Rumah besar itu terlihat sepi. Tidak ada suara apa-apa bahkan desau angin sekalipun.Seperti biasa setiap kali kembali ke rumah ini Audry selalu merasa lesu. Energinya seakan ditarik jauh-jauh dari tubuhnya.Audry turun dari mobil. Ia mengerutkan dahi saat melihat supir Jeff baru saja keluar dari pos jaga sekuriti di sisi pagar. Audry lalu menghampirinya.“Pak Jeff mana, Pak?” tanyanya karena tidak melihat mobil Jeff di depan rumah, sedangkan sang supir berada di sana.“Saya pulang duluan, Bu Audry,” jawab laki-laki itu.“Kenapa? Bapak lagi nggak enak badan?”“Saya sehat, Bu, tapi tadi Pak Jeff menyuruh saya pulang karena katanya ada meeting penting. Katanya malam baru selesai.”“Tapi biasanya Bapak kan juga ikut,” tukas Audry heran. Seingatnya ke manapun Jeff pergi lelaki itu tidak pernah ketinggalan membawa supirnya.”Biasanya memang begitu, Bu. Tapi tadi Pak Jeff menyuruh saya pulang dan istirahat.””Oh begitu ya, Pak.” Audry tersenyum sekilas lalu masuk ke dalam rumah.Di sela-sel
Jeff tertegun beberapa detik sebelum menerima telepon dari Audry."Halo!""Pi, kamu di mana?"Bukannya menjawab pertanyaan istrinya lelaki itu malah balik bertanya."Memangnya kenapa?""Mama datang ke rumah dan ingin bertemu denganmu.""Untuk apa Mama bertemu denganku?""Aku nggak tahu, makanya kamu pulang dulu. Jangan la-"Jeff langsung memutus panggilan sebelum Audry selesai dengan ucapannya."Bu Audry bilang apa, Pak?" tanya Nora saat Jeff mengembalikan ponsel."Saya harus pulang sekarang," kata Jeff memberitahu lalu keluar dari kamar Nora."Katanya tadi Bapak mau menginap di sini," kejar Nora mengikuti Jeff."Kapan saya bilang begitu?"Jeff memang belum menyetujuinya tapi Nora menganggap bahwa laki-laki itu setuju.Nora menggigit bibir ketika Jeff memasang lagi kancing bajunya yang terbuka lalu bersiap-siap untuk pergi."Saya pergi," pamit Jeff sebelum melangkah keluar.Sebelum laki-laki itu benar-benar menghilang dari pandangan Nora menangkap lengan Jeff hingga menoleh padanya."
Dypta menyimpan ponselnya di saku setelah menerima telepon dari Audry."El, gue balik dulu," pamitnya pada Ello."Buru-buru amat, baru juga datang. Lo mau kerja? Santai, Man, lo kan bosnya.""Gue ada urusan, besok kita ngobrol lagi." Dypta menepuk pelan pundak Ello sebelum pergi.Keluar dari Exotic, Dypta langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia harus bertemu dengan Audry secepatnya dan menenangkan perempuan itu. Dypta tahu Audry begitu rapuh dan sangat membutuhkannya.Decit rem terdengar setelah pedalnya ditekan dengan mendadak. Dypta menepi setelah melihat Audry duduk di pinggir trotoar. Dypta cepat turun dari mobil.Melihat lelaki yang ditunggunya datang, Audry langsung berdiri dan menyembunyikan diri di pelukan Dypta. Ia menumpahkan air matanya di dada laki-laki itu.Dypta tidak bicara banyak. Tapi kalimat yang meluncur dari bibirnya membuat Audry begitu nyaman."Jangan takut, ada aku. Nggak akan ada lagi yang bisa menyakitimu."Dypta membawa Audry ke mobil, memasa
Irama napas keduanya saling berkejaran. Pagutan tubuh mereka semakin lekat.Air yang merendam tubuh Dypta dan Audry memang hangat, namun percintaan keduanya jauh lebih panas.Di saat Audry dan Dypta sama-sama larut dalam gelora, Jeff juga terbakar oleh kekhawatiran.Sudah sejak tadi Audry pergi dan hingga selarut ini masih belum kembali."Gimana, Dan?" tanyanya pada Dana begitu supirnya itu turun dari mobil. Tadi Jeff menyuruhnya mencari Audry."Bu Audry tidak ada, Pak, saya sudah cari ke mana-mana.""Kalau tidak ada kenapa pulang? Saya kan sudah bilang, jangan pulang tanpa majikan kamu!" bentak Jeff murka."Tapi, Pak, saya harus cari Bu Audry ke mana lagi?" tanya Dana kebingungan."Kalau saya tahu saya tidak akan menyuruh kamu!""Baik, Pak, saya akan cari lagi Bu Audry," ucap Dana pasrah. Jeff mengisap rokok sambil mondar-mandir di beranda. Ia tidak menduga kalau Audry benar-benar berani meninggalkan rumah.Jeff mengambil ponselnya lalu menghubungi Inggrid. Tapi tidak dijawab. Mungk
Itulah awal mula pertemuan Jeff dan Audry. Saat itu juga Jeff langsung menyukai Audry. Laki-laki itu jatuh cinta pada pandangan pertama pada wanita yang datang dari dunia lain kehidupannya.Selama ini Jeff yang gagah, kaya dan parlente selalu dikelilingi para wanita cantik, modis dan bependidikan tinggi. Begitu kontras dengan Audry yang baru pertama ini dilihatnya.“Bapakmu ada?” tanya Bayu pada Audry dengan gaya khas penagih utang.“Bapak sedang sakit, Pak.”Bayu jelas tidak percaya. Paling itu hanyalah akal-akalan saja. “Setiap ditagih ada saja alasannya. Panggilkan dia sekarang!”“Ba-baik, Pak,” jawab Audry terbata-bata mendengar suara keras Bayu membentaknya.Audry masuk ke dalam, lalu selang beberapa menit kemudian ia muncul dengan seorang pria dan wanita paruh baya. Pria itu terbatuk-batuk, napasnya sesak, begitu pun dengan bahunya yang naik turun.“Apa Bapak mencari saya?” tanya Harlan sambil terbatuk-batuk.“Tidak salah lagi. Aku ke sini menagih utangmu yang sudah menunggak b
Dypta mengajak Jeff duduk di kursi beranda.Jeff yang terlihat kacau membuat Dypta jadi bertanya di dalam hatinya, apa Jeff benar mengkhawatirkan Audry? "Gimana ceritanya Tante bisa pergi, Om?" Dypta mulai serius sambil memindai wajah Jeff. Kumis dan jenggot pria itu tampak kasar dan tumbuh tidak beraturan. Tampaknya Jeff belum bercukur. Kepergian Audry membuatnya kalang kabut.Jeff mengembuskan napas berat, lalu menjentikkan abu rokoknya ke asbak."Om dan tante bertengkar. Ya ... biasalah, yang namanya perempuan dikit-dikit ngambek," terang Jeff ringan seakan yang dilakukannya pada Audry bukanlah sesuatu yang besar."Aku ngerti maksud, Om. Tapi tante nggak akan pergi dari rumah kalau nggak ada yang membuatnya sakit.""Ya, Om yang salah. Kemarin Om menampar dia karena emosi." Jeff terpaksa mengaku karena menurutnya Dypta bisa dipercaya."Astaga, Om! Kenapa Om lakukan itu? Apa Om lupa kalau tante sedang mengandung? Perbuatan Om itu bisa membahayakan tante dan kandungannya," ucap Dypt
Audry terloncat dari tempat duduknya ketika mendengar suara pintu dibuka bersamaan dengan langkah kaki yang terdengar mendekat.Audry meremas ujung bajunya ketakutan. Sementara degupan di dadanya mulai tak terkendali. Ia sungguh sangat takut.“Jangan-jangan Jeff,” desisnya pelan sambil memejamkan mata.”Ry, kamu kenapa?”Suara itu terdengar lembut dan pelan. Bukan dalam dan berat. Membuat Audry kembali membuka mata.”Kamu, Dyp …,” gumamnya pelan. Merasa lega mengetahui jika yang datang adalah Dypta, bukan Jeff. Audry menjadi sangat paranoid. Ketakutan kalau Jeff akan menemukannya selalu menghantui. Bahkan hanya dengan mendengar pintu dibuka ia sudah merinding. Khawatir jika yang datang adalah Jeff.Dypta mengulas segaris senyum tipis di bibirnya. Ia paham apa yang dirasakan Audry. “Nggak usah takut, Om Jeff nggak mungkin kepikiran buat datang ke sini. Dia percaya sama aku, Ry.”“Tapi kita tetap harus jaga-jaga.””Iya, Ry, kamu benar. Aku lagi mikirin tempat buat nyimpan kamu di mana.”
Setelah memasukkan kalung yang ditemukannya ke dalam saku, Jeff meneruskan langkahnya ke kamar mandi.Sementara itu Audry masih bersembunyi di balik kitchen bar.Audry tidak tahu siapa yang datang, tapi ia tahu ada seseorang yang masuk ke kamar mandi.Siapapun yang ada di sana Audry harap orang itu bukan Jeff. Audry lebih suka jika yang berada di sana saat ini adalah makhluk jadi-jadian atau siluman apa. Karena menurut Audry Jeff lebih mengerikan dari mereka semua.Selesai buang air, Jeff keluar. Matanya mengedari ruangan memindai tempatnya berada sekarang. Ia mengagumi selera Dypta dalam pemilihan interior serta furniture-nya.Dypta yang sedang duduk sendiri di sofa ruang tamu memutuskan menyusul ke belakang karena Jeff belum juga menampakkan batang hidungnya. Ia khawatir jangan-jangan Jeff iseng memeriksa ruang belakang lalu menemukan Audry.Jeff sudah keluar dari kamar mandi saat Dypta berpapasan dengannya. "Mau ke kamar mandi juga, Dyp?" tanya Jeff lantaran Dypta menyusulnya."Ng