Beranda / Fiksi Sejarah / Keris Darah Candramaya / 38. Cemeti Samber Gledhek

Share

38. Cemeti Samber Gledhek

"Kamu harus mengatakan segalanya kepada gadis itu, bahwa kamu di jebak dan di salahkan. Sebelum dia tahu dari orang lain," ujar Baladewa. Dia selalu mengingatkannya.

Ranu Baya terduduk lesu, dia tidak bisa berbuat apa-apa, selama belahan jiwanya berada di dalam cengkraman Adi Wijaya. Walaupun Asri Kemuning adalah putri kandungnya, tua bangka itu lebih mencintai tahtanya. "Apa yang bisa ku jelaskan? Aku sendiri tidak tahu siapa pelakunya. Di sisi lain aku menghawatirkan istriku," ujarnya.

Brakkk!

Tiba- tiba Darma menggebrak meja dia sangat bersemangat lalu berkata, "Kalau begitu, selamatkan Tuan Putri Asri Kemuning terlebih dahulu."

Entah sejak kapan orang itu duduk di sebelah Baladewa.

Ranu Baya mengelus dadanya dan wajahnya menegang, dia terkejut.

Baladewa juga terkejut, hingga dia terlonjak dari duduknya. Dengan geram dia berkata, "Kebiasaan ya kamu!" ujarnya sambil menonyor kepala adiknya.

Darma hanya cengengesan. Sedangkan Baladewa melotot horor.

Ranu Baya tersenyum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status