Share

Bab 884

Author: Daun Jahe
Ponsel Jerry berdering. “Kak Jody!”

Panggilan video disambungkan. Jerry menyerahkan ponsel kepada Javier. “Ayah, Kak Jody dan Kakek Buyut ingin bicara sama Ayah!”

Javier mengambil ponsel. Di dalamnya berisi ucapan selamat dari Jody dan Berwin. Claire melihat ke sisi kamera. “Jody.”

Setelah Jody yang berwajah dingin melihat wajah ibunya, dia pun spontan tersenyum hangat. “Ibu, aku merindukan kalian.”

“Ayah, Ibu, dan adik-adik tunggu kepulanganmu di saat liburan nanti. Apa kamu mendengar ucapan Kakek Buyut?”

Jody mengangguk. “Dengar.”

Javier merangkul pundak Claire, lalu melihat orang di dalam layar. “Jaga dirimu dengan baik. Jangan sampai jatuh sakit.”

Ketika mendapat perhatian dari sang ayah, Jody memang tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Hanya saja, dia telah merasakannya. “Iya, cerewet.”

Jody menyerahkan panggilan ke diri Berwin. Berwin pun berbincang-bincang beberapa saat, lalu mengakhiri panggilan.

Pesta dimulai. Para tamu di kapal pesiar menikmati pemandangan malam yang gemerlap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
hahaha candice2 km ada2 aja sih kelakuannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 885

    Cherry mencoba untuk membayangkan gambaran itu. Dia pun tertawa terbahak-bahak.Cahya dan yang lain mendengar suara tawa. Seorang anak orang kaya tidak pernah bertemu dengan Cherry sebelumnya. Dia pun bertanya, “Siapa wanita di samping istrinya Tuan Javier? Sepertinya aku tidak pernah melihatnya dulu?”Hans berdeham. “Dia adalah putri dari Keluarga Martini.”“Ah, dia itu anak Keluarga Martini?”“Bukankah sebelumnya ada kabar dia membunuh ….” Belum sempat si lelaki menyelesaikan omongannya, Hans menyenggol si lelaki mengisyaratkannya untuk tidak melanjutkan omongannya.Hans melihat ke sisi Cahya. Cahya sedang menunduk sembari menggoyangkan gelas anggurnya. Memang tidak terlihat perubahan ekspresi apa-apa di wajahnya, tetapi saat mengungkit masalah Cherry membunuh, raut wajahnya terlihat masam.Liliana pergi bersulang dengan Claire. Mereka berdua mengobrol beberapa saat, kemudian tampak kedatangan Gina bersama Andreas dan Jules.Claire juga tidak menyangka Andreas akan datang bersama Gin

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 886

    “Benarkah? Sayang sekali.” Zefri menghabiskan minumannya.Andreas menepuk-nepuk pundaknya, lalu mendekatinya. “Kalau tidak, bisa jadi Bu Ester telah menjadi istriku.”Zefri tidak berbicara. Hanya terlihat kerutan di keningnya.Claire dan Javier hanya menyaksikan dari sebelah. Claire berbisik di telinga Javier, “Kamu yang undang Pak Andreas ke sini?”Claire hanya mengundang Bu Gina saja. Tidak mungkin Bu Gina akan mengajak Pak Andreas untuk menghadiri acara pesta ulang tahun Javier.“Bukan.”Claire merasa bingung. “Dia datang tanpa diundang?”Javier melengkungkan ujung bibirnya ke atas. “Dia itu tidak tahu malu. Wajar kalau dia datang tanpa diundang.”Sepertinya Andreas datang untuk menitipkan Jules kepadanya. Javier kepikiran sesuatu, lalu meletakkan gelas alkoholnya. “Ada yang ingin aku katakan.”Claire tertegun sejenak. “Urusan apa?”Javier menutupi bagian punggung Claire dengan rambut panjangnya. “Dia ingin menitipkan Jules di rumah kita. Bagaimana menurutmu?”Jujur saja, Claire mer

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 887

    Claire menjulurkan tangan kanannya, lalu mengangguk dengan menangis gembira. “Emm, aku bersedia!”Javier memeluk Claire, lalu mengecup bibirnya.Cahya dan Cherry spontan menutup mata kedua anak. Gina dan Liliana juga tersenyum gembira. Zefri dan yang lain juga bertepuk tangan untuk memberi doa restu.Kapal pesiar mulai berlayar di laut. Di dekat tangga di lantai dua kapal pesiar yang agak sepi itu, terdapat dua orang sedang berdiri di sana. Andreas menyulut sebatang rokok sambil memandang ke pelabuhan yang jauh. “Sepertinya kamu sudah memutuskan untuk menjalani kehidupan dengan Zefri.”Ester mengenakan selendang sutra sambil berdiri di tempat yang gelap. Cahaya lampu hanya menerangi setengah tubuhnya saja. “Iya, Zefri tahu tentang hubungan kita. Sudah tidak ada yang janggal di antara kita.”Andreas mengangkat kepala mengembuskan napasnya, lalu tersenyum. “Benarkah? Bagus kalau begitu.”“Waktu itu kamu sengaja mendekatiku, bukan karena menyukaiku.” Ester membalikkan tubuhnya membelakan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 888

    Candice terdiam. Sebentar! Candice baru merespons. “Kakak ipar? Maksudmu, calonnya Kak Cahya?”“Jadi?”Candice merasa terkejut. Kedua matanya spontan berkilauan. “Kak Cahya dan Cherry?”Mereka berdua mencondongkan kepala mereka dengan perlahan. Cherry dan Cahya berdiri di ujung koridor. Mereka sedang memandang pemandangan malam di luar sana.“Kenapa kamu nggak bersama mereka? Di bawah seharusnya ramai sekali.”Cherry memalingkan kepala untuk melihat Cahya. Di dalam kegelapan, Cahya yang mengenakan jas putih itu kelihatan sangatlah tampan.Cahya mengalihkan pandangannya, lalu bersandar di dinding. “Kalau ke bawah, aku bakal disuruh minum.”Ternyata Cahya bisa di sini karena tidak ingin minum!Ujung bibir Cherry melengkung ke atas. “Tuan Cahya seharusnya jago minum, ‘kan?”Cahya memalingkan kepalanya. “Kata siapa?”Cherry melipat kedua tangannya sembari tersenyum. “Aku nggak pernah lihat Tuan Cahya mabuk.”Cahya melonggarkan dasinya, lalu kembali tersenyum. “Kalau aku bilang sekarang ak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 889

    Candice melihat Claire dengan menarik napas dalam-dalam. Dia menahan rasa sakit di hati, lalu mengangguk. “Oke.”Candice yakin. Seandainya mereka berdua bisa berciuman malam ini, semua itu pasti inisiatif Kak Cahya!Entah karena pemandangan malam ini terlalu indah atau alkohol telah memabukkan mereka, kedua bibir semakin mendekat. Tetiba Cahya bagai dibangunkan oleh akal sehatnya. Dia pun berhenti.Saat Cahya hendak mundur, Cherry menarik dasinya, lalu menempelkan bibirnya di atas bibir si lelaki.Cahya menatapnya. Belum sempat Cahya merespons, Cherry pun menunjukkan senyuman gembira. “Tuan Cahya yang menggodaku duluan. Aku tidak bisa menahan diri, makanya aku menciummu. Mohon maafkan aku, Tuan Cahya.”Cherry tersenyum, lalu membalikkan tubuhnya dan melarikan diri.Candice pun terbengong di tempat. Ternyata bukan Cahya yang mengambil inisiatif, Kak Cahya-nya malah dipermainkan oleh Cherry.Semuanya sungguh tidak masuk akal!Claire menepuk-nepuk pundaknya. “Aku sudah lama mengenal Cherr

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 890

    “Jadi?”“Aku kira kamu terlalu gembira sampai nggak bisa tidur.”Tangan Cherry yang memegang peralatan makan pun berhenti. Dia menatap Claire dengan terbengong. “Kenapa aku mesti gembira?”Claire tersenyum lebar. “Semalam aku sama Candice taruhan. Candice kirim uang satu juta buat aku.”Cherry masih merasa bingung. “Taruhan apa?”Jerry meminum jus jagungnya. “Ibu dan Ibu Angkat taruhan siapa yang akan duluan ciuman di antara Tante dengan Ayah Angkat. Ibuku taruhan Tante Cherry akan duluan mencium Ayah Cahya.”Suasana seketika menjadi canggung. Wajah Cherry seketika menjadi merona. “Kalian ….”Claire juga merasa kaget. Dia menatap Jerry. “Dasar, gimana kamu bisa tahu?”Jerry mengunyah makanannya, lalu berkata, “Semalam Ibu Candice ngomel-ngomel di kamar kita.”Ternyata! Candice memang tidak bisa menjaga rahasia!Cherry ingin sekali bersembunyi saat ini. Kenapa dia malah dipergoki?Cherry masih tidak tahu bagaimana menghadapi Cahya. Semalam dia sungguh tidak sanggup menahan nafsunya!“Ay

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 891

    Cherry langsung mengalihkan pandangannya. Dia melihat ke luar jendela. “Apa yang ingin kamu katakan?”Cahya baru teringat bahwa ucapannya dipotong oleh Cherry. “Aku ingin bertanya masalah semalam? Kenapa kamu … uhuk … kenapa bisa begitu?”Cahya tidak tahu bagaimana mengutarakannya. Hanya saja, dia tidak merasa risi dengan ciuman semalam. Dia merasa sangat gembira.Cherry menutup bibirnya dengan erat. Setelah terdiam beberapa saat, dia memegang cangkir tehnya. “Kamu ingin dengar?”Cahya menatap Cherry.Cherry menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum untuk menyembunyikan rasa canggungnya. “Semalam … aku … sepertinya aku sudah gila. Aku nggak bisa menahan diriku. Tentu saja, seandainya aku telah membuatmu merasa terbebani, anggap saja nggak pernah terjadi apa-apa.”Ketika Claire menguping ucapan itu, keningnya spontan berkerut. Padahal semalam nyalinya begitu besar, kenapa hari ini dia malah begitu penakut?Javier meletakkan sepotong daging ke atas piring Claire. “Sepertinya aku akan men

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 892

    Mana mungkin Cherry benar-benar mengharapkannya? Apa Cahya juga memiliki maksud lain terhadapnya?Beberapa saat kemudian, Cahya meletakkan cangkir teh ke depan bibirnya. Dia mengangkat kepala untuk melihat Cherry. “Semalam aku memang … kepikiran untuk menciummu.”Cherry merasa sangat syok. Dia pun berusaha menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kamu mabuk, ‘kan?”“Bukan.” Beberapa saat kemudian. Cahya berkata, “Aku sangat sadar.”Cherry spontan terbengong di tempat. Dia curiga bahwa dirinya salah dengar. Cahya ingin menciumnya bukan karena sedang mabuk, melainkan karena sangat sadar.Ucapan Cherry semalam, bukannya ….Betapa inginnya dia bersembunyi saat ini!Pada akhirnya, kapal pesiar baru kembali ke Pelabuhan Lazen. Candice dan sekelompok orang berjalan menuruni kapal pesiar. Wajahnya tidak sebengkak sebelumnya lagi. Hanya saja, meski dia mengenakan masker, masih bisa terlihat bengkak di bagian matanya.Louis mengenakan topi di atas kepalanya. Candice pun terkejut. Saat dia memalingkan

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2760

    Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2759

    Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status