“Bagaimana bisa begitu? Istrimu akan cemburu.” “Aku tidak ingin menikah,” sahut Roderick tanpa pikir panjang. Pria tersebut mengulurkan tangannya, membelai rambut halus Serena. “Di luaran sana, para pria juga tidak akan tahan menghadapi sikapmu yang keras kepala, kekanakan, dan sembrono.” “... Hanya aku yang bisa memahamimu. Kita bisa hidup bersama setelah aku menjadi kepala keluarga.” Serena kebingungan, apa maksudnya? Roderick tidak benar-benar ingin mengikatnya di sisinya hingga mati, 'kan? *** “Nona? Anda baik-baik saja?” Iris bertanya khawatir dari belakang kursi roda. Serena terbangun dari linglung. “Oh? Aku tidak apa-apa. Ayah dan Ibu apakah sudah berangkat?” “Seharusnya sudah, Nona. Baru saja saya melihat rombongan pelayan pergi ke arah pintu utama mansion.” “Lalu kakakku?” “Beliau masih bekerja di kantor. Karena tuan dan nyonya pergi, pekerjaan akan dilimpahkan pada tuan muda. Jadi beliau berangkat pagi buta, kemungkinan baru pulang saat malam tiba.” Serena an
“Ingin membunuhku?” Serena bertanya dengan nada percaya diri. Kesombongan terpampang jelas pada paras cantiknya. Kendati demikian, hanya dia dan Tuhan yang tahu bahwa hatinya cemas saat ini.Zachery semakin terusik atas sikap biasa Serena. Mengapa perempuan itu tidak menangis? Dan mengapa Serena tidak terlihat ketakutan meski nyawanya terancam? Sebab, Serena telah melewati satu kematian serta banyak penderitaan. Dan gadis itu memahami satu hal, menangis atau merengek, tidak akan membuahkan apapun. Hanya dengan bertindak, tenang, dan cerdas. Dia bisa mendapatkan apa yang dia impikan. Lantas gadis Moonstone tersebut menyentuh ujung pistol Zachery. Perlahan membawanya turun. “Tuan muda, bukankah aku sudah bilang di pesta malam itu? Aku bersedia berdiri di sisimu, asalkan kau bersedia menjadi tunangan palsuku.” “Kau tahu? Mulut manusia adalah benda paling busuk di dunia.” Serena juga tahu. Karena di kehidupan pertamanya, dia pun tertipu oleh hasutan teman baiknya, Lili. Yang ternyat
Serena berjalan menelusuri lantai tertinggi. Melalui bantuan kartu hitam milik Roderick, dia mendapatkan tempat duduk pelanggan istimewa. Alhasil, gadis itu kini duduk nyaman di kursi mewah sendirian. Pemandu lelang, mulai berbicara memperkenalkan benda-benda aneh yang ternyata diminati banyak orang. Serena tersedak air liurnya. Terbelalak kaget saat sebuah lukisan jelek berisi orang telanjang, terjual dengan harga ratusan ribu euro.“Untuk apa dia membeli benda jelek seperti itu? Membuang-buang uang.” Protesnya. Uang sakunya selama sebulan, sama dengan harga lukisan jelek tersebut.Serena menikmati sesi lelang dengan sabar. Cukup lama untuk menuju babak terakhir. Dan akhirnya, sesuatu yang dia tunggu akhirnya muncul. Seorang budak perempuan. Benda yang dimaksud Serena ialah gadis tersebut. Berasal dari wilayah timur yang terkenal dengan herbal. Anak ini berkaitan dengan budak di penjara nomor 500. Tadi, dia berkata pada Zachery bahwa anak itu mungkin bisa menyembuhkan racun di t
“Nona!” Iris berlari mendekat setelah melihat sosok majikan dari kejauhan. Gadis itu cemas karena nonanya kembali terlambat. “Anda baik-baik saja, 'kan?”Serena mengangguk, “Aku baik-baik saja.” Lalu menarik gadis muda yang dia beri nama Eve. “Mulai sekarang, dia akan membantu Iris untuk mengurus hal pribadiku. Saat pulang, jangan bahas kunjungan kita ke sini. Aku akan berkata membawa Eve dari jalanan karena kasihan.” Iris menatap bergiliran antara Serena ke gadis muda berusia 16 tahunan bernama, Eve, ya? Iris pusing, baru berapa jam nona keluar, dan ternyata sudah membawa anggota baru? Serena sudah menduga Iris akan mengeluarkan omelan kereta api. Jadi segera menarik lengan Iris, “Mari masuk dulu ke dalam mobil. Pergi ke salon untuk mengurus Eve, setelahnya mampir ke mall membeli pakaian!”“Nona! Anda tidak bisa membawa orang baru atau Nyonya akan marah!” Iris bersikeras menolak masuk ke mobil. Masih berusaha menghentikan Serena dari membawa anggota baru. “Anda bisa memberinya uang
Dini hari, Serena bangun pagi-pagi sekali untuk bisa bertemu Roderick sebelum pria itu pergi ke kantor. Ia sudah berpakaian rapi dengan gaun merah sederhana. Surai hitam panjangnya dikepang menggunakan pita. “Kakak!” Serena melambaikan tangannya bersemangat. “Kakak ingin berangkat ke kantor sekarang?” Roderick berhenti berjalan dan menoleh pada Serena. Pria itu kemudian lantas berjalan mendekati Serena dan membelai kepala sang adik. Suaranya yang biasanya dingin bertanya, “Kenapa sudah bangun? Ini masih jam enam pagi.” Serena meringis “Aku ingin ikut kakak pergi ke kantor!”Sekretaris Roderick tampak kesal. Serena bisa menangkap raut wajahnya yang begitu enggan. Sepertinya, dia juga harus menaklukan sekretaris kakaknya itu. Karena di masa depan, sekretaris tersebut sangat setia pada Roderick. Serena perlu mendekatinya. Sebab, dia sekarang masih memerlukan paha emas sang kakak. Gadis itu tertunduk, terlihat sedih, “Aku tidak akan mengganggu.” Bisiknya pelan. “Rumah terlalu sepi.”
“Adegan khusus apa?” “Hanya adegan berpelukan biasa?” Serena membeo polos. Bingung mengapa respon Roderick terlalu berlebihan. “Kakak memikirkan sesuatu yang lain?” Roderick terbatuk. Sekarang pria itu tampak lebih santai. Meski begitu, masih ada kekesalan pada suaranya, “Apakah wajib?” “Tentu saja wajib!” pekik Serena setengah melotot. “Hanya dengan cara ini, ibu pasti akan marah besar jika tahu bahwa aku berpelukan dengan Zac.” “Lalu ayah, dia pasti akan berpikir untuk mempertimbangkan. Antara Zac atau Tuan Gerk.” Serena berkata percaya diri. “Bagaimana pun juga, Zac tetaplah pewaris sah sesuai aturan. Minusnya, Zac terkenal bermain-main. Sehingga masa depannya belum jelas. Tapi, bagaimana jika Zac lebih serius sebagai pewaris? Di tambah hubunganku dan Zac terlihat mesra. Ayah akan berpikir bahwa Zac bisa lebih mudah dikendalikan melalui aku.” Roderick berpikir rencana Serena memang masuk akal. Potensi keberhasilan juga lebih tinggi. Meski tidak bisa merubah sepenuhnya keputus
Semenjak ikut Roderick ke kantor, Serena di hari-hari berikutnya pun terus-menerus berkunjung. Entah untuk tidur di sofa ruang kerja kakaknya, atau berbicara dengan Varrel. Ah, mungkin lebih tepat jika disebut berkelahi. Selama satu minggu, Serena sering beradu mulut bersama Varrel. Namun, secara ajaib keduanya tampak lebih akur. Varrel pun sedikit lebih santai terhadap Serena untuk sekarang. “Hei, sekretaris! Belikan sesuatu yang manis untukku!” Seru perempuan bergaun biru dari saluran telefon. “Harus sekarang!” Varrel membanting telefon, kemudian pergi ke luar untuk membeli dessert manis. Jumlahnya cukup banyak karena nona muda kecilnya adalah gudang makanan dengan lambung karet. Lalu Serena sibuk duduk di kursi kerja Roderick. Bersantai dan menikmati hidup damainya, “Inilah gambaran hidup surgawi seorang gadis apabila menikahi bos besar.” Gadis itu menunggu di sana sebentar, lalu berpindah ke kursi roda lagi. Bermonolog, “Ketika pertunangan berhasil dibatalkan, kehidupanku be
“Aku baru tahu kalian sangat dekat?” Serena terdiam takut, meskipun dia merasa tidak bersalah sama sekali. Namun dia terlanjur menundukkan kepala, bahkan Varrel juga ikut menundukkan kepala. Mereka berdua sekarang tampak seolah tertangkap basah sedang berselingkuh. “Lidah kalian tertelan?” Roderick menandas kejam. Pupil merahnya belum terlihat santai. Apalagi saat memandang Varrel. Mengapa tiba-tiba dia merasa bahwa sekretarisnya adalah pria busuk?Serena terbatuk kecil, pura-pura tersedak dan memukul dadanya. “Kakak, tenggorokanku tersedak sisa macaron!” Roderick berhenti bersikap jahat, lantas berjalan cepat dengan langkah stabil. Kakinya yang panjang membuat pria itu berhasil mendekat dalam waktu singkat. “Berhenti memukul dadamu,” peringatnya, lalu menarik pergelangan tipis Serena. Roderick melirik tajam ke arah Varrel, berseru jengkel, “Kenapa kau masih diam di sana? Ambilkan air putih!”Varrel bergegas mengambilkan air putih, kemudian pamit undur diri. Merasa senang karena