Share

Bab 2

Author: Daun Jahe
Di bandara ibu kota.

Di antara kerumunan orang yang berlalu-lalang, muncul seorang ibu dan anak yang menarik perhatian banyak orang.

Lebih tepatnya, seorang ibu yang membawa tiga orang anak kecil yang imut dan cantik.

Wanita itu tampak dingin dan anggun. Dia menggendong seorang anak perempuan yang cantik dengan satu tangan. Anak itu memiliki rambut yang lebat dan bergelombang bagaikan boneka.

Di belakang mereka diikuti oleh dua orang anak laki-laki berwajah mirip yang tampan. Sepasang mata mereka berwarna coklat dengan kulit yang putih mulus, mereka benar-benar tidak terlihat seperti manusia sungguhan!

Wanita yang berdiri di depan mobil BMW itu melepas kacamata hitamnya. Melihat Claire yang sedang menggendong anaknya dan diikuti oleh dua bocah di belakangnya, dia menarik napas dalam-dalam.

"Buset, Claire, kamu sekali melahirkan tiga anak sekaligus?!"

Hal ini benar-benar mengagetkannya!

Yang lebih penting lagi, paras ketiga anaknya ini benar-benar mencengangkan.

Dia benar-benar penasaran pria tampan mana yang meniduri Claire saat itu!

Claire menurunkan anak perempuan yang digendongnya, lalu mengelus kepala ketiga anaknya dan berkata, "Ini adalah ibu angkat kalian, Candice Suryono."

Candice adalah sahabat akrab Claire. Saat itu, ketika Claire diusir dari rumah, dia langsung pergi ke luar negeri. Selama itu, Candice yang selalu menemaninya di luar negeri.

Setelah pergi ke luar negeri beberapa saat, Claire menyadari bahwa ternyata dia hamil. Dia pernah mempertimbangkan untuk aborsi, tetapi Candice membujuknya untuk melahirkan anak dalam kandungannya.

Demi kenyamanan hidup Claire selama masa kehamilannya di luar negeri, nona yang "keras kepala" ini menggadaikan barang antik senilai 12 miliar milik ayahnya dan memberikannya kepada Claire.

Jika bukan karena bantuan Candice, Claire sudah menjadi gelandangan setelah diusir dari rumah dan kartu debitnya juga dibekukan.

"Halo, Bu Candice!" panggil ketiga anak kecil itu dengan suara manja sambil membungkuk serempak.

Candice merasa gemas terhadap ketiga anak kecil itu, dia tersenyum dan melambaikan tangannya. "Duh, kalian benar-benar sungkan ...."

Anak kedua, Jerry, menoleh ke kakaknya, Jody, dan berbisik, "Ibu angkat kita ini kelihatannya agak bodoh ...."

Claire memegang kepala kedua anak itu dan berkata, "Apa yang kalian bisikkan?"

"Eh ...."

Anak terkecil, Jessie, membongkar rahasia kedua kakaknya, "Kak Jerry dan Kak Jody bilang Bu Candice kelihatannya agak bodoh!"

Kedua kakaknya terdiam. Anak ini benar-benar adik kandung mereka.

Candice mengemudikan mobilnya sambil melihat ketiga anak yang sedang tidur berdampingan di belakang. Dia bertanya, "Claire, kenapa kamu memutuskan untuk pulang di saat seperti ini?"

Claire yang bersandar di samping jendela mobil, memainkan sehelai rambutnya dengan jari-jarinya sambil tersenyum sinis, "Perusahaan Perhiasan Vienna mengeluarkan 100 miliar untuk merekrutku sebagai desainer."

"Bukannya itu perusahaan keluargamu?"

Candice berdecak sambil menggeleng, "Sekarang direktur perusahaan itu adalah kakak berengsekmu itu. Masa dia merekrutmu dengan 100 miliar?"

Dia tertawa setelah berkata, "Kalau sampai dia tahu kamu ini Zora, sang desainer perhiasan terkenal di Negara Sahara, dia pasti bakal muntah darah, 'kan?"

Nama Zora sangat terkenal di dunia perhiasan kancah internasional. Dengan gaya desain dari timur yang klasik, dipadukan dengan unsur-unsur perhiasan modern, semua orang menyebut desainnya sebagai mahakarya.

Bahkan, mahkota yang dipakai oleh permaisuri Negara Sahara tahun lalu juga merupakan hasil karya Zora.

Setelah berpikir sejenak, Candice merasa tidak masuk akal. Jadi, dia bertanya, "Dia mau merekrutmu hanya dengan 100 miliar? Hargamu sekarang pasti lebih tinggi dari itu!"

Perlu diketahui bahwa perusahaan perhiasan ternama di Negara Sahara, "Luxury", bahkan menghabiskan uang senilai 1,2 triliun untuk mempekerjakannya!

Claire memalingkan kepalanya dan menatap Candice dengan senyum mendalam, "Karena itulah aku menolak mereka. Tapi, pada akhirnya aku membuka harga 2 triliun dan Keluarga Adhitama juga menyetujuinya. Mana mungkin aku nggak pulang?"

Berhubung dirinya sudah pulang, sudah saatnya dia mengambil kembali saham di Vienna!

Candice menarik napas dalam-dalam mendengar ucapan Claire. Bahkan keluarganya sendiri juga diporotinya, sadis!

Saat ini, dia menantikan sekali melihat ekspresi Kayla yang tercengang.

Sesampainya di lantai bawah Perusahaan Perhiasan Vienna, Claire menoleh dan berkata kepada ketiga anaknya, "Ibu mau kerja dulu, kalian ikut Bu Candice pulang, ya."

Ketiga anaknya mengangguk dengan patuh.

Setelah Claire turun dari mobil, ketiga anaknya saling bertukar pandang, lalu berdesakan ke sisi Candice.

"Bu Candice, kami ingin tahu masalah Ibu dan Keluarga Adhitama!"

"Benar! Bu Candice harus diam-diam ceritakan pada kami. Kami jamin nggak akan kasih tahu Ibu!"

Candice tertegun sejenak melihat ketiga anak itu. Lalu, dia bertanya, "Kenapa kalian ingin tahu?"

"Karena kami adalah kesayangan Ibu, jadi kami nggak akan biarkan Ibu ditindas orang!"

Kali ini, mereka pulang bersama Claire dengan tujuan ingin "membalas dendam". Mereka tidak akan melepaskan siapa pun yang berani menindas ibu mereka!

Candice merasakan keringat dingin mengalir di punggungnya. Apakah ketiga anak ini benar-benar masih berusia 5 tahun?

Claire melangkah masuk ke dalam lobi Perusahaan Perhiasan Vienna. Meskipun perusahaan ini di bawah naungan Keluarga Adhitama, sebenarnya "Vienna" adalah hasil jerih payah ibu Claire.

Namun, tak disangka ayahnya malah menyerahkan perusahaan ini kepada orang asing seperti Kayla!

Beberapa tahun belakangan ini, Claire selalu mengikuti perkembangan Vienna di luar negeri. Kayla mengandalkan identitasnya sebagai putri Keluarga Adhitama untuk memecat beberapa petinggi yang dipekerjakan ibu Claire. Sejak saat itu, reputasi Vienna terus-menerus menurun.

Keluarga Adhitama yang dikenalnya tidak mungkin sanggup mengeluarkan uang sebanyak 2 triliun untuk merekrut desainer perhiasan sepertinya. Jadi, dia ingin tahu siapa yang membantu Kayla membayar 2 triliun ini!

Clare berjalan ke meja resepsionis, lalu berkata, "Halo, saya mau bertemu dengan Nona Kayla."

Gadis resepsionis itu bertanya dengan acuh tak acuh, "Apakah sudah buat janji?"

"Sementara ini belum ada. Tapi, Nona Kayla sendiri yang menghubungiku." Claire sangat tidak menyukai sikap gadis resepsionis ini.

Sepertinya, orang yang dipekerjakan Kayla memang tidak punya etika profesi.

Gadis resepsionis itu meliriknya sekilas, lalu berkata, "Maaf, tidak bisa ketemu kalau belum ada janji. Direktur kami sangat sibuk."

Claire tersenyum tipis sambil berkata, "Pelayanan Perusahaan Vienna memang selalu seperti ini, ya?"

"Apa maksudmu, Nona? Apa kamu nggak lihat kami lagi sibuk? Lagi pula, memangnya direktur kami bisa kamu temui dengan sesuka hati?"

"Wah, kukira siapa. Nggak nyangka ternyata kamu ya, Claire. Kamu masih berani pulang?"

Kayla berjalan keluar dari lift dan kebetulan melihat sosok di meja resepsionis itu terlihat tidak asing. Tak disangka, ternyata orang itu adalah Claire!

Si jalang ini sudah pulang!

Claire menoleh dengan perlahan. Melihat penampilannya, ekspresi Kayla langsung menjadi muram. Baru 6 tahun tidak bertemu, perubahan Claire sudah sebanyak ini. Dia tampak seperti seorang gadis penggoda!

"Bukannya kamu yang mengundangku pulang?" ejek Claire sambil tersenyum sinis.

Kayla tertegun sejenak. Dengan wajah yang angkuh seperti sebelumnya, dia berkata, "Aku yang mengundangmu pulang? Baru 6 tahun nggak ketemu, kamu sudah jadi nggak tahu malu begini ya?"

Dia menghampiri Claire dengan kedua tangan yang terlipat dan berkata, "Kenapa? Pelajaran 6 tahun yang lalu itu masih belum cukup bagimu, ya?"

Mengungkit tentang masalah 6 tahun yang lalu, ekspresi Claire tampak dingin dan tidak menunjukkan emosi sama sekali. "Selamat ya, sekarang kamu sudah jadi Direktur Perusahaan Perhiasan Vienna. Di bawah kepemimpinanmu, perusahaan ini malah makin merosot. Jangan-jangan, suatu hari nanti malah jadi bangkrut."

"Kamu ...."

Kayla mengangkat tangannya dan melayangkan sebuah tamparan.

Tamparan ini membuat semua orang yang berada di lobi langsung tercengang.

"Ada apa?" Terdengar sebuah suara yang dingin dari belakang.

Setelah melihat ke arah datangnya suara, raut wajah Kayla sontak berubah. Keangkuhan di wajahnya langsung sirna dan dia berjalan ke arah orang itu dengan tampang tidak bersalah.

"Javier, semua gara-gara dia. Dia merendahkanku dan bahkan mengutuk perusahaanku akan bangkrut."
Comments (3)
goodnovel comment avatar
musniqt musni
ceritanya mirip dengan Tiga harta : ayah misterius ternyata seorang bos besar
goodnovel comment avatar
Just Rara
untung si claire nya bersikap dingin,dan si kayla tetap gak berubah kelakuannya
goodnovel comment avatar
Felicia An
ceritanya mirip tetangga . .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 3

    Claire menoleh dan bertemu dengan tatapan tajam pria itu. Ketika melihat penampilan pria itu, Claire sontak terkejut.Kulit pria itu tampak putih halus dengan wajah yang tampan. Terutama sepasang matanya yang berwarna kecoklatan, seakan-akan menyimpan rahasia yang sangat mendalam. Bibirnya yang terkatup erat tampak tipis dan menawan.Wajah ini mirip sekali dengan Jerry dan Jody, bahkan warna mata mereka juga sama!Saat melahirkan di Negara Sahara, Claire baru tahu bahwa ternyata anaknya adalah kembar tiga. Anak pertama dan kedua, Jody dan Jerry, sama sekali tidak mirip dengan ibunya.Hanya anak terakhir, Jessie yang terlihat agak mirip dengannya. Namun, warna rambutnya yang hitam mengilap tampak mirip dengan pria di hadapannya ini.Melihat pria ini, Claire langsung menundukkan pandangannya.Siapa dia? Apa hubungannya dengan Kayla?Javier menatap wajah Claire dengan alis yang berkerut. Wanita ini ....Melihat Javier menatap Claire lekat-lekat, Kayla langsung menggertakkan gigi. Dia memb

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 4

    Semua orang tahu bahwa Javier adalah tamu kehormatan keluarga kerajaan Negara Sahara. Dia juga merupakan teman dari putri Negara Sahara. Tentu saja, dia pernah melihat lencana dari keluarga kerajaan.Kalaupun Claire memalsukannya, tetap saja akan ketahuan!Claire tertawa sambil berkata, "Mana mungkin kutunjukkan benda berharga seperti itu kepadamu?"Dengan kata lain, Kayla tidak pantas melihatnya!Kayla kesal hingga tubuhnya gemetar, tetapi wajahnya tetap menunjukkan senyuman. "Bilang saja kamu nggak berani?""Javier, lihat saja, dia itu pembohong. Jelas sekali, dia tahu kamu adalah tamu kehormatan keluarga kerajaan dan bisa mengenali lencana yang asli. Makanya, dia nggak berani menunjukkannya."Sikap Kayla sangat berbeda ketika berhadapan dengan Javier.Javier mengerucutkan bibirnya dengan dingin dan berkata, "Dua triliun itu memang uangku. Aku juga yang mengusulkan untuk merekrut desainer bernama Zora. Kalau kamu bisa membuktikan bahwa kamu adalah Zora, aku nggak akan mempermasalahka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 5

    Claire berjalan ke arah balkon dengan ponselnya dan menjawab, "Ada apa? Apa Direktur Kayla sudah menyesal sekarang?"Mendengar ucapannya, Kayla menggertakkan gigi sambil berkata, "Claire, kamu jangan keterlaluan. Kami sudah cukup menghargaimu dengan menawarkan harga 2 triliun!""Oh ya? Kenapa kedengarannya seolah-olah aku sangat membutuhkan 2 triliun kalian ini?" Claire bersandar di pegangan balkon dan berkata dengan tersenyum, "Kalau kamu nggak tulus mau kerja sama, nggak usah telepon aku lagi.""Tunggu!" teriak Kayla.Dia duduk di belakang meja kerjanya dan berkata dengan sudut bibir terangkat, "Claire, jangan lupa kamu masih ada video itu di tanganku."Ketika mengungkit masalah "video", ekspresi Claire langsung menjadi muram.Lantaran tidak mendengar respons apa pun dari ujung telepon, Kayla berkata sambil tertawa, "Kalau kamu nggak mau aku membocorkan kejadian 6 tahun lalu, sebaiknya kamu datang ke sini besok pagi."Claire menarik napas dalam-dalam dan mengangguk. "Oke, aku ke sana

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 6

    Minta maaf? Dia mau Claire meminta maaf kepada Kayla?Claire mencibir, lalu menatapnya lekat-lekat sambil berkata, "Nggak mungkin."Javier tidak menyangka wanita ini tidak hanya sombong, tetapi juga sangat keras kepala. Wajahnya menjadi kaku saat berkata, "Kalau kamu nggak mau minta maaf, nama Zora besok akan hilang dari dunia mode perhiasan."Awalnya, Javier tidak mau mempersulit Claire. Hanya saja, Kayla bisa dianggap "penyelamat" baginya. Enam tahun lalu, jika bukan karena Kayla, dia sudah masuk dalam perangkap.Meskipun dia tidak punya perasaan apa pun terhadap Kayla, selama beberapa tahun ini Javier tetap memenuhi kebutuhan materi Kayla tanpa syarat.Bisnis Vienna sedang menghadapi kesulitan dalam beberapa tahun terakhir, jadi dia mengeluarkan biaya 2 triliun untuk merekrut Zora ke dalam negeri.Javier memang tahu bahwa Kayla yang duluan memukulnya dan bersalah. Dia bisa menyuruh Kayla untuk meminta maaf.Javier tidak akan peduli bagaimana mereka menyelesaikan masalah ini secara p

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 7

    "Tante Cantik, kami datang untuk wawancara model ...," ujar Jessie seraya mendongak. Kedua matanya tampak jernih dan cerah bagaikan bintang.Darlene menarik napas untuk menenangkan suasana hatinya. Mana mungkin anak seimut dan selucu ini milik Tuan Javier?Javier yang dikenalnya itu tidak mungkin bisa punya anak selucu ini.Dia berjongkok sambil mengelus kepala kedua anak itu dan bertanya, "Siapa nama kalian?""Namaku Jessie.""Namaku Jody."Kedua anak itu menjawab dengan serempak.Darlene hampir saja meleleh melihat keimutan kedua anak ini. Selain imut, keduanya bahkan sangat tampan dan cantik.Kalau diletakkan di depan kamera ....Darlene tiba-tiba tersadar. Dia menoleh kepada staf yang sedang bekerja di samping dan berteriak, "Kalian! Cepat bawa dua model ini untuk ganti pakaian!"Darlene sudah tidak sabar ingin melihat hasilnya!Di bawah gedung Grup Angkasa, mobil Maybach yang terparkir itu membuat para pengawal berbaju hitam di sana buru-buru menyingkirkan orang di sekitarnya. Kem

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 8

    "Ibu bilang, siapa pun yang menanyakan namanya, kami hanya boleh memberi tahu mereka bahwa nama ibu adalah Ibunda Ratu," ujar Jessie sambil tertawa terkikik-kikik."Pfftt ...." Darlene juga tidak kuasa menahan tawanya, tetapi dia segera menghentikannya.Hahaha! Lucu sekali kedua anak ini! Siapa sebenarnya ibu mereka?Tatapan Javier bergetar melihat Jody yang matanya mirip dengan dirinya.Jika bukan karena dia hanya pernah berhubungan badan dengan Kayla, Javier bahkan mencurigai bahwa kedua anak ini adalah miliknya.Jessie melirik jam tangannya sekilas, lalu berkata, "Paman Tampan, kami sudah mau pulang. Kalau nggak, nanti Ibunda Ratu khawatir."Javier menurunkan Jessie, lalu berpesan pada Roger, "Antar dua anak ini pulang."Roger mengangguk dan menjawab, "Baik.""Paman Tampan, sampai jumpa!" Jessie melambaikan tangannya, lalu menggandeng kakaknya untuk mengikuti Roger.Ketika keluar dari pintu, dia langsung memamerkan sehelai rambut kepada Jody dengan bangga.Begitu keluar dari gerbang

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 9

    Keesokan harinya di Perusahaan Perhiasan Vienna.Claire duduk di ruangannya sambil melihat-lihat desain perhiasan Vienna selama beberapa tahun ini. Kemudian, dia melemparkan dokumennya ke atas meja."Nggak kreatif! Bahkan esensi desain saja nggak ngerti! Perhiasan yang dirancang Vienna selama beberapa tahun ini cuma asal-asalan saja, ya?"Ekspresi staf yang berada di dalam ruangannya tampak canggung. Dia berkata, "Nona Zora, Direktur Kayla yang bilang bahwa gaya desain Vienna cukup mengikuti gaya selama ini saja."Claire melingkarkan kedua tangannya di depan dada dan bersandar di kursi. Dia tertawa kecil dan berkata, "Memangnya gaya selama ini itu gaya yang bagaimana?"Dia mengangkat perhiasan yang ada dalam berkas itu dan berkata, "Semua ini hanya tumpukan sampah yang nggak menarik di dunia mode perhiasan. Hebat sekali direktur kalian itu. Setelah naik jabatan, dia langsung memecat semua elite perusahaan. Sekarang Vienna bahkan nggak bisa menciptakan produk sendiri dan hanya bisa menj

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 10

    Mendengar bahwa Javier dan Claire mendatangi gudang material, bahkan Pak Chairul juga telah dipanggil ke sana, Kayla sangat khawatir rahasianya akan terbongkar. Oleh karena itu, dia juga bergegas ke ruangan tersebut.Sambil berusaha menenangkan diri, Kayla berpura-pura tidak tahu apa-apa dan bertanya, "Apa yang terjadi? Javier, kenapa kamu ada di sini?"Sialan, si berengsek Claire ini pasti pulang hanya untuk mempersulitnya. Dia bahkan mencari sampai ke gudang material!Pada saat itu, demi menghemat uang, dia meminta seseorang membawa sejumlah bahan baku yang kurang baik. Dia tidak pernah mengira wanita sialan ini sengaja mencari masalah begitu kembali!Javier menatapnya, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, "Kenapa batu mentah ini bisa tercampur dengan batu palsu?"Kayla mengepal tangannya dengan erat. Namun, dia menunjukkan wajah tak bersalah ketika berkata, "Aku nggak tahu. Kamu juga tahu kan, aku memang nggak mengerti soal batu mentah. Selama beberapa tahun ini, memang aku yang mela

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2755

    Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2754

    Latar belakang keluarganya Intan terlalu kuat, membuatnya kesulitan untuk mengangkat kepala di depan orang lain. Setahun setelah kematian Intan, Benny menikah lagi. Keluarga Intan memakinya sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih, tapi dia tetap menahannya. Namun, Shawn justru memaksanya menyerahkan Keluarga Amkasa kepada Yogi.Semakin ditekan, Benny semakin tidak mau berkompromi. Benny hanya ingin membuktikan kepada Shawn bahwa tanpa keluarganya dan tanpa putranya, Yogi, Keluarga Amkasa tetap bisa berkembang pesat.Namun, kali ini Anton malah dihadapkan dengan masalah serius. Jika bukan demi Anton, mana mungkin Benny bersedia merendahkan dirinya untuk mencari Yogi?Febri menarik tangannya. “Jadi, apa Yogi setuju? Dia juga anakmu. Bagaimanapun juga, dia tidak akan menolak, ‘kan? Yang terpenting, kita harus suruh Yogi membawa Anton pulang.”“Setuju?” Benny menepis tangan Febri, lalu berkata dengan gusar, “Kalau kamu bisa mengurus Anton kesayanganmu, apa mungkin dia akan melakukan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2753

    Yogi menurunkan kelopak matanya. “Pak Guru sudah berbudi terhadapku dan juga sangat memprioritaskanku. Seumur hidupku, aku tidak akan mengecewakan harapan Pak Guru. Kalau tidak, aku, Yogi, akan mati dengan mengenaskan.”Kemudian, Yogi melangkah mundur selangkah, lalu berlutut. Saat dia hendak bersujud untuk menyembah Tobias, Tobias langsung memapahnya. “Berdirilah, anak laki-laki jangan sembarangan berlutut. Aku merasa tidak cocok untuk mengatakan hal seserius ini dengan berlutut.”Yogi mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Pak Guru.”Tobias memapahnya untuk berdiri. “Panggil aku Ayah saja.”Yogi tersenyum. “Ayah.”“Patuh.” Tobias mengangguk dengan puas sembari menatapnya. “Besok aku dan Dessy akan temani kamu untuk pulang ke Yasia Tenggara.”“Ayah, aku bisa pulang sendiri.”“Tidak boleh. Kalau aku tidak berada di sana, orang-orang itu pasti akan menindasmu. Sekarang kamu itu putraku, aku mesti membelamu.”Devin dan yang lainnya ikut tersenyum. Mereka sungguh gembira atas masalah

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2752

    Yogi tersenyum. “Sekarang sudah tidak tergolong benci.”“Semua ini juga bukan tergantung kemauanmu. Yogi, selama masih ada darah Keluarga Amkasa di dirimu, kamu mesti pulang bersamaku!”Benny langsung melayangkan perintah kasar. Meskipun dengan diculik, dia juga tidak akan mengizinkan Yogi menolak permintaannya.Devin dan yang lain juga tidak tinggal diam. Mereka takut orang-orang itu akan membawa Yogi secara paksa.Pada saat ini, Tobias yang berjalan dengan menopang tongkat dan juga dipapah Dessy berjalan ke dalam. Salah satu tangannya diletakkan di belakang punggung sembari memegang tasbih. “Lho, pagi-pagi malah sudah seramai ini. Ternyata Pak Benny juga lagi di sini.”Langsung terlukis ekspresi tidak bersahabat di atas wajah Yogi. “Pak Tobias, kenapa kamu juga ada di ibu kota?”“Ariel sedang berada di ibu kota. Tentu saja aku juga mesti bersamanya. Hari ini aku kepikiran untuk melihat muridku. Siapa sangka aku akan bertemu kamu di sini.”Tobias menunjukkan senyuman bersahabat. Dia m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2751

    Gerakan Hiro berhenti. Dia mengangkat kelopak matanya. “Kenapa kamu bertanya seperti ini?”Emilia menggaruk wajahnya. “Kamu sudah tinggal lama di penginapan ini, apalagi kamu juga sudah akrab dengan orang-orang di penginapan. Tiba-tiba kamu mau pergi, mungkin mereka akan nggak merelakanmu.”Tiba-tiba Hiro tertawa. “Terkadang aku masih akan kembali.”“Ah … begitu, ya?” Emilia tertawa canggung.Hiro melihat ke sisi Kiumi. “Kalau begitu, malam ini Kiumi tidur di tempatku saja.”Emilia mengangguk. “Oke, kalau begitu, aku nggak ganggu waktu istirahatmu lagi.”Emilia membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan tempat. Langkah kakinya sangat cepat ketika menuruni tangga. Kebetulan dia bertemu dengan Mike, dia pun merasa kaget. “Bos?”Ketika Mike tidak melihat Kiumu, dia tahu apa yang telah Emilia lakukan. Mike spontan tersenyum. “Kenapa kamu malah merasa gugup? Apa kamu tidak merelakan kepergiannya?”“Nggak, ah!”“Sudahlah, aku sudah kenal lama sama kamu, apa mungkin aku tidak memahamimu? Apa kam

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2750

    Orang yang berada di tepi menelepon polisi. Dia sekalian mengulurkan bantuan menarik mereka ke pinggir danau.Emilia segera berjalan ke belakang Hiro. Hiro membantu pria itu untuk melakukan CPR. Beberapa saat kemudian, pria itu terbatuk-batuk dan memuntahkan air. Kali ini, dia baru siuman.Setelah melihat kondisi ini, Emilia pun langsung menghela napas lega.Polisi juga segera tiba di lokasi. Setelah orang-orang di sekitar memahami kondisi, dia berjalan ke hadapan Hiro. “Permisi, Tuan, bisa ikut kami untuk melakukan catatan?”Hiro mengangguk.Di dalam kantor polisi, Emilia sedang menunggu di koridor. Ketika melihat Hiro keluar setelah memberi catatan, Emilia berjalan mendekatinya. “Apa kamu baik-baik saja? Gimana kalau kita kembali ke penginapan buat ganti baju?”Hiro membalas, “Oke.”Setelah kembali ke penginapan, Mike merasa bingung ketika mendengar kabar ada orang bunuh diri. “Kenapa malah bunuh diri?”“Siapa juga yang tahu? Mungkin dia lagi ada masalah, merasa tidak pantas untuk hi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2749

    Bukannya Ariel tidak ingin menggendong anak-anak, tetapi ayahnya dan Jodhiva tidak mengizinkannya. Tobias takut Ariel tidak bisa mengendalikan tenaganya, nantinya malah akan menyakiti anak-anak ….Dacia pun tertawa. “Aku mengerti. Tapi semuanya juga bukan masalah. Kamu mesti lebih banyak istirahat pada tiga bulan pertama. Selain memberi ASI, biasanya cuma perlu tiduran saja.”Ariel mengedipkan matanya. “Ternyata orang yang sudah jadi ibu lebih berpengalaman.”Jerremy dan Dacia tinggal beberapa saat sebelum meninggalkan tempat. Ariel berjongkok di samping ranjang bayi sembari menatap kedua bocah. Dia menggunakan jari tangannya untuk menoel pipi mereka. Rasanya empuk sekali. Kulit anak-anak memang lembut.“Kenapa tidak pakai sepatu?” Entah sejak kapan Jodhiva berdiri di depan pintu. Ariel pun menoleh dan berkata, “Aku datang untuk lihat anak-anak saja.”Jodhiva mengambil sandal, lalu meletakkannya di hadapan Ariel. “Dipakai. Kamu lagi masa nifas, jangan sampai masuk angin.”Ariel memakai

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2748

    Dessy juga berkata, “Iya, Nona. Kami semua ada di luar untuk menemanimu.”Ariel melihat ke sisi Jodhiva. Jodhiva mengangkat tangannya untuk merapikan rambut yang menempel di pipi Ariel. “Ariel sudah bekerja keras.”…Kabar Ariel melahirkan anak kembar telah tersebar sampai ke luar negeri. Jessie dan Jules langsung menelepon Jodhiva untuk memberi ucapan selamat.Setelah menutup telepon, Jodhiva membawa Ariel ke ruangan kaca untuk melihat kedua bayi itu.Ariel bersandar di jendela, menatap dua makhluk kecil yang masih keriput itu. Dia spontan tersenyum. “Mereka kecil sekali …. Kalau sudah besar nanti, pasti bakal mirip sama kamu.”Kalau anak-anak mirip ayah mereka, mereka berdua pasti akan sangat tampan.Jodhiva tersenyum dengan pelan, lalu merangkul bahunya. “Apa kamu mau istirahat?”“Nggak mau. Aku mau lihat mereka.”“Oke, kalau begitu, aku temani kamu.”Setelah selesai melihat anak-anak, mereka berdua kembali ke kamar. Mereka menyadari Jerremy dan Dacia datang dengan membawa banyak su

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2747

    “Le … Levin?” panggil Yunita dengan suara kecil. Dia juga mengangkat tangan untuk mendorong Levin, tetapi dia tidak merespons sama sekali, tidurnya sangat nyenyak.Kali ini, giliran Yunita yang tidak bisa tidur. Dia hanya bisa bertahan hingga pagi hari.Saat matahari mulai bersinar, kegelapan di dalam kamar sudah mulai menghilang. Saat Levin membuka matanya dan melihat wajah yang begitu dekat dengan dirinya, dia spontan tertegun.Levin mengangkat kepalanya dan langsung menarik napas dalam-dalam. Selagi Yunita masih belum bangun, dia segera memindahkan tangannya dengan perlahan.“Pose tidurmu memang keren sekali.” Entah sejak kapan Yunita bangun. Dia sedang menatap Levin.Levin langsung duduk di tempat. Dia menekan keningnya dengan membelakangi Yunita. “Aku … aku sudah terbiasa untuk tidur sendirian.”Yunita juga ikut berdiri. Berhubung terus mempertahankan satu pose saja, lengannya terasa pegal. Dia menatap Levin. “Aku pergi mandi dulu.”Setelah Yunita memasuki kamar mandi, Levin langs

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status