidak takut. Sebagai istrinya Romeo, Nicholas tidak akan berani melakukan apa-apa padanya. Inilah kenapa Violet berani datang."Di sini aman. Nggak ada ya
Saat melihat senyuman Violet perlahan-lahan menghilang, Nicholas malah merasa sangat senang.Namun, beberapa detik kemudian, Violet tertawa. Dia berkata, "Ternyata Tuan Muda Nicholas sangat kekanak-kanakan."Nicholas mengerutkan keningnya. "Apa katamu?""Kalau kamu memang punya keberanian untuk menyentuhku, apa kamu akan meminta orang lain diam-diam mengantarku kemari?"Violet mendorong Nicholas, kemudian dia mengelilingi ruang pribadi."Di sini nggak ada kamera CCTV dan di luar sangat ribut. Nggak ada yang akan memperhatikan ruangan kecil ini. Kamu takut Romeo atau Nathan tahu tentang pertemuan kita. Jadi, bagaimana mungkin kamu berani menyentuhku di sini?"Violet duduk di sofa, kemudian memakan sepotong apel.Dulu dia sudah pernah berada dalam situasi seperti ini. Privasi ruangan seperti ini sangat tinggi. Biasanya orang penting akan membuat kesepakatan di sini. Jangankan suara, lalat pun tidak bisa terbang keluar.Violet menatap Nicholas sambil berkata, "Tuan Muda Nicholas, lupakan
Hubungan kakak dan adik ini tidak sederhana.Mereka hanya tidak menunjukkannya kepada orang lain.Entah apakah ini karena Violet sudah menebak apa yang dipikirkannya, tapi Nicholas menoleh dan berkata, "Jangan mengira kamu sangat memahamiku.""Aku nggak memahamimu. Aku hanya sembarangan bicara."Violet berdiri, lalu berkata, "Tuan Muda Nicholas, sudah, 'kan? Aku juga sudah duduk cukup lama di sini. Apa aku sudah boleh pulang?""Berhenti."Nicholas mengerutkan alisnya. Jelas sekali kalau dia tidak berencana membiarkan Violet cepat pergi.Violet pun berkata, "Kamu sudah mengancamku dan membalas dendam. Apa lagi yang ingin kamu lakukan?"Mengancam? Membalas dendam?Itu memang yang ingin dilakukan Nicholas, tapi Violet sudah duduk cukup lama di sini dan dia belum menderita kerugian apa pun.Sedangkan Nicholas merasa amarah membara di dalam hatinya.Nicholas kesal. Dia tidak pernah dipermainkan berulang kali oleh perempuan seperti ini."Romeo punya wanita lain di Kota Poseidon, apa kamu tah
"Kamu ...."Howard tak bisa berkata-kata.Violet sudah memeluk leher Charles sambil melambaikan tangan ke arahnya.Di bawah, Agnes melirik Megan yang melompat dari atas dan sedang berbaring di atas genangan darah. Pada akhirnya, Agnes menghampirinya dan melihat tampang mantan temannya yang sudah tidak bisa dikenali. Agnes merobek sebagian kain gaun hitamnya, kemudian menutupi wajah Megan dengannya.Dulu dia selalu menganggap Megan sebagai teman satu-satunya.Meskipun sekarang dia tahu kalau temannya ini tidak pernah menganggapnya ....Apa gunanya Agnes membenci orang?Itu hanya berarti kamu tidak bisa melepaskannya.Agnes menyeka air matanya, kemudian pergi bersama Charles dan Violet.Di dalam aula, Howard melihat ketiga orang yang sudah pergi itu. Dia langsung sedikit marah. "Semuanya pergi? Mereka meninggalkanku sendirian di sini untuk membereskannya? Apa ini pantas?""Bos, saya merasa ini sangat nggak pantas. Bagaimana kalau kita juga kemba ...."Sebelum Glenn dapat mengucapkan kata
Agnes mendorong Howard dan dia sudah menangis. Dia sama sekali tidak sadar setiap kata-katanya membuat wajah Howard makin pucat.Permainan berburu?Permainan itu sangat familier.Sangat sedikit orang yang dapat bertahan dalam permainan macam itu.Apa orang bertubuh lemah seperti Violet bisa bertahan hidup selama dua jam itu?Dia jelas-jelas sudah menemukan tempat aman, tapi dia malah memberikannya kepada orang lain, sementara dia sendiri berlari untuk menarik perhatian.Apa wanita itu bodoh?"Bos ....""Cari!" Howard menahan amarahnya sambil berkata, "Meskipun aku harus menghancurkan tempat ini, kalian harus menemukan Violet!""Baik!"Agnes jatuh ke lantai dengan sedih.Dia tidak pernah menduga dia akan mengalami hal yang begini menakutkan suatu hari.Biasanya dia berpesta dengan senang dan hidup dalam kemewahan. Dia selalu berpikir dunia ini indah.Namun, dia tidak pernah tahu kalau dunia ini juga mempunyai sisi gelap dan mengerikan."Nona Violet sudah ditemukan!"Entah siapa yang ber
Charles sama sekali tidak menghiraukan Megan. Dia hanya menatap Violet yang berada di lantai dengan gugup. Dia segera mencari luka di tubuh Violet. Setelah dia memastikan Violet tidak terluka, baru dia menghela napas lega.Charles bertanya dengan suara rendah, "Apa kamu senang membuatku selalu khawatir?""Kali ini ... nggak sengaja."Megan menatap Charles dan Violet. Dia merasa dirinya seperti sebuah lelucon."Charles, Violet, kalian jangan pernah berharap bisa tahu siapa dalang di balik masalah ini."Megan tersenyum sedih, kemudian dia melangkah mundur dan bersandar di pagar koridor. Namun, dia bersandar dan jatuh dari lantai lima.Bam!Saat mendengar suara itu, Howard yang sedang mencari Violet pun menoleh ke arah bawah.Megan sedang berbaring di atas genangan darah.Itu membuat Howard memikirkan Grace.Grace juga mati seperti ini.Mungkin menurut mereka, bunuh diri bisa membuat mereka mendapatkan sedikit penyesalan dan cinta dari orang yang mereka cintai.Namun, kenyataannya itu ada
"Charles, kamu ....""Suruh orangmu mencarinya. Ada yang perlu kutangani sekarang.""Apa yang lebih penting daripada Violet?!"Tatapan mata Charles tampak sangat dingin. "Aku nggak akan melepaskan orang yang sudah menyakitinya."Di lantai lima, Megan melihat Charles datang. Semua orang sudah melarikan diri, jadi Megan marah dan mulai mengomel, "Charles, Charles! Kenapa kamu selalu merusak rencanaku?! Apa Violet sangat penting? Sampai kamu nggak peduli kamu terluka dan kamu bersikeras harus menyelamatkannya?!"Megan berteriak dengan kuat seolah-olah begitu bisa melampiaskan amarahnya.Dia sama sekali tidak sadar kalau dari tadi Violet sudah berdiri di belakangnya."Permainan sudah berakhir."Suara Violet terdengar sedikit terengah-engah. Megan menoleh saat ini. Dia melihat Violet sedang berdiri di belakangnya, tapi Violet bergerak lebih cepat. Dia tidak tahu hal menakutkan apa lagi yang akan dilakukan Megan, jadi dia langsung menekan Megan ke lantai.Megan lemah dan sama sekali bukan la
Bam!Terdengar suara yang sangat keras. Pintu besar telah ditendang buka. Pada saat yang sama, beberapa pengawal hotel terhempas. Saat semua orang bertopeng yang berada di lantai dua melihat itu, satu per satu orang langsung melarikan diri.Dalam sekejap terjadi kekacauan.Suara yang tiba-tiba itu pun menarik perhatian Megan. Dia segera menoleh ke arah pintu besar. Dia melihat Charles hanya mengenakan kemeja putih. Ada darah yang menodai kemeja dan wajahnya. Tidak tahu apa itu darahnya sendiri atau orang lain.Megan tidak menyangka dia masih dapat melihat Charles.Namun, cintanya terhadap Charles sudah lama tiada. Sekarang dia hanya merasakan kebencian."Bunuh mereka! Bunuh mereka!"Suara Megan menggelegar di aula.Para pemburu berlari ke luar, tapi tak lama kemudian sejumlah besar orang menyerbu masuk dan menendang mereka.Sekelompok pengawal berpakaian hitam masuk, kemudian membentuk dua baris.Howard berjalan masuk, kemudian dia menginjak seorang pemburu yang berbaring di lantai. Ek
Saat keempat pengawal itu hendak mengejar Violet, Violet malah berkata, "Megan! Peraturan permainan bilang hanya pemburu yang boleh mengejar. Kamu nggak bilang pengawal juga boleh mengikuti permainan ini!""Aku yang membuat peraturan permainan. Semua kata-kataku berlaku!"Megan berkata dengan sinis, "Tangkap dia!""Baik!"Keempat pengawal itu berlari ke arah Violet. Violet mundur dua langkah, lalu berkata, "Apa kalian ada memikirkan konsekuensinya kalau kalian menyentuhku?"Keempat pengawal itu tidak peduli. Violet lanjut berkata, "Berapa banyak uang yang Megan berikan pada kalian? Aku bisa membayar kalian dua kali lipat!"Violet mengerutkan alisnya saat melihat empat pengawal itu tetap tidak peduli.Megan di samping tertawa terbahak-bahak. "Violet, Violet, kamu nggak perlu menghabiskan energimu! Hari ini kamu nggak mungkin bisa menyuap satu orang pun di sini! Hari ini adalah hari kematianmu!"Melihat keempat orang itu mendekat dan di belakangnya sudah jalan buntu, Violet hanya bisa me
Pada saat yang sama, di dalam ruangan pribadi sebuah restoran.Howard menundukkan kepala untuk melihat jam tangan. Kini sudah jam 9 lewat 15 menit.Satu jam sudah berlalu. Dia penasaran dengan situasi pesta di sana."Tuan Howard, dengan bantuan Anda dan Nona Violet, tampaknya putra saya akan memiliki masa depan yang cerah. Saya bersulang sekali lagi untuk Anda."Stefan tampak sangat senang, tapi Howard merasa orang tua ini sangat berisik.Kring, kring.Saat ini, ponsel Howard berdering. Dia melihat ponselnya dan itu adalah nomor tak dikenal.Namun, Howard tahu persis nomor ponsel siapa ini.Dia segera mengangkat telepon. Charles yang berada di ujung telepon berkata dengan gelisah, "Ada jebakan di Hotel Grand! Suruh orang-orangmu ke sana sekarang juga!""Apa?!"Tatapan mata Howard langsung menjadi sinis dan suhu di sekitar hampir sedingin kutub utara.Stefan di samping masih belum tahu apa yang terjadi, jadi dia bertanya dengan bingung, "Tuan Howard, ada apa dengan Anda?"Sebelum Stefan
Kali ini hal ini dapat dianggap sebagai berkah tersembunyi."Hati-hati. Kalau perlu, aku akan bertindak.""Tapi, kebanyakan kamu nggak bisa bertindak, 'kan?"Pemburu di sini terlalu banyak. Kalau Percy ketahuan, itu akan lebih merepotkan."Tenang saja. Aku bisa menjaga diriku dengan baik."Kalau hal terburuk terjadi, dia masih memiliki senjata rahasia. Violet menundukkan kepala untuk melihat jam tangannya.Sinyal di seluruh tempat ini sudah diblokir.Jam tangan yang diberikan Romeo sebelumnya memiliki tombol alarm, tapi itu hanya dapat digunakan ketika ada sinyal.Tadi dia berlari ke lantai dua selain untuk memberikan Agnes waktu, sebenarnya dia sedang mencari sinyal dan mencari Megan.Sekarang dia sudah tahu kalau Megan berada di lantai lima, jadi dia tidak perlu menghabiskan waktu di lantai dua lagi."Terima kasih. Aku berutang budi lagi padamu."Percy melemparkan pisau lipat kecil ke arah Violet, kemudian berkata dengan sinis, "Yang penting kamu mengingatnya."Kemudian, Percy mengge
Semua sosialita kabur dengan panik. Mereka sudah tidak peduli di mana Violet. Namun, mereka berlari ke arah Violet.Gaun putih Violet terlalu mencolok. Para pemburu juga langsung berlari ke arah Violet.Agnes melihat lantai satu yang kosong, kemudian dia berlari ke lift untuk naik ke lantai dua.Karena hanya ada satu lift yang langsung menuju ke area kursi di lantai dua.Orang-orang yang memakai topeng itu masih menonton permainan ini.Agnes sudah berusaha menenangkan napasnya. Dia bersembunyi di sudut area kursi yang tidak mencolok. Saat ini semua orang sedang melihat ke lantai bawah dan benar-benar tidak ada yang memperhatikan Agnes."Tolong! Tolong!"Seorang sosialita sudah diseret oleh pemburu ke sudut karena sepatu hak tingginya. Hanya terdengar teriakan wanita itu di seluruh aula.Agnes melihat sosok yang memakai gaun putih itu menghilang di lantai dua, lalu dia tanpa sadar ikut merasa gelisah.Para sosialita itu belum tahu. Begitu mereka menangkap Violet, permainan ini akan bera