Home / Fantasi / Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna / 1. Tunangan yang Ditinggalkan

Share

Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna
Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna
Author: Aurora

1. Tunangan yang Ditinggalkan

Author: Aurora
last update Last Updated: 2022-06-20 15:13:18

Di ruangan besar yang gelap, sepasang mata indah milik seorang wanita menatap lurus tembok yang ada di depannya. Dibantu oleh tumpukan bantal yang dia kumpulkan dengan susah payah, wanita itu akhirnya bisa duduk setelah dia terus berbaring untuk waktu yang sangat lama. Tubuh kurusnya sedikit bergetar saat dia berusaha untuk menopang badannya lagi. Melihat keadaannya yang hampir mirip seperti tengkorak hidup, tidak akan ada yang percaya bahwa wanita itu merupakan gadis tercantik dari seluruh kerajaan di masa lalu.

Ariana Madeline Alison. Satu-satunya keturunan terakhir dari Duke of Alison, keluarga paling berpengaruh yang menjadi legenda karena bekerja sama dengan raja pertama dalam mendirikan Kerajaan Sigmund. Namanya selalu menjadi sasaran pujian sejak dia dilahirkan. Karena bukan hanya cantik, Ariana juga sangat berbakat dalam menyajikan keterampilan wanita.

Terlahir sebagai bangsawan yang hanya berada satu tingkat di bawah raja, rasanya normal bagi Ariana untuk segera ditunangkan dengan Putra Mahkota Emilio sesaat setelah kelahirannya. Ratusan wanita menangis iri karena takdir baik yang gadis itu miliki. Karena bukan hanya putra mahkota tumbuh menjadi pria yang tampan di masa depan, Emilio juga terkenal lembut dan selalu memperlakukan Ariana seperti harta berharganya.

Ariana juga, selalu berpikir bahwa hidupnya akan berakhir bahagia bahkan jika dia tidak lagi memiliki siapa pun di dunia ini. Putra Mahkota Emilio adalah pria yang penyayang. Selama Ariana memberikan apa pun yang pria itu mau, dia akan tetap menjadi wanita paling disayang oleh pria yang kini telah naik takhta menjadi seorang raja.

Namun harapan itu segera hancur di hari penobatan tunangannya. Ariana diracuni, dan terpaksa kehilangan fungsi alat geraknya karena racun berbahaya yang tidak sengaja dia minum.

Awalnya, Ariana pikir Emilio tetap akan menyayanginya setelah kejadian itu. Bahkan ibu ratu selalu menyebut bahwa dia menyayangi Ariana seperti anaknya sendiri. Ariana selalu yakin bahwa dia tidak sendirian. Bahkan jika gadis itu tidak lagi mampu bicara, berjalan, atau bergerak, mereka tetap akan menyayangi Ariana seperti sebelumnya.

Namun semua itu hanya harapannya semata. Tidak peduli selama apa dia menunggu, tidak ada lagi ibu ratu yang datang untuk sekedar membawakan camilan favoritnya. Tidak ada lagi Emilio yang datang hanya untuk sekedar berbincang dengannya. Sejak dia dinyatakan lumpuh sampai sekarang, tidak ada lagi yang datang hanya untuk sekedar melihat keadaannya. Ruangannya dibiarkan kosong, dan Ariana tidak cukup bodoh sampai tidak sadar dengan keadaannya yang sekarang.

Dia telah ditinggalkan. Orang yang dulu dia anggap sebagai keluarganya sendiri, telah meninggalkannya saat dia dianggap tidak berguna lagi.

Di ruangan besar yang dulu menjadi simbol rasa cinta Emilio padanya, Ariana duduk sendirian setelah semua pelayan juga memutuskan untuk meninggalkannya. Ruangan yang dulu selalu bersih, kini penuh dengan sarang laba-laba karena ditinggalkan terlalu lama. Cat temboknya bahkan sudah mengelupas. Ditambah penampilannya, Ariana yakin kastilnya sudah dianggap rumah hantu saja oleh masyarakat luar.

Ketika Ariana tengah merenungkan hidupnya, suara perutnya yang protes karena tidak diisi berhari-hari kembali menganggu kehidupan sunyinya. Dari seluruh anggota badannya, tangannya yang masih bisa bergerak mengelus perlahan perutnya yang sudah cekung karena tidak makan entah sejak kapan.

Perhatian Ariana teralih saat suara terompet menggema hingga sampai ke kastilnya yang letaknya jauh dari istana utama. Ariana tersenyum pahit saat dia mendengar suara itu. Dari pembicaraan terakhir para pelayan, Ariana tahu bahwa Emilio telah memiliki calon ratu yang sempurna sebagai pendampingnya. Ariana tidak tahu berapa lama sejak dia terakhir mendengar kabar itu. Namun dari suara terompet khusus itu, dia tahu bahwa Emilio tengah melangsungkan pernikahannya dengan wanita itu.

Karena air mata Ariana telah diperas sejak lama, dia bahkan tidak bisa menangis lagi saat jantungnya seakan ditusuk ribuan pisau. Semua pelajaran yang dia paksakan demi menjadi seorang ratu yang cerdas, semua kelas tatakrama yang dia ikuti demi menjadi ratu yang baik, semuanya percuma saat dia sudah tidak berguna lagi di mata orang yang dia sayang.

Sampai akhir, Ariana selalu percaya bahwa suatu saat nanti Emilio akan sadar bahwa dia merindukannya dan bergegas mengujungi dan membujuk gadis itu seperti biasa. Demi orang yang membuatnya meninggalkan nama keluarganya sendiri, Ariana pikir Emilio setidaknya akan melakukan hal itu. Namun tidak. Orang-orang hanya membicarakan kisah Emilio yang bertemu puteri manis yang kini menjadi istrinya. Pria itu tidak lagi mengingat tunangan malangnya, yang masih menunggu kedatangannya di istana yang jauh dari kehidupan.

Dengan suara jatuh yang keras, Ariana menyeret tubuhnya menuju jendela besar yang ada di kamarnya. Gesekan yang ditimbulkan mengeluarkan suara menyeramkan karena Ariana hanya bisa mengandalkan kedua tangannya untuk bergerak. Karena para pelayan telah melarikan diri sambil membawa barang-barang mahalnya, telapak tangan Ariana dipenuhi darah akibat bergesekan langsung dengan pecahan barang yang tersebar di lantai kamarnya. Ariana terus menyeret tubuhnya untuk sampai ke tempat tujuannya. Tatapannya meredup, saat dia melihat istana utama dipenuhi warna dan kemeriahan yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Dengan seluruh tenaganya, Ariana membuka kunci jendela dan memaksa untuk naik ke kusen jendela besar tersebut. Di bawah sapuan angin, Ariana duduk sambil menikmati alunan musik yang terdengar sampai kastil sepinya ini. Ariana menutup matanya untuk mengingat kenangan manis yang muncul di saat-saat terakhirnya. Ariana sering belajar menari menggunakan lagu yang sama saat dia masih kecil. Ketika orang tuanya masih ada, mereka akan menari dengan seluruh tenaga mereka dan bersenang-senang setelah itu.

Sayang orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat dia masih cukup muda. Ariana kecil dirawat oleh kakeknya setelah itu. Namun karena watak kakeknya yang keras, Ariana tidak lagi mendapatkan cinta yang seharusnya dia terima dari keluarganya sendiri.

Di tengah kesepian yang terus-menerus menekan Ariana, muncullah Emilio dan Ratu Melisa yang memberinya kasih sayang yang selalu dia rindukan. Bersama Emilio dan Ratu Melisa, Ariana akhirnya belajar untuk hidup kembali. Dia begitu senang saat tahu dia akan menjadi istri masa depan Emilio. Bahkan jika dia harus meninggalkan namanya, kehormatan keluarganya, Ariana pikir semuanya akan baik-baik saja selama dia bisa bersama dengan mereka.

"Yang Mulia ...."

Karena Ariana tidak dapat bicara lagi, dia hanya bisa membisikan nama itu di dalam hati saat matanya terpaku pada pemandangan luar biasa istana dari kejauhan. Dia tidak kuat lagi. Siksaan mimpi buruk karena dia telah gagal membuatnya semakin gila akhir-akhir ini. Dia tidak lagi bisa menunggu tunangannya datang dan menjelaskan semuanya padanya. Dia akan pergi, dan berjanji tidak akan lagi menganggu kebahagiaan kekasihnya di masa depan.

"Ya Tuhan. Mengapa Yang Mulia meminta kita mengecek kastil menyeramkan ini? Dengan keadaannya yang begitu parah, memangnya apa yang bisa kita temukan di tempat ini?"

Ariana menoleh perlahan saat samar-samar dia mendengar suara orang lain. Rasanya, sudah lama sekali sejak Ariana mendengar suara manusia lain. Dia secara tidak sadar terpaku, saat matanya berusaha mencari dari mana asal suara asing tersebut.

"Kamu tidak tahu? Tempat ini adalah tempat Baginda Raja mengurung mantan tunangannya yang lumpuh karena mengonsumsi racun. Dikatakan bahwa setelah Baginda Raja berhasil memusnahkan seluruh keluarganya, dia mengurung tunangannya agar tunangannya itu melihat seperti apa kerajaan ini saat keluarganya sudah habis sepenuhnya."

"Ah? Bagaimana mungkin Baginda Raja bisa sekejam itu! Jika membicarakan tentang mantan tunangannya, kamu tidak mungkin benar-benar membicarakan pewaris tunggal Duke of Alison bukan? Keluarga mereka adalah keluarga pahlawan, mengapa Baginda Raja sampai harus menghukun keluarga hebat semacam itu?"

"Justru karena mereka semakin hebat, Baginda Raja sampai merasa terancam dengan keberadaan mereka. Ini bukan menjadi rahasia lagi di istana, bahwa yang meracuni mantan tunangan Baginda Raja sebenarnya adalah Baginda Raja sendiri!"

"Ya Tuhan ... Mengapa mereka harus sekejam itu?"

"Ini istana. Jangan harap kamu hanya akan bersenang-senang di tempat ini. Bahkan rakyat di bawah kekuasaannya tidak lepas dari kemarahan Baginda. Siapa pun yang mencoba untuk membangkitkan keluarga itu lagi, akan dihukum gantung bersama dengan seluruh anggota keluarganya!"

Ariana berhenti mencari saat suara asing itu perlahan semakin mendekatinya. Di bawah kastilnya, Ariana melihat penjaga kerajaan mendekati kastilnya dan tampak terkejut saat mereka melihat mantan tunangan raja yang mereka bicarakan tengah duduk dengan santai di jendela teratas kastil. Keduanya pucat karena mereka takut Ariana telah mendengar semuanya. Walaupun orang-orang selalu mengatakan bahwa Ariana tidak bisa bergerak lagi, tidak ada yang tahu apakah keduanya bisa tetap hidup setelah tertangkap tengah bicara buruk di depan wanita itu sendiri.

Keduanya tidak sempat bereaksi saat Ariana tersenyum dengan pahit. Setidaknya, dia beruntung telinganya masih setajam sebelumnya. Sebelum kematiannya, dia sempat mendengarkan fakta mengejutkan semacam itu. Ariana merasa Tuhan tahu dengan rencananya, dan berniat memberinya hadiah terakhir sebelum waktu kematiannya tiba.

Rahasia yang berusaha dia pecahkan terkuak begitu saja hari ini. Kematian keluarganya, racun yang dia minum, semuanya mungkin rencana dari orang yang dia sayangi selama ini.

Jika Ariana masih sanggup bicara, dia mungkin akan tertawa kencang sebelum menyambut kematiannya. Dia akan menertawakan betapa bodohnya dia, menertawakan betapa butanya dia, dan menertawakan tentang dia yang bisa jatuh cinta pada pria semacam itu.

Namun dia bisu sekarang. Ariana hanya bisa tersenyum, saat dia mendorong tangannya agar tubuhnya jatuh bebas dari jendela kamarnya yang cukup tinggi.

Ariana tidak lagi mendengarkan saat penjaga istana yang datang berteriak keras saat mereka melihat tubuhnya terjun dengan bebas dari lantai teratas kastil. Ariana menutup matanya dengan tenang, saat bayangan terakhir yang dia ingat adalah wajah orang tuanya yang dengan penuh senyum.

"Ayah, Ibu, tolong maafkan aku. Lalu Kakek ... Tolong maafkan cucumu yang tidak berguna ini. Aku akan menyusul kalian sekarang. Tolong jangan tolak aku. Aku tidak ingin terus sendirian lagi ...."

Dan dengan suara keras, tubuh Ariana menghantam keras tanah di halaman kastil yang sudah tidak terawat.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Khorik Istiana
Izin promosi thor Mampir ke "Surat Wasiat Sang Duke" kakak.
goodnovel comment avatar
Kikiw
narasinya enak
goodnovel comment avatar
edi purwanto
mantab bangets
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   2. Kembali ke Masa Lalu (Part 1)

    Ketika Ariana membuka matanya lagi, dia malah mendapati bahwa dia masih bernapas dan terbaring di kasur empuk yang sudah lama tidak dia rasakan. Alis Ariana langsung berkerut ketika dia merasakan perasaan aneh pada tubuhnya sendiri. Jatuh dari ketinggian itu seharusnya menghancurkan tubuhnya sampai tidak berbentuk. Namun kali ini, bukan hanya dia tidak lagi merasakan perasaan tidak nyaman apa pun di seluruh tubuhnya, Ariana juga sadar bahwa dia kembali bisa menggerakkan bagian tubuhnya yang seharusnya lumpuh karena racun yang dia konsumsi. Apakah jatuh dari ketinggian bisa menyembuhkan racun yang bersarang di tubuhnya? Ariana pikir itu tidak mungkin. Ariana tidak pernah tahu bahwa ada metode semacam itu untuk menetralkan racun yang bahkan tidak bisa disembuhkan dokter terbaik. Belum lagi tubuhnya terlalu baik-baik saja untuk seseorang yang baru saja jatuh dari ketinggian. Ariana mencoba bangkit, saat secara kebetulan pintu di ruangan itu dibuka oleh seseorang. "Anda sudah sadar, Nona

    Last Updated : 2022-06-20
  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   3. Kembali ke Masa Lalu (Part 2)

    "Kakek, di mana Ayah dan Ibu? Aku ... Aku juga ingin bertemu dengan mereka." Karena Ariana masih merasa dia berada di alam lain saat ini, hal pertama yang dia tanyakan adalah keberadaan orang tuanya yang sangat dia rindukan. Namun pertanyaannya langsung membuat gerakan Andrew berhenti. Pria itu menatap lama cucunya, sementara James segera mengambil alih lalu ikut mendekat untuk bicara pada gadis itu. "Nona Aria ... Apakah Anda lupa? Tuan dan Nyonya ... Mereka sudah berada di tempat yang lebih baik sekarang." Alis Ariana menyatu saat dia mendengar jawaban itu. "Bukankah aku juga sudah mati? Apa ... Ayah dan Ibu berada di tempat lain di alam ini?" "Apa yang sebenarnya kamu bicarakan?" Ekspresi Andrew berubah lagi saat cucunya mulai mengatakan omong kosong. Dia hendak marah karena gadis kecil itu berani mengatakan bahwa dia telah mati dengan semudah itu. Suaranya bahkan sempat menajam. Namun saat dia menerima tatapan permohonan dari kepala pelayan di rumahnya, pria itu berusaha menen

    Last Updated : 2022-06-20
  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   4. Perasaan Bersyukur

    "Nona Aria?" James benar-benar terkejut saat dia masuk, pria itu bisa melihat nona mudanya yang biasanya berperilaku manis tengah melamun dengan ekspresi yang seharusnya tidak dimiliki oleh seorang anak kecil. James khawatir karena semenjak bangun dari pingsannya, Ariana terus saja bersikap berbeda dari biasanya. Bahkan caranya memperlakukan sang kakek, jauh berbeda dari cara gadis itu berperilaku biasanya. Untuk sementara waktu, James berniat untuk terus mengamati perubahan sikap Ariana dengan hati-hati. Bagaimanapun, Ariana merupakan satu-satunya pewaris keluarganya saat ini. Sedikit saja kecerobohan tidak bisa ditolerir lagi. James tidak ingin tuannya murka lagi, seperti saat pria itu mendengar kabar bahwa cucunya sampai bisa terjatuh ke dalam kolam dan pingsan selama beberapa hari. "Nona Aria, saya sudah membawa makanan yang sebelumnya Nona minta. Karena Nona baru saja sadar, tolong maafkan saya karena hanya bisa menyiapkan makanan yang mudah dicerna untuk santapan Anda." Arian

    Last Updated : 2022-06-21
  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   5. Menjadi Pewaris yang Layak

    Berdiri di depan pintu ruang kerja sang Kakek, Ariana menarik napas panjang untuk menenangkan perasaannya yang sedikit gugup. Seperti yang Ariana harapkan, kakeknya tidak membiarkannya menunggu terlalu sama saat pria tersebut langsung mengijinkan Ariana untuk datang ke ruang kerjanya. Baik James maupun Andrew pasti sudah tahu apa tujuan Ariana sampai ingin bicara langsung dengan kepala keluarga. Ariana tahu dia tidak bisa mempermalukan dirinya sendiri di ruang kerja kerja sang kakek. Ariana mencoba untuk membenarkan postur berdirinya, sebelum dia mengetuk pintu itu dengan sopan. "Kakek, ini Aria. Bisakah aku masuk sekarang?" "Masuklah." Andrew langsung membalas dari dalam ruangan setelah Ariana memperkenalkan dirinya. Dengan hati-hati, Ariana membuka pintu ruang kerja sang Kakek yang besar dan sulit digapai dengan tubuh kecilnya. Dia sempat kesulitan untuk membukanya, tetapi tampilannya kembali bermartabat saat Ariana mendorong pintu besar itu untuk kembali tertutup. Melihat tingka

    Last Updated : 2022-06-21
  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   6. Kecurigaan

    "Kalau begitu, aku pergi dulu Kakek!"Andrew menyaksikan saat cucunya dengan riang keluar dari ruangannya setelah mereka selesai bicara berdua. Senyum yang semula terlihat samar bibir Andrew benar-benar hilang, saat pintu ruang kerjanya kembali tertutup rapat. "James, kamu di sini kan?"Dari balik bayang-bayang, James keluar lalu membungkuk hormat pada tuannya. "Saya ada di sini," ujarnya dengan nada hormat. Alis Andrew berkerut dari waktu ke waktu, saat pikiran cucunya yang tiba-tiba berubah benar-benar menganggu pikirannya saat ini. "James, siapa yang bertugas mengikuti Ariana saat dia mengunjungi istana?" tanya Andrew. "Itu Valencia dan dua orang kesatria bernama Luke dan Cale. Apa saya perlu memanggil mereka ke sini?"Andrew mengangguk dan James langsung menjalankan perintahnya. Tidak butuh waktu lama sebelum orang-orang yang dipanggil berlutut di hadapan Andrew. Mereka semua menyapa Andrew dengan hormat, sebelum kembali berdiri saat Andrew sudah mengijinkannya. "Katakan padaku

    Last Updated : 2022-07-06
  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   7. Ingatan yang Hilang

    Ariana kembali ke kamarnya setelah dia selesai bicara dengan sang Kakek. Sebelum berbicara, Ariana sudah tahu bahwa dia tidak bisa menyembunyikan segalanya dari sang Kakek. Ariana sudah beruntung dia bisa mencapai kesepakatan dengan mudah kali ini. Menggunakan alasan tentang belajar ilmu pedang memang merupakan pilihan yang tepat untuk Ariana. Selama dia terus menentang kebijakan kerajaan dan bertindak seenaknya, Ariana yakin bahkan raja sekalipun tidak akan protes saat keluarga mereka memutuskan untuk membatalkan pertunangannya dengan Putra Mahkota Emilio. Tentang konsekuensi yang mungkin mereka dapat dari melawan perintah istana, Ariana yakin dia bisa menggunakan alasan jatuhnya untuk berpura-pura bertindak di luar akal sehat. Di kehidupan sebelumnya, Ariana ingat benar bahwa baik ratu, putra mahkota, maupun raja sangat terkejut saat mendengar berita bahwa Ariana dengan sengaja menjatuhkan dirinya ke kolam setelah kembali dari istana kerajaan. Walaupun kejadian itu belum tentu ter

    Last Updated : 2022-07-06
  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   8. Persiapan untuk Belajar

    Ariana berjalan dengan hati-hati saat dia memutuskan untuk menghabiskan waktu luangnya dengan mengecek halaman belakang tempat dia jatuh beberapa hari yang lalu. Walaupun Ariana sendiri tidak yakin dia akan menemukan petunjuk di tempat itu, gadis itu setidaknya ingin mencoba dan mengenyangkan rasa penasarannya. "Eh, di mana kolamnya?"Namun ketika Ariana sampai di tempat itu, dahinya berkerut saat dia tidak bisa melihat kolam apa pun sejauh mata memandang. Valencia yang mengikuti Ariana mengikuti arah pandang gadis itu, lalu segera mengerti dengan apa yang sebenarnya dipikirkan oleh gadis itu. "Ah, kolam belakang telah diratakan dan diganti dengan kebun bunga setelah Dike Andrew menganggap tempat tersebut berbahaya untuk Nona Aria. Setelah Duke Andrew melakukan renovasi besar-besaran pada taman belakang, sekarang tempat ini telah dinyatakan aman sebagai tempat bermain Nona Aria."Ariana tahu dia salah. Jika dia tahu kakeknya akan merubah taman itu setelah kecelakaannya, dia lebih me

    Last Updated : 2022-07-06
  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   9. Kunjungan Mendadak ke Istana

    Tanpa Ariana sadari, dia telah tertidur sambil memeluk kotak peninggalan dari orang tuanya di depan lemari pakaian yang ada di kamarnya. Tidur hanya dengan gaun tidurnya, Ariana tanpa sadar meringkuk untuk membuat tubuhnya terasa lebih hangat sepanjang malam. Hanya ketika Andrew masuk ke kamar Ariana di pagi hari, dia akhirnya melihat bahwa cucunya tidur dalam kondisi menyedihkan itu sambil memegang satu-satunya peninggalan paling berharga dari orang tua Ariana. Dengan hati-hati, Andrew memindahkan Ariana untuk tidur di kasur besarnya. Tatapan pria itu dipenuhi jejak ketidakberdayaan, saat pria itu tahu dia bertindak sangat jahat dengan memaksa gadis semuda Ariana untuk memikul beban sebagai pewaris satu-satunya gelar Duke yang dimiliki keluarganya secara turun-temurun. Gadis yang ada di depannya ini masih sangat muda, sampai dia bisa tertidur setelah menangis sambil memeluk peninggalan dari orang tuanya. Gadis seperti Ariana seharusnya mendapatkan apa yang dia mau dan bahagia, sebag

    Last Updated : 2022-07-08

Latest chapter

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   115. Menjadi Seorang Raja

    Selesai selesai menemui Melisa, Raoul tidak langsung kembali ke istana ketika dia malah membawa Ariana ke taman kerajaan yang indah. Setelah lama tidak bertemu, Raoul pikir dia memiliki banyak hal untuk dikatakan pada Ariana. Gadis itu tidak tahu betapa Raoul sangat menantikan pertemuan mereka. Walaupun pertemuan mereka tidak seindah yang Raoul bayangkan, tetapi pria itu tetap senang ketika dia melihat Ariana lagi. Sekarang setelah mereka akhirnya memiliki waktu untuk diri mereka sendiri, Raoul ingin bicara berdua dengan Ariana. Pria itu sama sekali tidak ragu saat dia menggandeng tangan Ariana. Jantungnya semakin berdebar keras, ketika pria tersebut tidak melihat penolakan apa pun dari Ariana. Setelah Raoul meminta Ariana duduk di tempat beristirahat yang ada di taman istana, pangeran tersebut menyusul untuk duduk di sebelah Ariana setelah itu. Namun ketika Raoul melihat wajah murung Ariana, pria tersebut tiba-tiba saja kehilangan kata-katanya. Ariana memang telah berubah menjadi w

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   114. Perang Telah Selesai

    Dari kastilnya, Melisa mendengar terompet yang menandakan bahwa perang telah usai. Emilio telah mati, dan Kerajaan Sigmund telah berhasil kembali pada pewaris sahnya. Suara bahagia dia luar kastil berhasil menghancurkan semua harapan Melisa. Wanita itu sempat terpaku, sebelum air matanya mengalir tanpa henti dari kedua matanya. Dengan kematian Emilio, semangat Melisa untuk melarikan diri segera jatuh ke titik nol. Wanita tersebut menatap perang yang telah selesai dari jendela kamarnya, lalu berbalik untuk menatap Teresa yang masih setia untuk menemaninya. Bahkan jika status mereka telah berubah, kesetiaan Teresa tetap sama sampai saat-saat terakhir. Melisa telah menyeret Teresa ke dalam balas dendam dan penderitaan ini. Namun bahkan sekarang, Teresa sama sekali tidak mengeluh ketika dia hanya terus berdiri di belakang Melisa untuk menemani wanita itu. Melihat kegigihan Teresa untuk tetap bersamanya sampai akhir, membuat Melisa kembali sedih. Senyum retak muncul di wajahnya, ketika

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   113. Kematian Emilio

    Ketika Ariana sudah bisa melihat gerbang istana kerajaan, gadis itu melihat bahwa pertarungan antara pasukan Pangeran Raoul dan pasukan masih berlanjut di halaman istana. Ariana baru saja hendak turun dari kudanya untuk membantu, ketika Jimmy yang melihat keberadaan Ariana langsung berteriak pada gadis itu. "Nona Aria, Pangeran Raoul telah memasuki istana bersama dengan yang lain! Kami bisa mengendalikan situasinya di sini. Jadi tolong bantu Pangeran Raoul untuk menemukan Raja Emilio!"Mendengar bahwa Pangeran Raoul telah masuk ke istana terlebih dahulu untuk mencari Emilio, Ariana merasa dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Gadis itu hanya bisa mengangguk pada Jimmy, sebelum memacu kudanya untuk pergi ke istana kerajaan. Semakin dia masuk ke dalam istana, Ariana melihat semakin banyak orang terpaksa berhenti mengikuti Pangeran Raoul untuk melawan musuh yang ada di istana. Ariana berlari cepat ke dalam istana, dan melihat bahwa Pangeran Raoul tengah bertarung melawan Emilio. Di ru

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   112. Pertarungan Terakhir

    Ketika Emilio bangun kembali, dia merasa bahwa ribuan batu telah menindih badanya yang rapuh. Pria tersebut tidak bisa menahan batuk ketika dia mencoba untuk bangun secara tiba-tiba. Pandangannya sedikit kabur. Emilio hanya bisa mendengar seseorang samar-samar memanggil namanya, sebelum dia akhirnya cukup sadar untuk melihat ke sekeliling. Begitu Emilio melirik ke arah suara berdengung yang sejak tadi terus mengganggunua, pria itu menemukan sang Ibu yang selama ini dia kurung di kastil terpencil tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Emilio, syukurlah kamu telah bangun Nak. Tenang saja, sebentar lagi kita akan pergi dari tempat ini. Ibu telah memikirkannya dengan baik. Tidak ada balas dendam atau kejahatan lain. Ibu hanya ingin hidup bahagia denganmu mulai saat ini."Alis Emilio bekerut ketika dia tidak mengerti apa maksud ucapan sang Ibu. Walaupun badan Emilio masih lemas dan sedikit bergetar ketika dia paksakan untuk bangun, pria itu tetap bangun dari posisi tidurnya untuk m

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   111. Gerbangnya Telah Terbuka

    Sekitar tiga puluh menit telah terlewat sejak Ariana awal berlari. Selama waktu itu, gerbang yang seharusnya terbuka masih belum dibuka oleh Carla. Ariana menatap ke arah gerbang dengan tatapan khawatir. Walaupun gadis itu tahu dia seharusnya percaya pada Carla, Ariana tetap saja tidak bisa menahan pikiran buruk yang mulai bermunculan di pikirannya. Sejak awal, membuka gerbang dari dalam dengan kerja sama dari dua orang saja memang terdengar mustahil dilakukan. Ariana baru saja hendak berbalik untuk mencapai gerbang, ketika gerbang berat yang mustahil diangkat sebelumnya perlahan mulai naik ke atas. "Si, siapa yang membuka gerbang itu?! Ke mana orang-orang yang diminta menjaga gerbang itu pergi?!"Dari kejauhan, Ariana bisa mendengar para tentara berteriak panik. Kekacauan semakin parah ketika dari dalam ibu kota saja, Ariana bisa mendengar suara langkah kuda yang melaju dengan cepat. Tatapan di mata Ariana sedikit melembut, ketika dia akhirnya bisa melihat Pangeran Raoul memimpin p

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   110. Menyusup ke Gerbang Ibu Kota

    Pangeran Raoul menatap gerbang ibu kota dengan tatapan nostalgia begitu dia berhasil melihat tempat tersebut dari kejauhan. Dengan masalah yang terus-menerus menimpanya sejak Raoul pergi dari ibu kota, rasanya sudah lama sekali sejak pangeran tersebut bisa kembali ke kampung halamannya. Di dalam gerbang itu, ada Ariana dan ribuan warga ibu kota yang perlu dia selamatkan. Pertarungannya di tempat itu, akan menjadi penentu kemenangannya dalam memperebutkan takhta. Pangeran Raoul menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Pangeran tersebut telah melewati banyak pertarungan untuk sampai ke titik ini. Namun dari semua pertarungan, dia tidak pernah merasa sampai segugup ini. Raoul hanya bisa berdoa semoga semuanya berjalan dengan lancar. Ariana telah berhasil diselamatkan dari istana kerajaan, sementara Emilio tidak ada kabarnya setelah diracun. Untuk saat ini, Raoul hanya perlu fokus menerobos masuk ke istana dan mengambil kembali apa yang menjadi miliknya selama ini. "

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   109. Menuju Ibu Kota

    Ketika Ariana sadar kembali, dia sudah berada di ruangan sederhana yang tidak dikenal. Di sekelilingnya, Ariana mendengar suara ramai yang bercampur menjadi satu. Suara anak-anak mendominasi indra pendengaran Ariana. Gadis itu perlahan bangkit dari posisi tidurnya, lalu menatap ke sekeliling untuk mengenali lingkungan di sekitarnya. Hal yang terakhir Ariana ingat merupakan saat di mana dia memaksa untuk menyusul Cornell dan tiba-tiba merasakan perasaan sakit di bagian tengkuknya. Tampaknya untuk menghentikan perlawanannya, Carla telah memukul titik lemahnya hingga dia akhirnya pingsan. Ariana tidak tahu dia ada di mana. Namun satu hal yang pasti, Ariana tidak bisa menemukan keberadaan Carla di tempat asing itu. Setelah kesadarannya kembali, Ariana turun dari tempat tidurnya untuk keluar dari ruangan itu. Gadis tersebut membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati, dan langsung disambut oleh anak-anak yang tengah bermain kejar-kejaran di lorong tempat tersebut. "Anak-anak, jangan berl

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   108. Emilio dan Cornell

    Saat itu Raja Emilio tengah berada di ruang kerjanya, ketika seseorang datang dengan terburu-buru untuk memberikan tahu kabar yang paling dia takuti selama ini. "Baginda, seorang penyusup telah masuk dan membawa pergi Duchess Alison!"Mengabaikan semua hal, Raja Emilio langsung berlari untuk kembali ke istana kerajaannya saat itu juga. Emilio pikir, Ariana akan aman di istananya karena dia menugaskan hampir setengah kesatria kerajaan untuk berjaga hanya di tempat itu. Ariana juga telah berperilaku dengan sangat baik akhir-akhir ini. Gadis itu bahkan mengijinkan Emilio untuk bermalam di kamarnya, lalu tersenyum kecil di berbagai kesempatan. Emilio pikir mereka bisa kembali ke titik awal yang dia inginkan sebentar lagi. Kebahagiaan yang dia dambakan ada di depan mata, ketika Ariana sudah mulai membuka hatinya lagi. Namun pemandangan yang pria itu dapatkan ketika kembali ke istananya, telah menghancurkan semua harapan Emilio. Pria itu hanya bisa melihat puluhan kesatria kerajaan yang t

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   107. Kabur dari Istana

    Raja Bernard bekerja sangat cepat untuk mempersiapkan pasukannya yang akan ikut kembali bersama Pangeran Raoul ke Ibu Kota Kerajaan Sigmund. Hanya dalam waktu tiga hari, Pangeran Raoul akhirnya siap untuk kembali ke kerajaannya sendiri. Pria tersebut melihat barisan pasukan yang ada di depannya, sebelum berbalik untuk menatap Raja Bernard dan Putri Elle yang mengantar kepergiannya. "Kebaikan Anda hari ini tidak akan pernah saya lupakan. Setelah saya berhasil mengambil alih kerajaan, saya harap dua kerajaan bisa memiliki hubungan yang baik kembali."Raja Bernard tersenyum setelah mendengar ucapan Pangeran Raoul. "Tentu saja. Hubungan kita mungkin pernah buruk karena perang. Nyawa yang hilang juga tidak akan pernah kembali. Namun dari kesalahan ini, aku ingin belajar untuk berpikir lebih kritis sebagai seorang pemimpin. Pangeran Raoul, aku akan menunggu saat di mana kedua kerajaan bisa saling membantu lagi seperti dahulu," ujarnya. "Berhati-hatilah di jalan. Aku harap semuanya berjala

DMCA.com Protection Status