Ponsel Jerry berdering. โKak Jody!โPanggilan video disambungkan. Jerry menyerahkan ponsel kepada Javier. โAyah, Kak Jody dan Kakek Buyut ingin bicara sama Ayah!โJavier mengambil ponsel. Di dalamnya berisi ucapan selamat dari Jody dan Berwin. Claire melihat ke sisi kamera. โJody.โSetelah Jody yang berwajah dingin melihat wajah ibunya, dia pun spontan tersenyum hangat. โIbu, aku merindukan kalian.โโAyah, Ibu, dan adik-adik tunggu kepulanganmu di saat liburan nanti. Apa kamu mendengar ucapan Kakek Buyut?โJody mengangguk. โDengar.โJavier merangkul pundak Claire, lalu melihat orang di dalam layar. โJaga dirimu dengan baik. Jangan sampai jatuh sakit.โKetika mendapat perhatian dari sang ayah, Jody memang tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Hanya saja, dia telah merasakannya. โIya, cerewet.โJody menyerahkan panggilan ke diri Berwin. Berwin pun berbincang-bincang beberapa saat, lalu mengakhiri panggilan.Pesta dimulai. Para tamu di kapal pesiar menikmati pemandangan malam yang gemerlap
Cherry mencoba untuk membayangkan gambaran itu. Dia pun tertawa terbahak-bahak.Cahya dan yang lain mendengar suara tawa. Seorang anak orang kaya tidak pernah bertemu dengan Cherry sebelumnya. Dia pun bertanya, โSiapa wanita di samping istrinya Tuan Javier? Sepertinya aku tidak pernah melihatnya dulu?โHans berdeham. โDia adalah putri dari Keluarga Martini.โโAh, dia itu anak Keluarga Martini?โโBukankah sebelumnya ada kabar dia membunuh โฆ.โ Belum sempat si lelaki menyelesaikan omongannya, Hans menyenggol si lelaki mengisyaratkannya untuk tidak melanjutkan omongannya.Hans melihat ke sisi Cahya. Cahya sedang menunduk sembari menggoyangkan gelas anggurnya. Memang tidak terlihat perubahan ekspresi apa-apa di wajahnya, tetapi saat mengungkit masalah Cherry membunuh, raut wajahnya terlihat masam.Liliana pergi bersulang dengan Claire. Mereka berdua mengobrol beberapa saat, kemudian tampak kedatangan Gina bersama Andreas dan Jules.Claire juga tidak menyangka Andreas akan datang bersama Gin
โBenarkah? Sayang sekali.โ Zefri menghabiskan minumannya.Andreas menepuk-nepuk pundaknya, lalu mendekatinya. โKalau tidak, bisa jadi Bu Ester telah menjadi istriku.โZefri tidak berbicara. Hanya terlihat kerutan di keningnya.Claire dan Javier hanya menyaksikan dari sebelah. Claire berbisik di telinga Javier, โKamu yang undang Pak Andreas ke sini?โClaire hanya mengundang Bu Gina saja. Tidak mungkin Bu Gina akan mengajak Pak Andreas untuk menghadiri acara pesta ulang tahun Javier.โBukan.โClaire merasa bingung. โDia datang tanpa diundang?โJavier melengkungkan ujung bibirnya ke atas. โDia itu tidak tahu malu. Wajar kalau dia datang tanpa diundang.โSepertinya Andreas datang untuk menitipkan Jules kepadanya. Javier kepikiran sesuatu, lalu meletakkan gelas alkoholnya. โAda yang ingin aku katakan.โClaire tertegun sejenak. โUrusan apa?โJavier menutupi bagian punggung Claire dengan rambut panjangnya. โDia ingin menitipkan Jules di rumah kita. Bagaimana menurutmu?โJujur saja, Claire mer
Claire menjulurkan tangan kanannya, lalu mengangguk dengan menangis gembira. โEmm, aku bersedia!โJavier memeluk Claire, lalu mengecup bibirnya.Cahya dan Cherry spontan menutup mata kedua anak. Gina dan Liliana juga tersenyum gembira. Zefri dan yang lain juga bertepuk tangan untuk memberi doa restu.Kapal pesiar mulai berlayar di laut. Di dekat tangga di lantai dua kapal pesiar yang agak sepi itu, terdapat dua orang sedang berdiri di sana. Andreas menyulut sebatang rokok sambil memandang ke pelabuhan yang jauh. โSepertinya kamu sudah memutuskan untuk menjalani kehidupan dengan Zefri.โEster mengenakan selendang sutra sambil berdiri di tempat yang gelap. Cahaya lampu hanya menerangi setengah tubuhnya saja. โIya, Zefri tahu tentang hubungan kita. Sudah tidak ada yang janggal di antara kita.โAndreas mengangkat kepala mengembuskan napasnya, lalu tersenyum. โBenarkah? Bagus kalau begitu.โโWaktu itu kamu sengaja mendekatiku, bukan karena menyukaiku.โ Ester membalikkan tubuhnya membelakan
Candice terdiam. Sebentar! Candice baru merespons. โKakak ipar? Maksudmu, calonnya Kak Cahya?โโJadi?โCandice merasa terkejut. Kedua matanya spontan berkilauan. โKak Cahya dan Cherry?โMereka berdua mencondongkan kepala mereka dengan perlahan. Cherry dan Cahya berdiri di ujung koridor. Mereka sedang memandang pemandangan malam di luar sana.โKenapa kamu nggak bersama mereka? Di bawah seharusnya ramai sekali.โCherry memalingkan kepala untuk melihat Cahya. Di dalam kegelapan, Cahya yang mengenakan jas putih itu kelihatan sangatlah tampan.Cahya mengalihkan pandangannya, lalu bersandar di dinding. โKalau ke bawah, aku bakal disuruh minum.โTernyata Cahya bisa di sini karena tidak ingin minum!Ujung bibir Cherry melengkung ke atas. โTuan Cahya seharusnya jago minum, โkan?โCahya memalingkan kepalanya. โKata siapa?โCherry melipat kedua tangannya sembari tersenyum. โAku nggak pernah lihat Tuan Cahya mabuk.โCahya melonggarkan dasinya, lalu kembali tersenyum. โKalau aku bilang sekarang ak
Candice melihat Claire dengan menarik napas dalam-dalam. Dia menahan rasa sakit di hati, lalu mengangguk. โOke.โCandice yakin. Seandainya mereka berdua bisa berciuman malam ini, semua itu pasti inisiatif Kak Cahya!Entah karena pemandangan malam ini terlalu indah atau alkohol telah memabukkan mereka, kedua bibir semakin mendekat. Tetiba Cahya bagai dibangunkan oleh akal sehatnya. Dia pun berhenti.Saat Cahya hendak mundur, Cherry menarik dasinya, lalu menempelkan bibirnya di atas bibir si lelaki.Cahya menatapnya. Belum sempat Cahya merespons, Cherry pun menunjukkan senyuman gembira. โTuan Cahya yang menggodaku duluan. Aku tidak bisa menahan diri, makanya aku menciummu. Mohon maafkan aku, Tuan Cahya.โCherry tersenyum, lalu membalikkan tubuhnya dan melarikan diri.Candice pun terbengong di tempat. Ternyata bukan Cahya yang mengambil inisiatif, Kak Cahya-nya malah dipermainkan oleh Cherry.Semuanya sungguh tidak masuk akal!Claire menepuk-nepuk pundaknya. โAku sudah lama mengenal Cherr
โJadi?โโAku kira kamu terlalu gembira sampai nggak bisa tidur.โTangan Cherry yang memegang peralatan makan pun berhenti. Dia menatap Claire dengan terbengong. โKenapa aku mesti gembira?โClaire tersenyum lebar. โSemalam aku sama Candice taruhan. Candice kirim uang satu juta buat aku.โCherry masih merasa bingung. โTaruhan apa?โJerry meminum jus jagungnya. โIbu dan Ibu Angkat taruhan siapa yang akan duluan ciuman di antara Tante dengan Ayah Angkat. Ibuku taruhan Tante Cherry akan duluan mencium Ayah Cahya.โSuasana seketika menjadi canggung. Wajah Cherry seketika menjadi merona. โKalian โฆ.โClaire juga merasa kaget. Dia menatap Jerry. โDasar, gimana kamu bisa tahu?โJerry mengunyah makanannya, lalu berkata, โSemalam Ibu Candice ngomel-ngomel di kamar kita.โTernyata! Candice memang tidak bisa menjaga rahasia!Cherry ingin sekali bersembunyi saat ini. Kenapa dia malah dipergoki?Cherry masih tidak tahu bagaimana menghadapi Cahya. Semalam dia sungguh tidak sanggup menahan nafsunya!โAy
Cherry langsung mengalihkan pandangannya. Dia melihat ke luar jendela. โApa yang ingin kamu katakan?โCahya baru teringat bahwa ucapannya dipotong oleh Cherry. โAku ingin bertanya masalah semalam? Kenapa kamu โฆ uhuk โฆ kenapa bisa begitu?โCahya tidak tahu bagaimana mengutarakannya. Hanya saja, dia tidak merasa risi dengan ciuman semalam. Dia merasa sangat gembira.Cherry menutup bibirnya dengan erat. Setelah terdiam beberapa saat, dia memegang cangkir tehnya. โKamu ingin dengar?โCahya menatap Cherry.Cherry menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum untuk menyembunyikan rasa canggungnya. โSemalam โฆ aku โฆ sepertinya aku sudah gila. Aku nggak bisa menahan diriku. Tentu saja, seandainya aku telah membuatmu merasa terbebani, anggap saja nggak pernah terjadi apa-apa.โKetika Claire menguping ucapan itu, keningnya spontan berkerut. Padahal semalam nyalinya begitu besar, kenapa hari ini dia malah begitu penakut?Javier meletakkan sepotong daging ke atas piring Claire. โSepertinya aku akan men
โOh, ya, di mana Kak Ariel?โ tanya Bastian.Jodhiva membalas, โDia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.โUsai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. โOrang yang sudah punya istri memang berbeda.โโKamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.โ Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. โHei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.โClaire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. โSudah selesai mengenang masa lalu?โโMenurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?โJavier tersenyum. โAku lagi menunggumu untuk makan di sana.โRoger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. โTuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.โJavier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. โKalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.โJules memeluk Jessie dari belakang. โYang penting kamu suka.โโฆAnggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. โAyah Angkat.โOwl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. โKak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.โโOh, ya?โ Jules mengusap rambut lembut Jessie. โAku juga menantikannya.โโAku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.โJules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. โApa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.โJessie menoleh untuk menatapnya. โKeinginan apa?โJules berbisik di samping telinga Jessie, โMenik
Hiro mengiakan.โSetelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.โ Naomi menepuk-nepuk pundaknya. โSemoga kamu bisa semakin baik lagi.โHiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.โฆDalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. โAyah, Ibu!โ Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. โPadahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.โSenyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. โTapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!โClaire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. โBaguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.โSetelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. โKebetulan sekali kalian juga ada di sini.โYura membalas, โAku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.โJessie membawanya ke tempat duduk. โKalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.โSetelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. โIni adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.โโAku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.โ Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, โAdikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.โYura menatapnya. โIstrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.โKening Bastian berkerut. โKita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?โSemua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. โTunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?โYura berdeham ringan. โAku lupa beri tahu kamu.โโKamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. โJessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, โDua puluh ribu diberi tiga kesempatan.โโMahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?โ Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. โIni sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.โJessie menarik Dacia. โDua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.โSeusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. โBerarti enam kali kesempatan, ya.โBos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. โCoba lihat aku.โAriel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. โTidak bisa tidur?โโEmm.โ Jessie bersandar di dalam pelukannya. โKak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.โJules mencium kening Jessie. โBiar aku temani.โMereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. โTunggu aku di sini.โJules mengangguk. โPanggil aku kalau ada apa-apa.โJessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. โSelesai.โJules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. โCepat juga, tapi masih tergolong pagi.โJessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, โKenapa rasanya bakal turun hujan?โOrang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. โKamu jangan sembarangan bicara.โDacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. โMungkin cuma mendung saja?โSudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, โRamalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.โKecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. โEh, turun hujan, deh.โAriel duduk di tempat. โApa?โJessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. โFirasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, โApa ini?โBos memperkenalkan dengan tersenyum, โIni namanya โmilk fanโ, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama โmilk fanโ.โAriel mencicipinya. โEmm, rasanya enak juga.โDacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. โIni adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.โJessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, โGimana rasanya?โJessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me