Ariana kembali ke kamarnya setelah dia selesai bicara dengan sang Kakek. Sebelum berbicara, Ariana sudah tahu bahwa dia tidak bisa menyembunyikan segalanya dari sang Kakek. Ariana sudah beruntung dia bisa mencapai kesepakatan dengan mudah kali ini. Menggunakan alasan tentang belajar ilmu pedang memang merupakan pilihan yang tepat untuk Ariana. Selama dia terus menentang kebijakan kerajaan dan bertindak seenaknya, Ariana yakin bahkan raja sekalipun tidak akan protes saat keluarga mereka memutuskan untuk membatalkan pertunangannya dengan Putra Mahkota Emilio.
Tentang konsekuensi yang mungkin mereka dapat dari melawan perintah istana, Ariana yakin dia bisa menggunakan alasan jatuhnya untuk berpura-pura bertindak di luar akal sehat. Di kehidupan sebelumnya, Ariana ingat benar bahwa baik ratu, putra mahkota, maupun raja sangat terkejut saat mendengar berita bahwa Ariana dengan sengaja menjatuhkan dirinya ke kolam setelah kembali dari istana kerajaan.Walaupun kejadian itu belum tentu terjadi karena kesalahan mereka, orang-orang itu masih takut menyinggung Andrew yang sebenarnya terkenal sangat menyayangi cucunya. Dari pelayan lain, Ariana tahu bahwa orang-orang istana akan berkunjung dari waktu ke waktu ketika Ariana pingsan sebelumnya. Mereka tahu kepala Ariana terluka parah karena kecelakaan itu. Jadi menggunakan alasan yang sama untuk menjelaskan perubahan sikapnya, pasti tidak akan terlihat mencurigakan bahkan di mata orang licik seperti ratu dan putra mahkota."Hm ... Mari kita lihat ...," gumam gadis itu entah pada siapa. Walaupun Ariana memang baik-baik saja baik di kehidupan kali ini maupun sebelumnya, Ariana mulai menyadari bahwa dia tidak bisa mengingat apa pun tentang mengapa dia bisa sampai jatuh di tempat pertama. Ini tidak seperti Ariana memang ingin mati. Gadis itu ingat dia memang sangat tersiksa dan kesepian setelah kematian orang tuanya. Namun itu tidak sampai ke titik di mana, dia mencoba mengambil hidupnya sendiri di umur semuda itu.Di masa lalu, Ariana mengabaikan keanehan ini karena dia mudah terbujuk oleh usaha keras ratu dan putra mahkota yang berusaha menjenguknya dari waktu ke waktu. Namun kali ini berbeda. Bahkan jika semua orang meminta dia melupakan apa yang telah terjadi, Ariana akan tetap berusaha mengingat apa yang sebenarnya terjadi saat itu.Akan tetapi, tidak peduli berapa keras Ariana mencoba mengingatnya, dia tidak bisa mencari alasan tepat mengapa dia sampai harus menjatuhkan dirinya ke kolam belakang saat itu. Kebenaran itu membuatnya sangat frustrasi, karena ada kemungkinan besar bahwa kecelakaannya itu berhubungan dengan sesuatu yang tidak berhasil dia pecahkan di kehidupan sebelumnya."Valencia!""Saya ada di sini, Nona Aria."Tidak lama setelah Ariana memanggil gadis itu, Valencia benar-benar muncul di hadapan Ariana dengan sikap hormat seperti biasanya. Valencia merupakan pelayan pribadi Ariana sekaligus teman bermainnya sejak Ariana pindah ke rumah kakeknya. Dengan statusnya, Ariana yakin Valencia pasti mengikutinya untuk mengunjungi istana kerajaan sebelum ini."Di kali terakhir kita pergi ke istana kerajaan, apakah kamu menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh tentang perilakuku?" tanya Ariana penasaran. Valencia tampak sedikit terkejut saat dia mendengar pertanyaan Ariana. Gadis itu terdiam, tidak langsung menjawab pertanyaan Ariana untuk kali ini."Valencia, aku bertanya padamu."Menanggapi keterdiaman Valencia, Ariana mulai sedikit menekankan ucapannya. Ini merupakan pertanyaan yang penting. Jika saja Ariana bisa memastikan bahwa dia memang bertingkah aneh setelah kembali dari istana kerajaan, mungkin kecelakaannya itu memang memiliki hubungan dengan apa yang terjadi di tempat itu."Itu ... Nona Aria selalu tampak sedih semenjak Duke Andrew membawa Nona ke kediaman ini. Nona Aria juga tidak terlalu suka jika kami terlalu dekat dengan Nona. Jadi saya tidak tahu pasti ... Apakah Nona Aria berperilaku aneh atau tidak setelah kembali dari istana kerajaan."Setelah ditekan oleh Ariana, Valencia mulai menjawab pertanyaan Ariana dengan perasaan sedikit takut. Baru saja hari ini, Valencia benar-benar senang nona mudanya akhirnya bersedia untuk sedikit lebih dekat dengan mereka. Namun pertanyaan yang diajukan dengan serius oleh gadis itu, kembali mengingatkan Valencia tentang nona mudanya yang selalu dingin dan sulit untuk didekati.Valencia mendongkak untuk melihat bahwa Ariana terlihat berpikir keras dengan dahi berkerut. Valencia mengigit bibirnya, sebelum dia berusaha mengumpulkan keberanian untuk menambahkan ucapannya."Namun ... Jika saya tidak salah ingat, Nona Aria memang terlihat lebih sedih dan banyak melamun setelah kembali dari istana kerajaan. Nona Aria menjadi lambat dalam menjawab pertanyaan, dan segera mengurung diri ke kamar setelah kembali ke kediaman ini. Para pelayan dan kesatria menganggap Nona Aria mungkin kembali teringat pada orang tua Anda. Namun sebagai pelayan pribadi Nona ... Saya pikir itu adalah kali pertama Anda terlihat begitu sedih dan putus asa.""Sungguh?""Itu, itu hanya pendapat saya secara pribadi," balas Valencia dengan sungguh-sungguh.Karena Ariana sudah terbiasa dengan kejujuran dan kesetiaan Valencia, saat ini Ariana sama sekali tidak meragukan setiap kata-kata yang dikeluarkan oleh Valencia. Jika dugaan Ariana benar, mungkin kecelakaannya kali ini memang memiliki hubungan dengan kunjungannya ke istana kerajaan.Jika saja Ariana bisa mengingat apa yang terjadi sampai dia memutuskan untuk meloncat ke kolam, mungkin Ariana tidak akan sampai sepusing ini. Gadis itu mendengus keras, sebelum mengajukan pertanyaan lain pada Valencia."Lalu saat aku ke kolam belakang. Mengapa tidak akan penjaga atau pelayan yang mengikutiku? Kakek pasti telah memberi kalian perintah untuk selalu mengikutiku bukan?"Ditambah dengan James, rasanya sungguh aneh bahwa keluarganya bisa sampai kecolongan seperti ini. Ariana merupakan satu-satunya pewaris keluarga Alison. Sepanjang yang dia ingat, bahkan kakeknya yang tidak dekat dengannya di masa lalu akan selalu berusaha melindungi dan memberikannya perawatan nomor satu. Sang Kakek pasti tidak akan membiarkannya bermain seorang diri. Keluarga mereka telah kehilangan terlalu banyak orang. Mereka pasti tidak akan berani mengambil resiko membiarkan Ariana terluka bahkan untuk sedikit saja."Nona Aria bersikeras ingin pergi sendiri saat itu, apa Anda tidak ingat? Kami para pelayan dan kesatria pribadi Nona sudah berusaha memohon agar kami diijinkan untuk terus mengikuti Anda. Lagipula, halaman belakang bisa menjadi tempat yang berbahaya bagi Anda. Namun Anda mengancam akan memecat kami semua dan bahkan menghukum keluarga kami jika kami sampai tidak mau mematuhi perintah Anda. Kami salah, Nona. Seharusnya kami tetap mengikuti Anda apa pun terjadi pada saat itu.""Tidak, tidak. Kalian tidak salah. Maaf karena aku bertindak egois di masa lalu," ujar Ariana menyesal. Pikirannya semakin kacau saat dia berusaha menyatukan potongan-potongan petunjuk ini. Dia yang tiba-tiba lebih murung setelah kembali dari istana, dia yang bersikeras pergi ke halaman belakang sendirian, dan dia yang tiba-tiba memutuskan untuk menjatuhkan dirinya ke kolam yang dalam. Ariana berusaha menyambungkan semuanya, tetapi dia masih kekurangan bukti untuk saat ini."Di halaman belakang. Apa ada yang berada di sana ketika aku memutuskan untuk pergi ke sana?""Duke Andrew dan Tuan James telah menanyai hal yang sama pada seluruh pelayan, kesatria, dan tukang kebun. Namun halaman belakang memang selalu sepi, sehingga jarang ada yang menghabiskan waktu mereka untuk pergi ke sana jika bukan untuk bekerja. Dari hasil penyelidikan Tuan James, dapat dipastikan tidak ada satu pun pelayan yang ada di halaman belakang ketika peristiwa itu terjadi.""Lalu bagaimana kalian bisa menemukanku?" tanya Ariana lagi."Ketika kami mendengar suara keras sesuatu masuk ke air, kami segera maju untuk mencari Nona sambil mengabaikan ancaman Anda. Kami semua sangat takut saat kami melihat Nona benar-benar jatuh di kolam belakang. Salah satu kesatria segera meloncat untuk menyelamatkan Anda. Namun Anda susah pingsan saat itu, dan baru sadar pada hari ini."Jika Ariana tidak salah ingat, dia terakhir kali datang ke istana tiga hari yang lalu. Ini berarti dia telah pingsan selama tiga hari. Ingatannya terganggu dan dia kebetulan kembali ke masa lalu setelah kejadian itu."Nona, kami benar-benar minta maaf karena telah melanggar batasan kami tentang masalah ini. Namun setelah kejadian itu, kami memutuskan untuk tetap berada di sisi Anda tidak peduli bahkan jika Andw mengancam seluruh nyawa kami. Nona Aria adalah masa depan keluarga ini. Apa yang harus kami lakukan jika sesuatu sampai terjadi pada Anda?"Rasa bersalah segera menguasai Ariana ketika dia melihat ekspresi sedih di wajah jujur Valencia. Ariana benar-benar malu saat dia mengingat betapa egoisnya dia di masa lalu. Setelah mendengar semuanya, Ariana ragu kakeknya akan melepaskan pelayan dan kesatria pribadinya begitu saja setelah kesalahan mereka. Ariana mendekati Valencia, sebelum memegang tangan pelayan itu dengan gerakan lembut."Aku mengerti. Aku pasti telah menyebabkan masalah untuk kalian selama ini. Kakek pasti telah menghukum kalian karena kesalahanku bukan?"Melihat Ariana yang kembali terasa dekat dengannya, Valencia sempat terkejut sebelum gadis itu segera menggeleng kuat. "Tidak, Nona Aria. Duke Andrew hanya menghukum kami sesuai kesalahan kami. Kami baik-baik saja, Anda tidak perlu mengkhawatirkannya.""Tetap saja, aku benar-benar minta maaf untuk itu. Kesatria pribadiku ... Di mana mereka sekarang? Aku ingin bertemu dengan mereka.""Mereka ... Tengah cuti untuk sementara waktu."Tidak ingin nonanya sampai tahu bahwa Andrew telah menghukum mereka dengan keras, lalu mengirim keduanya untuk misi yang sulit setelahnya. Valencia sedikit canggung saat dia menjawab pertanyaan Ariana. Namun Ariana saat ini bukan lagi Ariana kecil yang naif dan tidak tahu banyak hal. Dari jawaban Valencia saja, dia bisa tahu bahwa kakeknya benar-benar memberi para kesatria itu pelajaran yang tidak bisa mereka lupakan seumur hidup."Apa kamu tahu mereka siapa?""Mereka dipanggil Cale dan Luke, Nona Aria," jawab Valencia dengan lancar. Ariana mengangguk ketika dia mendengar jawaban gadis itu. Luke dan Cale ... Ariana akan mengingat kedua nama itu dengan baik mulai sekarang.Karena mereka ditambah Valencia, harus tersiksa karena keegoisannya sebelum ini.Ariana berjalan dengan hati-hati saat dia memutuskan untuk menghabiskan waktu luangnya dengan mengecek halaman belakang tempat dia jatuh beberapa hari yang lalu. Walaupun Ariana sendiri tidak yakin dia akan menemukan petunjuk di tempat itu, gadis itu setidaknya ingin mencoba dan mengenyangkan rasa penasarannya. "Eh, di mana kolamnya?"Namun ketika Ariana sampai di tempat itu, dahinya berkerut saat dia tidak bisa melihat kolam apa pun sejauh mata memandang. Valencia yang mengikuti Ariana mengikuti arah pandang gadis itu, lalu segera mengerti dengan apa yang sebenarnya dipikirkan oleh gadis itu. "Ah, kolam belakang telah diratakan dan diganti dengan kebun bunga setelah Dike Andrew menganggap tempat tersebut berbahaya untuk Nona Aria. Setelah Duke Andrew melakukan renovasi besar-besaran pada taman belakang, sekarang tempat ini telah dinyatakan aman sebagai tempat bermain Nona Aria."Ariana tahu dia salah. Jika dia tahu kakeknya akan merubah taman itu setelah kecelakaannya, dia lebih me
Tanpa Ariana sadari, dia telah tertidur sambil memeluk kotak peninggalan dari orang tuanya di depan lemari pakaian yang ada di kamarnya. Tidur hanya dengan gaun tidurnya, Ariana tanpa sadar meringkuk untuk membuat tubuhnya terasa lebih hangat sepanjang malam. Hanya ketika Andrew masuk ke kamar Ariana di pagi hari, dia akhirnya melihat bahwa cucunya tidur dalam kondisi menyedihkan itu sambil memegang satu-satunya peninggalan paling berharga dari orang tua Ariana. Dengan hati-hati, Andrew memindahkan Ariana untuk tidur di kasur besarnya. Tatapan pria itu dipenuhi jejak ketidakberdayaan, saat pria itu tahu dia bertindak sangat jahat dengan memaksa gadis semuda Ariana untuk memikul beban sebagai pewaris satu-satunya gelar Duke yang dimiliki keluarganya secara turun-temurun. Gadis yang ada di depannya ini masih sangat muda, sampai dia bisa tertidur setelah menangis sambil memeluk peninggalan dari orang tuanya. Gadis seperti Ariana seharusnya mendapatkan apa yang dia mau dan bahagia, sebag
Di sebuah taman yang indah, seorang wanita cantik tengah asik menatap putranya yang tengah belajar berpedang bersama dengan guru pedangnya. Di wajahnya yang cantik, terpasang ekspresi serius saat matanya enggan meninggalkan gerak-gerik putranya yang tengah berusaha sekuat tenaga untuk mengimbangi pelajaran gurunya. Rasanya wanita cantik itu enggan berkedip, karena dia takut dia melewati sesuatu ketika dia memejamkan matanya. "Baginda Ratu."Hanya ketika pelayan kepercayaannya memanggil, wanita itu sedikit mengalihkan pandangannya. Wajahnya tetap sedingin biasanya, saat dia menatap pelayan itu tanpa mengatakan apa pun. "Duke Andrew datang menemui Baginda Raja hari ini. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan. Namun hari ini raja telah membuat pengumuman bahwa karena kesehatan Nona Ariana yang memburuk setelah kecelakaan, keluarga kerajaan memutuskan untuk memutuskan pertunangan antara Putra Mahkota Emilio dengan Nona Ariana.""APA?!"Karena teriakan tajam wanita itu, bahkan anak
"Baginda Raja, saya akan masuk ke dalam."Karena Melisa tidak mendapatkan balasan, wanita itu langsung membuka pintu kamar suaminya tanpa permisi. Begitu Melisa masuk ke dalam, dia bisa melihat Raja Alexius berbaring di kasurnya dengan wajah yang sangat pucat. Napasnya tersegal-segal. Ketika pria itu melihat Ratu Melisa yang baru masuk ke kamarnya, matanya yang sudah tidak fokus menunjukkan raut wajah yang terlihat sedikit sedih. Sejak awal mereka menikah, Ratu Melisa tidak akan memasuki kamarnya jika dia tidak memiliki urusan yang mendesak. Dan kedatangannya kali ini, Raja Alexius sudah bisa menebaknya secara garis besar. "Baginda, Anda terlihat kurang sehat hari ini."Setelah melihat kondisi buruk suaminya, Ratu Melisa tersenyum ketika dia mengambil tempat di sebelah tubuh suaminya yang bergetar hebat. Tangannya dengan lembut menyapu rambut Raja Alexius yang basah oleh keringat, sebelum dia menarik tangannya lagi dan menatap Alexius dengan tatapan dingin. "Ini yang akan terjadi ji
"Ya ampun ... Nona Aria manis sekali dengan pakaian ini ...."Setelah berhari-hari bersama para pelayannya, Ariana akhirnya mulai terbiasa ketika gadis itu mendengar mereka memuji apa pun yang dia pakai. Ariana mencoba melakukan gerakan-gerakan peregangan dengan pakaian barunya. Gadis itu tidak menyangka. Walaupun bahan dan model pakaiannya masih terlihat cantik, Ariana tetap bisa bergerak dengan bebas ketika dia menggunakan baju latihan baru yang dipesan secara khusus oleh sang Kakek. Awalnya, kakeknya membuatkan Ariana baju itu agar Ariana bisa berlatih berkuda. Namun karena Ariana tidak pernah mau mendengarkan ucapan kakeknya di masa lalu, baju cantik tersebut dibiarkan saja terus berada di lemari pakaian tanpa pernah dipakai sekali pun. Mengingatnya saja sudah cukup membuat Ariana malu. Pantas saja orang-orang menyebutnya Duchess boneka di kehidupan terakhirnya. Ariana yang dulu, benar-benar tidak berguna dan hanya tahu bagaimana cara membahagiakan ratu dan putra mahkota. "Nona
Ketika Ariana sampai ke ruang latihan, dia menemukan bahwa seseorang telah tiba di sana lebih awal dari dirinya sendiri. Di tengah ruang latihan, berdiri seorang pria berusia tiga puluhan dengan zirah bergambar singa yang menjadi simbol keluarga Alison. Di bagian pundak, zirahnya secara khusus memiliki warna hitam, tanda bahwa dia merupakan kapten dari kesatria yang bersumpah untuk melayani keluarga Alison. Melihat sikap pahlawan yang ditunjukan oleh pria itu, Ariana tanpa sadar menunjukan senyum sedihnya. Pria yang mendedikasikan hidupnya untuk keluarga Alison ini harus mati secara tragis karena berusaha memberi keadilan bagi Ariana di kehidupan sebelumnya. Melawan semua peringatan yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya, pria itu terus menyelidiki pelaku yang memberi Ariana racun di hari penobatan Putra Mahkota Emilio. Akhir dari pria yang dipenuhi rasa keadilan sudah bisa ditebak setelah itu. Di suatu malam, rumahnya terbakar dan menewaskan pria itu beserta seluruh keluargan
"Nona Muda, tolong jangan berlari terlalu jauh dari kami!"Mengabaikan teriakan pelayan dan kesatria yang bertugas untuk menjaganya, Ariana berjalan cepat di lingkungan istana yang sangat luas. Kaki kecilnya membelah pepohonan besar yang mengelilingi istana. Layaknya seorang putri, Ariana memang sangat hafal tentang seluk beluk istana. Dia sengaja membuat pelayan dan kesatria kesulitan untuk mengejarnya, dan menyelinap untuk tiba di kastil besar yang tersembunyi di tengah rimbunnya pepohonan. "Tuan Peri, aku datang untuk menemuimu lagi hari ini!"Dengan susah payah, Ariana mencoba mengetuk pintu kastil yang terlalu besar untuk dirinya sendiri. Walaupun dia tidak langsung mendapat jawaban atas panggilannya, gadis itu tidak berhenti memanggil sambil mengetuk pintu besar tersebut. Ariana memanggil sampai beberapa kali, sebelum seorang anak lelaki keluar dari kastil besar tersebut. "Kamu datang lagi."Ariana tersenyum lebar saat dia melihat sosok anak laki-laki yang ada di hadapannya. Ke
Suara pedang yang beradu terdengar dari dalam ruang latihan khusus tempat Ariana dan Valencia tengah berlatih. Walaupun Ariana masih kesulitan mengimbangi latihan Albert yang tidak memberikan gadis itu sedikit pun kelonggaran, setidaknya dia sudah bisa mengayunkan pedangnya dengan benar setelah beberapa minggu latihan keras. Pelajarannya di bidang akademik juga tidak kalah lancarnya. Ariana banyak belajar ketika dia ingin menjadi ratu yang baik di masa lalu. Mempelajari ulang semuanya sekarang, hanya seperti mengulas kembali apa yang telah Ariana pahami selama ini. "Berhenti!"Pedang Valencia berhenti tepat di dekat leher Ariana ketika gadis itu lengah. Keduanya kembali menurunkan pedang mereka setelah mendengar intruksi dari Albert. Ariana terengah-engah ketika dia selesai, tetapi Valencia hanya membuang napas panjang sebelum berdiri tegak seakan dia sama sekali tidak lelah setelah berlatih melawan Ariana selama beberapa kali. "Dilihat dari mana pun, sepertinya kamu memang lebih pa
Selesai selesai menemui Melisa, Raoul tidak langsung kembali ke istana ketika dia malah membawa Ariana ke taman kerajaan yang indah. Setelah lama tidak bertemu, Raoul pikir dia memiliki banyak hal untuk dikatakan pada Ariana. Gadis itu tidak tahu betapa Raoul sangat menantikan pertemuan mereka. Walaupun pertemuan mereka tidak seindah yang Raoul bayangkan, tetapi pria itu tetap senang ketika dia melihat Ariana lagi. Sekarang setelah mereka akhirnya memiliki waktu untuk diri mereka sendiri, Raoul ingin bicara berdua dengan Ariana. Pria itu sama sekali tidak ragu saat dia menggandeng tangan Ariana. Jantungnya semakin berdebar keras, ketika pria tersebut tidak melihat penolakan apa pun dari Ariana. Setelah Raoul meminta Ariana duduk di tempat beristirahat yang ada di taman istana, pangeran tersebut menyusul untuk duduk di sebelah Ariana setelah itu. Namun ketika Raoul melihat wajah murung Ariana, pria tersebut tiba-tiba saja kehilangan kata-katanya. Ariana memang telah berubah menjadi w
Dari kastilnya, Melisa mendengar terompet yang menandakan bahwa perang telah usai. Emilio telah mati, dan Kerajaan Sigmund telah berhasil kembali pada pewaris sahnya. Suara bahagia dia luar kastil berhasil menghancurkan semua harapan Melisa. Wanita itu sempat terpaku, sebelum air matanya mengalir tanpa henti dari kedua matanya. Dengan kematian Emilio, semangat Melisa untuk melarikan diri segera jatuh ke titik nol. Wanita tersebut menatap perang yang telah selesai dari jendela kamarnya, lalu berbalik untuk menatap Teresa yang masih setia untuk menemaninya. Bahkan jika status mereka telah berubah, kesetiaan Teresa tetap sama sampai saat-saat terakhir. Melisa telah menyeret Teresa ke dalam balas dendam dan penderitaan ini. Namun bahkan sekarang, Teresa sama sekali tidak mengeluh ketika dia hanya terus berdiri di belakang Melisa untuk menemani wanita itu. Melihat kegigihan Teresa untuk tetap bersamanya sampai akhir, membuat Melisa kembali sedih. Senyum retak muncul di wajahnya, ketika
Ketika Ariana sudah bisa melihat gerbang istana kerajaan, gadis itu melihat bahwa pertarungan antara pasukan Pangeran Raoul dan pasukan masih berlanjut di halaman istana. Ariana baru saja hendak turun dari kudanya untuk membantu, ketika Jimmy yang melihat keberadaan Ariana langsung berteriak pada gadis itu. "Nona Aria, Pangeran Raoul telah memasuki istana bersama dengan yang lain! Kami bisa mengendalikan situasinya di sini. Jadi tolong bantu Pangeran Raoul untuk menemukan Raja Emilio!"Mendengar bahwa Pangeran Raoul telah masuk ke istana terlebih dahulu untuk mencari Emilio, Ariana merasa dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Gadis itu hanya bisa mengangguk pada Jimmy, sebelum memacu kudanya untuk pergi ke istana kerajaan. Semakin dia masuk ke dalam istana, Ariana melihat semakin banyak orang terpaksa berhenti mengikuti Pangeran Raoul untuk melawan musuh yang ada di istana. Ariana berlari cepat ke dalam istana, dan melihat bahwa Pangeran Raoul tengah bertarung melawan Emilio. Di ru
Ketika Emilio bangun kembali, dia merasa bahwa ribuan batu telah menindih badanya yang rapuh. Pria tersebut tidak bisa menahan batuk ketika dia mencoba untuk bangun secara tiba-tiba. Pandangannya sedikit kabur. Emilio hanya bisa mendengar seseorang samar-samar memanggil namanya, sebelum dia akhirnya cukup sadar untuk melihat ke sekeliling. Begitu Emilio melirik ke arah suara berdengung yang sejak tadi terus mengganggunua, pria itu menemukan sang Ibu yang selama ini dia kurung di kastil terpencil tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Emilio, syukurlah kamu telah bangun Nak. Tenang saja, sebentar lagi kita akan pergi dari tempat ini. Ibu telah memikirkannya dengan baik. Tidak ada balas dendam atau kejahatan lain. Ibu hanya ingin hidup bahagia denganmu mulai saat ini."Alis Emilio bekerut ketika dia tidak mengerti apa maksud ucapan sang Ibu. Walaupun badan Emilio masih lemas dan sedikit bergetar ketika dia paksakan untuk bangun, pria itu tetap bangun dari posisi tidurnya untuk m
Sekitar tiga puluh menit telah terlewat sejak Ariana awal berlari. Selama waktu itu, gerbang yang seharusnya terbuka masih belum dibuka oleh Carla. Ariana menatap ke arah gerbang dengan tatapan khawatir. Walaupun gadis itu tahu dia seharusnya percaya pada Carla, Ariana tetap saja tidak bisa menahan pikiran buruk yang mulai bermunculan di pikirannya. Sejak awal, membuka gerbang dari dalam dengan kerja sama dari dua orang saja memang terdengar mustahil dilakukan. Ariana baru saja hendak berbalik untuk mencapai gerbang, ketika gerbang berat yang mustahil diangkat sebelumnya perlahan mulai naik ke atas. "Si, siapa yang membuka gerbang itu?! Ke mana orang-orang yang diminta menjaga gerbang itu pergi?!"Dari kejauhan, Ariana bisa mendengar para tentara berteriak panik. Kekacauan semakin parah ketika dari dalam ibu kota saja, Ariana bisa mendengar suara langkah kuda yang melaju dengan cepat. Tatapan di mata Ariana sedikit melembut, ketika dia akhirnya bisa melihat Pangeran Raoul memimpin p
Pangeran Raoul menatap gerbang ibu kota dengan tatapan nostalgia begitu dia berhasil melihat tempat tersebut dari kejauhan. Dengan masalah yang terus-menerus menimpanya sejak Raoul pergi dari ibu kota, rasanya sudah lama sekali sejak pangeran tersebut bisa kembali ke kampung halamannya. Di dalam gerbang itu, ada Ariana dan ribuan warga ibu kota yang perlu dia selamatkan. Pertarungannya di tempat itu, akan menjadi penentu kemenangannya dalam memperebutkan takhta. Pangeran Raoul menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Pangeran tersebut telah melewati banyak pertarungan untuk sampai ke titik ini. Namun dari semua pertarungan, dia tidak pernah merasa sampai segugup ini. Raoul hanya bisa berdoa semoga semuanya berjalan dengan lancar. Ariana telah berhasil diselamatkan dari istana kerajaan, sementara Emilio tidak ada kabarnya setelah diracun. Untuk saat ini, Raoul hanya perlu fokus menerobos masuk ke istana dan mengambil kembali apa yang menjadi miliknya selama ini. "
Ketika Ariana sadar kembali, dia sudah berada di ruangan sederhana yang tidak dikenal. Di sekelilingnya, Ariana mendengar suara ramai yang bercampur menjadi satu. Suara anak-anak mendominasi indra pendengaran Ariana. Gadis itu perlahan bangkit dari posisi tidurnya, lalu menatap ke sekeliling untuk mengenali lingkungan di sekitarnya. Hal yang terakhir Ariana ingat merupakan saat di mana dia memaksa untuk menyusul Cornell dan tiba-tiba merasakan perasaan sakit di bagian tengkuknya. Tampaknya untuk menghentikan perlawanannya, Carla telah memukul titik lemahnya hingga dia akhirnya pingsan. Ariana tidak tahu dia ada di mana. Namun satu hal yang pasti, Ariana tidak bisa menemukan keberadaan Carla di tempat asing itu. Setelah kesadarannya kembali, Ariana turun dari tempat tidurnya untuk keluar dari ruangan itu. Gadis tersebut membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati, dan langsung disambut oleh anak-anak yang tengah bermain kejar-kejaran di lorong tempat tersebut. "Anak-anak, jangan berl
Saat itu Raja Emilio tengah berada di ruang kerjanya, ketika seseorang datang dengan terburu-buru untuk memberikan tahu kabar yang paling dia takuti selama ini. "Baginda, seorang penyusup telah masuk dan membawa pergi Duchess Alison!"Mengabaikan semua hal, Raja Emilio langsung berlari untuk kembali ke istana kerajaannya saat itu juga. Emilio pikir, Ariana akan aman di istananya karena dia menugaskan hampir setengah kesatria kerajaan untuk berjaga hanya di tempat itu. Ariana juga telah berperilaku dengan sangat baik akhir-akhir ini. Gadis itu bahkan mengijinkan Emilio untuk bermalam di kamarnya, lalu tersenyum kecil di berbagai kesempatan. Emilio pikir mereka bisa kembali ke titik awal yang dia inginkan sebentar lagi. Kebahagiaan yang dia dambakan ada di depan mata, ketika Ariana sudah mulai membuka hatinya lagi. Namun pemandangan yang pria itu dapatkan ketika kembali ke istananya, telah menghancurkan semua harapan Emilio. Pria itu hanya bisa melihat puluhan kesatria kerajaan yang t
Raja Bernard bekerja sangat cepat untuk mempersiapkan pasukannya yang akan ikut kembali bersama Pangeran Raoul ke Ibu Kota Kerajaan Sigmund. Hanya dalam waktu tiga hari, Pangeran Raoul akhirnya siap untuk kembali ke kerajaannya sendiri. Pria tersebut melihat barisan pasukan yang ada di depannya, sebelum berbalik untuk menatap Raja Bernard dan Putri Elle yang mengantar kepergiannya. "Kebaikan Anda hari ini tidak akan pernah saya lupakan. Setelah saya berhasil mengambil alih kerajaan, saya harap dua kerajaan bisa memiliki hubungan yang baik kembali."Raja Bernard tersenyum setelah mendengar ucapan Pangeran Raoul. "Tentu saja. Hubungan kita mungkin pernah buruk karena perang. Nyawa yang hilang juga tidak akan pernah kembali. Namun dari kesalahan ini, aku ingin belajar untuk berpikir lebih kritis sebagai seorang pemimpin. Pangeran Raoul, aku akan menunggu saat di mana kedua kerajaan bisa saling membantu lagi seperti dahulu," ujarnya. "Berhati-hatilah di jalan. Aku harap semuanya berjala